My Mind

PETUAH BIJAK


Ketika aku ingin membuka lembaran baru, aku tahu apa yang harus aku lakukan... Sejenak, diri ini ingin mengatur langkah, memberi suasana baru, menenangkan hati dan pikiran, seperti layaknya aku...

Aku tak pernah memaksa agar orang lain melihat aku seperti adanya aku... Tapi aku memiliki besar harap kepada mereka atau di antara mereka, untuk membuka mata mereka, sekejap demi sekejap...  melihat dan memperhatikan... tak hanya memandang...

Kehadiranku, tak ingin menjadi badai bagi orang lain... Aku hanya ingin membawa hawa baru, agar orang lain tahu, tiada yang mudah kita gapai apabila kita sendiri tak tahu apa yang akan kita katakan atau perbuat ketika saat itu datang...

Tak ada maksud hatiku ingin mencelakakan. Aku hanya ingin agar orang lain tahu, bahwa menyampaikan yang benar itu perlu, dan menelan bulat-bulat tanpa dicerna terlebih dahulu adalah kesalahan besar, sadar atau tidak sadar...

Aku sendiri memilih 'tuk menunggu, agar ketika aku harus larung dalam badai itu, aku tahu harus berbuat serta berkata apa...

Aku memang bukan yang terbaik, tapi aku tahu bagaimana caranya untuk memberi yang terbaik... Aku tahu mana yang baik... Karena memang, hanya yang terbaik saja, yang layak mendapatkan sesuatu dalam kualitas terbaik...

Kualitas diri, dapat diasah, namun kualitas hati, siapa yang tahu... Lubuk hati memang yang paling jujur, tapi banyak orang yang bertindak tanpa menggunakan hati, hingga apa yang di perbuat menjadi beban, tak hanya bagi dirinya sendiri, bahkan mungkin juga berpengaruh besar pada orang di sekitarnya...

Apa selalu mencoba, apa yang kuberikan adalah ketulusan, apa yang kutaruh, ada dasar dari nurani, dan apa yang terucap, bukan buah kepalsuan...

Ketika orang memberi sejuta alasan, aku hanya akan tersenyum... Karena, ketika aku harus mengatakan agar mereka hentikan, mereka tahu, tak ada lagi 1 alasan... pun...

Ketika aku di minta untuk memilih... Aku hanya akan berkata, " tunggu, berikan aku waktu...", aku begitu agar aku bisa mengambil aral yang tepat, dengan kata yang tepat, kesimpulan yang tepat, dan menatap matanya...dengan tepat...

Remember this :

Jangan pernah menilai ketika engkau menimbang, akan tetapi, menimbanglah ketika engkau akan menilai...

Ketika orang lain berkata sejuta larung padaku, aku tahu, ada batu yang dilempar padaku...  Hahahaha...

Sobat, aku bukan kayu... Yaaa, aku akan diam tak membalas. Yang kulakukan adalah aku akan mengingatkan orang itu :

"Tolong perhatikan langkahmu, karena mungkin saja ada batu yang 'kan menyandung di jalan, yaitu batu yang sama, yang telah kamu lemparkan pada ku..."   



Jakarta, 19 Januari 2007


.Sarlen Julfree Manurung


0 Responses

Post a Comment