My Mind
KEKUATAN SEORANG PEMIMPIN PEREMPUAN
By  : Sarlen Julfree Manroe



Terbunuhnya mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto semakin mempertegas sebuah pernyataan, bahwa ada ketakutan yang begitu mendalam dan mendasar apabila kaum perempuan menjadi seorang pemimpin bangsa.

Dalam persaingan, keadaan dimana seseorang memiliki keinginan untuk lebih unggul atau lebih baik dari pihak lawannya, merupakan sesuatu hal yang biasa. Namun  entah kenapa, perasaan gentar lebih dirasakan oleh kaum pria apabila mereka harus bersaing dengan perempuan.

Sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, pernah merasakan kepemimpinan dari seorang perempuan. Kecuali benua Australia, benua-benua yang ada di dunia, pernah hadir sejumlah pemimpin perempuan. Kawasan Asia merupakan kawasan yang paling banyak menghadirkan kepemimpinan pemerintahan dari seorang perempuan.

Dari sekian banyak pemimpin perempuan tersebut, beberapa diantaranya pernah pula mengalami serangan mematikan, seperti yang terjadi pada Benazir Bhutto. Beberapa diantaranya ada yang berhasil dibunuh oleh para penyerangnya, namun ada pula yang selamat dari usaha penyerangan tersebut.

Politik memang kental dengan intrik, isue-isue, dan usaha-usaha untuk menjatuhkan lawan politiknya. Ketika kekuasaan negara atau perusahaan dipimpin oleh seorang perempuan, hal itu juga dialami oleh para pemimpin perempuan.

Kehidupan di dunia ini memang sering kali terlihat tidak bersahabat pada kedudukkan perempuan. Banyak pihak yang menilai posisi kaum perempuan berada setingkat di bawah posisi kaum pria. Padahal, pada saat menciptakan, Tuhan menempatkan kaum perempuan sebagai pendamping kaum pria.

Oleh karena adanya pemikiran “merendahkan” seperti itu, berbagai bentuk tindakan pelecehan sering kali melanda kaum perempuan. Itu dilakukan sebagai upaya untuk mendiskreditkan serta memposisikan perempuan sebagai kaum yang lemah.

Akan tetapi, hadirnya kepemimpinan dari kaum perempuan sebagai pemimpin negara, pemerintahan, dan perusahaan, menepis pemikiran bahwa mereka adalah kaum yang lemah dan patut untuk ditindas. Ketika kesempatan untuk menjadi pemimpin itu ada, mereka dapat menunjukkan bahwa mereka juga merupakan bagian dari masyarakat dunia yang berkualitas.

Posisi harkat dan martabat perempuan dunia dapat terangkat ke tempat yang lebih baik ketika para pemimpin perkasa tersebut naik sebagai Presiden, Perdana Menteri, pimpinan lembaga tinggi atau tertinggi negara, maupun pemimpin lembaga dunia.

Sisi feminisme memang membawa pengaruh besar. Hal ini membuat pola dan gaya pemerintahan dari para pemimpin perempuan cenderung dilakukan dengan penuh perhitungan serta kehati-hatian. Sebagai seorang pemimpin, mereka cenderung sangat dekat dan disukai oleh segenap rakyatnya.

Feminisme yang ada dalam diri mereka bukan berarti mereka tidak memiliki karakter tegas dan disiplin yang tinggi. Justru perpaduan antara feminisme, sikap hati-hati serta adanya ketegasan sikap, membuat pemerintah yang mereka pimpin merupakan kabinet yang kuat serta disiplin dalam menjalankan ketentuan-ketentuan atau rancangan ketetapan pembangunan yang mereka buat.

Sejumlah pihak juga mengatakan kalau kekuatan kepemimpinan perempuan bisa terjadi karena kaum perempuan cenderung lebih mampu menjaga dan menjalankan segenap tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Perempuan juga dianggap lebih terbuka untuk menerima kritikan dan masukan-masukan yang memiliki nilai penting bagi kemajuan pemerintahan maupun lingkup bidang dimana dirinya diberi tanggung-jawab.

Masalahnya sekarang, keterwakilan seorang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, sering terganjal oleh adanya pemikiran sempit yang dikembangkan oleh sejumlah kalangan, terutama dari lawan-lawan politik dari para pemimpin perempuan tersebut.

Pada sejumlah wilayah di belahan dunia, perempuan juga agak terganjal untuk bisa menjadi seorang pemimpin karena masih berlangsungnya dominasi patriarki dan adanya simbol-simbol budaya serta agama atau norma tertentu yang menentukan perempuan tidak dapat atau sulit untuk menjadi pemimpin.

Sulitnya seorang perempuan untuk menjadi pemimpin juga terjadi karena tidak adanya kesempatan bagi mereka untuk dapat menjadi pemimpin. Mungkin hal ini terjadi karena masih kentalnya ego dari kaum pria yang tidak ingin dirinya dipimpin oleh seorang perempuan.

Keterbukaan dan perkembangan jaman seharusnya tidak mempersempit pola pemikiran yang menempatkan seorang perempuan sebagai masyarakat kelas dua. Bagaimanapun, pola diskrimanasi seperti itu, justru menghambat kemajuan kaum perempuan, yang Tuhan ciptakan setara dan sederajat posisinya dengan kaum pria.

Padahal, kepemimpinan kaum perempuan, sudah terjadi semenjak jaman nabi-nabi masih hidup di dunia ini. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya RUTH sebagai Hakim pada bangsa Israel. Nama Cleopatra, Ratu Mesir, juga tercatat sebagai salah seorang pemimpin yang cukup dikenal hingga saat ini.

Jadi, kalau kaum perempuan memang memiliki kemampuan dan kepintaran, tidak ada salahnya mereka menjadi pemimpin bangsa. Keberhasilan kepemimpinan mereka tak akan dapat dilihat kalau mereka sendiri tidak diberikan kesempatan?


Sejumlah Tokoh Pemimpin Dunia

Margareth Thatcher merupakan salah seorang pemimpin perempuan dunia. Ia adalah mantan Perdana Menteri Inggris yang berkuasa pada era tahun 1980-an. Bahkan masa kepemimpinannya terjadi hingga 11 tahun lamanya.

Kualitas serta kemampuan Margareth Thatcher sebagai seorang kepemimpinan sangat diakui dunia. Selama ia memimpin Inggris, banyak perubahan kearah positif yang ia buat terhadap kemajuan dan kesuksesan Inggris di mata dunia, baik secara ekonomi maupun dalam percaturan politik dunia.

Saat menjabat Perdana Menteri Inggris, bahkan Margareth Thatcher berhasil membuat Inggris memenangkap perang memperebutkan pulau Falklands atas Argentina. Atas kemenangan tersebut, dunia semakin menghormati keberadaannya, termasuk sebagai seorang panglima tentara kerajaan Inggris.

Benazir Bhutto juga termasuk seorang pemimpin perempuan besar. Pada saat dirinya menjabat Perdana Menteri Pakistan, banyak perubahan kehidupan ia lakukan terhadap masyarakat Pakistan. memperrbaiki perekonomian negara dan pemukiman penduduk, merupakan konsentrasi pada masa pemerintahannya. Pada masa kepemimpinannya, kehidupan serta martabat kaum perempuan Pakistan juga diperbaikinya.

Adanya tekanan dari lawan-lawan politiknya yang menghembuskan skandal korupsi, membuat Benazir Bhutto harus mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri dan mendekam di penjara selama beberapa tahun. Ia kemudian memilih untuk diasingkan serta memilih Inggris sebagai tempat bermukim selama beberapa tahun.

Bangsa Indonesia memiliki Megawati Sukarno Putri. Seorang pemimpin perempuan yang memiliki kharisma sekuat ayahnya, Sukarno, Presiden pertama RI. Meskipun masa kepemimpinan pemerintahan Megawati hanya berlangsung 3 tahun, akan tetapi usaha dan kerja kerasnya adalah prestasi yang mengagumkan. Tercatat, pertumbuhan ekonomi mencapai 9 % dan angka pengangguran turun menjadi 5 juta dari 13 juta.

Kepemimpinan perempuan di Asia lekat pula dengan negara Filipina. Tercatat nama Corazon Aquino dan Gloria Macapagal Arroyo sebagai Presiden Filipina. Pada masa kepemimpinan kedua perempuan tersebut, Filipina memang belum mengalami adanya perbaikan stabilitas ekonomi dan politik yang memuaskan.

Pada masa kepemimpinan keduanya, banyak sekali terjadi kudeta atau usaha untuk membunuh keduanya. Namun semua usaha-usaha para lawan politik mereka tersebut, semuanya gagal menurunkan posisi mereka dari jabatan Presiden. Kepemimpinan dari Presiden Corazon Aquino usai sesuai waktunya. Sedangkan Gloria Macapagal Arroyo masih memerintah hingga saat ini.

Hal yang menarik adalah munculnya nama Cristina Fernandez de Krichner sebagai Presiden Argentina. Sisi menariknya, naiknya Cristina sebagai Presiden Argentina, adalah untuk menggantikan suaminya, Nestor de Kirchner. Naiknya Cristina sebagai Presiden seakan menunjukkan bahwa keberhasilan kepemimpinan Presiden Nestor de Kirchner, suaminya yang juga Presiden sebelum dirinya, adalah juga berkat dukungan dari sang isteri.

Banyak sekali pemimpin perempuan di dunia ini. Tercatat nama Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman. Jenny Shipley dan Helen Clark, adalah perempuan-perempuan yang pernah ditunjuk dan sekarang masih menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru.

Mary Robinson merupakan Presiden pertama Republik Irlandia. Ia kemudian digantikan oleh  Mary McAleese. Luisa Diogo merupakan Perdana Menteri pertama di Mozambique dan masih berkuasa sejak tahun 2004. Han Myun-Sook juga merupakan Perdana Menteri pertama di negara Korea Selatan, yang memimpin sejak tahun 2006.

Michelle Bachelet juga tercatat sebagai seorang pemimpin perempuan di negara Chile setelah ia memenangkan pemilu pada tahun 2006. Sedangkan Micheline Calmy-Rey merupakan Presiden Swiss kedua dari kaum perempuan yang berkuasa sejak tahun 2007.

Nama Indira Gandhi, Perdana Menteri India yang tewas tertembak oleh pengawalnya sendiri, juga tercatat sebagai pemimpin perempuan besar dunia. Chandrika Kumaratunga, seorang Perdana Menteri yang kemudian menjadi Presiden Sri Lanka. 

Dalam percaturan politik dan organisasi dunia, juga tercatat sejumlah nama perempuan yang ditunjuk sebagai pimpinan lembaga tinggi dan tertinggi negara maupun organisasi berskala dunia. Tercatat nama Nancy Pelosi sebagai ketua DPR Amerika saat ini. Lalu ada Ann Veneman, sebagai Direktur UNICEF. Direktur WHO juga perempuan, namanya Margareth Chan. Selain itu juga tersebut nama Pratibha Patil, seorang perempuan India yang pada tahun 2007 kemarin, ditunjuk sebagai Presiden.

Sungguh, dunia telah dipenuhi oleh perempuan-perempuan yang bertindak sebagai seorang pemimpin.



.Sarlen Julfree Manroe


Labels: | edit post
2 Responses
  1. Audry Dien Says:

    Kalau saja pemimpin2 di Indonesia punya pikiran seperti ini, mungkin UU perkawinan misalnya soal pembagian tugas & kerja laki, perempuan sudah biasa diubah:)

    salam dukung sesama perempuan:)



Post a Comment