My Mind
"Andai saja ini semua bukan hanya sebuah mimpi indah..."


Sebuah pernyataan miris namun penuh harapan. Ada rasa kecewa didalamnya. Kekecewaan, yang mensirnakan sukacita, karena mimpi tak jadi kenyataan.

Terkadang, keinginan yang hadir merupakan harapan yang terangkum dari hati dan benak pikiran. Tidak jarang, keinginan itu ingin rasanya dapat diwujudkan. Itu bukanlah perkara yang mudah, kalau memang kita hanya bisa bermimpi saja.

Selain bunga tidur, mimpi juga bisa diartikan sebagai cita-cita. Bedanya, cita-cita itu dapat diwujudkan, sedangkan bunga mimpi, dapat diterjemahkan (meskipun tergantung juga, apa yang menjadi mimpi saat kita tidur).

Satu hal yang pasti, awal dari sebuah cita-cita adalah dengan bermimpi...

Bermimpi? Itu harus... Jangan pernah takut untuk bermimpi. Semua orang yang sudah mampu berpikir dan menatap masa depan, pasti pernah bermimpi. Tapi sebaiknya, jangan hanya terbatas memimpikannya saja. Harus ada tindak lanjut dan berbagai upaya nyata agar mimpi-mimpi bisa jadi kenyataan.

Pokoknya, hidup jangan hanya sebatas imajinasi, tapi juga kreasi...

JANGAN PERNAH MENGALAH OLEH KEADAAN, AKAN TETAPI, KALAHKANLAH KEADAAN...

Do something... Dan yang terpenting lagi, never give up...  Jangan pernah bilang susah kalau mencoba saja belum. Jangan pernah berhenti sebelum bagian demi bagian mimpi kita, dapat diwujudkan hingga seluruhnya dapat kita rasakan.

Satu hal yang pasti, jangan lupakan adanya Tuhan. Tuhan tahu akan segenap kebutuhan kita, Tuhan tahu segenap keinginan kita, Tuhan tahu apa yang kita lakukan... (kenapa, bagaimana, dan untuk apa).

Sukacita akan kita rasakan karena sebuah tindakan mewujudkan cita-cita yang dilakukan dan diupayakan dengan kerja keras, hasilnya tak akan pernah mengecewakan...


Thanks for read this article....


God Bless You ALL...


Salam saya,


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
B A N G K I T …
By :  Sarlen Julfree



Berhembus angin ke timur
Kelam, abu-abu, dalam biru
Mengalir perlahan namun mampu redakan kehangatan
Menyusup telusuri lorong-lorong ruang yang membisu
Menuju satu simponi waktu yang berderai
Meniti sukma kala kecewa menjelang    

Luka yang tercipta adalah tangis
Halus menjejak, ringan tak terungkap
Rona-rona itu pun mengisi bagian yang tak siap
Menjerat dalam siksa, menetap dalam lubuk sukma tergagap
Seakan kalbu terlelap di bawah telapak kaki kehidupan

Batu kini telah membeku
Dan dendam pertiwi seakan membakar dalam senyap
Hidup dalam kepalsuan, bukan seperti diri ku lagi
Yang lelah kecewa dalam muak geram tertanam
Hingga tercipta suasana rusuh hati dan sejuta tanya,
“Kenapa aku? Kenapa aku?”

Tak semua alur berjalan lurus
Namun tak semua rintangan dapat menghadang,
Merusak kehidupan dan bawa keretakkan
Mungkin aku terperosok, tapi aku tak tenggelam
Lama larut dalam luka tiada terobati
Lama terendam dalam asam kehidupan

Dahulu mungkin aku tak siap
Namun kini aku harus bangkit dan sadari
Melepas segala kepenatan dan tipu khayalan
Dalam besar hati untuk relakan,
Dan dengan lantang untuk berkata,
“Tiada lagi yang patut di sesali…”

Ya… tiada aral yang tak mungkin tak dapat di lewati

Aku tahu siapa diri ku
Aku tahu apa yang harus aku lakukan
Walau sesaat aku terlena lupa ‘tuk melangkah
Kadang tersesat, kadang terpaku, kadang terpacu  
Itulah kehidupan, tiada yang tahu…
Namun aku harus bangkit !



Jakarta, 2006

Labels: 2 comments | | edit post
My Mind
S E S A K
By :  Sarlen Julfree



Sesuatu terjadi
Dan kau tak memperhatikan ia datang
Menghampirimu, hembuskan sesuatu
Dan kau baru merasa setelahnya
Dan aku pun pergi

Jika aku mengetahui ini sebelumnya,
Apakah aku akan merubah sesuatu?
Apakah aku akan berbuat lebih…?
Aku tak tau…
Apa yang ku pikirkan,
Terlambat aku rupakan
Aku masih butuh waktu lagi...

Jangan kau biarkan dirimu jatuh ‘tuk bangun lagi!
Kau perhatikan langkahmu selagi kau beranjak pergi,
Bilur sesal yang datang akan kau pahami
Karena hidup cuma ada sekali...

Adakah sisi batin ku ‘kan tergerak?
Lemah bukan berarti mengalah
Diam aku bukan berarti tak tau
Segala yang terlelap tak mungkin beranjak
S e s a k …


Jakarta, 2006
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind

MUSUH PADA SAAT BERPACARAN

 

Sebaik apapun kualitas pacaran yang dilakukan seseorang dengan kekasih hatinya, pasti tidak terlepas dari adanya suatu “ancaman” yang bisa mengganggu kemesraan dan komunikasi diantara keduanya. 

Apabila ancaman tersebut terus dibiarkan terjadi tanpa adanya suatu upaya bersama untuk mencari jalan keluar pemecahan masalah yang ada, maka keadaan yang tercipta kemudian, dapat membahayakan kelangsungan hubungan pacaran diantara keduanya.

Ancaman itu bisa datang dari pasangan yang sedang berpacaran itu sendiri, atau dari pihak luar yang masuk mengisi “satu ruang kosong” diantara ke-2 pasangan tersebut.

Pola komunikasi yang tidak berjalan dengan baik, merupakan ancaman terbesar yang dapat mengganggu kualitas hubungan pasangan yang sedang berpacaran. Beberapa permasalahan dapat dengan mudah timbul ke permukaan apabila komunikasi diantara mereka yang berpacaran tidaklah lancar.

Secara umum, ada beberapa permasalahan yang kerap kali muncul diantara pasangan yang sedang berpacaran, sesungguhnya sangat berpotensi menjadi ancaman bagi kelancaran serta kelangsungan hubungan kekasih hati diantara kedua anak manusia. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut, adalah :

1.      Masalah perbedaan pandangan, minat, atau cara menentukan prioritas.

2.      Masalah pengaturan waktu dan keuangan.

3.      Masalah tidak adanya kejelasan pelaksanaan komitmen-komitmen yang telah disepakati bersama diantara pasangan yang sedang berpacaran.

Apabila dilihat sistematika dasarnya, maka bisa dikatakan bahwa :

1.      Tidak semua orang memiliki kesamaan prinsip, terutama dalam hal bagaimana cara seseorang tersebut mengambil keputusan.

2.      Tidak semua orang memiliki hobby atau gaya pergaulan yang sama.

3.      Tidak semua orang memiliki kebebasan atau kelebihan waktu yang cukup banyak, karena mungkin masih terikat oleh pekerjaan atau hal-hal penting lainnya yang tidak dapat ditinggalkan, keterbatasan waktu itu, terjadi.

4.      Tidak semua orang memiliki kelebihan dana yang cukup besar, yang dapat dipakai untuk memfasilitasi kelancaran jalinan hubungan diantara dua orang anak manusia yang sedang berpacaran.

5.      Dan pada akhirnya, tidaklah semua orang memiliki pola pemikiran dan cara-cara mengekspresikan sesuatu dengan gaya dan pola yang sama, terutama pada saat seseorang dituntut untuk menjalankan suatu ikatan (dalam hal ini komitmen) yang telah dibuat sebelumnya.

Sesungguhnya, semua masalah dapat ditemukan jalan keluar apabila masing-masing pihak mau membuka hati dan pikirannya, untuk mau mendengar serta memperhatikan keinginan dari kedua belah pihak, dan mau mengkomunikasikan segala sesuatu yang dirasakan mengganjal atau dirasakan kurang berkenan di hati, sehingga apa yang dirasakan tersebut, kiranya perlu dibicarakan secara bersama-sama.

Pada saat komunikasi dilakukan, diharapkan masing-masing pihak untuk melepaskan sikap egoismenya, karena memang, dalam banyak kejadian, sikap ego yang ada dalam diri seseorang, sering kali menjadi penghambat keberhasilan komunikasi diantara dua orang yang sedang terikat tali hubungan kekasih hati.

Itu semua merupakan beberapa bentuk ancaman yang bisa mengganggu kemesraan dan komunikasi, yang datangnya dari dalam lingkup pribadi pasangan yang sedang memadu kasih.

Bagaimana dengan bentuk ancaman yang lain?

Potensi ancaman juga datang dari luar. Kadarnya bahkan bisa memperkeruh, merusak, atau menghancurkan harmonisasi hubungan diantara dua anak manusia yang sedang berpacaran secara sistematis dan cepat. Apabila tidak diantisipasi sejak dini, proses merusaknya dapat membuat putusnya hubungan kekasih hati diantara mereka yang sedang berpacaran.

Ini merupakan bentuk ancaman nyata, karena memang memiliki daya tarik tinggi serta sangat mungkin untuk dilakukan oleh salah satu pihak yang sedang berpacaran, baik itu secara sadar maupun secara tidak sadar.

Dikatakan secara tidak sadar, karena memang pada awalnya tidak ada niat sedikitpun untuk melakukannya. Terlintas di dalam benak pikiran pun, tidak. Proses baru terjadi ketika intensitas pertemuan dan tingkat keakraban, seiring perjalanan waktu, membuat kesempatan untuk melakukannya menjadi ada. 

Perselingkuhan merupakan momok yang cukup berbahaya apabila terjadi diantara pasangan yang sedang berpacaran. Unsur merusaknya tergolong tinggi karena pola dan bentuknya bisa diatur sedemikian rupa, sehingga pasangan tidak mengetahui atau menyadari bahwa telah berlangsung proses perusakan hubungan diantara keduanya.

Sebuah perselingkuhan bisa terjadi melalui :

11.          Hubungan dekat dengan teman sekantor, seprofesi, atau relasi kerja

Situasi dunia kerja, sering kali membuat seseorang harus membangun atau memiliki kedekatan dengan teman sekantor, seprofesi atau relasi kerja, untuk memudahkan diri mendapatkan kesamaan karakter dan menemukan ritme kerja.

Secara sadar atau tidak sadar, pola kedekatan yang ada diantara teman sekantor, seprofesi atau relasi kerja tersebut, dapat menghadirkan suatu pola pemikiran yang berbeda selain dunia kerja, serta sangatlah mungkin untuk menghadirkan benih-benih awal terjadinya perselingkuhan.

Lingkup dunia kerja, memang sangat memungkinkan bagi seseorang untuk bertemu secara intens dengan sekantor, seprofesi, atau relasi kerja. Kondisi ini tentu saja dapat menghadirkan sifat “aman” atau “innocent” pada saat seseorang harus memiliki kedekatan emosional dengan teman sekantor, teman seprofesi, ataupun relasi kerja.

Pertemuan intens dengan orang yang setype (seprofesi), karakter, tekanan pekerjaan dan tingkat stress yang sama, dapat membuat seseorang memiliki hubungan yang dekat dengan teman sekantornya.

Benih-benih perselingkuhan menjadi sangat mungkin hadir apabila diantara teman sekantor tersebut terkait dalam rekanan satu team (team work) yang sama, sehingga mengharuskan diri mereka untuk menghabiskan waktu secara bersama-sama pula..

Kedekatan yang terjadi karena adanya hubungan rekan satu kantor, satu profesi, atau sebagai rekanan kerja, dapat membuat seseorang mudah untuk membangun serta mengembangkan suatu pola hubungan yang lebih dekat, lebih akrab, bahkan saling mengagumi satu sama lain. Kondisi seperti inilah yang dapat disalah-gunakan atau disalah-artikan oleh salah satu pasangan untuk berselingkuh.

Jadi, meskipun sang pacar mencurigai kedekatan pacarnya dengan rekan sekantor, rekan seprofesi atau rekanan kerja lainnya, ada besar kemungkinan untuk dibangun suatu alibi bahwa kedekatan tersebut merupakan tuntutan pekerjaan.

Kondisi yang muncul kemudian bahkan dapat terjadi dilakukannya suatu upaya untuk pembalikkan fakta, bahwa sikap paranoid yang ada dan ditunjukkan sang pacar karena melihat kedekatan serta keakraban pacarnya dengan rekan sekantor, seprofesi atau rekanan kerjanya, merupakan sikap yang berlebih-lebihan atau terlalu mengada-ada.

Sikap paranoid sang pacar bahkan pada beberapa kasus justru dikembangkan sebagai suatu sikap negatif yang dianggap dapat mengganggu hubungan diantara mereka yang berpacaran. Padahal apabila melihat realita yang terjadi, itu tidaklah benar.

Dalam kasus seperti ini bisa dikatakan, sebuah alasan tetaplah sebuah alasan. Alasan yang digunakan untuk memungkiri sebuah kenyataan.

Level ancaman (dalam skala 1 – 5), maka kondisi seperti ini masuk dalam skala 4, karena sifat destruktifnya sangatlah kuat, bisa terjadi lagi di lain kesempatan atau kondisi, dan sangat sulit untuk dibuktikan kecuali ada pengakuan atau ditemukan bukti-bukti otentik yang menyatakan telah terjadi perselingkuhan.

 

2.      Bertemu dengan orang baru pada saat harmonisasi hubungan dengan pacar sedang dalam posisi sangat rendah

Bentuk perselingkuhan yang diawali oleh pertemuan dengan orang baru pada saat harmonisasi hubungan dengan pacar dalam posisi terendah, sesungguhnya merupakan suatu bentuk awal perselingkuhan yang seharusnya sangat mudah untuk dideteksi.

Hubungan yang sedang retak, pada dasarnya membuat posisi seseorang yang sedang berpacaran dalam kondisi yang amat rentan.

Kondisi yang amat rentan ini, dapat membuat seseorang mencoba untuk membuka diri serta berupaya untuk mengembangkan pola hubungan baru dengan orang lain, terutama dengan orang yang baru dikenalnya.

Dipilihnya orang yang baru dikenal, dilandasi oleh pemikiran :

1.      Orang yang baru dikenal adalah orang yang tidak mengetahui bagaimana karakter serta sifat dari dirinya.

2.      Orang yang baru dikenal adalah orang yang tidak terkait, tidak memiliki hubungan atau tidak mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi, sehingga cenderung lebih memudahkan dirinya pada saat diajak berbicara secara berbuka dan untuk melakukan hal-hal yang disenanginya.

3.      Mencoba untuk mencari karakter yang cenderung berbeda dari karakter pacarnya.

Penilaian bahwa bertemu orang baru akan membuat seseorang terlibat dalam suatu perselingkuhan, merupakan penilaian yang terlalu premature.

Belum tentu jalinan pertemanan dengan orang baru tersebut langsung dilandasi oleh suatu niat untuk melakukan perselingkuhan. Mungkin saja hubungan dengan orang baru itu, digunakan untuk melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi.

Besar kemungkinan, sebuah perselingkuhan bisa terjadi apabila permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan yang membebani pikiran. Ketika masalah yang dihadapi dirasakan tidak dapat segera menemui jalan keluar, ada kemungkinan niat untuk berselingkuh timbul di dalam benak.

Apabila sudah mencapai taraf atau pola seperti ini, maka bentuk perselingkuhan yang terjadi akan cukup berpotensi untuk membuat seseorang putus hubungan tali kasih dengan pacarnya.

Kemungkinan untuk terjadi perselingkuhan memang sangat memungkinkan, namun itu bukan berarti tindak perselingkuhan memang telah terjadi.

Perselingkuhan apabila dimulai dengan sejarah pertemuan seperti ini, dapat dan sangat mungkin saja terjadi, namun itu semua sangat tergantung pada bagaimana seseorang mengarahkan jalinan pertemanan dengan orang yang baru saja ditemuinya.

Level ancaman untuk kategori awal terjadinya perselingkuhan dengan pola seperti ini, masuk dalam tingkat level ancaman 3, dimana tingkat kemungkinan untuk terjadinya perselingkuhan, sangat besar kemungkinan bisa terjadi.

 

3.      Kehadiran kembali mantan pacar

Mantan pacar juga merupakan salah satu bentuk ancaman. Memang banyak orang yang sudah tidak ingin berurusan lagi dengan para mantan pacarnya. Ide dasarnya, masa lalu biarlah tetap menjadi masa lalu. Bahkan banyak pribadi yang kurang suka bercerita tentang kisah masa lalu mereka saat masih bersama mantan pacar. Sikap seperti itu, patut dihargai.

Oleh karena itu, kehadiran kembali mantan pacar, tidak menutup kemungkinan dapat merusak hubungan tali kasih diantara dua anak manusia yang sedang berpacaran.

Namun terkadang, kisah masa lalu itu bisa saja muncul kembali saat mantan pacar hadir kembali dalam kehidupan salah satu pihak yang sedang berpacaran. Apalagi kalau kehadiran mantan pacar merupakan atas inisiatif atau “undangan” pertemuan secara langsung dari sang pacar.

Bagaimana kalau kehadiran mantan pacar tersebut terjadi secara tidak disengaja? Seharusnya sikap yang muncul adalah biasa-biasa saja.

Mewaspadai maksud dan arti kehadiran kembali mantan pacar (apalagi kalau hal itu terjadi atas undangan secara langsung) merupakan sesuatu hal yang wajar. Sesuatu yang normatif kalau rasa cemburu itu ada. Bagaimanapun, kisah memori masa lalu bisa muncul kembali meskipun tidak niat untuk mengulang kembali masa-masa itu.

Kemungkinan bahwa niat untuk menjalin kembali hubungan dengan mantannya, bisa saja tidak ada. Namun patut menjadi perhatian, apabila pertemuan dengan mantan pacar tersebut, pada awalnya dilakukan secara rahasia atau tanpa sepengetahuan dari sang pacar. Apalagi kalau pertemuan itu terjadi pada saat hubungan dengan sang pacar sedang tidak harmonis.

Potensi untuk terjadinya perselingkuhan masih bisa terjadi meskipun nilai atau faktor kemungkinannya sangatlah kecil.

Level ancaman untuk kategori ini masuk dalam level 1 atau 2, dimana kadar ancaman bisa terjadi perselingkuhan, tidaklah besar.

 

4.      Kedekatan diri pada seorang sahabat atau teman curhat

Kedekatan seseorang dengan sahabat atau teman curhatnya, mungkin bisa melebihi kedekatan dengan pacarnya. Itu sangat dimungkinkan karena persahabatan biasanya  sudah terjadi sebelum seseorang memiliki kekasih hati.

Seorang cowok senang memiliki sahabat seorang cewek karena pada dasarnya seorang cewek itu adalah tipe pendengar curhat yang baik dan lebih memiliki rasa empati dibandingkan seorang pria.

Seorang cewek senang memiliki sahabat seorang cowok karena memang seorang cowok itu pada dasarnya memiliki sikap melindungi, memperhatikan, dan cenderung memberikan pendapat tidak hanya berdasarkan perasaan semata namun juga logika.

Kedekatan dalam persahabatan diantara seorang cowok dan cewek bukan berarti tidak memiliki rasa ketertarikkan secara seksual. Persahabatan tersebut bisa berkembang ke bentuk cinta yang terpendam (plantonis) karena sulit untuk dinyatakan secara terbuka atau langsung kepada orangnya.

Sulit untuk dipungkiri, kedekatan persahabatan antara seorang cowok dan cewek dapat menumbuhkan benih-benih rasa sayang dan cinta yang tidak hanya menganggap hubungan yang ada itu sebagai sebuah hubungan persahabatan semata.

Bahkan pada hubungan persahabatan tertentu, getar-getar asmara yang ada, terkadang dirasakan lebih mendalam dibandingkan getar-getar asmara yang dirasa saat bersama dengan sang kekasih hati.

Ketika kondisi, situasi dan waktunya dirasakan cukup mendukung untuk menyatakan segenap  passion atau hasrat yang terpendam, maka hubungan itu dapat berkembang tidak hanya menjadi ungkapan seorang sahabat, tapi juga ungkapan seseorang yang ingin berbagi kasih.

Sesungguhnya ini adalah sesuatu yang wajar dan sangat manusiawi sekali. Namun situasinya menjadi berbeda ketika salah satu atau kedua orang sahabat tersebut telah terikat hubungan kekasih hati dengan orang lain.

Adanya kedekatan sang pacar dalam suatu hubungan persahabatan dengan orang lain, sulit untuk dilarang atau dibatasi. Rasa-rasanya tidak ada hak buat seseorang untuk melarang pacarnya untuk memiliki sahabat, meskipun sahabat dari sang pacar adalah lawan jenisnya.

Kedekatan dalam suatu hubungan persahabatan, memang tidak termasuk dalam konteks patut untuk dicurigai sebagai jalan atau upaya seseorang untuk melakukan tindak perselingkuhan dengan sahabatnya sendiri.

Namun walau bagaimanapun, potensi terjadinya perselingkuhan tetaplah ada, apalagi kalau sahabat dari sang pacar adalah lawan jenis dan memiliki “nilai-nlai lebih” dari sudut-sudut tertentu dibandingkan pacarnya. Apalagi kalau dalam suatu situasi, sang pacar sudah mengucapkan kata-kata : “Aku lebih rela kehilangan pacar dibandingkan kehilangan sahabat.”

Bila itu terjadi, patutlah dicurigai bahwa ada sesuatu yang spesial dalam kedekatan sang pacar dengan sahabatnya itu.

Level ancaman untuk kategori ini masuk dalam level 1 atau 2, tergantung dari posisi kedekatan sang pacar dengan sahabatnya. Makin dekat hubungan persahabatan sang pacar dengan sahabatnya, makin perlu seseorang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan (yaitu retak atau hancurnya hubungan pacaran yang telah dibangun).

Perselingkuhan memang merupakan suatu ancaman yang dapat mengganggu bahkan merusak suatu hubungan pacaran.

Pengaruhnya cukup besar. Hubungan dengan pacar tidak lagi harmonis seperti saat perselingkuhan belum mencemari hubungan tersebut. Karena meskipun telah ada kata maaf yang terucap, beberapa sikap dan sifat akan muncul sebagai tindak proteksi agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.

Beberapa sifat dan sikap baru akan timbul ke permukaan. Sifat ragu atas kesetian sang pacar, berkurangnya  rasa percaya pada sang pacar, dan besar kemungkinan akan muncul rasa cemburu/kecurigaan yang cukup besar pada pasangan yang berselingkuh, merupakan beberapa kondisi baru yang bisa hadir apabila salah satu pasangan telah melakukan tindak perselingkuhan namun tindakannya itu termaafkan.

Suasana kehidupan berpacaran, pasti berubah. Kemesraan dan keceriaan, dalam waktu beberapa lama, tidak akan sama seperti saat perselingkuhan belum terbongkar. Semua bisa kembali normal apabila memang tidak terlihat lagi ada indikasi akan terulangnya kembali peristiwa perselingkuhan tersebut.

Semua itu apabila di lihat dari sudut pandang adanya tindak perselingkuhan. Apakah ada bentuk ancaman lain selain perselingkuhan?

Selain tindak perselingkuhan, ancaman dari luar bisa saja muncul apabila ada seorang “pembisik  kepada salah seorang dari antara mereka yang sedang berpacaran.

Seorang pembisik ini bisa saja berasal dari teman, sahabat, anggota keluarga, ataupun pihak-pihak lain yang tidak menyukai atau menyetujui keberadaan hubungan yang harmonis pada pasangan yang sedang berpacaran.

Bahkan apabila dimasukkan ke dalam level ancaman, bisikkan dari para pembisik ini, masuk dalam level 5, atau sangat berbahaya.

Kualitas ancaman dari seorang pembisik, cenderung lebih berbahaya karena apa yang disampaikannya, kerap kali dilakukan dengan intensitas dan pola yang berkelanjutan atau terus-menerus.

Sistemnya sudah seperti sebuah tindakan atau upaya cuci otak (terutama untuk hal-hal yang jelek) sehingga dapat menimbulkan rasa bimbang, kecewa, atau tidak percaya lagi (bahkan bisa juga menjadi benci) seorang pacar kepada pacarnya.

Untuk mereka yang hubungan percintaannya dengan sang pacar tercinta mendapatkan pertentangan dari beberapa pihak, sangat dimungkinkan ditemukan kehadiran seorang pembisik diantara salah satu pasangan yang sedang di madu kasih tersebut.


Adakah bentuk ancaman yang lain?

Sifat cemburu juga dapat berpotensi sebagai faktor ancaman bagi hubungan pada saat berpacaran. Apalagi kalau sifat cemburu yang ada adalah sifat cemburu yang sangat berlebihan atau cemburu buta.

Kecemburuan yang teramat besar dari salah satu pasangan, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasangan yang lainnya. Sifat cemburu yang terlalu besar, dapat membuat pasangan yang dicemburui, tidak dapat mengekspresikan rasa cinta kepada pacarnya karena takut berbuat atau berkata salah.

Sifat cemburu membuat seseorang tidak dapat memandang sesuatu dari perspektif yang lain. Kecemburuan hanya membuat seseorang berpikir apa yang dirasakan serta dipikirkannya, hanya itulah yang benar dan terjadi.

Apabila kecemburuan yang ada dalam diri seseorang sudah berada pada kondisi cemburu buta atau cemburu berlebih-lebihan, maka level ancaman untuk merusak atau membuat sebuah hubungan menjadi retak, renggang, atau bahkan putus, berada pada level 3 atau 4.

Membina dan menjaga agar hubungan tali kasih saat berpacaran memang tidaklah mudah. Konteks membina dan menjaga tersebut, dapat diwujudkan dalam bentuk sikap saling percaya, saling perduli, dan memperhatikan perasaan pasangannya.

Sikap egois merupakan sebuah sikap yang sebaiknya dihindari, tidak hanya pada saat menjalin hubungan dengan kekasih hati, tapi juga kepada orang lain.

Semua itu perlu dilakukan karena pada hakekatnya, dua orang yang sedang memadu kasih, adalah adanya dua pribadi yang saling terikat dalam suatu komitmen (meskipun komitmen itu tidaklah terucapkan) untuk menjaga serta bersikap saling setia. 

Kesetiaan pada pasangan merupakan kunci utama yang harus dimiliki dan ada dalam diri setiap individu yang sedang berpacaran, terutama untuk menghindari terjadinya perselingkuhan.

Perselingkuhan juga dapat dihindari apabila masing-masing pihak yang berpacaran menjaga sikap saling percaya. Rasa percaya membuat seseorang merasa dihargai serta diberi dukungan untuk dapat melakukan yang terbaik.

Tanpa adanya sikap saling percaya di antara pasangan yang sedang berpacaran, salah satu pihak akan mudah terpengaruh oleh suatu tindakan atau ulah sejumlah pihak yang ingin merenggangkan atau bahkan memutuskan hubungan cinta kasih diantara dua anak manusia yang sedang berpacaran.

Ketika seseorang dapat menjaga kesetiaan dan rasa percaya yang telah diberikan oleh pasangan kekasih hatinya, maka hal itu tidak akan membuat timbulnya rasa curiga dan cemburu dari pacar seseorang tersebut.

Rasa curiga dapat muncul dalam diri seseorang kalau ia mulai merasa bahwa kekasih hatinya tersebut sudah berupaya bertindak tidak setia dan tidak dapat dipercaya lagi. Kecurigaan itu dapat berwujud sikap cemburu ataupun pemikiran bahwa pacarnya sudah melakukan tindak perselingkuhan dengan orang lain.

Apapun bentuknya, sebuah ancaman haruslah di antisipasi dan. dipikirkan jalan keluar sebagai sebuah pemecahan masalah, apabila ingin hubungan pacaran yang ada, dapat terus berlangsung.

Jauhkan diri dari egoisme, pola pikir untuk tidak setia, dan melakukan suatu tindakan bodoh yang dapat membuat orang lain tidak percaya pada kita. Tumbuhkan ketulusan, hadirkan cinta. Dan berusahalah untuk tidak mencoba-coba menimbulkan ancaman pada saat menjalin hubungan dengan pacar atau orang lain.

Apabila itu bisa dilakukan, percayalah, segala hubungan yang kita lakukan akan dapat langgeng dan harmonis.

 

Salam saya,

 

 

.Ir. Sarlen Julfree Manurung


catatan  :
Saya tidak memasukkan keluarga sebagai musuh sebab keluarga bukanlah pihak yang patut untuk kita musuhi namun pihak yang harus kita beri pengertian atau kompromikan.
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind

ARTI PENANTIAN CINTA

By  : Sarlen Julfree


cahaya rembulan hati ku,
aku disini menantimu...
berharap dengan sukma yang tersenyum,
berpayung langit, di pandu rintik-rintik hujan...
menanti dalam penantian yang tak berhenti,
menunggumu dalam galau hatiku...
yaaa... karena hadirmu...

ada resah yang menghinggapi,
ada keinginan mendalam yang tak terkira...
ada seberkas rasa yang ingin ku bagi,
tak sekedar kata-kata dalam waktu sesaat,
tak sekedar angan dalam bayang-bayang,
namun juga hatiku...

cerianya kamu, adalah kedamaian...
mimpi indah yang terwujudkan...
kedamaian yang dapat digapai,
tak 'kan hilang,
meski dirimu tak hadir, disini...
di sisi ku...

semua,
tiada pernah ku kira...
semua,
begitu cepat kurasakan...
semua,
ada dan nyata dalam dirimu...
embun yang menaungi hati...

alam yang kini cerah,
alam yang kini penuh kesejukkan...
apakah ini sebuah tanda,
bahwa hadirmu adalah kerinduan hati yang selama ini kunanti...
dan tak merajuk lagi,
karena kini hidupku, tak lagi sepi...

bernaunglah, wahai cinta...
bersukacitalah dalam temaram rembulan dan cerah sang mentari...
karena kini hatiku,
telah penuh oleh rasa cinta...
dalam hadirmu...


===

By : BiG ALen    (Sarlen Julfree Manroe)
dedicated to Ira Sinaga
December 13, 2006
Time  :  20.00 PM


Happy Valentine Day honey...

Labels: 0 comments | | edit post
My Mind

TRUE STORY : Sulitnya Menjalani Kehidupan dengan Sewajarnya...


Ini adalah sebuah kisah nyata seseorang...

Dibilang patah hati, nggak... Dibilang frustasi, nggak juga... Tapi kondisi dan apa yang dirasakannya, seperti mengatakan bahwa orang ini memang antara patah hati dan frustasi. Atau apabila diterjemahkan dengan kata yang berbeda : sedikit frustasi karena patah hati...???

Gak jelas juga... Hidupnya agak-agak susah di tebak. Orang lain bilang, "Dia memang begitu, semau dia aja kalau menjalani hidup", atau  "... Gak mau dibilangin tuh", atau juga "...Susah dikasih tahu yang benar dia..."

Tapi, apa memang benar memang begitu?

Ketika dia rajin memberkati serta mendoakan orang lain, dia malah mendapatkan kutuk dan kata-kata kasar dari orang lain...

Ketika dia bersikap ringan tangan untuk membantu orang lain, dia justru malah gak pernah dibantuin orang lain. Semua orang, seakan-akan gak mau membantu dia untuk hidup lebih baik... Semua orang, seakan gak perduli dengan apa yang dijalaninya... It's true...

Susah senang, cuma dia yang rasakan. Dan akhirnya, ketika dia ingin bangkit dari kondisi yang dirasakan mulai mendesak dirinya, dia jadi gak tahu harus berbuat apa.

Orang-orang menjadi hening ketika dia menyampaikan apa yang dirasakan di dalam hatinya.  Orang-orang seperti acuh saat dia mulai mengatakan kepedihan yang dirasakan. Orang-orang seperti hanya mau dekat padanya di saat mereka butuh... Orang-orang seakan mendengarkan namun ternyata gak ada yang dengerin dia...

Kasihan dia, menjadi produk lemah dan tak tahu arah... Jadi teringat sama lagunya group band Padi yang dinyanyikan bersama Iwan Fals, yang berjudul Sesuatu Yang Tertunda, lyric lagu itu, benar-benar menggambarkan apa yang dirasakan sekarang...


Disini aku sendiri menatap relung-relung hidup
Aku merasa hidupku tak seperti yang kuimingkan
Terhampar begitu banyak warna kelam sisi hidupku
Seperti yang mereka tahu, seperti yang mereka tahu

Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku, menantang sendiriku

Temui cinta, lepaskan rasa
Temui cinta, lepaskan rasa

Di sini aku sendiri masih seperti dulu yang takut
Aku merasa hidupku pun surut tuk tumpukkan harap
Tergambar begitu rupa, samar
Seperti yang kurasakan

Kenyataan itu pahit
Kenyataan itu sangatlah pahit

Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku, menantang sendiriku

Temui cinta, lepaskan rasa
Temui cinta, lepaskan rasa

Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku, menantang sendiriku

Temui cinta, lepaskan rasa
Temui cinta, lepaskan rasa



Kehidupan ini memang terkadang menyesakkan. Hidup ini, terkadang sulit dimengerti. Tidaklah salah kiranya kalau hidup ini dikatakan sebagai sumber belajar yang terbaik untuk menghadapi sebuah kenyataan... apakah itu menyenangkan, atau tidak menyenangkan.

Sabar... sabar... sabar... Ada Tuhan yang selalu bisa menjadi teman dalam kesusahan.


.Sarlen Julfree
Labels: 2 comments | | edit post
My Mind

M E N J A D I  T E R T U D U H

 

Suatu hal yang tidak enak untuk dirasakan apabila dalam bagian alur kehidupan, kita harus merasakan sebagai seorang tertuduh dalam suatu perkara. Ada ketegangan pikiran di dalamnya… Semua tak boleh salah... Karena semua pernyataan kita, menjadi bahan kecurigaan bagi institusi yang lain...

Posisi kita menjadi tidak nyaman. Kita harus berpikir keras, untuk menyatakan yang benar dan/atau meyakinkan diri kita, apakah yang kita sampaikan adalah sebuah kebenaran atau sebuah kesalahan.

Terkadang, kita tak dapat mengelak untuk menyampaikan sebuah kenyataan, kita tak dapat menghadirkan suatu kebohongan, dan juga kita tidak dapat menciptakan suatu keindahan seperti yang orang banyak harapkan karena kita harus menyampaikan segala sesuatu apa adanya...

Nurani kita, adalah satu pribadi dalam diri kita yang tak dapat kita tolak pernyataannya... Meskipun  pada sisi yang lain, kita mungkin harus menerima sebuah beban berat, karena orang lain "justru" menganggap kita sebagai pihak yang salah karena kita harus "menentang" arus yang datang.

Hakekat nyata seringkali justru membawa kita dalam kesulitan. Itu terjadi karena kita sulit untuk meyakinkan orang lain, bahwa apa yang kita katakan adalah sebuah kebenaran yang sebenar-benarnya, dan sebuah kejujuran yang sejujur-jujurnya...

Hak kita dirampas... Hak kita dijajah... Hak kita dipasung...

Apa untungnya menyampaikan sebuah kepalsuan? Apa indahnya apabila kita mempermainkan sebuah kebenaran? Apa yang ingin kita raih andai kita justru menciptakan suasana yang tidak sesuai dengan harapan banyak orang?

Tidak ada...

Bila kita menyampaikan suatu kepalsuan, apabila kita mempermainkan kebenaran, dan apabila kita tidak menciptakan suatu suasana yang tidak seusai dengan harapan banyak orang, kita hanya menanam benih siksa hati di masa yang akan datang...

Kita akan menerima dan merasakan hal yang sama, bahkan jauh lebih menyakitkan, yang akan dilakukan oleh orang lain, kepada kita...

Kita akan menanggung KARMA...

Ingatlah selalu, apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai... Segala dusta mungkin tak dapat dilihat atau menarik perhatian orang lain. Tapi, percayalah... kebenaran akan nyata pada masanya...

Dan rasa malu harus ditanggung, karena menistakan orang lain untuk kesenangan alam pikiran diri sendiri, adalah sebuah kebodohan yang seharusnya tidak dilakukan.

Ada masa untuk menabur, ada masa menuai... Jangan sampai kita menuai hal yang tidak baik dan tidak menyenangkan di masa yang akan datang...


God Bless You everybody...


.Ir. Sarlen Julfree Manurung

Labels: 1 comments | | edit post
My Mind
POLA HIDUP YANG SEIMBANG


Secara faktual, sejumlah orang yang sedang memiliki beban atau sedang menghadapi sejumlah masalah dalam hidupnya, kadang kala menyalahkan Tuhan sebagai Pribadi Yang Maha Kasih namun mereka "pikir" tidak menolong mereka di saat mereka sedang kesusahan karena beban dan masalah di dalam kehidupannya.

Lucunya lagi, entah kenapa seringkali pada banyak bagian kehidupan yang lain, mereka ini justru melupakan Tuhan. Yaaa... mereka justru lupa bahwa Tuhan itu ada, di saat hidup dan keinginan mereka sedang di penuhi oleh kebahagiaan, sukacita ataupun kesenangan.

Jelas, sikap hidup seperti ini tidaklah fair (khususnya, kepada Tuhan). Sikap hidup yang tidak seimbang ini seringkali mereka gunakan untuk "menuduh" Tuhan. Padahal, apabila mereka menggunakan prinsip-prinsip keimanan, yaitu percaya dan yakin, maka permasalahan yang di hadapinya akan dapat terpecahkan.

Tuhan Yesus mengatakan : "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu..." (Matius 11 : 28)

Dalam konteks ayat Firman Tuhan ini, sikap hidup yang tidak seimbang dengan menuduh Tuhan sebagai Pihak yang telah membuat manusia menjadi makin terbebani, telah dapat di sanggah. Kenapa demikian? Karena Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita di dalam kesusahan dan IA tidak akan lupa kepada kita.

IA justru berseru kepada kita yang sedang memiliki beban atau sedang menghadapi masalah berat dalam hidupnya, agar datang kepadaNya.

Firman Tuhan itu lalu di sambut dengan bunyi Firman Tuhan yang lainnya :
"Oleh karena itu Aku berkata kepadamu : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu...
(Lukas 11 : 9)

makna kata-kata dalam Firman Tuhan itu tegas, jelas dan pasti :
Mintalah maka akan diberikan...
Carilah maka kamu akan mendapatkan...
Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu...

Sebaris ayat Firman Tuhan itu tidak satu pun yang menyebutkan kata : "mudah-mudahan..." atau "semoga..." atau "ada kemungkinan..."

Apabila kita memperhatikan seluruh isi Firman Tuhan, kita akan mengetahui bahwa Tuhan tidak pernah menyatakan FirmanNya dengan setengah hati, yang di tunjukkan dengan kata-kata mudah-mudahan, semoga atau ada kemungkinan. Firman Tuhan selalu dinyatakan dengan iya atau tidak, apa upah bila melakukan Firman Tuhan dan apa upah bila tidak melakukan Firman Tuhan. Firman Tuhan itu penuh dengan kepastian dan janji yang pasti.

Kembali pada pokok bahasan,

Kalimat dalam Firman Tuhan dalam Lukas 11 : 9 itu sangatlah jelas : maka kamu akan di beri, maka kamu akan mendapat, dan maka pintu akan di bukakan bagimu.

Kenapa akan?
Prosedur standar dalam kita memohon dan meminta kepada Tuhan adalah melalui jalur doa. Dalam hal ini, selain Tuhan mendengarkan doa yang kita sampaikan kepadaNya, IA juga menilik hati kita :
Apakah kita bersungguh-sungguh?
Apakah kita tidak memiliki maksud yang lain?
Atau entah dalam bentuk lainnya.

Ya, bedanya manusia dengan Tuhan, adalah Tuhan tau akan isi hati kita.
Firman Tuhan : Lalu Ia berkata kepada mereka : "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah."  (Lukas 16 : 15)

Oleh sebab itu, apabila kita meminta sesuatu kepada Allah Bapa melalui jalan doa, kita memintanya dengan sungguh-sungguh dan hati yang tulus, tanpa ada niat tersembunyi di balik permintaan kita itu.

Sebagai jaminannya, Firman Tuhan berkata :
"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."  (Matius 21 : 22)

Bagaimana caranya agar kita mendapatkan jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi?

"Mintalah maka akan di beri..."
Dalam hal ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita agar kita datang kepadaNya di dalam doa dan ucapan syukur.

"Carilah, maka kamu akan mendapatkan..."
Dalam hal ini, Tuhan juga meminta kita agar kita juga berusaha, tidak hanya merenung menyesali sesuatu atau larut dalam kepenatan diri, akan tetapi bangkit untuk meraih sesuatu. seperti ingin menggapai sebuah mimpi atau cita-cita, maka diharapkan kita juga berbuat untuk dapat meraih mimpi atau cita-cita. kita jangan hanya menjadi seorang pemimpi (tanpa ada huruf "n" di belakangnya), tetapi kita menjadi seorang "pengusaha", alias mau mengusahakan sesuatu...

Apabila kita berusaha, maka faktor untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, 50% sudah berada di tangan. Faktor selanjutnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan adalah Beriman. Keterkaitan antara iman dan usaha kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan adalah tak dapat dipisahkan.

Sikap hidup yang beriman membuat kita termotivasi untuk berbuat lebih baik lagi dan lagi. Ada kepercayaan diri di dalamnya. Namun, apabila kita beriman tanpa kita berbuat sesuatu, hasilnya akan nol besar. Demikian pula bila kita hanya berusaha tanpa kita beriman bahwa usaha kita itu akan menghasilkan, hasilnya pun akan nol besar.

Seperti seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan, ia tahu potensi dirinya tapi dirinya tidak berusaha untuk melamar pekerjaan, maka sia-sia lah mimpi nya untuk bekerja.

Oleh sebab itu, tidaklah salah apabila Firman Tuhan berbunyi : Iman tanpa perbuatan adalah mati...  

Tuhan tidak pernah membuat kita patah semangat. Tuhan justru membuat agar hidup kita selalu bergairah, bersemangat, dan tiada pantang menyerah. Jadi, ketika ada permasalahan yang menghampiri hidup kita, janganlah sekali-kali kita menyalahkan Tuhan karena IA sendiri sudah berfirman agar kita datang padaNya, meminta padaNya, dan percaya serta yakin padaNya, agar apa yang menjadi keluh-kesah dan permasalahan yang kita hadapi, akan beroleh jawaban.

S'mua baik... S'mua baik...
Sgala yang t'lah Kau perbuat, didalam hidupku...


God Bless You Everybody



. Sarlen Julfree Manroe
My Mind
What Oprah Winfrey Say About A Man



If a man wants you, nothing can keep him away.

If he doesn't want you, nothing can make him stay.

Stop making excuses for a man and his behaviour. Allow your intuition (or spirit) to save you from heartache.
Stop trying to change yourself for a relationship that's not meant to be. Slower is better.

Never live your life for a man before you find what makes you truly happy.

If a relationship ends because the man was not treating you as you deserve then heck no, you can't "be friends".  A friend wouldn't mistreat a friend.  Don't settle.

If you feel like he is stringing you along, then he probably is. Don't stay because you think "it will get better." You'll be mad at yourself a year later for staying when things are not better.

The only person you can control in a relationship is you.

Avoid men who've got a bunch of children by a bunch of different women.
He didn't marry them when he got them pregnant, why would he treat you any differently?

Always have your own set of friends separate from his.
Maintain boundaries in how a guy treats you. If something bothers you, speak up.

Never let a man know everything.* He will use it against you later.

You cannot change a man's behaviour.* Change comes from within.

Don't EVER make him feel he is more important than you are... even if he
has more education or in a better job. Do not make him into a quasi-god.

He is a man, nothing more nothing less.

Never let a man define who you are.

Never borrow someone else's man.

If he cheated with you, he'll cheat on you.

A man will only treat you the way you ALLOW him to treat you.

All men are NOT dogs.

You should not be the one doing all the bending...compromise is a two Way street.

You need time to heal between relationships...there is nothing cute about baggage... deal with your issues before pursuing a new relationship

You should never look for someone to COMPLETE you...a relationship consists of two WHOLE individuals...look for someone complimentary...not supplementary.

Dating is fun...even if he doesn't turn out to be Mr. Right.

Make him miss you sometimes...when a man always know where you are, and you're always readily available to him - he takes it for granted. - Isn't this TRUE!!!!!

Never move into his mother's house.

Never co-sign for a man.

Don't fully commit to a man who doesn't give you everything that you need.* Keep him in your radar but get to know others.

Share this with other women... You'll make someone smile, another rethink her choices, and another prepare.


Cheers,



OPRAH WINFREY
Labels: 3 comments | | edit post
My Mind
Kau, Yang Kuinginkan
By :  Sarlen Julfree



Ada satu keinginan yang lama terpendam
Ingin ku ungkapkan dan nyatakan
Ingin kuresapi dan sayangi
Nuansa temaram kasih cinta sejati dari nurani
Untuk mengisi bagian terdalam relung hatiku
Yang telah jauh menghilang dan tak terpenuhi
Walau hanya sesaat,
Ingin ku rengkuh dalam kalbuku…

Teramat banyak yang t’lah ku temui
Teramat banyak yang aku hadapi
Seribu wajah yang terlintas
Sejuta pesona yang kurasakan
Namun tak menggugah hasratku
Karena keangkuhan mereka!

Bukan maksudku untuk memilih, ataupun bersikap tak terkendali
‘tuk temukan seorang gadis manis dambaan hati,
sang kekasih…
Yang mau mengerti aku,
Dan mau mencintai aku apa adanya

Dia, yang kuingikan
Karena aku menginginkan dia
Seutuhnya, sejujurnya
Dalam ketulusan, dalam harapan
Tanpa maksud untuk menghinakan
Sebagai bidadari dalam hatiku
Yang menaungi jiwa dan hidupku,
Ceriakan aku…bahagiakan aku…

Bagai sebuah simponi penuh rasa
Apa yang ku inginkan, telah terangkum indah sudah
Sebagai sebuah maha karya Sang Pencipta
Pada dirimu …

Ku ucapkan kata cinta yang mendalam
Karena telah kau berikan seberkas harapan
Dan engkau tunjukkan kebesaran jiwamu
Saat engkau pun menyatakan,
Ketulusan cintamu … padaku…


Jakarta, 2006
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
SEBARIS TANDA MAAF
By :  Sarlen Julfree



Aku berdiri tegar di atas kaki kalbuku
Ingin ku ucap seuntai kata penuh harap,
Tapi tak mampu aku menelan asa risau mu itu
Ingin ku rengkuh engkau dalam dekap,
Namun tak mampu aku menyentuh luka haru mu
Yang kini terkatup, tinggalkan resah dalam anganku…

Rusuh hatiku karena lalai mulut ku
Menangis aku dalam gundah, meratap aku dalam luruh
Yang tertunduk, merenungi segenap lusuh kasih tak tergapai
Yang terpuruk layu, kala teduh tudung mu hindari aku

Sesal telah tercipta…
Kala luka tak mudah di lupa
Kala kasih ku melayang bersama bayang mu…

Aku ingin bangkit dalam benam tak sengaja
Untuk menghapus tebar setitik noda dalam benak mu
Yang tak pantas ku buat dan tak mungkin lagi aku pungkiri

Ingin ku tatap lekat rupawan dirimu
Namun tubuh ku lemah tak mampu tegak
Malu pada dusta khayal ku…
Malu atas siasat akal budi ku…
Malu karena bodohnya diri ku…

Sayang ku,
Sungguh aku merindu padamu…

Maafkan aku sayang…
Maafkan aku kasih…
Ku harap kini kau tahu, rasa sesal dalam hatiku



Jakarta, 2006
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind

KEKERASAN DALAM PERKATAAN

 

Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya.  (Amsal 9 : 12)

Dalam kondisi dan keadaan tertentu, terkadang seseorang secara sadar mengucapkan kata-kata kasar atau penghinaan yang mampu menyakiti hati dan perasaan orang lain. Kata-kata kasar tersebut seakan mengalir terucap dengan begitu mudahnya. Beberapa orang bahkan mampu melakukannya dengan ekspresi wajah tenang dan diucapkan dengan nada bicara datar, tanpa ada perasaan bersalah.

Kecenderungan yang ada, kata-kata kasar atau penuh penghinaan itu biasanya terucap pada saat seseorang dalam keadaan marah. Setidaknya, posisi atau keadaan pada saat marah, membuat seseorang menghindari dirinya berada dalam posisi tertekan dan tak mampu memberi jawaban atas pernyataan yang dikeluarkan lawan bicaranya.

Pada kondisi tertentu lainnya, penyampaian kata-kata menyakitkan hati lawan bicara, dilakukan sebagai bentuk kekesalan yang diucapkan untuk mencoba mempertahankan konstruksi pemikiran atau argumentasi yang telah dibangun. Tujuannya adalah untuk dapat memperlemah posisi lawan bicara dengan cara menyerang sisi kepribadiannya.

Bisa dikatakan, alasan dari pengucapan kata-kata kasar atau penghinaan yang mampu memojokkan orang lain tersebut, dilakukan sebagai upaya pembelaan diri.

Situasi penuh emosional, sering kali membuat akal pikiran manusia ikut terpancing suasana, dan keluarlah kata-kata kasar dari mulutnya. Bahkan, ketika kadar kekesalan dan rasa tidak senang sudah pada puncaknya, orang yang mengucapkan kata-kata kasar atau kata-kata penghinaan itu, akan tetap keukeuh, ngotot, serta berkeras hati, bahwa apa yang diucapkannya itu bukanlah sebuah kesalahan… Nah lhooo…

Yaaa... mengungkapkan kata-kata, apakah itu baik atau tidak baik, memang terkait dengan akal pikiran manusia. Semua itu merupakan hasil inspirasi, imajinasi maupun refleksi otak kita, karena otak memang merupakan pusat kendali sisi emosional setiap orang. Pada saat kata-kata kasar atau penghinaan terucapkan, pusat kendali pikiran bekerja untuk mencoba memenangkan keadaan.

Oleh karena itu, meskipun seseorang tahu dan sadar bahwa yang diucapkannya adalah sesuatu hal yang irrasional, ia akan tetap mengucapkannya.

Alasan tetap saja hanyalah sebuah alasan… Konteks dan keadaan yang ada, membuat nilai dari sebuah alasan tersebut adalah upaya untuk melakukan pembenaran terhadap sebuah perbuatan salah.

Biasanya, orang yang cenderung bersikeras hati bahwa apa yang diucapkannya itu bukanlah sebuah kesalahan, tidak akan mau ambil pusing atau berpikir kalau apa yang diucapkannya itu sesungguhnya dapat membuat orang lain berdosa atau membuat kesalahan karena hati dan pikirannya terbakar emosi oleh karena ucapannya itu.

Firman Tuhan yang tertulis dalam kitab Pengkhotbah 6 : 7, mengatakan : Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan.

Masalah timbul ketika seseorang menggunakan kata-kata kasar atau penghinaan untuk menyakiti hati serta perasaan orang lain, sebagai sebuah tindakan untuk memuaskan ego pribadi mereka.

Kenapa dinyatakan sebagai sebuah masalah?

Karena tindakan dengan menyakiti orang lain bukanlah sebuah tindakan wajar, tidak edukatif (cara yang cerdas), cenderung bersifat destruktif, dan dapat diterima orang lain sebagai sebuah pernyataan kritis.

Perilaku yang senang mengeksploitasi kemarahan dengan cara menyakiti, bukanlah suatu perilaku yang baik untuk dipendam atau dikembangkan sebagai sebuah kepribadian dari seseorang, karena itu merupakan tindakan seorang psikopat. 

Patut untuk diingat, bahwa pola serta cara penerimaan (menanggapi) seseorang untuk menghadapi "serangan" melalui perkataan, juga berbeda-beda. Pada sejumlah pribadi,  keadaan ini tidak disikapi dengan bijaksana, namun justru mengikuti arus emosi yang sedang berkecamuk dibenaknya. Sehingga tidak ditemukan kata penyelesaian, akan tetapi tindakan saling serang.  

Jelas, kondisi yang berkembang kemudian adalah kontra-produktif, karena tidak dapat menghasilkan kata penyelesaian, bahkan upaya untuk saling menyakiti. Disinilah nilai kemampuan seseorang untuk menahan emosinya, perlu dikembangkan.

Oleh karena itu bisa dikatakan, selain mendapatkan kesenangan sesaat, tiada lagi hal lain yang diperoleh pada saat seseorang lancar untuk mengucapkan kata-kata kasar atau penghinaan kepada orang lain.

Tekanan emosional memang dapat membuat posisi dan sikap seseorang sering kali tidak lagi menggunakan pola berpikir rasional. Ketika hal itu terjadi, tindakan proaktif untuk membangun kualitas kehidupan sosial yang sewajarnya menjadi terlupakan.

Pada sisi lain, tidak setiap orang mempunyai ketegaran hati serta kesiapan diri dalam kadar yang sama untuk menghadapi satu bentuk tekanan yang berasal dari perkataan kasar atau perbuatan tidak menyenangkan dari orang lain.

Tidak semua pribadi manusia dapat menjunjung tinggi nilai-nilai "kemanusiaan" dan menghargai "kejujuran hati". Sikap egoisme yang dikamuflase atas nama harga diri, sesungguhnya berwujud ketakutan (terutama bayang-bayang akan penolakan dan lain sebagainya) yang mengilhami hati serta pola pemikiran, untuk bertindak sesuatu yang disadari sebagai sebuah kesalahan namun harus dilakukan untuk maksud pembenaran.

Nilai-nilai etika yang sewajarnya sengaja dikesampingkan agar terhindar dari adanya rasa takut, terutama terjadinya penolakkan dari orang lain.

Upaya untuk tetap teguh pada pendirian, hal-hal prinsip maupun pada statement yang pernah dibuat, itu oke dan fine-fine saja. Akan tetapi itu bukan berarti diwujudkan dengan cara yang tidak cerdas, “tidak terhormat” serta secara berlebihan.

Bagaimanapun, kehidupan pribadi lepas pribadi manusia tidak terlepas dari adanya komunitas yang memiliki tata krama, dimana bagian atau seluruh anggota komunitas tersebut, bisa memberikan penilaian negatif atau skeptis.

Apalagi culture dan norma-norma yang berkembang serta ada dalam masyarakat, tidak menanamkan hakekat yang mendukung sebuah tindakan untuk menyakiti orang lain. Upaya untuk menyakiti atau mendisposisikan orang lain melalui perkataan kasar atau penghinaan, telah berada diluar jalur kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat dan budaya yang baik dan benar, terutama bagi kelompok orang-orang terdidik (memiliki dasar pendidikan baik).

Sesungguhnya kesalahan adalah pelajaran berharga bagi orang yang mau berfikir bijaksana dan cerdas untuk menjawab sebuah pernyataan... Oleh karena itu, kebiasaan buruk seseorang yang diwujudkan dalam bentuk upaya menyakiti hati dan perasaan orang lain lewat berkata kasar atau penghinaan, tidak dipelihara serta menjadi bagian dari gaya hidup.

Why? Karena disitulah kualitas kehidupan seorang anak manusia mendapat point penting, dimana point itu sangat menentukan dan berpengaruh pada lingkup pergaulan atau kehidupan bersosialisasi seseorang. Apakah kesalahannya akan membuat kehidupannya selanjutnya akan lebih baik, atau apakah ia akan melakukan kesalahan yang sama bahkan lebih parah...

Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.  (Pengkhotbah 7 : 9)

Well, kita memang tidak boleh mendendam dan membiasakan diri hidup dalam kemarahan. Dalam sebuah proses, pasti ada sisi baik dan benar yang bisa dilakukan.

Apabila suka mengatakan hal-hal menyakiti hati dan perasaan orang lain sudah menjadi bagian kehidupan, sikap yang seharusnya dipilih adalah menyadarinya dan dilanjutkan dengan melakukan perenungan diri. Dengan merenung, seseorang tahu bagaimana harus berbuat baik dan benar dilain kesempatan.

Perenungan merupakan sebuah resolusi yang harus dibuat dan dilakukan agar manusia tidak terjebak oleh adanya pikiran atau gaya hidup yang mudah sekali mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti hati serta perasaan orang lain.

Kenapa begitu? Sebab arti penting dari setiap perenungan yang kita lakukan, adalah sebuah peran yang harus dimainkan. Ketika mengucapkan kata-kata kasar atau penuh penghinaan menjadi sebuah kebiasaan, maka hidup ini tidak lagi menjadi kepala, melainkan ekor, oleh karena pernyataan-pernyataan kasar yang terucap, akan menjadi bahan penilaian orang lain, dan orang-orang lain tersebut, tidak akan menghadirkan sikap simpatik.

Pesannya :

Jangan kita merubah sesuatu yang sederhana menjadi kompleks oleh karena diri kita sendiri tidak dapat menjaga sikap kita terhadap orang lain. Marah boleh, tapi janganlah kemarahan itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang bisa menyakiti hati dan perasaan orang lain. Selama masih bisa berkata baik, kenapa harus berkata kasar?

Selama masih ada kesempatan untuk berubah hari ini, kenapa harus menunggu hari esok datang? Berubahlah untuk pembaharuan hidupmu selama mulut ini masih bisa mengkatakan : “Hari ini…”


Salam Kasih untuk kalian semua...

Jakarta, 22 Januari 2008


.Sarlen Julfree Manurung

===

catatan :
Bahan-bahan tulisan ini diambil, dibahas lebih mendalam, dan dikembangkan berdasarkan diskusi kecil atas tulisan pada blog multiply milik audrydien64 yang berjudul : Hidup Sejam Tanpa Berbuat Dosa?
My Mind
BERHARAP BESAR PADA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
DI INDONESIA




Datangnya musim hujan sering kali diikuti pula oleh kehadiran fenomena alam berupa sakit-penyakit yang muncul secara musiman sebagai pandemi atau wabah penyakit.

Pada saat memasuki musim penghujan, pemerintah secara gencar membuat sejumlah iklan layanan masyarakat yang isinya antara lain berupa penyuluhan-penyuluhan serta himbauan agar masyarakat menjaga kebersihan, dengan memanfaatkan media televisi dan penempelan pamflet-pamflet yang ditempel di pusat keramaian serta di sejumlah sarana kesehatan seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit.

Berbagai tindakan penerangan itu dilakukan karena fasilitas serta pelayanan kesehatan masyarakat yang disediakan dan dimiliki pemerintah masih belum mampu memenuhi kebutuhan akan adanya pelayanan kesehatan yang memadai bagi seluruh masyarakat.

Oleh sebab itu, upaya penanggulangan serta pencegahan penyebaran berbagai sumber penyebab penyakit, memang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, tanpa ada upaya aktif masyarakat untuk mau dan bisa mendisiplinkan serta membiasakan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Berapapun pendanaan APBN yang disediakan untuk menunjang ketersediaan fasilitas, sarana, dan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, tidak akan bermanfaat banyak apabila masyarakat sendiri tidak memiliki kesadaran untuk mau menjaga kebersihan diri serta lingkungannya, yang selama ini masih bersifat temporer karena baru tersadar ketika penyakit telah menyebar atau ada himbauan dari pemerintah, dalam hal ini melalui kantor Kementerian Kesehatan maupun dinas kesehatan setempat.

Bangsa Indonesia dapat mencontoh pola hidup bersih dan tingkat kedisiplinan yang teramat baik dari penduduk negara Singapura, dimana tingkat kesadaran masyarakat Singapura mampu membuat negara pulau itu sangat bersih dan sangat rendah tingkat pencemaran udara, air, dan tanah dari berbagai bahan polutan serta sampah.

Masalahnya sekarang, bangsa kita belum sedisiplin penduduk Singapura. Rendahnya tingkat kesadaran dan sikap disiplin masyarakat terjadi karena tingkat kemampuan ekonomi serta pendidikan masyarakat masih teramat rendah.

Lebih dari 85 % penduduk Indonesia masih termasuk dalam kelompok masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan rendah. Dari presentase tersebut, lebih dari 70 % diantaranya termasuk keluarga miskin serta sangat miskin.

Keadaan ini membuat usaha pemenuhan kualitas terbaik kesehatan masyarakat masih harus ditunjang oleh kebijakan bidang kesehatan yang disiapkan pemerintah karena masyarakat sendiri cenderung lebih berkonsentrasi dan memfokuskan diri untuk bisa survival dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Kondisi ini membuat berbagai upaya menanggulangi potensi penyebaran penyakit, baru bisa dilakukan apabila telah terjadi pandemi dari suatu penyakit yang mulai merebak ditengah masyarakat.  

Contoh nyata bisa dilihat dari upaya penanggulangan penyebaran penyakit diare yang menerpa warga di sebagian wilayah Tanjung Priok beberapa waktu. Pada saat jumlah warga yang terserang sakit diare telah memenuhi hampir seluruh ruang Rumah Sakit Koja, pemerintah sudah cukup kerepotan untuk menanggulanginya.

Pemerintah memang berusaha keras untuk dapat mengupayakan adanya perlindungan dan jaminan pelayanan kesehatan yang layak serta berkualitas baik bagi masyarakat, khususnya bagi masyarakat miskin dan tidak mampu lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program asuransi kesehatan (askes) serta penyediaan jaminan asuransi kesehatan bagi keluarga keluarga miskin.  

Namun belakangan ini, kedua program tersebut sering kali mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena adanya hambatan, khususnya birokrasi. Pada saat ini, pemerintah masih menunggak dana askes sebesar 1,8 trilyun rupiah, dimana terdapat dana terklaim yang besaran jumlahnya mencapai angka 900 milyar rupiah.

Besarnya tunggakan klaim dana askes tersebut membuat rumah sakit yang menerima program askes mengalami kesulitan pada operasional rumah sakit. Biaya pengobatan dan perawatan pasien askes harus memanfaatkan dana yang ada, sedangkan biaya jasa medis dokter serta perawat terpaksa ditunda. Sungguh, ini merupakan sebuah kondisi dilematis yang harus ditanggung oleh semua rumah sakit penerima program askes.

Dilaksanakannya program kartu berobat keluarga miskin (gakin) juga tidak berjalan dengan lancar karena diterapkannya prosedur pengambilan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kantor kelurahan dimana warga yang cukup berbelit-belit. Pada sejumlah kasus, bahkan pihak puskesmas atau rumah sakit rujukan pemerintah tidak meluluskan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis meskipun telah memiliki kartu gakin.

Keadaan tersebut telah membuat masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu lainnya menjadi risau dan memiliki rasa takut, yaitu mereka tidak bisa berobat atau mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai pada saat mereka sakit.

Belakangan ini masyarakat juga mengalami kerisauan cukup mendalam oleh karena mulai sulit didapatkannya sejumlah obat generik karena pihak pabrikan menganggap biaya produksi sejumlah obat generik tersebut telah membuat mereka terus-menerus mengalami kerugian besar, terutama apabila pemerintah tidak menaikkan harga jual dari obat generik tersebut.

Padahal, keberadaan obat-obatan generik sangat membantu bagi masyarakat miskin dan tidak mampu lainnya untuk dapat memperoleh obat-obatan dengan harga murah dan terjangkau namun dengan kualitas obat sama dengan obat paten.

Kesulitan masyarakat juga ditandai oleh kurang tersedianya fasilitas dan sejumlah sarana kesehatan (seperti puskesmas), yang dapat diandalkan sebagai tempat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang memadai dan memenuhi standar kelayakkan pelayanan medis. Kalaupun ada, banyak dari puskesmas-puskesmas itu letaknya jauh dari tempat dimana mereka tinggal.

Bahkan belakangan ini, banyak puskesmas yang tidak memiliki dokter karena dokter yang ditempatkan di puskesmas terpencil telah habis masa penempatannya, sedangkan sebagian besar dokter-dokter yang baru saja lulus enggan untuk ditempatkan di daerah terpencil atau jauh dari keramaian kota. Padahal keberadaan para dokter di puskesmas yang letaknya terpencil, sangat dibutuhkan masyarakat.

Sebagai contoh, kekosongan dokter yang berdinas di puskesmas akan ditemui di 400 puskesmas yang ada di Jawa Barat mulai awal tahun 2008. Upaya penempatan dokter pengganti akan dilakukan dengan menempatkan para dokter yang sedang mengambil spesialisasi keahlian.

Memang terlihat jelas kalau upaya penyediaan sarana dan berbagai fasilitas kesehatan yang secara ekonomis bisa terjangkau masyarakat miskin, telah dilakukan pemerintah meskipun masih belum secara merata.

Keadaan ini telah membuat masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tak mampu lainnya sulit untuk berharap mendapatkan kesembuhan karena minimnya kemampuan keuangan yang mereka miliki dan seakan mendapatkan perlakuan yang tidak adil.

Padahal, kehadiran sejumlah penyakit baru tidak bisa ditangani apabila mereka hanya mengandalkan obat-obatan tradisional atau generik semata, apalagi oleh dukun-dukun di kampung. Kemungkinan terbesar mereka akan mencoba pengobatan alternatif, yang persyaratan medisnya belum tentu memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat dipertanggung-jawabkan.

Ironis memang. Kondisi pelayanan kesehatan tidak bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat miskin dan masyarakat kurang mampu lainnya. Keterbatasan kemampuan ekonomi membuat mereka tidak dapat berbuat lebih untuk mendapatkan kesehatan yang layak di negara ini, karena harus dibayar dengan nilai sangat mahal.

Datangnya musim hujan, yang akrab dengan banjir dan kehadiran penyakit tertentu, membuat banyak orang miskin dan kurang mampu lainnya menjadi cemas apabila pada satu waktu mereka menderita sakit. Apabila kondisi pelayanan kesehatan masih seperti sekarang, itu berarti mereka seperti kurang memiliki harapan hidup ketika sakit-penyakit menghinggapi diri mereka.

Mau diapakan lagi, sakit-penyakit itu identik dengan pengeluaran biaya. Pihak yang diuntungkan hanyalah kalangan medis serta farmasi semata. Pemerintah sendiri tidak memiliki dana yang memadai untuk menyediakan fasilitas, sarana, dan juga pelayanan kesehatan yang layak untuk seluruh masyarakat.

Peran aktif pihak swasta dengan rumah sakit dan kliniknya, juga belum bisa dipakai sebagai indikator pembantu pemerintah karena mereka juga mengingingkan adanya profit margin untuk menghidupkan kegiatan rumah sakit atau kliniknya.

Harus kita akui, kondisi pelayanan kesehatan serta ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan di Indonesia memang belum begitu memadai oleh karena keterbatasan dana pemerintah serta kurangnya peran aktif para tenaga medis untuk mau ditempatkan di daerah-daerah.

Namun pada sisi yang lain, setiap individu manusia juga tidak dapat menyalahkan keadaan dirinya sendiri dan juga menyalahkan pemerintah sebagai pihak yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan yang memadai kepada seluruh anggota masyarakat karena pemerintah juga memiliki keterbatasan.

Lalu, kepada siapakah masyarakat miskin dan kurang mampu lainnya mendapatkan pelayanan kesehatan? Haruskah mereka merasakan derita sakit tanpa mereka sendiri bisa merasakan dan mendapatkan harapan untuk menggapai kehidupan yang terjelma dalam bentuk hidup sehat serta mendapatkan pelayanan kesehatan yang manusiawi?

Kondisi ini membuat pengabdian para penyelenggara kegiatan pelayanan kesehatan dengan mendahulukan sisi kemanusiaan sangat diketuk. Mendahulukan keselamatan serta kesehatan orang lain merupakan prinsip yang harus benar-benar ditanamkan oleh setiap pribadi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat.

Hidup adalah perjuangan, berjuanglah untuk hidup… Nampaknya, kalimat bijaksana itu melekat erat dan terus-menerus harus dirasakan sepanjang umur oleh kelompok masyarakat miskin dan kurang mampu lainnya, dengan sebisa mungkin mereka harus tetap sehat sepanjang hidupnya.
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
AKU YANG BERJALAN SENDIRI, TAK INGIN TAKUT LAGI



Dalam alur kehidupan, kita tidak akan pernah tahu dengan persis, what will be happen to us (apa yang akan terjadi dengan diri kita), sampai pada akhirnya kita menjalaninya sendiri alur kehidupan itu....

Mungkin kata-kata diatas cocok sekali dengan keadaan yang sedang dihadapi oleh sejumlah orang pada saat ini, terutama dalam diri pribadi lepas pribadi, yang harus mengambil sebuah keputusan penting di dalam hidupnya.

One of my friend say : "hidup ini adalah pilihan, saat kamu iri melihat seseorang mampu melakukan sesuatu, sebenarnya kamu juga bisa, it's just a matter of choice..."

Do you dare to leave your comfort zone and make a change? Sebuah pernyataan, yang kalau kita pikir-pikir, memang benar adanya...

Banyak orang yang terlalu takut untuk melangkah, takut memposisikan diri dalam sebuah keadaan, takut menerima keadaan yang tidak mereka inginkan, takut pada imajinasinya sendiri, dan banyak pula yang takut melepaskan keadaan yang selama ini telah membuat diri mereka sudah dalam posisi nyaman...

Mungkin bisa pula dikatakan disini, hampir semua orang memiliki rasa takut apabila kehidupannya berubah drastis ke arah yang tidak menyenangkan… Hampir semua orang takut melepaskan atau dilepaskan dari apa yang sudah dimiliki, walaupun apa yang dimiliki pada saat ini, dirasakan belum bisa memuaskan atau membahagiakan hati serta diri mereka...

Semua orang memiliki rasa takut, terutama takut hati mereka tersakiti atau disakiti...

Sesungguhnya, itu adalah hal yang wajar. Setiap langkah dalam kehidupan ini, pada dasarnya ada satu atau beberapa keadaan yang tidak menyenangkan hati dan diri kita. Bila itu terjadi, maka secara langsung perasaan dan hati kita akan merasa tertekan, ditekan, terganggu atau kita merasa ditinggalkan...

Itu manusiawi. Meskipun kecil, rasa takut itu pasti ada pada diri setiap orang. Akan tetapi sebaiknya perasaan takut itu tidak bergerak ke arah yang berlebihan.

Sikap berlebihan itu muncul, akibat dari egoisme diri seseorang (karena mengekspose rasa takut itu secara tidak wajar) yang menjadikan rasa takut tersebut sebagai senjata agar orang lain tidak menekan dirinya, tidak mengambil bagian dari apa yang telah dimilikinya, serta tidak mengganggu eksistensi maupun kredibilitas dirinya.   

Suatu hal yang tragis... Itu bisa terjadi karena memang tidak semua orang siap untuk menghadapi atau menerima tantangan hidup atau kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan maupun keinginan hatinya. Hampir semua orang di bumi ini, tidak siap untuk menerima kritikkan, mendapatkan penilaian bernada negatif atas diri mereka, serta tidak ingin keberadaannya diusik atau terusik oleh orang lain.

Padahal, ketika seseorang menerima sesuatu (khususnya dalam hal pekerjaan), maka semenjak saat itu pula lah, orang tersebut memiliki ikatan untuk bertanggung-jawab atas apa yang diterimanya atau dimilikinya.

Siap atau tidak siap, pada suatu waktu nanti, itu bisa diambil/diminta kembali dari diri mereka. Sedangkan apabila itu terkait dengan pribadi seseorang, maka orang tersebut  harus bisa merubah keadaan serta paradigma atau pola pikir mereka, agar rasa takut tersebut, tidak serta-merta membuat kualitas serta eksistensi diri mereka, terganggu.

Seseorang yang berpikiran maju, harus bisa mengendalikan diri serta pikirannya. Ia juga harus tahu dan bisa memposisikan dirinya, di saat dirinya menghadapi tekanan atau dilema dalam hidup ini.

Kenapa harus takut? Kenapa menjadi memiliki perasaan tertekan? Kenapa kita harus tenggelam dalam fantasi seperti itu?

Kita sama-sama tahu dan mengerti, bahwa ada besar kemungkinan, di dalam proses kehidupan ini, hal seperti itu bisa saja terjadi. Ketika kita menerima atau mengambil segenap tanggung-jawab tersebut, kenapa kemudian kita menjadi tidak mau atau tidak siap apabila hal tersebut diambil (atau minimal diusik) dari diri kita…???

Kita seharusnya dapat menjadi arsitek bagi kehidupan kita sendiri. Kita seharusnya sebisa mungkin mempersiapkan diri kita, merencanakan atau memiliki master minded yang fokus, jelas, dan matang akan arah serta tujuan kehidupan kita, sebelum dan hingga kita dapat mewujudkan apa yang ingin kita rasakan.

Kita seharusnya dapat melatih diri kita untuk siap menghadapi setiap keadaan dan tantangan hidup yang menghadang karena keadaan serta tantangan dalam hidup ini, suka atau tidak suka, siap ataupun tidak siap, semuanya harus kita lalui…

Dikatakan demikian, karena ketika pada satu titik waktu ada yang mencoba untuk menggoyahkannya, menggoda, atau ingin mengambil bagian dari diri kita, kita sudah tahu dan siap; bagaimana kita harus bersikap, bagaimana seharusnya kita bertindak, dan/atau bagaimana kita harus menyiapkan langkah-langkah agar dapat menyikapi keadaan itu dengan bijaksana.

Kita harus bisa menerima serta menyikapi suatu keadaan dalam hidup ini. Kita harus siap menerima kritik atau mendapatkan masukan yang tidak sesuai dengan keinginan atau harapan kita. Kita harus siap, untuk tidak selalu menggunakan perasaan namun juga logika kita, untuk menghadapi tantangan atau pergolakkan hidup.

Rasa takut yang muncul, seharusnya mendidik kita, melatih diri serta intuisi kita, agar di saat kita mengalami tekanan karena timbulnya rasa takut, kita tetap dalam keadaan sadar dan tetap menggunakan segenap akal dan pikiran, serta bertindak berdasarkan logika kita, untuk menemukan jawaban atas aral yang merintangi hidup.     

Ketakutan, cenderung menampilkan kabut tebal dalam cermin kehidupan dan alam pikiran kita, sehingga kita tidak dapat lagi melihat atau membedakan setiap pertanda dengan jelas.

Rasa takut membuat kita bagaikan seekor katak di dalam tempurung. Rasa takut, justru akan membuat kita menghadapi kendala-kendala baru karena rasa takut itu justru membuat kita menjadi seakan-akan tidak mampu untuk berbuat banyak dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang kita hadapi.

Rasa takut hanya menimbulkan kecemasan. Rasa takut, hanya membuat diri kita stuck, padahal di depan sana, mungkin saja masih banyak kesempatan yang terbuka untuk kita, andai saja kita lebih membuka diri kita dan lebih menonjolkan keberanian kita, lalu menutup rasa takut kita itu dengan tindakan serta pola pikir cerdas.   

Rasa takut, membuat hidup kita tidak nyaman dan membuat kita seakan-akan tak mampu untuk membuat keputusan.

Memperhatikan uraian diatas, maka dapat dikatakan :
1.    Rasa takut sering kali terjadi karena diri kita sendiri yang membuatnya atau membiarkan rasa takut itu tertanam di dalam benak pikiran kita.
2.    Rasa takut timbul, karena sebelum diri kita sendiri mencoba untuk menghadapi tantangan atau permasalahan yang ada, kita belum mencoba untuk berusaha melakukan sesuatu untuk menyikapinya. Lucunya, kita sendiri sudah mengatakan bahwa kita tidak siap, sebelum kita mencoba untuk menyelesaikan masalah.
3.    Rasa takut terbentuk karena kita membiarkan diri kita rapuh. Itu terjadi karena kita sendiri tidak melatih atau membiasakan diri kita untuk menghadapi setiap permasalahan yang menghadang di depan kita.
4.    Rasa takut itu harus disikapi, bukan didiamkan menjadi bagian dari pribadi kita…

Haruskah kita lari dari keadaan? Haruskah kita terbenam dalam rasa takut? Tidak. Semakin kita berusaha untuk berlari menjauh dari keadaan yang tercipta atau masalah yang menghadang di hadapan kita, maka rasa takut dan sakit pun akan semakin menumpuk di dalam diri kita, tanpa kita sadari… Padahal, di dalam masalah, pasti ada jalan keluar…

Tidak ada seorang pun di bumi ini yang tidak memiliki masalah. Tidak ada seorang pun yang tidak akan menghadapi badai dalam hidupnya. Sungguh, itu harus terjadi. Kalau seseorang tidak ingin menghadapi badai dalam hidup ini, janganlah seseorang tersebut menyebutkan diri mereka, manusia…

Pada saat kita menghadapinya, mungkin pada awalnya kita masih akan merasakan luka atau menderita. Ada perasaan berat atau sulit untuk melakukannya. Lalu pada tahapan selanjutnya, mungkin pula kita baru bisa berjalan tertatih-tatih. Akan tetapi, ketika kita mulai terbiasa untuk menjadi terlatih, maka rasa takut itu tidak akan menghinggapi diri kita lagi karena kita sudah tahu apa yang harus kita perbuat.

Jangan pernah takut untuk gagal. Jangan pernah takut untuk ditolak. Jangan pernah takut untuk tidak dapat meraih sebuah kesuksesan dalam hidup ini. Jangan pernah membiarkan rasa takut, membuat pikiran kita, lemah dan tidak berani menghadapi pergolakkan di dalam hati serta kehidupan.

Jangan pernah takut untuk menerima kritikkan pedas, karena memang, tidak ada seorang pun di bumi ini, yang sempurna dalam dirinya.

Dan yang juga cukup memiliki makna penting dari itu : Jangan biarkan rasa takut, menimbulkan fantasi semu dalam diri kita…

Kehidupan yang kita jalani mungkin alurnya penuh liku dan tidak dapat kita tebak arahnya. Namun, liku-liku alur kehidupan tersebut, sesungguhnya membuat kita mendapatkan banyak pembelajaran, terutama tentang bagaimana caranya agar kita bisa tetap tenang dan bisa menyiapkan diri kita agar tidak terjebak oleh rasa takut yang ada dalam diri kita serta berusaha mencari jawaban atas permasalahan yang ada.  

Kalau kita tetap membiarkan diri kita dalam rasa takut, maka itu adalah pilihan kita. Begitu juga sebaliknya. Apabila kita tidak membiarkan agar diri kita selalu dalam ketakutan serta kecemasan, atau ingin merubah rasa ketakutan dengan sebuah pemikiran untuk berani mengambil suatu keputusan ataupun suatu tindakan, itupun merupakan pilihan kita.

Makin lama kita tenggelam dalam rasa takut, maka makin lama pula kita tidak akan merasakan kedamaian dan ketenangan. Kita sendiri akan terus menemui sejumlah kesulitan serta hambatan untuk menemukan pribadi kita yang sebenarnya.

Sudah sepatutnya, rasa takut akan sesuatu itu, tidak menjadi bagian dari pribadi serta diri kita. Percayalah… Rasa takut, tidak akan pernah membuat kita dalam kondisi nyaman dan damai di hati.

Sebab di dalam rasa takut, kita tidak akan pernah dapat mengambil suatu keputusan penting, yang sangat besar kemungkinan, akan dapat merubah aral kehidupan kita.  

Bila kita mengerti dengan apa yang diuraikan dalam tulisan ini, maka nyatakan dalam diri dan hati kita : “Aku yang berjalan sendiri, tak ingin takut lagi…”


God Bless You everybody…




Salam Kasih saya,




.Ir. Sarlen Julfree Manurung

My Mind

Segelintir Kecil Arti Kata "C..I..N..T..A"



Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik pada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah.
Tertariklah pada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
"Semoga kamu menemukan orang seperti itu"

Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata.
"Semoga kamu memimpikan orang seperti itu"

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan,
Pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi,
Jadilah seperti yang kamu inginkan,
Karena kamu hanya memiliki satu kehidupan
dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
"Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati"

Cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat,
Kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi,
Pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia
dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah
(kepada orang yang kamu kasihi). 

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan.
Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihatpintu lain yang dibukakan bagi kita.

Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpamengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain.
Apabila hal Itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan.
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan.
Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi...

Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.
Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia

Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang Yang salah (tidak tepat)
sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita Harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu. 

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya,
mereka yang mencari dan mereka yang mencoba.
Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.
Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah,
romantika dan masih tetap peduli padanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah : ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan,
kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba
Jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup
Jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi
Jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu!
Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya.
namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekelilingmu tersenyum jalanilah hidupmu sehingga pada saat kamu akan meninggalkan dunia dan pada saat itu kamu lah yang tersenyum dengan meninggalkan orang yang ganti akan menangisi kamu.

My Mind

BILA SAATNYA T’LAH TIBA

By : Sarlen Julfree

 

 

Menatap Tahta di atas atap langit

Hanya sebaris kerinduan yang bisa terucap

Ingin menggapai, namun tak mudah ‘tuk di raih

Karena kesetiaan kita, tak sehebat Sang Empunya...

 

Begitu mudah kita mendukakanNya...

Harta, tahta, wanita…

Mampu kaburkan pandangan mata hati serta iman kita

Hingga terlena, lupa pada Sang Pencipta…

 

Terinjak kaki, wajah masih bisa tertawa

Menginjak hati, emosi membakar jiwa

Sungguh, teramat mudah kita melakukannya...

Sungguh… hampir setiap hari kita melakukannya…

 

Wajar katanya, mengucap sebaris dusta...

Tak besar salahnya, mendukakan hati sesama,

Hingga akhirnya berani kita tentukan sendiri hitam putih dunia

Meski kita tau, IA melihat jauh ke dalam hati kita...

 

Tak ada manusia yang mau hidup sengsara

Segala cara dilakukan ‘tuk mengakali kerasnya hidup

Agar sesuap nasi, dapat puaskan segenap raga

Meski harus bertindak atas nama rasa…

 

Untuk ke Sorga, tak ada makna suka-suka

Karena untuk kesana, butuh penyesalan jiwa

Rendahkan hati, menahan segenap emosi,

Merenungkan firmanNya, ‘tuk di bagi pada sesama...

Agar pada saatnya tiba,

IA sambut kita dalam sukacita

BersamaNya… selamanya… di Sorga…

 

Waktu kita masih berputar…

DiberiNya kesempatan agar kita perbaiki diri,

DiberiNya waktu agar kita segera kembali pada jalanNya

Agar bila saatnya t’lah tiba,

Kita tak menyesal sepanjang masa…

Karena t’lah terlambat sudah…

 

 030806
Labels: 0 comments | | edit post