My Mind

KEMAMPUAN MERAMAL ATAU INDERA KEENAM


Dear Friend,

Apa kabar, sobat? Senang rasanya aku bisa menerima e-mail dari kamu lagi. Entah kenapa, aku selalu menunggu-nunggu kedatangan e-mail dari kamu.

Bagiku, menjalin pertemanan dan berdiskusi banyak bersama kamu adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Aku merasakan indahnya pertemanan, terutama karena kita bisa saling mengisi melalui diskusi-diskusi yang kita lakukan.

Aku sangat senang kalau kamu bisa menerima segenap masukan-masukan yang aku berikan dalam setiap diskusi diantara kita. Karena aku pun merasakan, kecerdasan jawaban yang kamu berikan, dapat menambah wawasan dan pengetahuan aku…

Mmm… Kalau ga salah, kemarin kamu bertanya padaku soal kemampuan seseorang untuk menafsirkan mimpi, meramal dan adanya indera keenam dalam diri seseorang.

Menurutku, menafsirkan mimpi itu berbeda dengan kegiatan meramal, seperti yang dilakukan oleh para peramal, paranormal, atau cenayang. Ada kemungkinan, semua orang di dunia bisa meramal. Namun pada sisi yang berbeda, tidak semua orang bisa menafsirkan mimpi.

Kamu memang benar, kalau semua orang dapat 'menilai' sesuatu. Namun, kita harus bisa membedakan, menilai sisi kepribadian seseorang dari apa yang nampak dari sikap, sifat, dan perkataan yang diucapkannya, itu bukanlah “kemampuan membaca” kepribadian seseorang, karena sikap, sifat serta perkataan seseorang itu sifatnya real, dimana kita dapat merasakan, melihat, dan mendengar langsung apa yang diucapkan seseorang tersebut.

Beda halnya dengan tindakan berupa meramalkan kondisi kehidupan seseorang, yaitu sebuah upaya yang dilakukan untuk “mengintip” kehidupan (nasib dan peruntungan) seseorang di masa yang akan datang, karena itu merupakan bagian dari kegiatan meramal.

Jadi, melihat perilaku dan karakter seseorang itu berbeda dengan meramalkan nasib serta peruntungan seseorang. Itu berada pada konteks dan bentuk perbuatan yang berbeda. Apabila hal tersebut dilakukan melalui kegiatan meramal, bukankah itu sama artinya kita sudah membodohi orang lain?

Why…? Karena kalau kita percaya serta memiliki iman yang teguh bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia, maka tindakan meramalkan nasib dan peruntungan orang lain itu merupakan sebuah kekejian di mata Tuhan.

Kegiatan meramal adalah kegiatan dimana kita mendatangi dan mempercayai adanya suatu dimensi keimanan lain yang berbeda dengan keimanan kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Ketika hal tersebut kita lakukan (mendatangi tempat orang yang bisa meramal), maka itu artinya kita telah menduakan iman kepercayaan kita kepada Yesus Kristus.

Di mata Tuhan, bentuk kegiatan seperti itu adalah sebuah perbuatan keji. Keji, karena kita justru tidak menempatkan dan mempercayai Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang dapat menjadi sumber inspirasi kehidupan diri kita sendiri, yang akan memimpin kita pada saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Jadi, apapun maksud atau niatan orang melakukan kegiatan meramal – apakah iseng, coba-coba, atau sekedar menyenangkan teman – itu semua tidak boleh dilakukan dan tidak benar untuk dilakukan.

Prinsip utama yang menjadi dasar pemikiran imani bahwa dengan kita mendatangi seorang peramal atau paranormal adalah sebuah tindakan penuh kekejian di mata Tuhan, yaitu ada pada Dasa Titah : Jangan ada padamu allah lain dihadapanKU…

Pada konsepsi Dasa Titah yang sama juga dikatakan : Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun untuk disembah atau dituruti…

Ketika seorang anak Tuhan datang untuk bertanya kepada peramal atau paranormal tentang peruntungannya, itu sama artinya dirinya telah mencoba untuk menggantikan segenap peran Roh Kudus dengan menghadirkan allah lain didalam hidupnya.

Sikap percaya kepada Tuhan semakin bergeser ketika anak Tuhan yang mendatangi peramal tersebut percaya dengan isi ramalan dari sang peramal karena mendapatkan ramalan yang sesuai dengan harapannya.

Konsepsi perubahan sikap percaya menuju kearah perubahan iman setia kita, terjadi ketika anak Tuhan tersebut justru malah mengikuti apa yang diperintahkan peramal melalui tindakan melakukan ritual-ritual tertentu, sebagai sebuah syarat.

My friend, ketika kondisi itu mulai terjadi, maka penyesatan orang-orang percaya mulai terjadi. Padahal, Firman Tuhan  dalam II Tesalonika 2 : 3a berkata :

Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!  

Ketika kita mulai diajarkan untuk mengikuti ritual-ritual tersebut, pada saat itu kita telah dibuat semakin jauh dari Tuhan karena kita justru mengimani doktrin dalam bentuk ungkapan-ungkapan, yang sesungguhnya hanya menyenangkan telinga serta hati dalam sesaat waktu saja.

Pada saat manusia telah dibutakan oleh mimpi-mimpi dan harapan-harapan kosong yang disampaikan peramal, yang justru membawa kita semakin menjauh dari kehidupan kekal, manusia itu telah lupa dengan pernyataan Tuhan Yesus yang mengatakan :

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.  (Yohanes 14 : 6)

Bukankah ketika hidup kita telah ditentukan masuk kepada fase kematian daging, ada kehidupan lain setelahnya? Kehidupan di dalam Kerajaan Sorga bersama Allah Bapa, atau kehidupan dalam panasnya api neraka…???

Kenapa kita harus berubah setia padahal kita telah percaya dan beriman pada Kristus?

Kita harus ingat dengan isi pernyataan Firman Tuhan dalam Kolose 2 : 8 yang mengatakan :

Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. 

Lalu, ada juga tertulis :

Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. (Zakharia 10 : 2a)

Apakah yang ingin atau dapat kita perjuangkan lagi kalau kehidupan kita telah ditentukan untuk berhenti? Bukankah sudah terlambat kalau kita baru tersadar bahwa apa yang kita dapatkan melalui para peramal itu adalah sebuah kepalsuan?

Dan dengan memungkiri kesetiaan mereka yang semula kepadaNya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya.  (I Timotius 5 : 12)

Sobat, ketika proses penjauhan iman kita mulai berlangsung melalui “berita-berita kehidupan di masa datang” seperti yang dibawa dan disampaikan oleh para peramal atau paranormal, benih-benih yang membuat kita berubah setia, mulai mengilhami pikiran dan hati kita. Sia-sialah penyesalan kita bila itu telah terjadi…

Kamu tahu kan, apabila kita mengingkari iman kita kepada Yesus Kristus, itu akan membawa kamu ke dalam lembah kekelaman?

Melalui FirmanNya, Tuhan menasehati untuk tidak melakukan tindakan bodoh yang dirupakan dengan kegiatan mendatangi peramal atau paranormal :

Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. (Efesus 5 : 6)

Dan ada juga dinyatakan dalam Firman Tuhan :

Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. (Roma 6 : 12)

Firman Tuhan dalam I Korintus 15 : 33 juga bilang : Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Tentang para peramal atau paranormal itu sendiri, Firman Tuhan mengatakan :

Janganlah didapati seorangpun mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.

Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.  (Ulangan 18 : 10 - 12)

Sedangkan tentang para peramal tersebut, Firman Tuhan berkata :

Para pelihat akan mendapat malu dan tukang-tukang tenung akan tersipu-sipu; mereka sekalian akan menutupi mukanya, sebab tidak ada jawab dari pada Allah. (Mikha 3 : 7)

Temanku yang baik,

Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN. (Hosea 6 : 3)

Janganlah kita mengadakan perbuatan peramalan kehidupan masa depan seseorang dan mendatangi para peramal atau paranormal untuk maksud serta tujuan yang sama. Ingat dan camkanlah, bahwa Pribadi yang mengetahui tentang kondisi kehidupan masa depan hanyalah Tuhan Allah.

Dalam I Timotius 4 : 7, Firman Tuhan juga mengatakan :Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.

Satu pertanyaan lainnya, yaitu bagaimana dengan indera keenam…?

Orang sering kali menganggap feeling atau perasaan yang kuat dirasakannya sebagai sebuah kemampuan indera keenam. Biasanya, perasaan kuat itu muncul pada saat  seseorang itu merasa akan ada suatu kejadian yang akan membuat kehidupannya menjadi tidak nyaman.

Esensinya seperti sebuah nubuatan, namun apa yang disampaikan karena adanya suatu perasaan, bukanlah sebuah nubuatan, karena nubuat hadir dalam diri seseorang ketika Roh Kudus mengilhaminya.

Dalam Kekristenan, tidak dikenal yang namanya indera keenam tersebut. Kekristenan hanya mengenal adanya istilah KARUNIA, yaitu seperti yang diungkapkan dalam Firman Tuhan yang tertulis pada kitab I Korintus 12 : 4 – 11.

Berdasarkan I Korintus 12 : 7, dikatakan : Tetapi tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Apakah indera keenam merupakan bagian dari karunia?

Rupa-rupa karunia itu :

1. Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. (I Korintus 12 : 8)

2.   Karunia berupa iman, dan karunia untuk menyembuhkan. (I Korintus 12 : 9)

3. Karunia untuk mengadakan mukjizat, bernubuat dan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Juga karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh dan karunia untuk menafsirkan bahasa roh. (I Korintus 12 : 10)

Yang manakah di antara 8 karunia itu yang kamu maksudkan dengan 'indera keenam'?

Mmm… Satu point yang harus kita tekankan disini, bahwa pernyataan Roh yang disampaikan melalui karunia yang dimiliki oleh setiap orang percaya, itu bukanlah sebuah ramalan atau suatu kemampuan untuk melihat aura maupun tanda-tanda alam yang ada, karena karunia yang dimiliki masing-masing orang yang percaya, bukan untuk menyatakan sebuah ramalam atau pandangan aura sebagai tanda-tanda alam.

Firman Tuhan berkata :

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.  (I Timotius 4 : 14)

Apabila dikaitkan dengan Firman Tuhan dalam I Timotius 4 : 14 tersebut, apakah berarti 'indera keenam' yang muncul atau kamu rasakan sesaat setelah kamu menerima berkat dari pendeta Gereja, itu merupakan urapan yang mengalirkan berkat dan telah menghadirkan karunia di dalam diri kamu.

Sebab, berdasarkan ayat dari Firman Tuhan tersebut dikatakan bahwa karunia itu diperoleh dari Roh Kudus untuk kegiatan pelayanan dan pekerjaan di ladang Tuhan. Apa yang kamu miliki itu, adalah sebuah karunia, bukan indera keenam.

Menurutku, indera keenam tersebut bukanlah karunia, seperti yang tercantum didalam I Korintus 12 : 4 - 11 tersebut.

Kalau memang kemampuan seseorang telah banyak membantu orang untuk mendapat kebaikan oleh karena memperoleh kesembuhan, itu berarti, Tuhan memberikan kamu karunia untuk menyembuhkan dan menyampaikan kata-kata hikmat.

Karunia itu adalah berkat bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dan masing-masing kita, mendapatkan karunia yang berbeda-beda.

Mungkin kamu ingin mengatakan kepada aku, kalo kamu itu memiliki salah satu karunia dari yang dinyatakan dalam I Korintus 12 : 4 - 11 tersebut, tapi kamu menyatakannya  bahwa 'kemampuan' kamu itu sebagai 'indera keenam'.

Aku rasa, aku sudah cukup panjang lebar menjelaskannya. Aku berharap kamu bisa mengerti dengan apa yang aku nyatakan dalam e-mail balasan aku ini dan kamu pun dapat terbebas dari pikiran-pikiran yang membuat kamu berprasangka diri yang tidak enak terhadap diri kamu sendiri.

Tapi, please deh… Aku berharap kamu jangan di simpan dan dipelihara lagi hal-hal yang berbau ramal-meramal itu ya... tebak-tebakan boleh (benar atau salah), tapi bukan meramal lho... =)

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.  (Kisah Para Rasul 4 : 12)

Oke deh, itu aja dulu. Kalau masih ada yang ingin kamu tanyakan, kamu tahu dimana mencari aku, yaaa…

 

GBU my friend…

 

Dari temanmu,

 

.Sarlen Julfree Manurung

 

= = =

NB :

This is my personal e-mail to my friend Frika Saragih, redaktur of Bulletin Warta Pemuda, Komisi Pemuda at GKI Cengkareng, that I write and send to her at August 19, 2005.

Diedarkan untuk diambil intisarinya…
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment