My Mind

"Perjalanan cinta sepasang anak manusia, tak pernah ada yang dapat menduganya."

- NI LUH SEKAR  ( Pemimpin Redaksi Majalah dewi) 

 

Banyak orang tua (khususnya para orang tua yang memiliki anak perempuan) dilanda rasa cemas oleh isi pemberitaan media massa yang menyebutkan : pada saat ini, tindak kekerasan dalam masa pacaran (abusive dating relationship) di kalangan anak muda, begitu tinggi.

Apabila melihat ekspose berita media massa, para orang tua bahkan tidak menyangka, kalau beragam tindak kekerasan yang terjadi pada diri seorang anak remaja putri atau perempuan usia muda beberapa tahun belakangan ini, ternyata banyak yang berawal dari perkenalan dengan memanfaatkan perangkat teknologi yang biasa dipergunakan atau berada di tangan anak-anak mereka.

Isi pemberitaan media ini seakan mengingatkan masyarakat pada kasus pelik yang dihadapi : Marietha Novatriani, Syilvia Russarina, Steffany Adelina, serta Icha Airlangga, yang menempatkan mereka sebagai korban dari sebuah tindak kejahatan.

Mereka hanyalah sebagian kecil dari sejumlah remaja putri dan perempuan usia muda yang dikabarkan telah lama meninggalkan rumah setelah berkenalan serta diketahui pergi bersama teman pria yang belum lama mereka kenal melalui situs jejaring sosial, facebook. 

Sejumlah media mengatakan, dalam rentang 6 bulan terakhir, ada lebih 100 remaja putri dan perempuan usia muda mengalami hal yang sama, "dibawa pergi" seseorang yang tidak mereka kenal dengan baik. 

Apabila dilakukan penyelidikan lebih jauh, mungkin masih ada banyak perempuan usia remaja dan dewasa muda lain yang memiliki alur cerita sama namun tidak disebutkan dalam pemberitaan media massa karena orang tua atau keluarga besar mereka tidak ingin ada publikasi atas kasus kepergiaan anak-anak mereka dari rumah dengan seseorang yang tidak mereka kenal dengan baik.

Terlihat jelas kalau ada banyak anak-anak remaja putri atau perempuan usia muda di negara kita, yang teramat polos dalam berpikir serta lemah dalam kemampuan mengenali sikap terselubung orang lain yang berusaha mendekati mereka, sehingga mudah tergoda oleh perilaku “berkesan baik” namun sesungguhnya berbalutkan lumpur nafsu.

Cukup menyedihkan rasanya, karena tindakan mereka itu didasari oleh adanya suatu keinginan untuk mendapatkan cinta dari orang lain kepada diri mereka, meskipun perasaan ingin dicintai itu, kelak berasal dari orang yang baru saja memasuki kehidupan mereka.

Kemanakah cinta itu, sehingga mereka harus mencari dalam "tumpukan jerami” dan akhirnya teramat mudah terpana oleh adanya "pesona cinta semu" yang dinyatakan secara gombal oleh orang-orang yang tidak bertanggung-jawab?

Mungkin ini yang dinamakan dengan cinta buta : Menerima pernyataan kasih dari seseorang yang belum diketahui apa sesungguhnya maksud dan tujuan dari orang tersebut untuk menawarkan / mengarahkan gairah cinta pada mereka, sedangkan mereka sendiri amat mudah percaya pada orang lain yang teramat gencar mengumbar kata cinta pada mereka, meskipun sesungguhnya mereka sadar, mereka baru saja mengenal orang lain itu.

Hakekat cinta yang mereka terima adalah palsu, dimana kata-kata rayuan dan beragam ungkapan kasih yang dinyatakan, bukan didasari oleh cinta, namun keinginan untuk mendapatkan sesuatu diluar cinta.

Diakui atau tidak, mungkin kita juga pernah mendapatkan (bahkan pernah menerimanya) adanya tawaran sebuah cinta semu yang penuh kepalsuan dari orang-orang yang sesungguhnya hanya ingin mengumbar nafsu dengan mengatasnamakan cinta.

Sangat mungkin pula, kita juga pernah menawarkan cinta semu kepada orang lain. Semuanya itu, adalah bagian dari pesona cinta pada saat mulai ditaburkan. Kita semua butuh menerima atau membagikan rasa cinta yang menggelora di hati kita, meskipun terkadang, kita salah menerjemahkannya.

Kehangatan cinta bisa muncul sebagai sebuah "hadiah" yang tak terduga, sehingga sampai lupa untuk meneliti terlebih dahulu kebenarannya, hingga segenap pesona cinta yang ditawarkan, langsung diterima, meskipun ada kesadaran, bahwa pada akhirnya, kesemuanya itu kelak menghadirkan rasa sesal teramat mendalam.

Cinta itu, milik semua orang. Karena cinta itu, ada di dalam hati. Bisa dirasakan, bisa diungkapkan, dan bisa membuat hidup ini indah, bahkan teramat indah untuk sekedar dilalui.

Mencintai dan dicintai orang lain, merupakan keadaan yang diinginkan oleh setiap orang. Itu adalah sebuah kondisi alamiah.

Tuhan menghadirkan adanya rasa cinta didalam hati manusia, memang bukan untuk menyakiti, namun untuk membawa kebahagiaan hidup, karena cinta itu, adalah sebuah anugerah terindah yang memang dimiliki setiap insan manusia. Cinta, adalah milik semua orang.

Dan ketika cinta mulai bersemi, manusia ingin segera menggapai kebahagiaan, bukan menuai rasa sakit hati, atau menerima hadirnya penyesalan yang teramat dalam.

Oleh karena thema yang begitu indah, telah membuat banyak orang yang percaya tentang adanya cinta pada pandangan pertama. Padahal, apabila ditelusuri lebih jauh, rupa nyata yang sesungguhnya ada, adalah nafsu pada pandangan pertama (Dr. Jill Murray – penulis buku : But I Love Him).

Relationship is not about how much love you have in the beginning, but how much love you build till the end.

Kebesaran makna cinta memang bukan pada saat awal rasa itu ada. Akan tetapi, obyektifitas kekuatan rasa cinta, sesungguhnya merupakan rangkuman beragam ungkapan dan tindakan kasih yang mengalir serta menaungi hati seseorang yang mencinta kepada pasangannya.

Ungkapan cinta mungkin membuai. Perjalanan kisah cinta, memang tak terduga. Namun, segenap pesona cinta yang dinyatakan, bukanlah untuk menempatkan orang lain dalam sebuah keadaan penuh dilema, laksana sebuah masalah yang tak pernah ada kata akhir.

Akan tetapi agar semua orang menyadari, bahwa hasrat mencintai dan dicintai, mengandung nilai-nilai kebersamaan yang dibangun untuk hadirkan harmoni dalam tatanan nilai yang sederajat, terus mengalir, terus terjaga, penuh dengan rasa, dan bukan untuk bisa menyakiti atau berlaku sesaat.

Cinta, adalah sebuah kata untuk semua orang. Wujudnya penuh keagungan, pesonanya penuh dengan ragam ungkapan. Oleh sebab itu, perlakukanlah cinta dengan penuh kejujuran didalam rasa, bukan untuk mencari kesenangan, atau hanya untuk membangun sebuah citra, agar tidak diejek orang.


.Sarlen Julfree Manurung

Labels: 0 comments | | edit post
My Mind

Beberapa waktu yang lalu, saya sengaja meluangkan waktu sejenak untuk mengunjungi salah satu bioskop XXI yang ada di kawasan Bekasi, untuk menyaksikan lanjutan film Harry Potter, Deathly Hallows – Part One, yang sedang diputar di bioskop tersebut.

Film ini merupakan bagian pertama dari episode terakhir, seri kisah petualangan penyihir muda Harry Potter beserta kedua orang sahabatnya, Ron Weasley serta Hermione Granger.

Saya adalah seseorang yang senang menonton film di bioskop. Namun saya bukanlah seorang penggemar dari film-film epic seperti Harry Potter. Apalagi film Harry Potter bertutur tentang kehidupan orang-orang yang belajar sihir, para penyihir, dan tentu saja tentang dunia sihir, dimana kesemuanya itu merupakan satu bentuk pola pembelajaran dan pengetahuan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip keimanan yang saya anut.

Jadi bisa dikatakan, keberadaan saya di salah satu ruang pertunjukkan bioskop XXI yang ada di Bekasi untuk menonton episode terakhir film Harry Potter, merupakan sebuah aktifitas yang berada diluar kebiasaan saya.

Adapun alasan saya menonton film ini, selain karena terkenal sebagai film box office dunia, juga karena saya tertarik dengan jalinan kisah persahabatan yang terjadi antara Harry Potter, Ron Weasley serta Hermione Granger, yang telah terbina sejak pertama kali mereka masuk dan belajar di sekolah para penyihir Hogwarts.

Well, ternyata, dari menyaksikan sebuah film, kita tidak hanya bisa mendapatkan hiburan (good to refresh your mind) atau menemukan jawaban atas segenap rasa penasaran yang selama ini ada, namun bisa juga memperoleh pelajaran hidup, atasnya. Itulah yang saya temukan saat menyaksikan film Harry Potter berjudul Deathly Hallows - Part One tersebut.

Mungkin setting seluruh serial kisah petualangan Harry Potter, tidak mencerminkan sikap hidup orang-orang yang beriman percaya kepada Tuhan. Akan tetapi film ini menghadirkan karakter peran (khususnya atas diri tiga orang tokoh utama dalam film tersebut) yang selalu berusaha menjaga nilai-nilai kebersamaan dalam lingkup persahabatan diantara mereka.

Ikatan tali persahabatan antara Harry Potter dengan kedua orang sahabatnya itu, memang terasa begitu kuat dan terbina dengan baik, meskipun terkadang mereka berbeda pendapat, berdebat sengit, serta memiliki rasa cemburu.

Kuatnya tali persahabatan diantara mereka, bukan berarti dilalui tanpa adanya konflik (pertengkaran atau perdebatan sengit) diantara mereka, utamanya, saat rasa kecewa melingkupi hati salah seorang dari tiga orang sahabat tersebut.

Bahkan pernah pula mereka marahan karena salah seorang dari antara mereka mengalami rasa kecewa teramat berat dengan pilihan sikap sahabat-sahabatnya, hingga kemudian memilih untuk menjauh sejenak, berpisah untuk sementara waktu dengan para sahabat (dalam Deathly Hallows – Part One, dikisahkan Ron Weasley sempat cukup lama pergi meninggalkan para sahabatnya, Harry Potter dan Hermione Granger).

Itulah sebabnya, semua bentuk perselisihan atau perbedaan pendapat yang terjadi antara Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger, tidak mudah menggoyahkan ikatan tali persahabatan diantara mereka, karena mereka selalu berusaha mempertahankan baiknya hubungan persahabatan, dengan tidak membiarkannya terlalu lama mengalami kerenggangan.

Adanya perselisihan dan perbedaan pendapat, adalah hal yang biasa. Mereka tidak menganggapnya sebagai sebuah ancaman atas integritas masing-masing individu, dan meletakkan segenap perbedaan sebagai khasanah untuk dapat "mengabadikan" keutuhan tali persahabatan diantara mereka.

"Hidup ini berirama karena ada yang tidak setuju. Oleh sebab itu tidak perlu naik pitam karena ada yang tidak setuju".

(SAMUEL MULIA - Seorang Motivator dan penulis sebuah kolom di Harian Surat Kabar KOMPAS).

Beragam permasalahan yang mereka hadapi, justru semakin memperkuat hubungan emosional di antara mereka. Adanya permasalahan, tidak menghalangi tangan mereka untuk tetap terulur, siap membantu salah seorang diantara mereka yang sedang menghadapi masalah / butuh pertolongan walaupun rasa kesal atau kecewa sedang menaungi hati mereka.

Dalam menjalaninya, menjaga eratnya hubungan persahabatan, mereka letakkan sebagai sebentuk komitmen pribadi, dengan menghadirkan kemurnian hati dan ketulusan sikap.

Sikap ini mengemuka karena masing-masing pihak tetap berusaha untuk dapat menjaga eratnya ikatan tali persahabatan (sebagai sebentuk komitmen pribadi) dengan menghadirkan kemurnian hati dan ketulusan sikap mereka.

Kemurnian hati dapat ditunjukkan dengan : setiap individu yang terikat tali persahabatan, dapat menempatkan nilai-nilai toleransi serta nilai-nilai kebersamaan dalam satu kerangka pemikiran, pemahaman dan batasan sikap yang sama, sehingga tidak timbul keinginan untuk membangun karakter pribadi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi semata.

Aktif mendorong adanya keinginan terpendam yang ingin disalurkan, hanya akan mempengaruhi cara seseorang dalam bersikap kepada yang lainnya, bahkan bisa mengintimidasi alur pemikiran orang lain. Ketika hal itu terjadi, kemurnian hati tak lagi mengemuka.

Pada banyak kesempatan, sebentuk keperdulian sikap perlu dihadirkan, untuk mendorong adanya idealisme pemikiran yang sama, sehingga tidak tertutup kemungkinan, masing-masing individu yang terikat tali persahabatan, dapat menjadi leader atas suatu pola pemikiran, dan tidak hanya bertindak sebagai seorang pengabdi semata.

Dalam hal ini, kiranya setiap pihak tetap mempergunakan hati setiap kali membuat pernyataan atau keputusan, agar kelak tidak ada pihak-pihak yang merasa disakiti / dilecehkan / diacuhkan oleh segenap isi pernyataan atau keputusan yang dibuat.

Apabila ingin dinyatakan dalam bahasa sederhana : “Lurus-lurus saja deh, dalam bersikap, gak usah berpikiran macam-macam.”

Oleh sebab itu, sudah selayaknya, segenap cara pandang seseorang terhadap persahabatan, tidak mendegradasikan adanya kesetaraan kedudukkan dan kapasitas orang lain. Caranya, dengan aktif menghadirkan beragam pola pemikiran yang kiranya bisa menginspirasi munculnya keinginan untuk memperkokoh tali persahabatan diantara orang-orang yang terikat tali persahabat.     

Persahabatan memang bukan sekedar jalinan hubungan pertemanan biasa. Tingginya intensitas pertemuan, dan adanya pola komunikasi yang lebih sering terjadi, telah menghadirkan sebentuk ikatan pertemanan yang jauh lebih berkualitas, karena adanya antusiasme untuk menjalaninya.

Mungkin dalam pelaksanaannya tidaklah mudah. Akan tetapi, apabila ingin mengaktualisasikan nilai-nilai persahabatan sejati dalam jalinan hubungan persahabatan dengan orang lain, setiap orang harus bisa menempatkan diri, tidak memaksakan kehendak, dan bisa menghadirkan iklim yang kondusif dalam lingkup pergaulan diantara para sahabat.

Segenap pencapaian itu bisa diperoleh apabila ruang berpikir kita senantiasa selalu diarahkan untuk menjalani hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikkan bersama.

Membangun persahabatan sejati, dimulai dengan menghadirkan sikap yang bersahabat, dilalui dengan tindakan yang didasari oleh kemurnian hati, dan dibalut dengan ketulusan sikap. Persahabatan sejati bisa kita diperoleh apabila ruang berpikir kita senantiasa selalu diarahkan untuk menjalani hal-hal yang bermanfaat untuk kebaikkan bersama.

So, jadilah seorang sahabat yang tidak penuh dengan basa-basi, tetapi jalanilah tali persahabatan dengan kemurnian hati dan ketulusan sikap.

 

A bestfriend is not tqlking qbout the perfect one, but he/she is the one who give his/her ear, eyes, mouth and heart for your happiness.   (IRA RUPINA SINAGA - dedicated to LUMINARE)

 

.Sarlen Julfree Manurung

My Mind

Menutup Panggung Cerita Tahun 2010, Membangun Lembar Kehidupan Baru di Tahun 2011

 

"Untuk meraih kesuksesan hidup, kita harus siap. Harus menabung keletihan dan kelelahan. Kalau perlu, kita juga menabung dengan air mata. Dan yang paling penting, hidup itu harus punya mimpi."

- BENNY WENNAS  (Pengusaha - Pemilik Bess Finance)

 

Tak terasa, hari ini kita telah memasuki hari ketiga tahun 2011. Sepanjang tahun 2010 yang telah kita lalui, ada begitu banyak kenangan, kesan, pesan, serta berjuta-juta cerita kehidupan yang kita temui. Sebagian indah untuk dikenang, dan sebagian lainnya, tidak salah kiranya apabila ingin kita lupakan.

Beragam peristiwa terjadi dalam hidup kita : ada resah dan gelisah (yang kerap kali mengemuka saat sedang menghadapi masalah), ada sebalut rasa penat dan amarah (yang terkadang sulit untuk kita redam), ada sederet rasa kecewa dan kebosanan (yang sulit untuk kita hindari saat terlalu sering mendapat penolakan atau tak punya waktu luang), ada tawa canda (yang mampu ceriakan suasana), ada pesona cinta dan hati yang merindu, ada pengorbanan diantara penerimaan, ada banyak harapan yang tak pernah putus untuk diucapkan, serta ada beragam mimpi yang ingin kita wujudkan.

Ada kalanya hati dan pikiran kita penuh dengan kedamaian. Pada saat berbeda, ada kalanya pula kita mendapati diri kita sedang gundah, penuh ketegangan, atau meratap dalam tangis. Terkadang pula kita merasa tidak ada hal-hal istimewa yang bisa menggugah hati serta rasa. Semua seakan berlalu begitu saja.

Sukacita, dilema, serta elegi, seakan berjalan bersisihan. Semuanya bisa terjadi dalam rentang waktu bersamaan, silih berganti, atau hanya berbeda jedah waktu saja.

Namun, apapun alur cerita “drama kehidupan” yang pernah kita hadapi, semuanya memiliki makna, warna, serta kegairahan tersendiri, sebagai bagian dari rekam jejak kehidupan kita masing-masing. Ada pelajaran kehidupan yang telah kita peroleh.

Ekspresif saja, dinamika kehidupan memang menuntut kita untuk selalu mawas diri, introspeksi diri, serta terus berprestasi, karena kehidupan mendorong kita untuk belajar dari masa lalu, sebagai bagian dari tanggung jawab kita atas kehidupan yang telah kita jalani. Harapannya, kelak, kita dapat menggapai masa depan yang jauh lebih baik lagi, dari waktu ke waktu.

Bagaimanapun, kehidupan telah memberikan kita banyak pengetahuan dan pengalaman hidup. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita dapat bertindak / berpikir cerdas serta bijaksana dalam menyikapi adanya ragam gelombang badai kehidupan.   

Kita perlu merefleksikannya karena kehidupan tidak selalu dipenuhi dengan kesenangan (atau selalu sama dengan kondisi yang kita inginkan), akan tetapi mengalir dalam rupa imajiner (keadaan yang tidak selalu pasti terjadi), yang terkadang bisa membuat nelangsa hati dan pikiran kita.


Arti Penting Resolusi Kehidupan

Berbicara soal masa depan yang lebih baik, menjelang malam pergantian tahun, ada baiknya apabila kita telah memiliki resolusi kehidupan yang akan dan ingin kita capai di tahun 2011 ini.

Resolusi kehidupan, adalah sebuah tindakan untuk memotivasi diri sendiri, dengan menghadirkan mimpi berupa target-target pencapaian, yang sengaja dibuat dan ditetapkan, untuk diupayakan agar dapat terwujud di masa yang akan datang.

Menghadirkan suatu resolusi kehidupan, sama artinya kita merencanakan sesuatu hal yang baik bagi diri kita sendiri. Kita menghadirkan komitmen pada diri kita sendiri, untuk kita jalani serta temukan jawabannya. Dalam hal ini, komitmen yang kita buat, merupakan sebentuk kemauan diri untuk maju dan terus berkembang, dimana ada tujuan atau target pencapaian dalam hidup ini.

Ketika hal itu kita lakukan (membuat resolusi), berarti kita telah membangun suatu asa baik bagi diri kita sendiri (setidaknya, sebagai sebuah awal permulaan yang baik). Apabila kita ingin merasakan adanya kebahagiaan hati pada saat melihat hasilnya, sudah selayaknya pula kita bekerja keras untuk mewujudkannya.

Oleh sebab itu, ketika kita telah menentukan adanya resolusi kehidupan yang akan kita perjuangkan, keinginan itu kita nyatakan dengan niat serta tekad bulat (dimana ada kesadaran dalam diri untuk mengupayakan keberhasilannya), agar semuanya itu tidak berakhir dengan sia-sia.

Hal yang menarik dari sebuah resolusi kehidupan, adalah : dalam rangka pemenuhannya, kita tidak terikat oleh waktu. Selama belum terwujud, kita dapat terus mengusahakannya.

Membuat suatu resolusi kehidupan, bisa dimulai dengan mewujudkan keinginan yang tertunda atau belum berhasil kita realisasikan di tahun 2010 kemarin, atau selama beberapa tahun belakangan ini belum diniatkan untuk benar-benar bisa dicapai.

Sebagai contoh : tahun 2011 ini, ingin berhenti melakukan kebiasaan buruk (merokok, berjudi, suka terlambat masuk kerja, menggunakan narkoba, dll.), ingin pindah kerja, ingin membelikan anak sesuatu bila dapat juara, ingin memberikan apresiasi ataupun atensi kepada orang-orang yang telah banyak berjasa atas kelangsungan hidup kita , dan lain-lain sebagainya.

Selain itu, resolusi kehidupan bisa juga dinyatakan dalam bentuk : adanya hasrat serta keinginan diri untuk bisa memiliki benda idaman, mampu berprestasi (dibidang pendidikan, karir, atau penyaluran bakat / hobby), dapat membuka atau menjalankan aktifitas usaha sendiri (berbisnis), atau sejumlah mimpi dan harapan lainnya, dimana kesemuanya itu, selama ini masih baru sebatas angan-angan, atau belum / tidak terpikirkan untuk dijadikan sebagai sebuah resolusi.

 

Resolusi Kehidupan Sejumlah Orang dan Institusi

Donald Isaac Pandiangan, seorang pengusaha, menetapkan sebuah resolusi kehidupan untuk tahun 2011 ini, dirinya akan berhenti merokok. Niatnya itu sudah bulat, selain karena selama ini selalu tertunda pelaksanaannya, Donald juga ingin memenuhi janjinya pada sang anak, yang memintanya untuk berhenti merokok sebagai hadiah karena mendapatkan rangking kelas di sekolahnya.

Bapak Samsul Huda, membuat resolusi kehidupan : ingin membelikan sebuah laptop untuk adiknya yang sedang mengikuti pendidikan pesantren di Jombang.

Esther Juliana Manoppo, ingin dapat menyelesaikan kuliah sarjananya di tahun 2011. Ryan Madih, berencana untuk bisa membuka usaha counter pengisian pulsa. Gerson Simarmata, ingin memiliki sebuah iPad atau HP dengan teknologi android. Sedangkan Mossa Ambarita, ingin membelikan ibunya seuntai kalung emas sebagai hadiah ulang tahun di bulan Februari nanti.

Resolusi kehidupan penyanyi Mulan Jamilah adalah : meluncurkan sebuah album rekaman lagu baru. Pencapaian yanng ingin diraih oleh Kikan, mantan vokalis sebuah band ternama : kiranya tahun 2011 ini dapat meluncurkan album solo perdananya, yang diperkirakan beredar di pasaran industri musik Indonesia pada pertengahan tahun 2011.

Mantan model sampul majalah, Titi Kamal, berencana untuk melanjutkan aktifitas tour promo album rekaman lagu barunya di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, sekaligus membintangi sebuah film dan juga sebuah sinetron. Sedangkan penyanyi Rosa, ingin tahun 2011 dirinya bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mengasuh, merawat, dan mendidik anaknya.    

Sejumlah orang yang ditanya tentang apa resolusi kehidupan yang ingin diwujudkannya tahun 2011, memiliki jawaban yang sama : mereka ingin menikah tahun ini.

Organisasi Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), menyebut : menyukseskan Jubelium 150 tahun HKBP dengan penuh sukaria dan sukacita, sebagai resolusi yang ingin dijalani pada tahun 2011.

 

Memaknai Resolusi Kehidupan, Sebagai Inspirasi Kemajuan Hidup

Resolusi kehidupan memang sebuah mimpi. Namun “mimpi” dalam resolusi kehidupan, tidak sama seperti bunga-bunga tidur saat kita beristirahat di malam hari, karena resolusi kehidupan merupakan inspirasi dari hati, yang dieksplorasi dalam benak pikiran untuk dihadirkan sebagai sebuah komitmen diri agar kelak bisa diwujudkan pada satu masa waktu nanti.

Petty S.Fatimah, Pemimpin Redaksi Majalah femina, mengatakan : mimpi yang terkandung didalam resolusi kehidupan, adalah harapan besar yang membuat seseorang bersemangat untuk berjuang. Resolusi kehidupan adalah tantangan, apakah kita seorang pemimpi besar atau seseorang yang tidak berani menatap masa depan dengan berbagai bentuk kemajuan hidup, karena merasa belum tahu bagaimana harus menjalaninya.

Mewujudkan resolusi kehidupan memang terkait oleh waktu namun tidak selalu harus terikat oleh waktu. Kita dapat membangunnya dalam modulasi mimpi secara berjenjang, tahap demi tahapan, selangkah demi selangkah, hingga akhirnya kita berhasil menghadirkan mimpi besar, yang dahulu / selama ini hanya berbentuk mimpi.

Dalam mewujudkan resolusi kehidupan, kita tidak harus terlalu ngotot untuk menjalaninya, namun kita harus selalu bersemangat untuk mengusahakannya.

Oleh sebab itu, dibutuhkan keseriusan untuk merealisasikannya. Ada niat dan daya upaya untuk bisa membuat diri ini berusaha serta bekerja keras, agar pencapaian yang ingin kita raih sebagai resolusi kehidupan, nyata adanya.

Jadi, bisa dikatakan, seharusnya tidak ada suatu resolusi kehidupan yang gagal untuk diraih. Mungkin lebih cocok apabila dikatakan : mengalami hambatan atau belum usai dijalani.

Ada 3 faktor yang membuat segenap resolusi kehidupan yang telah dibuat seseorang, mengalami hambatan atau belum usai untuk dijalani.

Pertama, seseorang itu tidak serius / setengah hati dalam berusaha untuk merealisasikan adanya mimpi yang berhasil diwujudkan dalam hidupnya.

Kedua, adanya upaya paksa orang lain yang membuat segenap daya upaya, usaha dan kerja keras seseorang untuk mewujudkan mimpi, jadi terhenti.

Ketiga, karena Tuhan berkehendak lain atas jalan kehidupan seseorang itu.

Resolusi kehidupan tidak akan pernah bisa terwujud apabila kita tidak menginspirasi diri kita sendiri untuk membangun mimpi masa depan kita, dan menetapkannya menjadi suatu resolusi kehidupan. Kita bisa mulai membangun mimpi itu dari sekarang, dan mulai memperjuangkan keberhasilannya.

Pada saat segenap pencapaian telah kita peroleh, selain menghadirkan kebanggaan diri, merengkuh sebuah hasil usaha yang telah kita upayakan, akan menumbuhkan rasa percaya diri, dan tentu saja, hati yang bersukacita.

 

Menutup Lembar Tahun 2010, Memulai Tahun 2011 

Tahun 2010 telah berlalu. Ada baiknya apabila kita mengucap syukur kepada Tuhan atas segenap pencapaian hidup yang telah kita dapatkan atau yang belum bisa kita realisasikan pada tahun 2010, karena dengan mengucap syukur pada Tuhan, sama artinya kita percaya, bahwa segala sesuatu yang terjadi didalam hidup kita, semuanya merupakan kehendak Tuhan.

Saat ini kita telah memasuki hari-hari di tahun 2011. Kita mulai lembar baru kehidupan di tahun 2011 dengan semangat serta tekad baru, menghadirkan rasa percaya diri, bahwa ada harapan besar untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan hidup sepanjang tahun ini.

Dinamika kehidupan memang menuntut setiap orang untuk mampu survival, berusaha untuk meraih kegemilangan hidup, bersaing dengan segenap kemampuan dan daya upaya, serta bekerja keras untuk dapat memenuhi hidup ini dengan aneka keberhasilan hidup.

Realita kehidupan bukanlah imajinasi, namun sebuah kenyataan hidup yang penuh dengan berbagai rupa tantangan serta rintangan. Oleh sebab itu, kita harus bisa menyikapinya dengan bijaksana.

Bukanlah sesuatu hal yang salah kiranya, apabila kita menetapkan tahun 2011, selain sebagai tahun kelanjutan dari perjuangan kita dalam membangun asa, juga sebagai tahun awal kebangkitan hidup kita, mengejar segenap ketertinggalan, memperbaiki yang salah, dan meningkatkan kualitas hidup. Kita yang menjalani kehidupan ini, kita juga yang menyikapi kemana arah kemajuan hidup kita.

Kita dapat membuka jendela masa depan kehidupan kita, dengan menghadirkan sebuah “impian” besar, seperti halnya resolusi kehidupan, dimana ada sejumlah target pencapaian hidup didalamnya.

Saat kita menetapkan resolusi kehidupan, itu sama artinya kita perduli atas kemajuan-kemunduran hidup kita di masa yang akan datang. Kita siap bertanggung jawab atas kelangsungan hidup kita.

Menggapai keberhasilan hidup, bukanlah sebuah mimpi, karena kita dapat mengupayakannya. Kita juga dapat menghadirkan mimpi sebagai resolusi kehidupan, karena bermimpi, bukanlah sebuah kesalahan, dan membuat resolusi kehidupan, bukanlah bunga-bunga tidur.

Apabila kita baru membangun mimpi menggapai keberhasilan hidup, kita dapat belajar dari berbagai bentuk keberhasilan hidup yang telah dicapai orang-orang sukses, yang berhasil dalam karir, atau dalam pengembangan usaha. Adapun segenap keberhasilan hidup yang mereka capai, tidak terjadi secara instan atau terjadi dalam waktu singkat.

Mereka mengawalinya dengan membangun mimpi. Dalam hal ini, mereka tidak menyebut mimpi mereka itu sebagai resolusi kehidupan. Mereka menyebutnya sebagai “ikhtiar untuk menggapai masa depan yang jauh lebih baik”.

Pada dasarnya, mereka berusaha agar jalan hidup mereka dapat berubah, hingga akhirnya mereka benar-benar meraih kesuksesan. Jika mereka bisa, kenapa kita tidak bisa?

Mengutip dari pernyataan yang dibuat Agnes Monica di sebuah majalah wanita  : Dream, Believe, then make it Happen. Tidak ada salahnya apabila kita bermimpi, setinggi apapun itu, namun kita harus pula menghadirkan suatu keyakinan, bahwa mimpi kita itu (suatu hari nanti) akan menjadi kenyataan.

Jangan pula kita terlena oleh janji Tuhan bahwa Ia akan menyediakan semuanya bagi kita, melainkan kita harus gigih memperjuangkan mimpi kita itu, kita harus berjuang demi terwujudnya mimpi yang ingin kita realisasikan. Jadikan mimpi kita itu menjadi sebuah kenyataan yang indah, untuk kita dan untuk orang-orang di sekeliling kita.

Kadang orang malas bermimpi karena mereka merasa mimpi mereka terlalu tinggi. Ada juga orang yang menghentikan mimpinya di tengah jalan karena mereka berfikir bahwa mimpinya terlalu jauh untuk bisa digapai. Padahal, apabila mereka mempunyai keyakinan dan usaha yang keras, bukan mustahil mimpi mereka akan menjadi kenyataan.

Jika kita ingin meraih keberhasilan hidup, inilah waktu yang tepat untuk memulainya. Tahun yang baru, selayaknya membawa kegairahan baru serta semangat yang baru. Kita dapat memulainya dari sekarang. Kita bangun mimpi, kita hadirkan suatu resolusi kehidupan, dalam keseriusan sikap untuk menggapai masa depan yang gemilang.

Selamat Tahun Baru. Kiranya Tuhan yang teramat baik, memberkati setiap langkah kehidupan yang akan kita ambil dan akan kita jalani, di tahun 2011 ini.

 

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: 0 comments | | edit post