My Mind
F R I E N D S H I P


Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk hidup yang dapat hidup dengan layak dan baik apabila manusia itu berinteraksi dengan sesama makhluk hidup lainnya, dalam hal ini adalah sesama manusia.

Hubungan interaksi antara sesama manusia, pertama kali terbangun pada saat Tuhan Allah menciptakan Adam, dan kemudian IA menciptakan juga Hawa sebagai pendamping hidup Adam (Kejadian 1 : 26 - 27).

Bentuk hubungan interaksi itu dapat berupa : interaksi sebagai sesama saudara dalam satu ikatan tali darah, interaksi dalam bentuk pertemanan, dan interaksi sebagai anggota masyarakat secara luas.

Untuk mencapai interaksi sebagai anggota masyarakat secara luas, kita dapat memulainya terlebih dahulu melalui hubungan interaksi dalam bentuk pertemanan.

Sepatutnya, setiap individu manusia, memiliki teman lebih dari 1 atau 2 orang. Banyak tidaknya teman yang bisa dimiliki seseorang, sangat tergantung dengan kemampuan manusia itu sendiri untuk membangun pergaulan dalam lingkungan pergaulannya.   

Ada banyak macam bentuk pertemanan yang bisa dilakukan oleh manusia dalam hidupnya.

Pertemanan itu dapat dapat di bangun dan di bentuk melalui dua cara, yaitu : pertemanan secara pribadi (bertemu langsung secara fisik) dan pertemanan secara maya (berteman tanpa bertemu secara fisik, bisa dalam bentuk hubungan menulis surat melalui pos, e-mail, atau sms, serta melalui hubungan telefon).

Apabila hubungan itu makin memiliki ikatan yang lebih erat lagi, maka kita biasa menyebut ikatan pertemanan itu sebagai ikatan persahabatan.

Perbedaan antara bentuk hubungan interaksi manusia sebagai seorang teman dengan sebagai seorang sahabat, adalah dalam hal keakraban, kesetiaan, toleransi, ketulusan dan keterbukaan dalam bersikap. Dapat dikatakan, hubungan interaksi manusia dalam bentuk persahabatan, memiliki nilai serta intensitas yang "lebih" dibandingkan dengan hubungan pertemanan biasa, terutama di dalam 5 sikap hidup di atas.

Juga yang tidak kalah pentingnya, seorang sahabat yang baik, cenderung lebih menonjolkan, membangun dan mengembangkan sikap positif dari sahabatnya sendiri. Firman Allah dalam Ibrani 10 : 24 mengatakan : Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.  

Tanpa di minta dan dalam kondisi apapun, selayaknya seorang sahabat bisa segera bereaksi untuk membantu sahabatnya yang dalam kesusahan, menghibur saat mengalami kesedihan atau mendampingi saat terlibat masalah. Seorang sahabat juga akan memberikan kebahagiaan yang sama seperti yang dirasakannya, kepada sahabatnya, apabila dirinya sedang berbahagia, bergembira, serta sedang senang. Jadi, baik susah ataupun senang, seorang sahabat akan saling mendukung sahabatnya.

Keakraban hubungan persahabatan antara dua insan manusia yang berlainan jenis kelamin, kadang kala juga berakhir dalam bentuk hubungan kekasih. Survey kecil yang Saya lakukan menunjukkan, 3 dari 10 orang, ada yang memulai hubungan pacaran setelah di dahului dengan hubungan persahabatan. Sisanya adalah dijodohkan, usaha sendiri lewat perkenalan.

Ketiga orang tersebut mengatakan kepada Saya, kalau hubungan mereka bisa meningkat menjadi hubungan kekasih karena di antara mereka dirasakan adanya kecocokkan dan kesamaan sifat dan hobby. Apalagi hubungan persahabatan tersebut sering mereka lalui secara bersama-sama, hampir setiap hari.

Namun terkadang, perilaku persahabatan juga terbawa arus ke arah yang lingkup pergaulan yang tidak baik/salah.

Nilai positif diraih apabila seorang sahabat justru mendorong perkembangan kehidupan dan kemampuan sahabatnya ke arah yang lebih baik/positif serta hidup yang benar di mata Tuhan.

III Yohanes 1 : 11 berkata : Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.

Sedangkan pada sisi yang lain, nilai persahabatan tersebut dapat bernilai negatif apabila seorang sahabat, justru menjerumuskan sahabatnya dalam pola kehidupan yang tidak baik atau tidak layak di mata Tuhan (Celakalah dunia dengan segala penyesatannya; memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya - Matius 18 : 7).

Nilai persahabatan yang negatif juga bisa terjadi apabila seorang sahabat tidak mengingatkan sahabatnya untuk tidak hidup dalam pergaulan atau pola hidup yang tidak benar (dinyatakan dalam I Tesalonika 5 : 14 - 15).

Lalu, bagaimana sebenarnya pola hidup bersahabat yang benar menurut Firman Allah?
Pola hidup bersahabat yang benar dan baik adalah pola persahabatan yang dibangun berdasarkan KASIH, karena kasih merupakan pola hidup yang benar dan menutupi banyak sekali dosa (I Petrus 4 : 8).

Selain itu, perlakukanlah seorang sahabat sebagai seorang saudara, agar apa yang kita lakukan bisa dilakukan berdasarkan ketulusan.

Pada prinsipnya, membangun hubungan interaksi persahabatan haruslah didasarkan pada ketulusan, dibangun dengan sikap penuh keakraban, toleransi, keterbukaan, dan pada akhirnya dijaga dengan kesetiaan agar kita tidak menyakiti atau mengkhianati persahabatan kita.

Marilah kita bangun hubungan persahabatan dengan baik agar jalinan hubungan persahabatan itu bisa berlangsung hingga batas akhir umur kita.


Tuhan Yesus memberkati...




Ir. Sarlen Julfree Manurung


Ditulis pada tahun 2006
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment