My Mind
PERSEMBAHAN  P E R P U L U H A N



Efesus 5 : 20 : Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada ALLAH dan BAPA kita.

 

Ketika seorang Kristen telah memiliki penghasilan sendiri, ditentukan bagi mereka yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus agar kiranya dapat menyerahkan kembali sepersepuluh bagian dari penghasilan atau gaji sebagai persembahan ucapan syukur kepada Tuhan.

Pemberian persembahan perpuluhan dapat diartikan sebagai tanda kita “mengingat” segala kebaikkan Tuhan, yang telah memberikan kita berkat melalui penghasilan maupun gaji yang telah kita dapatkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita, sebagai anak-anak dan hamba Tuhan, menyerahkan kembali bagian yang merupakan hak Tuhan dalam bentuk persembahan ucapan syukur.

Penyampaian persembahan sebagai ucapan syukur telah terjadi semenjak jaman Adam dan Hawa masih hidup di bumi ini. Namun hakekat penyampaian persembahan (terutama dalam bentuk persembahan perpuluhan) kepada Tuhan, dinyatakan dalam Kitab Amsal 3 : 9, yang berbunyi : Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilannmu.

Firman Tuhan dalam Amsal 3 : 9 tersebut isinya mengingatkan agar setiap orang yang beriman kepada Tuhan Yesus tidak melupakan Tuhan pada saat mereka telah memiliki harta kekayaan, dan kiranya juga tidak lalai untuk memberikan persembahan perpuluhan ketika setiap anak-anak Tuhan yang telah memiliki penghasilan sendiri, yang ditandai dengan menerima penghasilan berupa gaji pertama dari hasil bekerja.   

Sedangkan ungkapan tentang jumlah sepersepuluh bagian itu pertama kali disebutkan didalam kitab Kejadian 14 : 20b, yang berbunyi : Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya...

Peristiwa yang melatar-belakangi tindakan yang dilakukan Bapak Abraham tersebut, terjadi ketika Bapak Abraham memberikan sepersepuluh bagian harta rampasan setelah menang berperang melawan Kedorlaomer dan para raja-raja di Timur kepada Melkisedek, raja Salem yang juga seorang imam Allah Yang Maha Tinggi.

Ayat tersebut menyatakan bahwa Bapak Abraham memberikan sepersepuluh dari seluruh harta rampasan yang didapatkannya.

Pemberian persembahan ucapan syukur perpuluhan yang jumlahnya setara dengan sepersepuluhan bagian dari penghasilan yang kita peroleh, adalah tindakan yang mencontoh teladan dari apa yang dilakukan Bapak Abraham tersebut.

Sejumlah denominasi Gereja dunia memberi arahan atau ketentuan pada Jemaat-nya yang ingin memberikan persembahan perpuluhan, yaitu jumlah yang diserahkan adalah sepersepuluh bagian dari penghasilan atau gaji pertama yang diperoleh.

Dalam hal ini, denominasi Gereja tersebut, mengadopsikan isi Firman Tuhan yang tercantum dalam Amsal 3 : 9.

Namun banyak juga orang yang mengadopsi isi Firman Tuhan seperti yang tercantum dalam kitab Kejadian 14 : 20b, sama seperti yang dilakukan Bapak Abraham.

Kedua bentuk penyampaian persembahan perpuluhan tersebut tidaklah salah. Semuanya baik dan dapat berkenan dihadapan Tuhan karena Tuhan pasti melihat dan memperhatikan  segenap kebaikkan hati, kerelaan, dan ketulusan orang-orang yang menyampaikan persembahan sebagai sebuah pernyataan syukur kepadaNya.

Hal ini sesuai dengan bunyi Firman Tuhan dalam kitab II Korintus 9 : 7 yang menyatakan : Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Uraian tentang bagaimana ketentuan-ketentuan dasar yang terkait dengan penyerahan persembahan perpuluhan, dijabarkan dalam Kitab Imamat 27 : 30 – 33.

Imamat 27 : 30 menyebutkan : Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.

Tuhan menetapkan kalau persembahan perpuluhan yang kita berikan itu merupakan persembahan yang kudus di mata Tuhan. Oleh karena itu, persembahan perpuluhan merupakan sebuah persembahan yang wajib diserahkan oleh masing-masing kita pada saat telah memiliki penghasilan sendiri.

Adapun bunyi dari Firman Tuhan yang ada dalam Imamat 27 : 31, yaitu : Tetapi jikalau seseorang mau menebus juga sebagian dari persembahan persepuluhannya itu, maka ia harus menambah seperlima.

Kata ditebus dalam ayat Firman Tuhan tersebut dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang membuat kita terpaksa harus menunda memberikan persembahan perpuluhan kita kepada Tuhan.

Sehingga bunyi dari Imamat 27 : 31 dapat dikatakan sebagai sebuah ketentuan yang mengingatkan, apabila kita belum bisa menyampaikan persembahan perpuluhan untuk setiap penghasilan pertama kita, maka persembahan perpuluhan kita yang harus diserahkan kemudian hari adalah setara dengan sepersepuluh bagian dari penghasilan yang kita peroleh, ditambahkan lagi dengan seperlima bagian lainnya.

Bunyi dari Imamat 27 : 32 adalah : Mengenai segala persembahan persepuluhan dari lembu sapi atau kambing domba, maka dari segala yang lewat dari bawah tongkat gembala waktu dihitung, setiap yang kesepuluh harus menjadi persembahan kudus bagi TUHAN.

Firman Tuhan pada ayat ini menentukan bagian yang harus dipersembahkan sebagai persembahan perpuluhan kepada Tuhan. Perhitungan sepersepuluh ada pada bagian kesepeluh dari total keseluruhan penghasilan atau harta yang dapat/miliki.

Sedangkan isi Firman Tuhan pada Imamat 27 : 33 memberikan penekanan kepada kita agar kita tidak menentukan atau memilah-milah (berbuat curang) dalam menentukan apa dan bagaimana bagian yang akan menjadi persembahan perpuluhan itu. Tuhan menyatakan, bahwa apa yang harus diserahkan, tidak boleh ditukar atau digantikan.

Isi dari Imamat 27 : 33 itu sendiri, yaitu : Janganlah dipilih-pilih mana yang baik dan mana yang buruk, dan janganlah ditukar; jikalau orang menukarnya, juga, maka baik hewan itu maupun tukarnya haruslah kudus dan tidak boleh ditebus.

Yaaa… kita jangan berbuat curang. Satu bentuk kecurangan yang sering terjadi adalah menukarkan apa yang buruk dengan apa yang baik dari bagian perpuluhan itu.

Sebagai contoh, dengan menukarkan lembar uang yang jelek, dimana setiap lembar uang yang jelek kemudian menjadi bagian dari lembar uang persembahan perpuluhan sedangkan bagian yang baik, masuk ke kantong.

Sepersepuluh bagian dari yang ada, harus diserahkan kepada Tuhan, karena memang telah diingatkan pada ayat ke-30, kalau persembahan yang kita sampaikan merupakan persembahan yang kudus dihadapan Tuhan.

Berdasarkan pengetahuan yang saya miliki, Firman Tuhan memang tidak menuliskan kenapa jumlah persembahan ucapan syukur itu besarnya adalah sepersepuluh bagian dari penghasilan yang kita peroleh.

Lalu, muncul sejumlah pertanyaan lainnya :

 
Siapa sajakah yang patut memberikan persembahan perpuluhan tersebut?

Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 menyatakan : Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku (Allah) berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan diantara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaannya yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah Pertemuan (Kaabah).

Berdasarkan isi dari ayat Firman Tuhan pada Bilangan 18 : 21 tersebut, dapat kita ketahuan kalau pihak-pihak yang patut memberikan persembahan perpuluhan adalah seluruh orang-orang Israel. Untuk masa sekarang ini, pihak yang wajib memberikan persembahan perpuluhan termasuk juga orang-orang percaya lainnya, seperti kita.

Firman Tuhan dalam Bilangan 18 : 21 tersebut juga menyatakan kalau para imam juga memberikan persembahan perpuluhan. Artinya, semua umat Kristen yang sudah mendapat berkat lewat penghasilan yang diterimanya, harus memberikan persembahan perpuluhan.

Kepada siapakah persembahan perpuluhan itu diserahkan?

Sesungguhnya Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 tersebut menyatakan bahwa persembahan perpuluhan diserahkan kepada kaum bani Lewi yang telah diangkat sebagai imam di Kemah Pertemuan.

Pemaparan lebih lanjut dari isi Firman Tuhan yang tercantum dalam Bilangan 18 : 21 dituliskan pada kitab Ibrani 7 : 1 – 10, khususnya Ibrani 7 : 5, yang berbunyi : Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel…

Apabila dikaitkan dengan perkembangan kehidupan iman Kristen pada saat ini, maka persembahan perpuluhan tersebut diserahkan kepada imam-imam pemimpin Jemaat dimana Jemaat tersebut namanya tercatat sebagai anggota Gereja. Penjelasan akan hal tersebut dituliskan dalam Ibrani 7 : 12 – 13.

Isi Firman Tuhan dalam Ibrani 7 : 12 – 13 tersebut berbunyi : Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah.

 
Kemanakah persembahan perpuluhan tersebut diserahkan?

Persembahan perpuluhan tersebut diserahkan ke Bait Suci atau ke Gereja. Penjelasan akan hal itu tercantum dalam kitab Maleakhi 3 : 10 yang bunyinya : Bawalah seluruh persembahan-persembahan itu kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKU...

Hal ini sesuai juga dengan bunyi dari Firman Tuhan yang ada dalam Kitab Ulangan 26 : 2  : maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kau kumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat namaNya diam di sana.

Kalau di lihat dari sisi kewajaran, memang sudah sewajarnya kalau kita menyerahkan persembahan perpuluhan tersebut ke Gereja tempat dimana kita telah terdaftar dan dibaptiskan atau di Gereja dimana kita aktif beribadah.

Namun itu bukan berarti kita dilarang atau tidak diperbolehkan untuk memberikan persembahan perpuluhan kita kepada denominasi Gereja lain, karena memang yang membedakan keberadaan Gereja-Gereja hanyalah denominasi semata.

 
Siapa sajakah pihak yang akan menggunakan persembahan perpuluhan itu?

Firman Tuhan dalam II Korintus 9 : 12 menyatakan : Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada ALLAH.

Berdasarkan isi Firman Tuhan tersebut, maka dapat diketahui bahwa persembahan perpuluhan tersebut kemudian akan digunakan oleh orang-orang kudus atau para imam-imam pemimpin Jemaat dalam memperlancar tugas pelayanan mereka sebagai imam, dan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Ayat Firman Tuhan tersebut semakin diperjelas dengan adanya ayat Firman Tuhan lain yang tertulis dalam I Korintus 9 : 13 - 14 yang isinya : Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah mendapat bahagian mereka dari mezbah itu…

Jadi jelas, kalau pihak yang akan mempergunakan persembahan tersebut adalah para pekerja di dalam Bait Allah atau Gereja.

 
Perlu atau haruskah persembahan perpuluhan itu disampaikan oleh mereka yang beriman kepada Yesus Kristus?

Firman Tuhan yang ada dalam Matius 22 : 21b menyatakan : Lalu kata Yesus kepada mereka : "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada ALLAH apa yang wajib kamu berikan kepada ALLAH."

Ketika Tuhan telah melimpahi kita dengan segenap berkat-berkatNya, maka sudah selayaknya setiap anak Tuhan yang telah mendapatkan limpahan berkat melalui penghasilan atau gaji yang didapatkannya, menyerahkan kembali sepersepuluh bagian dari yang mereka dapatkan. Nilai kelayakkan tersebut dinyatakan sebagai sebuah kewajiban atau keharusan, sama seperti perbuatan-perbuatan KASIH lainnya.

Kitab Matius 23 : 23 memberikan penekanan kata akan keharusan dari setiap orang pengikut Yesus untuk menyampaikan persembahan perpuluhan.

Matius 23 : 23 berbunyi : Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Oleh karena itu, menyampaikan persembahan dalam bentuk perpuluhan sebagai tanda ucapan syukur, bagi setiap umat Kristen, merupakan sebuah keharusan yang mesti dilakukan, terutama oleh mereka telah memiliki penghasilan.

Jadi, mulailah masing-masing pribadi yang percaya kepada bahwa Yesus adalah Tuhan untuk mau membiasakan diri menyampaikan persembahan perpuluhan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada Tuhan, yang telah memberikan curahan berkatNya melalui penghasilan atau gaji yang kita terima.

Kiranya tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

 

Tuhan memberkati kita semua

 

 

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
2 Responses

  1. Thanks, senang rasanya kalau kita saling dukung untuk memperkuat iman Kristen kita. GBU too


    .Julfree


Post a Comment