My Mind
Isue Seputar Pembunuhan Benazir Bhutto
Oleh : Sarlen Julfree Manurung
30-Des-2007, 05:37:56 WIB - [www.kabarindonesia.com]


KabarIndonesia - Terbunuhnya mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto semakin mempertegas sebuah pernyataan bahwa memang ada ketakutan yang begitu mendalam dan mendasar apabila Benazir berhasil kembali menjadi pemimpin di Pakistan.

Terlepas dari adanya intrik-intrik politik yang berasal dari campur tangan negara asing, keberadaan Benazir Bhutto sebagai salah seorang pemimpin partai besar di Pakistan, memang membawa pengaruh dalam kancah perpolitikkan di negara itu. Benazir Bhutto bukanlah politisi biasa.

Beliau adalah anak dari Zulfikar Ali Bhutto, seorang pemimpin Pakistan yang dijatuhkan melalui suatu upaya kudeta berdarah yang dilakukan oleh Jenderal Zia ul-Haq. Ia bahkan sempat menjadi Perdana Menteri Pakistan pada tahun 1988.

Besarnya kharisma dan pengaruh Benazir Bhutto sebagai seorang pemimpin dalam masyarakat Pakistan ditunjukkan dengan tetap dipegangnya tampuk kepemimpinan Partai Rakyat Pakistan (PPP) meskipun dirinya bertahun-tahun diasingkan di Inggris. Kharisma serta pengaruh besar tersebut membuat dirinya memiliki kesempatan serta sangat berpeluang untuk kembali pada kursi pemerintahan.

Sejumlah peringatan yang disampaikan oleh pemerintah dan pihak aparat keamanan Pakistan terhadap besarnya potensi ancaman yang mungkin dapat membahayakan diri serta keselamatannya, justru tidak mengendurkan semangat dan keyakinan Benazir untuk terus berkampanye dan memantapkan langkah agar bisa mengikuti pemilu.

Nampaknya, keadaan ini memang merisaukan sejumlah lawan dan musuh-musuh politik Benazir Bhutto. Untuk menghentikan langkahnya untuk kembali dalam pemerintahan tersebut, pilihan yang diambil hanyalah dengan cara meniadakannya. Rupanya, upaya penyingkiran tersebut berhasil dilakukan pada tanggal 27 Desember kemarin.

Sebuah isue mengatakan bahwa upaya pembunuhan itu dilakukan kelompok ekstrim Islam Al Qaeda. Isue tersebut kemudian menyebutkan, pembunuhan itu dilakukan karena mereka tidak menginginkan Benazir Bhutto menjadi pemimpin Pakistan karena diinformasikan Benazir Bhutto akan bersikap lebih keras atas keberadaan jaringan Al Qaeda di Pakistan, dibandingkan dengan upaya yang dilakukan Presiden Pervez Musharraf.

Isue tersebut nampaknya tidak memiliki dasar yang kuat. Keberadaan Presiden Pervez Musharraf sebagai seorang jenderal yang mendukung upaya Amerika Serikat untuk melakukan invasi ke Afganistan dalam memerangi Al Qaeda, merupakan pemikiran yang langsung mematahkan serta membatah kebenaran isue tersebut.

Bagaimanapun, keberadaan Pervez Musharraf sebagai seorang jenderal tidak dapat disepelekan. Presiden Pervez Musharraf memiliki peran yang teramat penting terhadap keberhasilan operasi pembalasan (Operation Crusade) Amerika beserta sekutunya atas Al Qaeda yang bermarkas Afganistan pada tahun 2001 lalu.

Bisa dibilang, hingga saat ini, posisi Presiden Pervez Musharraf masih dianggap penting dan masih berharga bagi keberadaan Amerika Serikat dan pasukan NATO di Afganistan, bahkan di kawasan Asia. Benazir Bhutto memang sangat dekat dengan koalisi Amerika dan sekutunya, terutama dengan Inggris.

 Apalagi Benazir kemudian memilih Inggris sebagai negara tempat bermukim selama diasingkan semenjak tahun 1984 hingga 2007. Pilihan itu nampaknya didasarkan pada lamanya Benazir Bhutto bermukim di Inggris dimana Benazir pernah belajar dan menjadi seorang mahasiswi di Oxford.

Benazir memang mendapatkan pendidikan ala barat. Oleh karena itu, tidaklah salah kalau cara berpikir dan pola pandangan Beliau sangat kental dengan corak, gaya berpikir serta cara pandang negara-negara barat. Namun itu juga bukan berarti gaya kepemimpinannya dapat dikendalikan oleh negara-negara barat.

Sebuah isue lain menyebutkan kalau pemerintah Amerika Serikat sangat mendukung naiknya kembali Benazir pada tampuk kekuasaan pemerintahan di Pakistan. Adanya dukungan dari Amerika Serikat tersebut membuat pihak-pihak tertentu merasa mulai ditinggalkan Amerika.

Oleh karena itu mereka merasa perlu untuk menyingkirkan Benazir dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk dengan menggunakan kelompok faksi militer Al Qaeda yang masih ada di Pakistan, yang hingga saat ini diberitakan sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab pada tindakan pembunuhan Benazir tersebut.

Peristiwa pembunuhan Benazir Bhutto sendiri terjadi di kota Rawalpindi yang terkenal sebagai kota kaum milisi. Jadi tidaklah salah kalau upaya pembunuhan tersebut sangat mungkin untuk dilakukan di kota tersebut. Isue tersebut sangat mungkin terjadi.

Apalagi pernah sebelumnya, dalam suatu wawancara yang dilakukan sebelum kembali ke Pakistan, Benazir pernah berkata kalau dirinya tahu dan menyadari bahwa dirinya akan mengalami sejumlah ancaman dari pihak-pihak tertentu jika ia kembali ke Pakistan serta berniat mengikuti pemilu. Atas pernyataannya tersebut, Benazir mengatakan bahwa dirinya telah siap untuk menanggung segenap resiko yang ada.

Rupanya apa yang dikatakan Benazir itu benar adanya. Semenjak kedatangannya kembali ke Pakistan, dirinya telah diserang oleh ledakan bom yang membunuh banyak pendukungnya. Sebuah tragedi yang seharusnya membuat Benazir lebih berhati-hati dalam setiap kegiatannya di depan massa.

Faktor kemungkinan isue tersebut terjadi, diperbesar oleh adanya pernyataan lain yang dikeluarkan Benazir Bhutto dalam suatu kegiatan kampanye di depan massa Partai Rakyat Pakistan (PPP).

Pada kesempatan kampanye itu, Benazir Bhutto mengatakan : "Kediktatoran selalu menghancurkan Pakistan dan kita harus memulihkan supremasi rakyat." Benar atau tidaknya isue tersebut saat ini tergantung pada kebenaran dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian Pakistan, yang diharapkan bisa bersikap jujur, tidak berpihak dan menempatkan kebenaran diatas segala-galanya untuk mengungkap serta menangkap kelompok atau pihak-pihak yang bertanggung-jawab sebagai pelaku pembunuhan mantan Perdana Menteri Pakistan tersebut.

Banyak pihak yang berharap agar pihak kepolisian Pakistan tidak berspekulasi untuk mengungkap tabir pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan Benazir Bhutto karena seluruh mata dunia tertuju pada mereka.

Keberadaan kelompok Al Qaeda yang dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab atas peristiwa pembunuhan berencana tersebut, juga memiliki faktor kemungkinan, meskipun pemimpin Al Qaeda di Pakistan, Baitullah Mahsud melalui juru bicaranya, Maulana Omar, telah membantah informasi dan berita yang menyatakan keterlibatan organisasi tersebut dalam upaya pembunuhan Benazir Bhutto.

Adanya kultus budaya, sejarah dan corak agama Islam dalam pemerintahan serta kedaulatan negara Pakistan, merupakan sebuah indikator atau alasan yang memungkinkan untuk dilaksanakannya rencana jahat pembunuhan Benazir Bhutto, baik oleh pihak Al Qaeda maupun pihak lain yang tidak menginginkan hadirnya pemimpin perempuan sebagai pemimpin bangsa.

Satu hal yang pasti, kematian Benazir Bhutto yang dilakukan dengan cara dibunuh, telah menghadirkan kesedihan yang begitu mendalam, tidak hanya pada masyarakat Pakistan yang mencintai Benazir Bhutto, tapi juga pada banyak warga dunia yang mengakui integritas, kharisma serta kemampuan Benazir Bhutto sebagai seorang pemimpin.

Kiranya tindakan atau niat jahat untuk menjatuhkan maupun menyingkirkan orang lain yang dilaksanakan melalui upaya pembunuhan para tokoh politik, tidak terjadi dalam kancah perpolitikkan negara kita meskipun dunia politik di negara kita juga penuh dengan tindakan kotor serta intrik-intrik yang menakutkan.

Sumber foto www.tazehaber.com
Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.com Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment