My Mind
Hidup Benar Untuk Membawa Damai Sejahtera dan Sukacita dari ALLAH


Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(Roma 14 : 17)


Kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa karena mereka telah memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, membuat mereka harus meninggalkan taman Eden.

Keluarnya manusia dari taman Eden, disertai pula oleh adanya ketetapan Tuhan Allah kepada manusia, bahwa manusia harus bersusah payah bekerja, untuk dapat bertahan hidup sepanjang umurnya (Kejadian 3 : 17)

Hidup dengan bekerja keras, telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang hingga saat ini. Sejumlah orang bahwa merasa, waktu 24 jam dalam sehari itu, tidaklah cukup bagi mereka karena kesibukkan mereka untuk menggeluti pekerjaan mereka, telah membuat mereka berimajinasi kalau mereka membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan mereka.

Normatifnya, manusia menghabiskan waktu 8 sampai 14 jam sehari untuk larut dalam pekerjaannya. Akan tetapi, oleh karena ingin mendapatkan penghasilan atau gaji yang lebih besar, ingin menggapai jabatan atau posisi tertentu di kantor, atau karena merasa memiliki beban tanggung jawab atas pekerjaannya, mereka menggunakan waktu lebih panjang untuk bekerja.

Aktifitas pekerjaan di kantor maupun tempat usaha tersebut, membuat sejumlah orang itu, hanya memiliki sedikit waktu (atau bahkan sama sekali tidak lagi memiliki waktu) untuk dapat bersosialisasi, berinteraksi, atau berkomunikasi dengan anggota keluarga, dengan masyarakat yang disekitar lingkungan rumah mereka, atau bahkan, tidak lagi punya waktu untuk beribadah atau mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sejumlah orang mengatakan, seharusnya setiap individu manusia itu menjaga tingkat keseimbangan kegiatan dalam menjalani alur kehidupan, yaitu adanya keseimbangan antara hidup bekerja, hidup bersosialisasi atau bergaul, dan hidup yang menyediakan waktu untuk dekat dengan Tuhan.

Firman Tuhan dalam kitab Roma 14 : 17 diatas berisikan nasehat Rasul Paulus, agar setiap orang percaya selalu menempatkan atau memposisikan hidup serta diri mereka sebagai pribadi-pribadi yang lebih mementingkan upaya-upaya untuk menyampaikan tanda kasih Allah didalam kehidupan manusia, yaitu menyatakan kebenaran, selalu menghadirkan damai sejahtera diantara banyak orang, dan selalu menciptakan suasana penuh sukacita bagi orang lain.  

Tuhan berkehendak, agar setiap orang percaya itu, tidak terpaku pada adanya gaya hidup yang hanya mementingkan pemenuhan kebutuhan perut atau pribadi semata, karena memang, manusia tidak mengalami kerugian apapun dan tidak mengalami satu keuntungan apapun juga, apabila hidup berkelimpahan makanan serta minuman.

“Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.”
(I Korintus 8 : 8)

Yaaa… ayat Firman Tuhan itu dengan jelas menyatakan, kalau Kerajaan Allah itu, tidaklah sebanding dengan usaha keras seseorang untuk selalu berusaha memuaskan kebutuhan jasmani, namun selayaknya, tujuan dari akhir kehidupan setiap kehidupan orang-orang percaya itu, diarahkan kepada upaya pemenuhan kebutuhan rohani, yang bisa tercapai dengan pertolongan Roh Kudus yang ada pada diri mereka.

Tuhan meminta kita untuk aktif menyatakan serta mengungkapkan kebenaran, sebab hidup yang dijalani dengan prinsip dan gaya hidup benar, yang terungkap dengan satu pemikiran benar, yaitu manusia tidak lalai serta jemu-jemunya untuk menyampaikan kebenaran yang nyata ada didalam Yesus Kristus, maka manusia itu telah membawa serta damai sejahtera Allah, tidak hanya pada dirinya sendiri, namun juga pada setiap orang yang menerima pernyataan benar itu.

Ringkasnya, dimana ada besar keinginan untuk menyampaikan kebenaran dari prinsip hidup orang-orang percaya, maka disana pula hadir serta bertumbuh damai sejahtera bagi banyak orang.

Pada hakekatnya, adanya keinginan besar untuk selalu menyatakan, mengungkapkan, dan menyampaikan nilai-nilai kebenaran, akan menghadirkan pula suasana hati serta pikiran yang tenang dan juga tentram.

Suasana hati yang tenang serta tentram tersebut, merupakan kondisi yang melingkupi kehidupan dari setiap orang percaya, karena damai sejahtera Allah melingkupi hati, pikiran, dan juga diri mereka.

Lalu, dimanakah sukacita itu dapat dirasakan?

Orang-orang yang hidup didalam naungan Roh Kudus, akan selalu merasakan hidup yang  penuh dengan sukacita, dimana sukacita kehidupan yang dirasakannya, sifatnya tidak hanya berlaku sementara atau sesaat waktu saja, namun kehidupan yang penuh sukacita karena kuasa Roh Kudus ada padanya.

Dalam alur kehidupan setiap orang percaya, memang sudah selayaknya anak-anak Tuhan menampilkan suatu perilaku dan gaya hidup yang suka menyatakan kebenaran, yaitu kebenaran yang sesuai dengan kenyataan, kebenaran yang tidak memberi ruang pada adanya pemikiran untuk tidak bersikap jujur atau mengungkapkan kebohongan, serta kebenaran yang nyata didalam Yesus Kristus, Tuhan kita.

Hati serta gaya hidup yang suka menyatakan kebenaran, akan membawa serta suasana penuh damai sejahtera. Dan didalam kehidupan yang dipenuhi damai sejahtera Allah, ada sukacita didalamnya.

Mungkin, apabila kita hidup berkelimpahan makanan dan minuman, kita akan merasa tenang serta tidak merasakan susahnya berjuang untuk dapat menikmati kehidupan.

Tuhan tidak melarang anak-anakNya untuk mencari penghasilan yang melimpah oleh karena jerih payah, kerja keras, dan usaha yang tidak mengenal lelah untuk memenuhi atau mencukupi kebutuhan serta keperluan hidup.

Namun, adalah lebih baik lagi, apabila seseorang merasa hidup berkelimpahan, karena hati dan hidup mereka, menjalankan segenap perintah Tuhan dan menunjukkan suatu perilaku kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah, sebab berkat-berkat Tuhan akan melimpah tercurah pada orang-orang yang hidup berdasarkan perintahNya.

Allah berkuasa atas kehidupan manusia. Oleh karena itu, Allah berkehendak agar arti dan jalan kehidupan setiap orang percaya, tidak terpaku pada besarnya kehendak serta pola pemikiran untuk hidup berkelimpahan makanan dan minuman (karena itu hanya berlaku sepanjang usia saja), akan tetapi selalu menumbuhkan hasrat serta keinginan, untuk menampilkan gaya hidup serta pola pemikiran yang berkelimpahan kasih dan berkat-berkat Allah.

Ingatlah : Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.   (I Korintus 13 : 8)

Janganlah kita hanya memikirkan segala sesuatu yang bisa hilang dari diri kita karena hanya bermanfaat sepanjang umur kita saja, akan tetapi, pikirkan serta lakukanlah segala sesuatu yang tidak akan membuat kita kehilangan bagian kita karena iman kita setia, yaitu satu tempat didalam Kerajaan Allah.

Benar hidupku, damai hatiku, bersukacita diriku… oleh karena aku memiliki Allah yang mengasihi aku…

Tuhan Yesus yang teramat baik, memberkati kita semua dengan melimpah-limpah.




.Sarlen Julfree Manurung
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment