My Mind
MELAYANI DI LADANG TUHAN


“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
(Kisah Para Rasul 1 : 8)


Pada dasarnya, ayat Firman Tuhan ini bertutur tentang panggilan hidup setiap orang percaya, untuk melakukan pelayanan, menyampaikan isi Firman Tuhan kepada semua orang, baik yang ada di daerah perkotaan maupun di daerah pelosok, layaknya daerah di ujung bumi.

Melayani di ladang Tuhan merupakan salah satu dari tiga panggilan istimewa Tuhan kepada manusia. Adapun bentuk panggilan istimewa Tuhan kepada manusia lainnya, adalah : panggilan untuk menikah, dan panggilan agar setiap orang bertobat.

Banyak anak-anak Tuhan yang melalaikan tugas panggilan istimewa untuk melayani di ladang Tuhan. Berbagai bentuk alasan dinyatakan sejumlah anak-anak Tuhan untuk membebaskan diri mereka dari tugas dan tanggung jawab melaksanakan misi Amanat Agung yang telah disampaikan Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga.

Sejumlah alasan yang sering dipakai anak-anak Tuhan, yaitu : hati serta diri mereka masih belum siap, tidak tahu bagaimana memulainya, dan sibuk.

Sampai kapankah siap melayani? Dalam bentuk yang seperti apakah, upaya melayani yang ingin dilakukan? Benarkah setiap anak-anak Tuhan tidak memiliki waktu lebih selain untuk bekerja?

Alasan diajukan hanya untuk pembelaan diri semata. Apabila setiap anak-anak Tuhan mau memberikan sedikit waktu untuk merenungkan isi Firman Tuhan, berusaha untuk selalu mengingat kasih Allah kepada manusia, dan mulai belajar melayani dari hal-hal kecil atau dekat dengan kehidupan mereka sendiri, maka dapat dipastikan kalau setiap anak-anak Tuhan, pasti mampu menjalani tugas pelayanan di ladang Tuhan.

Tugas sebagai pelayan Firman Tuhan, banyak orang mengidentikkannya dengan diri seorang pendeta, evangelis, penatua, atau seorang diaken. Padahal, tugas melayani itu tidaklah terbatas pada panggilan hati untuk menjadi pekerja-pekerja di gereja semata, namun dapat pula dengan memanfaatkan talenta yang kita miliki, atau melalui sikap hidup yang kita tunjukkan didalam lingkup pergaulan kita.

Yaaa… kita dapat hidup melayani dengan memanfaatkan talenta atau kemampuan diri yang kita miliki, dimana dengan talenta maupun kemampuan diri tersebut, kebesaran nama Tuhan selalu dimuliakan.

Energi kasih Allah kepada manusia, harus pula kita sampaikan kepada orang-orang yang masih belum percaya, belum meyakini, atau belum beriman kepada Kristus. Kita harus menyatakan kepada banyak orang kalau ada sukacita didalam kasih Yesus.

Makin giat kita menyampaikan Firman Tuhan, maka semakin besar kemungkinannya, kasih Tuhan dapat dirasakan pula oleh banyak orang, terutama orang-orang yang ada di sekitar kita.

Sekarang, bagaimanakah caranya agar pelayanan di ladang Tuhan dapat berdaya guna serta memiliki tingkat efektifitas yang maksimum, dalam arti, dapat menyentuh hati orang-orang yang mendengar atau menerimanya?

Pertama, yaitu dengan memohon pertolongan Roh Kudus. Hal yang menjadi pembeda antara anak-anak Tuhan dengan orang-orang yang belum beriman kepada Kristus, adalah didalam diri setiap anak Tuhan bernaung Roh Kudus.

Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang dijanjikan Allah kepada manusia, untuk bisa menyertai, menolong, menghibur, dan mengajarkan setiap orang-orang percaya dalam menjalani alur kehidupan, dapat sesuai dengan perintah-perintah Tuhan, dan membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik (Yohanes 14 : 16 – 17 & ayat 26).

Adanya naungan kuat kuasa Roh Kudus yang didalam upaya setiap anak-anak Tuhan untuk menjalani misi Amanat Agung, dapat membuat tugas pelayanan yang dilakukan berjalan dengan tingkat efektifitas tinggi.

Keberadaan Roh Kudus dalam kegiatan pelayanan, membuat anak-anak Tuhan tahu apa yang harus dilakukan atau disampaikan. Roh Kudus akan membantu anak-anak Tuhan untuk berkarya ataupun menghasilkan karya yang datangnya dari Allah sendiri, karena keberadaan Roh Kudus, membuat manusia dapat melakukan berbagai hal yang sesuai dengan kehendak dan rencana Allah.

Apa yang dilakukan anak-anak Tuhan akan membawa hasil, karena Tuhan berkenan kepada mereka. Allah berkenan karena perbuatan pelayanan yang dilakukan, memang sesuai dengan kehendak dan perintah-perintahNya. Ketika Allah berkenan kepada alur kehidupan anak-anakNya, maka setiap upaya anak-anak Tuhan, pasti membawa hasil.

Kedua, menghadirkan perbuatan-perbuatan atau ucapan yang didasarkan oleh KASIH serta hati yang tergerak oleh rasa belas kasihan (Kolose 3 : 12 & ayat 14).

Dalam melayani orang-orang yang belum mengenal Yesus, memang selayaknya kita menggunakan hati serta rasa, mengingat mereka belum menjalani proses penerimaan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi mereka. Kita harus membangun suatu konsepsi pelayanan yang didasarkan oleh pemikiran, bahwa jiwa-jiwa orang yang kita layani, harus terselamatkan.

Rasa belas kasihan dihadirkan, kiranya akan mampu mendorong kita untuk semangat melayani, yaitu menyampaikan kabar keselamatan yang ada serta nyata didalam diri Yesus Kristus, karena didalam sikap yang dipenuhi oleh rasa belas kasihan, ada kuasa besar yang dinyatakan dalam diri orang yang kita layani (I Tesalonika 2 : 8).

Ketiga, kita bersedia berkorban, entah itu korban waktu, tenaga, perasaan, uang, atau yang lainnya (I Korintus 9 : 19 – 23). Pengorbanan harus ada dalam suatu pelayanan, mengingat melayani itu membutuhkan waktu dan energi yang cukup besar untuk bisa meyakinkan orang lain agar percaya serta menerima Yesus.

Artinya, tanpa kita menyediakan waktu dan tenaga kita, atau bahkan terkadang uang yang kita miliki sebagai sebuah biaya transportasi, akomodasi atau dana sumbangan, kita tidak mungkin melayani. Semakin tinggi intensitas melayani dilakukan, maka akan semakin besar manfaat kegiatan pelayanan itu dapat kita peroleh.

Kenapa untuk bersenang-senang kita mempunyai waktu, rela berlelah-lelah, atau tidak sulit untuk mengeluarkan uang, sedangkan untuk menjalankan misi pelayanan, yang kelak membawa upah dalam Kerajaan Sorga, kita tidak bisa berkorban?

Keempat, memperhatikan etika pergaulan maupun norma-norma hidup bermasyarakat yang berlaku di tempat kita melayani agar kegiatan pelayanan yang kita lakukan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain dan tidak memberikan celah bagi iblis untuk mengacaukan kegiatan pelayanan kita.

Dalam hal ini, kita bisa belajar dari pengajaran yang dilakukan Tuhan Yesus yang ada tercatat dalam Firman Tuhan pada kitab Lukas 10 : 5 – 10.

Kelima, selalu menghadirkan kerinduan atau keinginan untuk melayani, karena dalam melayani di ladang Tuhan, permasalahannya bukanlah bisa atau tidak bisa, akan tetapi mau atau tidak mau.

Seperti telah diungkapkan pada bagian awal tulisan ini, melayani di ladang Tuhan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Artinya, kita bisa melakukannya, yaitu dengan memanfaatkan talenta yang kita miliki, atau dengan menunjukkannya dalam perilaku dan sikap kita yang hidup selayaknya anak-anak Tuhan.

Banyak anak-anak Tuhan, yang seharusnya melayani di ladang Tuhan, namun terlebih dahulu menimbang-nimbang, memikirkan untung-ruginya, atau lebih memperhatikan ego diri dibandingkan upaya menjalankan Amanat Agung.

Keenam, menerapkan prinsip kerja sama diantara sesama anak-anak Tuhan, dimana dengan bekerja sama, setiap anak-anak Tuhan yang melayani bisa saling mendukung, saling menolong, dan saling mendorong, bahkan memperkuat iman, seperti layaknya perisitiwa empat orang yang datang ke sebuah rumah yang sedang disinggahi Yesus di daerah Kapernaum sambil menandu seorang lumpuh diatas tilam untuk mengalami mukjizat kesembuhan (Markus 2 : 3 – 5).

Dalam peristiwa itu, kesembuhan sakit lumpuh diperoleh karena Tuhan melihat sikap kerja sama dan upaya diantara orang-orang yang menandu orang yang sakit lumpuh itu, sehingga mukjizat kesembuhan pun dihadirkan Tuhan Yesus atas orang yang sakit lumpuh tersebut.


Itulah 6 point yang dapat membuat setiap kegiatan pelayanan yang kita lakukan di ladang Tuhan dapat membawa manfaat besar serta berlaku efektif.

Kiranya Roh Kudus membimbing dan menolong kita untuk menjalani kehidupan yang melayani, sehingga kita tidak hanya bisa mendengarkan Firman Tuhan, namun juga dapat menyampaikannya kepada banyak orang.

Met berlibur ya, teman-teman...

Tuhan Yesus memberkati.


.Sarlen Julfree Manurung


note :

Disarikan dari rangkuman Khotbah Pdt. Ara Siahaan, dalam Ibadah Pembinaan Iman GL Ministry pada tanggal 11 November 2003.
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment