My Mind
"Maka sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!"
(Zakharia 8 : 13b)


Setiap anak-anak Tuhan seharusnya menyadari kalau segenap ucapan atau perbuatan yang mereka lakukan, mengandung 2 konsekuensi : apakah akan mendatangkan berkat atau  akan mendatangkan hukuman?

Berkat diperoleh apabila segenap perkataan dan perbuatan anak-anak Tuhan merefleksikan pribadi yang taat atas kehendak serta perintah-perintah Tuhan. Pada sisi yang berbeda, apabila segenap perkataan dan perbuatan yang dilakukan anak-anak Tuhan tidak mencerminkan pribadi yang taat dengan kehendak serta perintah-perintah Tuhan, akan ada hukuman yang menanti.

Konsepsi beriman seperti inilah yang ingin disampaikan Zakharia dalam memandang berkat dan hukuman yang di terima bangsa Israel dan Yehuda dalam peristiwa Babel.

Latar belakang cerita terkait dengan ayat Firman Tuhan dalam pokok bahasan kali ini, memang berhubungan dengan peristiwa pembuangan dan pembebasan bangsa Israel dan Yehuda ke Babel.

Bangsa Israel dan Yehuda mengalami pembuangan ke Babel karena mereka tidak taat pada kehendak serta perintah Tuhan. Namun Tuhan adalah Pribadi yang pemurah. Ia tidak membiarkan hukuman tetap ada bagi orang-orang yang melakukan pertobatan, termasuk pertobatan yang dilakukan oleh bangsa Israel dan Yehuda.

Oleh karena pertobatan yang mereka lakukan, masa hukuman tak lagi menetap, berganti dengan masa penuh berkat. Allah menggunakan Raja Roresy dari Persia untuk membebaskan kedua bangsa itu dari Babel. Pembebasan merupakan berkat bagi orang-orang yang melakukan pertobatan.

Friksi terjadi dalam diri orang-orang yang tidak ikut terbuang dalam peristiwa Babel. Itulah sebabnya Allah berfirman agar mereka tidak takut dan menguatkan hati mereka. Tuhan meminta mereka untuk bersama-sama membangun Yerusalem, sehingga Yerusalem menjadi makmur, berkeadilan, dan dipenuhi damai sejahtera.

Artinya, berkat itu menjadi kenyataan setelah mereka mengakui kesalahan mereka dan melakukan pertobatan. Mereka dilimpahi oleh berkat-berkat karena mereka berbalik dari dosa karena bersikap tidak taat kepada kehendak serta perintah-perintah Allah.

Bagaimana dengan bangsa Indonesia saat ini?

Keterpurukkan yang sedang dihadapi dan dirasakan oleh sebagian besar anggota masyarakat Indonesia, adalah ulah banyak para elite pemimpin bangsa, para pengusaha yang bertindak serakah sehingga merusak kondisi alam dan mencuri kekayaan negara, korupsi dan kolusi merajalela, serta adanya perilaku-perilaku tidak patuh yang ditunjukkan oleh banyak anggota masyarakat.

Indonesia adalah negara yang teramat kaya dengan sumber daya alam. Indonesia juga memiliki banyak sumber daya manusia. Namun kekayaan alam itu tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan benar untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sehingga banyak anggota masyarakat yang masih hidup di garis kemiskinan atau bahkan dibawah garis kemiskinan.

Banyak pemimpin yang tidak bertindak sebagai pemimpin. Mereka hanya berusaha untuk memperkaya diri atau kelompoknya. Mereka lupa, bahwa bekerja sebagai pemimpin itu adalah sebuah amanat, bukan sebuah upaya mencari kesenangan.

Ketika mereka lalai meningkatkan kesejahteraan rakyat, bangsa ini pun mendapatkan hukuman. Perkembangan ekonomi lambat, kehidupan politik selalu diintervensi oleh keinginan kelompok atau partai, banyak raja-raja kecil muncul seakan melebihi kekuasaan aparat hukum bahkan aparat pemerintahan, berbagai tindak kejahatan marak terjadi karena banyak anggota masyarakat karena mereka butuh uang untuk makan.

Meskipun merdeka, namun bangsa ini terjajah oleh perilaku kotor yang ditunjukkan oleh para pemimpin dan pengusaha yang korup. Tidak terkecuali oleh anak-anak Tuhan yang menjadi bagian dari institusi pemerintahan maupun bekerja sebagai pengusaha.

Dimanakah keadilan itu? Kapankah kesejahteraan itu dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia?

Bangsa ini harus bertobat. Bangsa ini harus kembali kepada kehendak dan perintah-perintah Tuhan agar bangsa ini tidak lama terpuruk dalam kesusahan hidup. Bangsa ini bisa bangkit kalau para pemimpinnya bekerja sepenuh dan setulus hati untuk rakyat.

Sebentar lagi pemilu nasional. Banyak anak-anak Tuhan yang maju menjadi wakil rakyat. Inilah saatnya bagi anak-anak Tuhan itu menjadi berkat bagi bangsa ini, dengan menerapkan prinsip hidup yang takut dan taat pada Tuhan, tidak terlena oleh kesenangan serta keinginan besar untuk memperkaya diri sendiri.

Negara ini butuh kehadiran anak-anak Tuhan yang menjadi motivator pembaharuan iman dan perilaku, menjadi agen perubahan, menjadi sumber inspirasi banyak anggota masyarakat untuk bertobat, karena sadar, tanpa pertobatan, keterpurukkan bangsa ini akan terus berlanjut.

Seperti layaknya pertobatan yang dilakukan bangsa Israel dan Yehuda, hukuman itu tak akan beranjak apabila pertobatan tidak dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat, terutama oleh para pemimpin dan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan serta kekuatan di negeri ini dipundaknya. Namun hukuman itu dihapuskan dan berubah menjadi berkat karena Tuhan tidak membiarkan pertobatan yang dilakukan tidak membawa arti.

Kepada anak-anak Tuhan yang akan maju sebagai calon wakil rakyat dalam pemilu, apabila saudara-saudara adalah pribadi yang takut akan Tuhan serta mencintai negeri ini, jadilah pioneer perubahan sikap dan perilaku hidup bangsa ini sehingga sesuai dengan kehendak serta perintah-perintah Tuhan. Kalau bukan saudara-saudara sekalian, siapa lagi yang bisa membawa negeri ini kearah perbaikan hidup?

Bangsa ini bisa maju kalau menyadari kesalahan-kesalahan yang terjadi, butuh pertobatan untuk memperbaikinya. Tidak tahun depan, tetapi mulai dari sekarang....

Selamatkan Indonesia...
Selamatkan Indonesia...
Selamatkan Indonesia...
Itulah... Kerinduanku...

Indonesia Bisa...!!!

Dirgahayu Republik Indonesia.

Diberkatilah bangsa Indonesia dengan melimpah-limpah.


.Sarlen Julfree Manurung

===

note :
Ditulis berdasarkan tulisan karya Ev. St. DR. Wiliater Manurung, dalam buku Renungan Harian Marturia Edisi Juli-Agustus 2008 - tahun ke V/2008, bahan bacaan untuk tanggal 18 Agustus 2008 dengan judul : Menjadi Berkat Bagi Bangsa.

Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment