My Mind
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku."
(Matius 16 : 24)

Banyak orang Kristen yang pernah membuat pengakuan atau membuat pernyataan diri kalau diri mereka pada saat ini telah mengalami pembaharuan hidup oleh karena iman percaya mereka, namun ternyata mereka masih terjebak oleh adanya perasaan tidak puas akan dirinya sendiri, sikap congkak, atau masih memiliki sikap iri yang teramat besar, terhadap kepintaran, kemajuan, maupun kemampuan fisik orang lain, yang lebih baik dari diri mereka.

Ada juga sejumlah orang Kristen yang merasa kesal atau kecewa kalau diri mereka tidak bisa tampil lebih menonjol dari yang lainnya.

Diri dari sejumlah orang Kristen itu, merasa tidak puas apabila diri mereka tidak bisa selalu tampil dihadapan khalayak ramai, karena mereka mengharapkan untuk mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain.

Kebanggaan diri karena mendapat pujian atau sanjungan dari orang lain, adalah faktor atau nilai yang mereka kejar sebagai sebuah keberhasilan. Mereka merasa hebat hingga timbullah sikap sombong dari dalam diri mereka.

Mereka seakan-akan belum merasakan indahnya kehidupan apabila orang lain belum memuji diri mereka. Rasa kesal atau kecewa akan hadir apabila orang lain yang dapat tampil dan mendapat pujian dari banyak orang.

Pada sisi yang berbeda, oleh karena sifat iri hati yang dimiliki manusia, ada sejumlah orang Kristen yang masih kerap kali menghadirkan hasrat dalam hati dan benak pikiran mereka, untuk menjegal keberhasilan, kemajuan, atau kesuksesan orang lain karena diri mereka tidak menginginkan orang lain lebih baik, lebih berhasil, lebih menarik, lebih maju, ataupun lebih sukses dari apa yang sudah mereka capai.

Bahkan ada sejumlah orang yang berani bertindak dengan segala daya upaya, agar kehidupan orang lain tidak berkembang atau tidak meraih kesuksesan hidup. Hati mereka benar-benar tidak senang kalau orang lain nampak lebih berprestasi, lebih kaya, atau lebih kuat dari diri mereka.

Pokoknya, orang lain gak boleh lebih baik dari diri mereka sendiri...!!!

Dalam hal ini, kedua bentuk contoh realita kehidupan diatas ingin mengatakan, identitas sebagai orang Kristen, tidak ditonjolkan sebagai sebuah karakter pribadi karena mereka tidak menempatkan tindakan penyangkalan diri sebagai sebuah upaya atau sebagai sebuah keinginan untuk hidup sebagaimana layaknya pengikut Kristus seutuhnya.

Mereka tidak menyenangkan hati Tuhan karena masih ada bagian dari gaya hidup mereka yang tidak jauh berbeda dengan sikap atau perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang yang belum percaya, belum mengenal, ataupun belum merasakan indahnya kasih Tuhan Yesus Kristus.

Penyangkalan diri merupakan sebuah sikap yang dirupakan sebagai sebuah tekad, sebuah keinginan besar, dan sebuah keberanian diri, untuk tidak lagi melakukan atau menghadirkan dalam benak pikiran maupun isi hati, berbagai perilaku atau pola pemikiran yang hanya ingin menyenangkan hati atau diri sendiri semata.

Apabila seseorang bisa tampil lebih baik dari diri kita, sesungguhnya tidak ada kerugian yang kita alami. Akan tetapi ada sejumlah orang yang menganggap keadaan seperti itu, tidak boleh terjadi karena akan membuat diri mereka merasa tidak nyaman kalau orang lain lebih baik atau lebih maju dari diri mereka.

Bagi orang-orang seperti ini, apabila rasa bangga dan kepuasan diri karena belum berhasil "menjegal" kemajuan atau kesuksesan orang lain, mereka masih memiliki beban di hati dan pikiran mereka.

Padahal, seseorang yang hanya menuruti atau selalu mencoba untuk memenuhi keinginan alur pikiran atau hati sendiri, akan mengalami kesulitan untuk menyangkal diri dan memikul salib.

Harus diakui, terkadang, diri kita tidak dapat mengendalikan hasrat atau keinginan besar yang ada di hati serta benak pikiran kita. Perasaan malu atau kecewa yang hadir karena tidak tercapai atau tidak terealisasikannya segenap kondisi yang membebani tersebut, merupakan beban salib yang harus dipikul oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan diri.

Kehidupan orang-orang Kristen bukanlah kehidupan yang terpaku pada besarnya keinginan untuk mementingkan atau memikirkan diri sendiri. Ketika kita menyatakan diri percaya dan beriman kepada Kristus, maka kita (secara langsung atau tidak langsung) dituntut untuk menghadirkan perilaku benar, selayaknya orang Kristen.

Orang Kristen itu harus menghindari sifat kecemburuan hati atas apa yang dimiliki orang lain, karena hal itu justru membuat orang Kristen itu hanya ingin memuaskan diri mereka, yaitu menghadirkan keinginan daging yang sesungguhnya bukanlah sebuah tindakan penyangkalan diri serta tindakan memikul salib.

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!
(II Korintus 13 : 5a)

Apabila kita menyerahkan sepenuhnya keadaan yang kita miliki atau yang sedang kita hadapi ke dalam naungan kuat kuasa kasih Kristus, kita tidak akan merasa rugi dan kecewa, karena pemikiran rugi serta kecewa itu, didalam Yesus Kristus, akan digantikan dengan kemenangan dan kelimpahan hidup yang diberkati Tuhan.

Kita jangan menabur atau menaruh benih benalu dalam prinsip keimanan kita kepada Yesus Kristus. Akan tetapi kita harus percaya dan meyakini, apabila kita mau menyangkal diri kita, meninggalkan konsep pemikiran yang hanya mementingkan besarnya keinginan untuk menyenangkan hati semata, dan kita tidak menghadirkan beban pikulan salib oleh karena kita salah menilai kelebihan yang bisa diperoleh orang lain, maka kita akan mendapatkan berkat dan sukacita dari Allah.

Lupakan pemikiran gengsi, lupakan keinginan untuk selalu memiliki reputasi atau hal-hal yang bisa dipandang atau dinilai "keberhasilan" oleh orang lain. Rendahkanlah hati kita dihadapan Tuhan, dan tunjukkan kepada banyak orang, kalau keberhasilan kita adalah karena Allah beserta kita.

Ya, setiap orang yang ingin menjadi pengikut Kristus, harus mampu menyangkal dirinya dan memikul salib.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: | edit post
5 Responses

  1. Terima kasih kembali. GBU


  2. chris indah Says:

    shalom bro. sarlen, thanks too postingnya,aku diberkati. GBU


  3. putra hulu Says:

    Tak dapat disangkal bahwa pembina/pemimpin rohani sangat bertanggungjawab terhadap pola pikir jemaat yang seperti ini. Saat ini ada kecenderungan para hamba Tuhan tidak mau mengingatkan jemaat untuk memperbaharui pola pikir duniawi mereka. Alasannya (mungkin) takut jemaat pindah ke gereja lain!


  4. Menurut saya, kita semua bertanggung jawab. Soal pindah gereja, itu hak jemaat, asal jangan pindah iman kepercayaan.


Post a Comment