My Mind
JANGAN PERNAH TERTIPU OLEH PENAMPILAN



Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel : "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tingggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.   (I Samuel 16 : 7).

Firman Tuhan tersebut merupakan bagian yang menceritakan sesaat waktu menjelang Samuel akan mengangkat Daud sebagai raja Israel. Pada saat itu, Samuel sempat mengalami keraguan manakala saudara-saudaranya datang dengan penampilan menarik agar salah satu dari antara mereka dapat dipilih Samuel untuk menjadi raja Israel.

Namun keraguan Samuel terhapuskan oleh karena adanya Firman Tuhan yang disampaikan kepadanya agar ia tidak memandang seseorang itu dari penampilan.

Pola tindakan yang dilakukan oleh saudara-saudara Daud itu, pada saat sekarang ini, dalam bentuk cerita yang berbeda, sering kali kita temui diberitakan diberbagai media, bahkan  mungkin pernah hadapi atau dengar ceritanya dari orang-orang terdekat kita.

Seorang perempuan yang sedang hamil muda bernama Atika, mati sia-sia setelah dibunuh dan dimutilasi disebuah hotel di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, oleh seorang tukang nasi goreng keliling yang mengaku sebagai seorang mahasiswa dari universitas swasta di Jakarta.

Kematiannya ditangisi oleh sanak-saudaranya. Penyesalan mendalam dirasakan oleh segenap anggota keluarganya begitu mengetahui bahwa orang yang selama ini telah diterima sebagai pacar anaknya, ternyata hanyalah seorang penipu. Mereka menyesal karena tidak mencek dengan benar latar belakang kekasih hati anaknya.

Pada cerita yang lain, tersebutlah seorang pria pengusaha telah jatuh terpana asmara oleh kecantikan wajah, kemolekan tubuh, kemanjaan perilaku serta lembut tutur kata dari seorang perempuan yang dikenalnya, sehingga pria tersebut akhirnya berpaling muka dari isterinya dan sempat berniat meninggalkan keluarganya demi perempuan yang lama menjadi kekasihnya itu.

Lebih menyedihkan lagi, pria itu bahkan sempat “melepaskan” iman kepercayaannya lalu menikahi perempuan muda itu secara siri.

Oleh karena rasa cinta seorang isteri kepada suaminya, akhirnya mata pria itu terbuka. Awalnya, pengakuan sangat sulit keluar dari mulut pria itu. Pria itu baru tersadar, ketika dirinya mengetahui bahwa harta kekayaannya perlahan-lahan telah berpindah tangan pada perempuan itu, dan dirinya tidak memiliki apa-apa lagi.

Kedua cerita diatas merupakan kisah nyata yang kerap terjadi dalam cerita kehidupan anak manusia, yang kemudian menjadi pemberitaan di media massa.    

Gaya berpakaian, kegantengan atau kecantikan, dan lemah lembut tutur kata yang diucapkan seseorang, memang dapat membuat orang lain terlena. Padahal itu semua sengaja dilakukan, ditunjukkan, dan dikatakan seseorang tersebut, agar menarik minat atau perhatian orang lain yang menjadi target “usahanya.”

Menghadirkan citra diri baikmelalui penampilan memang memiliki andil untuk memunculkan daya tarik atau sikap respek dari orang lain. Besarnya andil tersebut, terkadang dimanfaatkan  oleh sejumlah orang tertentn untuk memanfaatkan kebaikan ciri fisik maupun penampilan diri yang telah dipersiapkan sebelumnya, untuk maksud dan tujuan yang tidak baik.

Pada saat niat untuk menguasai orang lain muncul, seseorang dapat memotivasi dri untuk memakai penampilan sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan pencapaian yang diinginkannya.

Dalam menjalani niat yang tidak baik itu, nilai-nilai kepercayaan serta keyakinan orang lain dapat dikondisikan, yaitu dengan cara memberikan tampilan atau image yang baik atas penampilan diri seseorang.

Image baik yang dihadirkan memang sengaja dibuat agar memiliki kesesuaian "jati diri" yang telah diakui sebelumnya.

Upaya untuk menghadirkan image diri yang berkesesuaian dengan pola pencitraan, berfungsi untuk mengeliminasi segenap keraguan dari orang yang menjadi target, maupun untuk orang-orang terdekat target.

Sesungguhnya, segenap cara untuk memberikan image baik dengan mengupayakan penampilan diri dengan gaya tertentu, bertujuan untuk mencari kesenangan atau keuntungan bagi diri sendiri semata.

Pola pemikirannya :

Pertama
Penampilan yang baik bukanlah jaminan kalau orang yang baru kita kenal adalah orang yang sebaik penampilannya...

Kedua
Sebaiknya kita selalu menerapkan prinsip kehati-hatian terhadap seseorang yang baru kita kenal. Jangan mudah terbuai oleh omongan (kata-kata manis) maupun penampilan diri yang terlihat rapi, keren, atau menyenangkan mata semata.

Keindahan atau kesenangan yang ditawarkan pastilah hanya kesenangan sesaat semata. Ego pribadi, yang dijalankan untuk mendapatkan kesenangan atau keuntungan (berupa materi), adalah target utama. Puas dengan apa yang didapatkannya, kita akan ditinggalkan begitu saja...

Ketiga
Sudah sering dijumpai peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kalau orang yang hanya mengandalkan diri pada eloknya penampilan, kebanyakkan merupakan tipikal dari seorang "pembual besar"...

Selidiki dan sadari sejak dini, jangan mudah terbuai serta terlena. Jangan mudah terbawa oleh perasaan serta pikiran. Kepada mereka yang baru kita kenal, jangan mudah terhanyut oleh kata-kata :
"Aku cinta padamu..."
"Dik, aku sayang padamu..."
sebab orang yang mudah mengatakan cinta atau sayang pada pertemuan pertama atau kedua (atau bahkan hanya melalui sms semata), adalah orang "yang tidak benar-benar mencintai atau menyayangi diri kita."

Keempat
Cinta memang soal perasaan, tapi itu bukan berarti, oleh karena cinta, kita tidak menggunakan akal pikiran kita; segenap logika-logika sehat yang bila kita pikirkan baik-baik nilai kebenarannya, kelak, tidak akan menjerumuskan kita pada masalah atau penyesalan.

Tetaplah berpikir kala diri kita sedang kasmaran...

Ketika cinta itu ditawarkan orang lain kepada kita, mungkin sebelumnya ada ketakutan diri kita tidak akan mendapat jodoh. Ingat dan yakinlah bahwa jodoh itu memang di tangan Tuhan. Janganlah mata kita disilaukan oleh penampilan, dengan apa yang dia bawa, dan dengan apa yang diri orang lain itu tawarkan. Yakinlah diri, selidiki dan pastikan terlebih dahulu, bahwa semuanya itu adalah benar adanya.


Benar adanya apabila dikatakan, penyesalan itu memang tidak pernah datang duluan. Rasa menyesal memang baru ada ketika segala sesuatunya telah membawa perubahan namun perubahan yang ada, tidak seperti yang diinginkan.

INGAT...!!! Jangan tunggu sampai penyesalan itu datang... karena penyesalan tidak pernah datang duluan...



Selamat menjalankan ibadah hari Minggu. Tuhan memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manroe




Labels: | edit post
1 Response
  1. nice article bang....
    emang manusia itu suka menipu dengan penampilannya,berdandan luar biasa,mereka berpikir mereka bisa menutupi kekurangannya...


Post a Comment