My Mind
Malam peringatan hari Valentine Day yang diadakan oleh Batak Muda Worship, telah dilaksanakan tadi malam. Adanya rasa takut dari sejumlah pihak yang mengkhawatirkan kalau peringatan Valentine Day akan membawa dampak buruk bagi mereka yang memperingatinya, tidak terbukti malam itu.

Suasana peringatan Valentine Day yang diadakan Batak Muda Worship memang dibuat dengan nuansa rohani, sehingga kekhawatiran itu tidak perlu dibesar-besarkan.

Acara yang dimulai pada jam 18.30 PM dan dihadiri oleh kurang lebih 100 orang generasi muda batak tersebut, didahului oleh ibadah singkat, diskusi, dan diakhiri dengan games (suatu games yang mencoba untuk memperkenalkan dan mempertemukan kaum muda batak yang  masih single dan hadir malam itu, dapat menemukan pasangannya). Suasana yang dibangun adalah santai.

Bagi mereka yang menghadiri, rasa-rasanya, mereka tidak akan rugi melewatkan malam Minggu dengan ibadah dan turut berpartisipasi dalam acara tersebut, karena memang, acara malam Valentine bersama Batak Muda Worship ini penuh dengan pengetahuan-pengetahuan baru, khususnya pengetahuan yang berkaitan dengan upaya menjalin hubungan pacaran, hingga menemukan soulmate.

Ibadah dipimpin oleh Ocha Gultom dan khotbah singkat dibawakan oleh Pdt. Joshua Tewu, seorang "imigran" Menado yang menggembala di tanah batak dan akhirnya menikah dengan perempuan batak, Ibu Esther Situmorang. Pada sesi diskusi, Bapak Pdt. Joshua Tewu dan Ibu Esther Situmorang, juga menjadi narasumber.

Khotbah Bapak Pdt. Joshua Tewu bertutur tentang Soulmate, sesuai dengan thema yang dipakai panitia dalam penyelenggaraan acara malam Valentine Day oleh Batak Muda Worship. Khotbah Bapak Pdt Joshua Tewu diambil dari Yeremia 3 : 15.

Banyak hal yang disampaikan Bapak Pdt. Joshua Tewu dalam khotbahnya. Pada intinya, khotbah Pdt. Joshua bertutur tentang jodoh dan teori-teori sederhana untuk menemukan soulmate kita.

Dalam hal menemukan jodoh, perjodohan terjadi ketika dua anak manusia yang berpacaran, telah sepakat untuk membina keluarga didalam ikatan pernikahan. Sedangkan untuk dapat memastikan apakah benar kekasih kita itu adalah jodoh kita, berusaha untuk tidak jaim. Jujur dan tulus kepada kekasih hati kita, merupakan konsepsi dasar untuk menemukan calon pendamping hidup.

Pada sisi soulmate, kita dapat menemukannya : when each other have a good connection, antara pihak pria dan pihak perempuan dapat menghargai kelebihan dan mencoba untuk saling melengkapi atas segenap kekurangan masing-masing.

Salah satu point penting lainnya yang disampaikan oleh Bapak Pdt. Joshua Tewu dalam khotbahnya adalah tentang Kriteria dari Jodoh itu apa saja.

Beliau menyampaikan, bahwa kriteria jodoh itu ada 3, yaitu :
1.  Harus lawan jenis
2.  Harus seiman
3.  Harus ada CINTA diantara pasangan

Pdt. Joshua mengatakan, diluar hubungan lawan jenis, pasangan yang sedang membina hubungan pacaran itu bukanlah jodoh. Karena didalam iman Kristen (dan dalam kehidupan yang sewajarnya), hubungan pacaran yang kelak berlanjut pada tingkat pernikahan, bukanlah sebuah perjodohan.

Ingat dengan peristiwa Sodom dan Gomora? Peristiwa itu merupakan salah satu indikasi bahwa Tuhan memang tidak menempatkan pasangan sejenis adalah bagian dari perjodohan.

Sebuah perjodohan juga dari pihak-pihak yang terikat hubungan pacaran, sebaiknya seiman, dan kalau pun belum seiman, ada baiknya, pasangan yang belum seiman itu, menjadi seiman dulu dengan kita. Alasannya, perjodohan memang sebaiknya dilaksanakan dengan segenap prinsip-prinsip iman yang baik dan benar. Konteksnya ada di dalam Efesus 5 : 9, yaitu prinsip-prinsip pacaran secara Kristiani.

Namun, satu hal yang terpenting adalah perjodohan itu perlu dilandasi oleh adanya cinta. Cinta membuat adanya penerimaan dari pasangan : menerima apa adanya, mendukung apa adanya, dan mendorong apa adanya. Dengan kata lain, perjodohan diantara dua anak manusia sebaiknya tidak dipaksakan : memaksakan atau merasa terpaksa.

Patut dipertimbangkan juga, adanya kesepadanan dalam menjalin hubungan kekasih hati. Terkadang, kesepadanan yang teramat jauh, menjadi arena konflik dan sumber perdebatan diantara pasangan yang berpacaran.

How about the parents? Perjodohan sebaiknya mendapatkan restu dari orang tua kita. Tidak keluarnya restu orang tua, bukan berarti kita tidak berjodoh dengan kekasih hati kita. Dalam hal ini ada dua hal yang patut dijadikan bahan pemikiran :

1.  Penolakkan bisa terjadi karena insting orang tua yang sayang pada anaknya.

Kuatnya instring dan rasa sayang orang tua kepada anak, membuat orang tua bersikap sangat berhati-hati untuk menerima calon mantunya atau melepaskan anaknya menjadi suami atau isteri dari orang lain.

Dalam hal ini, sebaiknya pola pemikiran orang tua tersebut patut kita pikirkan dan pertimbangakan baik-baik. How? Dengan mengkoreksi diri kita sendiri serta mencari tahu apa dan bagaimana sesungguhnya kekasih hati kita itu.

Pemahaman dan pola pemikiran orang tua dengan diri kita, memiliki banyak perbedaan. Oleh sebab itu, janganlah kita mengeraskan hati kita dan mencoba berbantah-bantahan dengan orang tua kita. Alasannya : orang tua merupakan bagian perwakilan Tuhan dan orang tua yang sayang pada anaknya, tidak akan menjerumuskan anaknya dalam suatu permasalahan yang  kelak dapat timbul dalam kehidupan berumah-tangga anaknya.

2.  Penolakkan bisa terjadi karena adanya sifat kolot dari orang tua.

Adat terkadang menjadi alasan dari orang tua. Kuatnya orang tua memegang prinsip-prinsip adat istiadat, terkadang membuat seorang anak sulit untuk mendapatkan jodohnya.

Keadaan ini bisa dihindari sehingga tidak terjadi hubungan yang renggang antara orang tua dan anaknya, yaitu dengan memberikan pengertian yang benar, sehingga orang tua tidak  salah mengerti dengan kehendak kita.

Dengan orang tua, kita sebaiknya tidak membangkitkan pertentangan...

Lalu, bagaimana dengan perselingkuhan?

Terkadang kita terlalu membawa arah pemikiran kita secara berlebih-lebihan pada saat kita menemui pasangan kekasih hati kita terlihat dekat dengan orang lain. Cemburu boleh-boleh saja, tapi sebaiknya disampaikan dengan cara yang tepat, tidak meledak-ledak, dan didukung dengan adanya fakta yang benar pula.

Tekait dengan perselingkuhan, Pdt. Joshua Tewu mengatakan, bahwa dikatakan sebuah perselingkuhan telah terjadi apabila telah tercipta satu komitmen diantara keduanya, atau telah dilakukannya perbuatan yang sepatutnya tidak perlu dilakukan (dilakukannya hubungan intim).

Bagi yang belum mendapat jodoh, jangan menyerah dan putus asa. Semua pintu masih terbuka lebar, dengan syarat : usaha...

Konsepsinya : Iman tanpa perbuatan adalah mati... Kalau mau punya pacar, yaaa...dicari. Kalau yakin bakalan punya soulmate, yaaa... temukan soulmate itu, jangan diam aja.

Perjodohan itu ada dan dapat berlangsung karena usaha manusia juga. Tuhan memang menentukan setiap orang memiliki pasangan hidup. Tapi Tuhan juga berharap, kita mencari dimana dan siapa jodoh itu, gak cuma diam.

Waaahhhh... Seru yaaa... Gak rugi rasanya bisa datang ke acara tersebut.

Setelah acara dengar khotbah dan tambah ilmu, acara dilanjutkan dengan games, kalau gak salah namanya Blind Date. Ada raja dan ratu yang diberi topeng. Keduanya memilih seorang generasi muda batak perempuan dan pria dari antara 10 orang yang terpilih sebelumnya.

Games yang diadakan seru juga, tapi agak kepanjangan waktunya... Kalau bisa lebih diperingkas, mungkin bisa diadakan games lainnya, yang melibatkan lebih banyak teman-teman yang datang malam itu.

Yup, dari antara kelebihan acara tersebut, ada juga kekurangannya. Masalah crusial yang utama adalah tidak membaurnya setiap peserta acara. Mereka yang datang berkelompok, hanya kumpul sama teman satu kelompok dari awal acara hingga bubaran.

Dari 3 acara yang diadakan (baik oleh lintas milis batak dan batak worship), sifat membaur ini tidak terlihat. Datang, duduk, pulang... Gak ada yang usaha untuk ngobrol atau membuka forum pembicaraan yang lebih bisa mengakrabkan satu sama lainnya.

Mungkin, aku dan panitia tidak bersepakat soal satu ini yaaa... Bukankah sebuah kritik dimaksudkan untuk membangun dan membuat apa yang akan kita lakukan di kemudian hari menjadi lebih baik?

Kira-kira, itu dulu cerita dari aku seputar malam Valentine bersama Batak Muda Worship. Sukses untuk acara-acara yang selanjutnya yaaa... yang direncanakan untuk diadakan di Yogyakarta.


.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
2 Responses
  1. Thks ya to sudah datang. Puisinya mana to? Koq tdk di posting?


  2. Thanks juga Ito Lisbeth sudah mau membacanya. Btw, ini sudah aku tambahkan tulisannya. Dibaca lagi yaaa... Kalau soal puisi yang aku baca pada malam Valentine Bersama Batak Muda Worship, itu sudah aku posting sebelumnya. Tepatnya, malam hari setelah aku kembali dari acara tersebut, aku langsung posting di multiply dan di milis.

    .Julfree


Post a Comment