My Mind
Curhat Listrik Padam


Dalam satu minggu ini, penduduk kota Jakarta dan sekitarnya mengeluh karena resah, listrik  PLN yang tersambung ke rumah mereka, tiba-tiba padam tanpa pemberitahuan. Wajar saja kalau mereka mengeluh dan menjadi resah karena kali ini, pemadaman listrik terjadi bukan karena mereka terlambat membayar listrik tapi karena manajemen yang salah dari PLN.

Apabila sudah seperti ini, masyarakat tidak bisa meminta ganti rugi atas kerusakan sejumlah peralatan yang menggunakan listrik, atau atas kerugian yang disebabkan oleh kerugian usaha mereka yang terpaksa berhenti dalam beberapa jam karena padamnya listrik.

Mau menuntut kemana dan sama siapa, kalau pihak PLN sudah menggunakan alasan bahwa faktor alam yang menjadi penghambat stabilitas produksi listrik dari sejumlah pembangkit listrik di pulau Jawa?

Pada banyak sektor, manajemen industri di negara kita memiliki kecenderungan untuk memposisikan para konsumen tidak dapat bertindak apa-apa kalau industri tersebut sedang mengalami gangguan atau kerusakan.

Dalam kasus listrik padam oleh karena tidak dapat merapatnya kapal pengangkut batubara karena gelombang tinggi laut, pada saat kontrol manajemen tidak dapat mengatasi kendala, rakyat langsung dipaksa untuk berhemat. Hal yang makin menyudutkan masyarakat sebagai konsumen, yaitu mereka akan dikenakan denda apabila tidak menggunakan listrik dengan sehemat-hemat mungkin.

Aturan yang berkesan memaksa ini memang bertujuan baik dan patut dilaksanakan. Namun pada sisi yang berbeda, apakah masyarakat juga bisa memaksa institusi PLN untuk dapat memberikan ganti rugi atas kerugian yang mereka alami oleh karena padamnya listrik tersebut?

PLN memang tidak memiliki pilihan selain memaksa para konsumen untuk berhemat agar tidak terjadi pemadaman listrik. Dengan memberhentikan kinerja beberapa turbin pembangkit listrik, mereka juga "merasa" mengalami kerugian, yaitu listrik yang mereka produksi tidak dapat dipasarkan, padahal itu menjadi bagian dari pemasukan perusahaan.

Sedangkan pada sisi konsumen, dengan padamnya listrik, banyak kegiatan industri dan unit usaha lain yang tidak mampu berproduksi. Berhentinya proses produksi membuat pihak pengusaha tidak beroleh penghasilan, yang sesungguhnya, secara langsung atau tidak langsung, merupakan bagian yang menggerakkan roda perekonomian nasional kita juga.

Kalau sudah seperti ini, sulit untuk mengatakan siapa yang harus berbesar hati mengakui bahwa seharusnya kondisi ini tidak perlu terjadi dan tidak perlu terulang di masa yang akan datang, sebab hanya mendatangkan kerugian di kedua belah pihak.

Segitu aja deh, kalau kepanjangan, takut salah ngomong...


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: | edit post
4 Responses
  1. Kak..di Bandung juga saya ada masalah yang sama...sudah 2 hari ini listrik mati pada jam yang sama...yaitu antar jam 17-21PM. Ada apa ini??? 3 jam lamannya Bandung (tepatnnya di area Bantung timur) gelap. Saya yang nggak pernah bisa bertahan lama dalam gelap langsung telfon kantor PLN setempat.. berjuta-juta kali (hiperbolis sedikit, hehehe) saya telfon tapi nada-nya selalu sibuk atau tidak ada jawaban. Pada akhirnnya saya blm berhasil menghubungi PLN.. mungkin karna kantor PLN juga mati lampu jadi petugas di tempat kesulitan menemukan posisi telfon, sehingga telfon tidak di jawab.


  2. Hehehehe... bisa aja, kamu. PLN memang sadar kalau pemadaman listrik itu akan mendapatkan tanggapan dari masyarakat luas, khususnya pada mereka yang listriknya padam. Itu sebabnya mereka tidak mengangkat telfon pengaduan dari masyarakat. Ini sifatnya regional, jadi sabar aja yaaa...

    .Julfree


  3. flora nelly Says:

    dulu kalo ke tempat mertua di Siantar,sering banget mati listrik,katanya Medan Siantar udah biasa mati listrik....ternyata sekarang menjalar ke Jakarta,ya To....kayaknya kudu bilang ortu nih,sedia petromaks..


  4. Hahahaha... di rumah banyak sekali kami punya lampu templok yang buat kemping. Dah gitu, lilin-lilin juga dah biasa kami stok. Lucunya, saat PLN bilang kemarin listrik akan padam bergilir, daerah rumah aku malah ga mati listrik.


Post a Comment