My Mind
Valentine Day, Seharusnya Di Mulai dari Keluarga


Sub Thema :
Belajar mengasihi sejak dini untuk menjaga sikap dan perilaku agar tetap benar dan terarah di saat memeriahkan hari Valentine Day serta di dalam mengisi hari-hari dalam kehidupan


Sejumlah besar anak manusia di seluruh bagian dunia, pada tanggal 14 Februari disetiap tahunnya turut serta menyemarakkan hari Kasih Sayang atau hari Valentine Day. Pada tahun ini, kemeriahan hari Kasih Sayang tersebut akan terjadi 2 hari kedepan.

Hari Kasih Sayang (atau Valentine Day) merupakan hari yang sengaja ditentukan atau ditetapkan sebagai hari untuk mengingatkan manusia, bahwa di dalam diri serta hati setiap pribadi manusia ada cinta, ada kasih sayang, dan ada kebahagiaan yang dapat dibagi serta diekspresikan kepada orang lain, khususnya kepada orang yang paling dikasihi atau dicintai.

Segenap cinta, kasih sayang dan kebahagiaan pada hari Kasih Sayang tersebut, biasanya diekspresikan dalam bentuk pemberian kartu yang dipenuhi oleh kata-kata cinta, pemberian buah tangan sebagai ungkapan cinta dan sayang, bisa juga dengan melakukan makan malam berdua dalam suasana romantis, serta melakukan berbagai kegiatan lain yang sifatnya disiapkan secara khusus dan baik.  

Bagi mereka yang ambil bagian dalam keceriaan akan kehadiran cinta di dalam hati serta kehidupan setiap insan manusia, hari Kasih Sayang merupakan salah satu momen untuk makin melekatkan rasa sayang dan cinta yang ada di hati, dengan melakukan kegiatan secara bersama-sama.

Mereka yang berpartisipasi aktif untuk meramaikan suasana hari Kasih Sayang tersebut, cenderung berasal dari kalangan anak muda yang sedang memadu kasih dengan kekasih hatinya, atau dari kalangan dewasa yang merasa dirinya masih memiliki jiwa muda, dan mereka masih ingin berbagi kebahagiaan cinta serta kasih sayang dengan orang lain yang dikasihinya.

Sedangkan dalam lingkup kalangan tertentu, kemeriahan hari Kasih Sayang juga dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota keluarga secara lengkap. Bentuk keceriaan dalam kebersamaan keluarga ini, merupakan suatu bagian dari upaya mempererat lagi tali cinta kasih di antara sesama anggota keluarga.

Ekspresi, gaya berpikir, cara bertindak serta cara bertutur kata generasi muda yang terkadang masih suka/mudah meletup-letup dan terkadang pula masih suka mencoba-coba untuk melakukan sesuatu hal yang baru, adalah nilai kontra produktif yang sering dipakai oleh sejumlah kalangan masyarakat untuk menyatakan bahwa kegiatan “merayakan” hari Kasih Sayang adalah hal yang tabu atau tidak perlu dilakukan.

Padahal konotasi buruk tersebut tidaklah benar. Pola perilaku yang salah dan tidak memperhatikan koridor agama serta kaidah-kaidah budaya di dalam masyarakat pada saat “merayakan” hari Kasih Sayang, merupakan perbuatan dan ulah segelintir anak muda semata, dimana mereka dengan kasar ‘menyimpangkan’ makna arti kata serta perbuatan kasih sayang tersebut ke dalam tindakan atau cara yang tidak benar.

Memang, sejumlah anak muda tertentu telah menyalahgunakan kekuatan cinta di dalam diri mereka, untuk melakukan tindakan-tindakan bodoh (yang sepatutnya baru bisa dilakukan saat mereka telah menikah nanti) di hari Kasih Sayang ini. Kenapa ya, hal itu harus mereka lakukan?

Padahal, sikap untuk mau berbagi kebahagiaan dengan penuh cinta, penuh kasih dan penuh rasa sayang, merupakan esensi moral yang sesungguhnya ingin ditawarkan serta dinyatakan oleh pencetus hari Kasih Sayang ini akan hari Kasih Sayang tersebut.

Apabila kita melihat kembali esensi yang ingin dinyatakan dan ingin disampaikan pada hari Kasih Sayang tersebut, maka adanya fakta bahwa kemeriahan hari Kasih Sayang  pada saat ini masih dianggap menjadi fenomena atau memiliki nilai stigma negatif di kalangan masyarakat tertentu, rasa-rasanya itu terlalu berlebih-lebihan.

Karena memang, ketika nilai positif, arti serta makna diciptakannya hari Kasih Sayang tersebut telah “dikaburkan”, dimana hal tersebut terlihat dari adanya berbagai penilaian-penilaian yang berkesan diada-adakan.  

Pada sisi yang lain, sejumlah pihak atau kelompok juga mengatakan, bahwa untuk menyatakan rasa sayang kita pada orang yang kita sayangi, tidaklah perlu dilakukan pada hari-hari tertentu saja. Akan tetapi, mengungkapkan sikap kasih sayang itu sudah selayaknya dilakukan setiap hari di dalam kehidupan ini.

Pernyataan itu benar dan tidaklah salah adanya…

Berpikir, berbuat, dan berkata-kata dengan penuh kasih, memang sudah seharusnya dilakukan oleh seluruh insan manusia, terutama karena hal tersebut dapat dilakukan di dalam kehidupan sehari-hari. Itu tidaklah sulit untuk dilakukan, karena memang  masing-masing pribadi manusia memiliki sikap kasih di dalam diri dan hati manusia.

Ketika seseorang sudah mulai dapat menerima apa yang disampaikan atau dikatakan orang lain serta dapat menentukan dan berpikir mana yang baik dan mana yang tidak benar, maka pada saat itulah sikap kasih sayang dalam tiap diri pribadi manusia dapat ditanamkan serta ditumbuhkan.

Pembekalan tentang cara berpikir, berbuat dan berkata-kata dengan penuh kasih, kiranya dapat dimulai dan dilakukan sejak seseorang itu masih menginjak usia balita atau anak-anak. Dalam tingkat usia ini, seorang anak dapat dengan mudah menyerap serta mencerna setiap perkataan dan tindakan orang-orang di sekitarnya ke dalam otak serta pikirannya. Dan hal ini dapat dimulai dari dalam lingkup keluarga.

Mengungkapkan kasih sayang memang sudah seharusnya di mulai dari dalam lingkup keluarga, karena di dalam lingkup keluarga-lah rasa kasih sayang itu dapat dikenal serta dirasakan pertama kali, lalu kemudian dapat dibentuk, diajarkan dan ditanamkan secara baik dan benar dari orang tua kepada anak-anaknya.

Proses pengenalan dan penyampaian rasa kasih sayang memang sudah selayaknya mulai diajarkan dari lingkup keluarga, sebagai komunitas terkecil dalam lingkungan masyarakat.
 
Keluarga memang merupakan sarana utama yang paling tepat dan seharusnya menjadi pioneer dan visioner utama untuk dapat mencitrakan serta menghidupkan sikap atau pola tingkah laku pribadi-pribadi yang penuh kasih.

Pengajaran yang benar dan tepat tentang bagaimana cara seseorang mengekspresikan rasa kasih sayang akan membawa serta membentuk seorang anak muda untuk dapat berbuat dan bertindak secara benar atas tindakan serta perbuatan yang akan dilakukan pada saat berbagi kasih di hari Kasih Sayang.

Pola pemikirannya, dasar yang benar dan tepat kiranya akan dapat mengarahkan setiap langkah anak muda untuk berbuat serta berpikiran dengan benar dan tepat pula. Mengkomunikasikannya secara terus-menerus, merupakan suatu metode yang dapat   dilakukan untuk menjaga agar sikap dan tindak negatif tidak timbul dalam benak serta pikiran anak muda.

Oleh karena itu, orang tua merupakan ujung tombak utama untuk mengarahkan dan membentuk kepribadian seorang anak agar dapat menjadi pribadi yang penuh kasih, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.

Ketika sikap dan perilaku kasih sudah menjadi sesuatu hal yang biasa dalam kehidupan keluarga, maka besar kemungkinan dan diharapkan pula pola hidup yang demikian akan terbawa pada kehidupan dalam lingkup pergaulan.

Sehingga tidaklah salah adanya apabila pembelajaran kasih yang baik dan benar di dalam keluarga akan menjadi daya pengikat pada sikap serta perilaku generasi muda untuk berperilaku baik, khususnya di dalam mereka melaksanakan sebuah event, seperti hari Valentine Day. 

Dan cukup layak adanya apabila mereka yang memeriahkan hari Valentine Day juga melakukannya di dalam lingkup keluarga. Karena walau bagaimanapun, dari lingkup keluarga-lah yang menjadi awal mula mereka belajar, merasakan dan mendapatkan kasih sayang.

Selamat menjalankan hari-hari dengan penuh kasih sayang.

Happy Valentine Day guys…


God Bless You All


 
.Ir. Sarlen Julfree Manurung
Labels: | edit post
1 Response
  1. orang manado Says:

    terima kasih sarlen for share......kau pasti dari batak........!horas.......slamat kenal ya!


Post a Comment