My Mind
JALAN PILIHAN MANUSIA


Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
(Yohanes 14 : 6)


Terkadang, dalam usahanya untuk membuat ataupun mengambil keputusan, manusia mengambil pilihan jawaban pemecahan permasalahan yang didasarkan pada adanya argumentasi atau pertimbangan-pertimbangan kontekstual, dimana pilihan itu diilhami oleh kekuatan logika semata.

Pilihan tersebut merupakan gagasan praktis yang menempatkan kemampuan berpikir manusia sebagai narasumber utama, serta dianggap pilihan itu sebagai pilihan benar yang paling baik sehingga ingin langsung diterapkan dalam menyelesaikan masalah.

Konsep berpikir dan cara mengambil keputusan manusia, memang sering kali hanya menyerap sisi intuisi dari dalam benak pikiran, tanpa menghadirkan suatu inspirasi, agar pola pemikiran yang diambil sebagai konsep penyelesaian masalah, bersumber pada rencana penuh kepastian yang bersumber dari rencana Allah, sebagai sebuah rancangan yang bekerja dan melingkupi setiap langkah perjalanan hidup manusia.

Manusia cenderung tidak mengandalkan Allah karena manusia memiliki ego dan sisi sombong dalam dirinya, sehingga merasa bahwa pilihan yang dibuat, merupakan pola pemikiran yang terbaik dan tepat, yang mampu menyelesaikan problema, tanpa ingin menyertakan kebesaran kuasa Allah untuk turut campur dalam menata dan mengatur skema penyelesaian masalah yang akan diambil.

Padahal, sebagai seseorang yang beriman kepada Kristus, kesetiaan manusia kepada Tuhan berada pada bagaimana manusia memusatkan perhatian dan pikiran untuk tetap membuka jiwa, hati, dan cara pandang manusia secara konsisten kepada Tuhan Yesus, tidak hanya pada saat senang, namun juga pada saat sedang menghadapi masalah.

Dalam hal ini, ruang lingkup berpikir manusia, yang seharusnya menghadirkan pola pencitraan seperti itu, sering kali manusia lupakan. Alam pikiran manusia, cenderung lebih cepat untuk menempatkan berbagai anggapan-anggapan yang berdasarkan pada kekuatan logika, karena manusia inginnya cepat-cepat mengambil keputusan dalam menyikapi suatu masalah.

Oleh karena itu, tidaklah salah apabila dikatakan, musuh terbesar dari kekuatan iman kepada Allah, adalah adanya pilihan manusia, yang cenderung menghadirkan suatu anggapan, bahwa pilihan baik yang sebenarnya tidak cukup baik untuk diambil, lebih dipilih sebagai sebuah keputusan karena memiliki keyakinan besar pada kemampuan berpikirnya sendiri.

Alur kehidupan manusia memang berasal dari pilihan jalan mana yang akan diambil oleh manusia itu sendiri. Ketika manusia larung kedalam dosa, itu adalah berdasarkan pilihannya sendiri.

Banyak manusia yang pada awal mulanya beriman kepada Kristus, namun kemudian menjadi bagian dari domba yang hilang, karena manusia memutuskan sendiri pilihan jalan kehidupan yang ingin dilaluinya, pada saat ini dan di masa yang akan datang. Pilihan itu manusia ambil meskipun mereka menyadari dan mengetahui, kalau hanya Yesus Kristus saja jalan keselamatan dan perantara manusia kepada Bapa.

Dimensi, wawasan dan cara pandang manusia, yang hanya menginginkan kehidupan berjalan berdasarkan apa yang mereka inginkan atau lakukan, membuat manusia jatuh kedalam lembah dosa, bahkan ada yang memilih untuk menerima alam maut sebagai upah setelah jalan kehidupannya telah ditetapkan berhenti.

Jalan yang dipilih manusia, bahkan coba untuk diargumentasikan dengan pernyataan : melepas keimanan kepada Kristus dengan beralih pada pilihan iman yang lain, tidak ada bedanya, karena tetap percaya serta meyakini bahwa Allah adalah penguasa atas segala alur kehidupan.

Ayat Firman Tuhan telah jelas mengatakan bahwa jalan menuju kehidupan kekal yang nyata didalam kasih Allah Bapa kepada setiap orang yang menjaga kesetiaan imannya hingga akhir kehidupan, adalah hanya kepada Yesus Kristus. Kekuatan akal pikiran manusia, justru ingin mencoba memelintir pernyataan itu dengan cara menghadirkan sejumlah anggapan baru, bahwa semua prinsip keimanan itu, sama.

Sesungguhnya manusia tidak mengetahui bagaimana Allah telah merancang keadaan masa depan, kesulitan-kesulitan dengan dimensi situasional yang berbeda-beda, serta segenap prestasi atau kemunduran hidup yang harus dilalui manusia. Semua itu terjadi karena Allah ingin agar manusia patuh, taat serta takut akan kebesaran hadiratNya, yang memiliki kuasa untuk membuat manusia merasakan indahnya kehidupan dalam naungan kasihNya.

Manusia justru tidak ingin menyibak rahasia alur kehidupan yang ditetapkan Tuhan kepadanya, namun memilih berlari, menghindar dari segenap goncangan dan tekanan kehidupan karena percaya dan beriman kepada Yesus Kristus.

Tuhan tidak bilang kalau mengikuti diriNya, manusia yang beriman kepadaNya akan dapat melalui alur kehidupan dengan mulus, tanpa ada goncangan dan tekanan hidup, karena pilihan mereka untuk beriman kepada Kristus. Tapi Tuhan Yesus memberikan jaminan, bagi setiap orang percaya, yang setia menjaga imannya hingga akhir, akan beroleh kehidupan kekal sebagai upah kesetiaannya.

Entah, apakah manusia lupa atau lalai. Akan tetapi, pilihan yang salah, telah membuat manusia harus menerima hukuman atas pilihan yang salah itu, yang mereka anggap terbaik dari yang paling baik.

Jangan sia-siakan kehidupan pada saat ini serta nanti, hanya oleh karena adanya pilihan yang salah terhadap jalan kehidupan. Menyesal itu tidak pernah duluan.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.   (Yohanes 3 : 16)

Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya.   (Yohanes 14 : 21)

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.   (Matius 16 : 26 – 27)


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Salam kasih,



.Sarlen Julfree Manurung

Note :
Tulisan ini dibuat untuk menyikapi pilihan yang diambil : Steve Emmanuel, Keluarga Marcel dan Dewi Lestari, Ricca Calabout, Iga Mawarni serta pribadi-pribadi manusia lainnya, yang telah memilih jalan untuk melepaskan iman kepercayaannya kepada Yesus Kristus, Tuhan.
Labels: | edit post
2 Responses
  1. tulisan yang mencerahkan, aku suka tulisannya bng..
    sungguh ketika kita berpikir mengenai arti hidup diluar konteks iman kepada Tuhan, maka kita berada di 2 pilihan ;
    menundukkan diri dlm keagungan rencanaNya atau menjadi 'tuhan' yg berat otaknya hny 2% dr berat tubuhnya.
    terimakasih.


  2. Senang rasanya kalau tulisan aku, bisa membawa berkat bagi teman-teman sekalian. GBU All


Post a Comment