My Mind
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
(Matius 23 : 23)

Sudah lebih dari setahun ini Tessa berpacaran dengan Andi. Pada masa awal pacaran, indahnya cerita cinta dapat Tessa rasakan dalam hari-harinya bersama Andi.

Andi memang tidak begitu tampan. Tapi entah kenapa, kebaikkan perilaku dan sikap Andi yang sopan, serta sifatnya yang ramah, tidak suka berkata kasar, serta selalu berpenampilan rapih, membuat hati Tessa akhirnya luluh untuk menerima ungkapan cinta dari Andi.

Mereka benar-benar melalui hari-hari kebersamaan mereka dengan penuh cinta kasih, hingga akhirnya Tessa mendengar sebuah berita. Hati Tessa mulai dihinggapi perasaan tidak menentu.

Berita itu menyatakan kalau Andi memiliki kedekatan cukup spesial dengan salah seorang  perempuan teman kantornya. Sumber berita itu mengatakan kalau kedekatan Andi dengan perempuan itu, tidak terlihat sebagai seorang teman biasa namun seperti seseorang yang sedang berpacaran.

Dalam beberapa kesempatan perjalanan dinas keluar kota, Andi bahkan selalu pergi bersama perempuan kantornya. Waduh, terakhir kali Andi melakukan perjalanan dinas bulan lalu, dirinya pergi ke Bali selama satu minggu.

Hati Tessa penuh gejolak. Antara bisa menerima, mempercayai atau menolak serta ingin agar berita itu hanyalah kebohongan dari sebuah gosip belaka. Dalam beberapa pertemuan dengan Andi, berita-berita tidak menyenangkan tersebut selalu berkecamuk dalam pikiran Tessa sehingga membuat suasana pertemuan dengan kekasih hatinya menjadi sedikit tidak nyaman.

Akhirnya, pada satu kesempatan yang dianggapnya baik, Tessa mencoba memberanikan diri untuk mempertanyakan berita-berita yang didengarnya selama beberapa waktu belakangan ini, kepada Andi.

Tak terduga. Ketika berita yang didengar Tessa itu ditanyakan kepada Andi, sikap Andi berubah 180 derajat. Andi tiba-tiba berubah tidak seperti Andi yang selama ini Tessa kenal. Ia nampak marah sekali dan banyak mengucapkan kata-kata kasar.

Suasana bahkan terasa semakin mencekam ketika Tessa mulai menangis. Tangis Tessa bukannya membuat amarah Andi menjadi berkurang namun ternyata dia menjadi semakin emosi. Sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi Tessa.

Tessa berada dalam dilema. Apalagi semenjak peristiwa itu, hubungannya dengan Andi menjadi renggang dan berita kedekatan Andi dengan perempuan teman kantornya, semakin kencang berhembus.

Rasa cinta Tessa ingin menepis pemikiran itu. Namun perubahan sikap yang ditunjukkan Andi membuat dirinya semakin larut dalam kesedihan...

Ada sejumlah hal yang bisa dijadikan bahan perenungan dari kisah diatas...

Hal yang paling besar dan mendasar adalah :

PERTAMA
Kita patut mengenali jiwa dan kepribadian seseorang sebelum kita memutuskan untuk menjalin kedekatan hubungan dengannya. Segenap sumber informasi yang terkait dengan kehidupan seseorang yang sedang dekat dengan kita tersebut, patut kita dapatkan, saring, dan ditemukan kata kesimpulan yang tepat bahwa seseorang tersebut memang memiliki kepribadian yang baik serta memiliki ketulusan diri untuk menjalin hubungan dengan kita.

Segenap informasi tersebut ada baiknya kita dapatkan kepastian dan kebenaran informasinya, melalui tindakan cross check kepada orang yang sedang dekat kepada kita.

Apabila ditemukan sejumlah keraguan dari dalam hati, sebaiknya itu tidak kita mentahkan dengan alasan-alasan tertentu oleh karena cinta telah hadir di hati. Sebab, sering kali keraguan itu bisa saja terbukti pada saat hubungan pacaran telah berlangsung.

KEDUA
Perasaan cinta sering kali membuat kita lupa untuk selalu mengkoreksi sebuah keadaan yang nyata-nyata pada suatu saat kelak dapat membuat kita bersedih atau kehilangan orang yang kita kasihi (dalam hal ini, kekasih hati tentunya). 

Tindakan koreksi perlu dilakukan agar kita tidak terjebak oleh suatu pola pemikiran bahwa setiap perbuatan dan perkataan yang kita ungkapkan kepada pacar adalah selalu benar, tidak akan menyinggung perasaan serta akan diterima apa adanya.

Upaya untuk mengkoreksi diri merupakan tindakan inisiatif pribadi agar kita sendiri mampu menghadirkan pola pemikiran yang didasarkan oleh kaidah-kaidah pemikiran yang tepat, seimbang dan bukan bertujuan untuk pembenaran melainkan menemukan kebenaran.

Kita mungkin memiliki nilai-nilai idealisme diri. Namun itu bukan berarti, nilai-nilai tersebut dapat diterima tanpa ada upaya mediasi dari kekasih hati kita.

Apabila kita tidak memberikan sedikit waktu kita untuk melakukan introspeksi diri, itu namanya kita sudah mengembangkan sikap egois dan suka memaksakan kehendak tanpa diri kita sendiri sadar kalau kebenaran itu harus kita dapatkan.

KETIGA
Kita harus sadar, bahwa perilaku "jaga image (jaim)" merupakan ciri perilaku yang sering ditampilkan oleh seseorang yang sedang melakukan pedekate kepada kita. Seseorang akan berusaha tampil baik asalkan tujuannya untuk mendapatkan hati kita dapat terwujud.

Padahal, kebaikkan itu ditampilkan agar imajinasi seseorang dapat terbangun untuk memandang dan menerima hal-hal yang baik-baik saja. Imajinasi baik-baik saja inilah yang menjadi makna simbolik yang ingin disampaikan ayat Firman Tuhan diatas, dimana keburukkan sikap dibalut oleh pemikiran untuk mendapatkan kesenangan belaka.

Oleh karena itu, seiring perjalanan waktu, kita harus bisa bersikap saling terbuka dan menjadi diri kita sendiri. Apa salahnya bersikap apa adanya kalau pada akhirnya nanti keburukkan kita akan terlihat juga?


Semoga cerita cinta Tessa hanya menjadi cerita semata dan tidak menjadi bagian dari kehidupan kita semua.

Ada yang mau menambahkan? Silahkan... Kita belajar untuk memotivasi diri agar terhindar dari kesalahan yang seharusnya tidak kita lakukan karena "dibutakan" oleh CINTA.


GBU Everybody



.Sarlen Julfree Manurung
8 Responses
  1. Audry Dien Says:

    Kita belajar untuk memotivasi diri agar terhindar dari kesalahan yang seharusnya tidak kita lakukan karena "dibutakan" oleh CINTA.
    ------
    Setahuku CINTA gak pernah membutakan orang karena itu anugerah. Mata kita 'kali yang kurang 'tajem' & 'bijak' melihatnya:)

    tfs


  2. "Kita belajar untuk memotivasi diri agar terhindar dari kesalahan yang seharusnya tidak kita lakukan karena "dibutakan" oleh CINTA."..yaps.....setujuuu...Cinta yg berlebihan jg gak bagus loh...jangan sampee' deh dibutakan oleh cinta, sangat besar kekuatan cinta, karna cinta bisa jadi anugrah, dan karna cinta pulalah bisa jadi hal yang menyakitkan...yaah just wanna to share doang loh yaa..^_^


  3. Bukan CINTA yang membutakan, tapi perasaan takut kehilangan yang membutakan...


  4. Thanks untuk sharenya ya, Yuli... Cukup mengena di hati... Mudah jatuh cinta ya? hehehehe...


  5. Yang pasti Cinta itu Menyenangkan & Membahagiakan dan Yang jelas Cinta itu Tidak Buta & Tidak Egois, qta dikasi otak untuk mengimbangi hati, cuman kebanyakkan dari qta mengabaikan otak demi memenangkan hati.....



  6. Esther LS Says:

    Well...itulah problemnya. Semua ide di atas seringkali diterapkan oleh "late married woman". Hasilnya? akibat terlalu banyak menginput data dan menganalisisnya, lalu menimbang-nimbang...mereka sulit memutuskan karena semua tidak sesempurna yang diharapkan. That's a new problemo.


  7. Sulit, kalau mau mencari kesempurnaan. Makanya kalau mau married yang dicari itu adalah pasangan yang mau melengkapi dan mau saling mengisi kekurangan.


Post a Comment