My Mind
Entah nekat, entah iseng, atau entah punya perasaan tidak senang dengan Wapres JK. Akan tetapi, tindakan dilakukan oleh Zulkarnaen (45 tahun) dengan melemparkan sebuah batu kearah mobil dengan plat nomor RI 2 yang sedang melintas di Jln. Medan Merdeka Barat, adalah sebuah tindakan yang dapat diganjar hukuman berat, karena dianggap telah menyerang dan membahayakan jiwa pejabat VVIP di negara kita.

Batu yang dilemparkan oleh Zulkarnaen, memang tidak langsung mengenai bagian body samping, depan, atau atas mobil wapres, namun hanya pada bagian bawahnya, karena batu yang dilemparkan oleh Zulkarnaen itu, tidak mengenai mobil, akan tetapi jatuh di jalan dan memantul ke bagian kolong mobil wapres.

Meskipun tidak menciderai diri Wapres Jusuf Kalla, namun adanya upaya penyerangan terhadap mobil wapres kemarin sore, kiranya mendapatkan perhatian serius aparat keamanan, khususnya dari pihak Paspampres, kepolisian dan intelijen negara, dengan meningkatkan pengamanan yang memadai atas jalur jalan yang akan dilalui oleh iring-iringan kendaraan dari rombongan presiden atau wapres. 

Kesigapan personel Paspampres yang berada di kendaraan pengawal di belakang mobil wapres dan aparat kepolisian yang bertugas di sekitar lokasi kejadian, memang patut kita berikan acungan jempol karena mereka telah bertindak cepat untuk segera melumpuhkan serta mengamankan Zulkarnaen agar tidak melakukan penyerangan maupun pelemparan batu lebih lanjut.

Akan tetapi, dilihat dari sisi konsep pengamanan jalur yang akan dilalui iring-iringan kendaraan VVIP yang diterapkan oleh pihak aparat kepolisian kemarin sore, terlihat jelas kalau aparat keamanan yang bertugas di lokasi peristiwa, dalam posisi lengah untuk segera mengantisipasi agar tidak terjadi atau cepat bertindak untuk mencegah adanya upaya pelemparan batu oleh Zulkarnaen.

Lengah dan lemahnya sifat antisipatif aparat keamanan yang bertugas mengamankan jalur yang akan dilalui oleh iring-iringan kendaraan VVIP, dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berseberangan ideologi atau tidak senang dengan pemerintah, untuk melakukan tindak penyerangan atau hal-hal lain yang dapat membahayakan nyawa pemimpin negara.

Tingkat kesiagaan dan kesiapan aparat keamanan untuk mengamankan jalur yang akan dilalui oleh iring-iringan kendaraan VVIP, nampaknya harus dievaluasi kembali oleh pihak pimpinan aparat kepolisian maupun intelijen, agar tindakan-tindakan yang dapat menciderai atau bertujuan untuk membahayakan diri kepala negara dan pemimpin bangsa lainnya, dapat dicegah sedini mungkin oleh petugas yang ditempatkan untuk mengamankan lingkungan disekitar jalur jalan yang akan dilalui iring-iringan kendaraan VVIP.

Upaya pengamanan para pemimpin nasional harus tetap berada pada level siaga dan waspada, apalagi bangsa kita pada saat ini sedang dalam tahap persiapan pemilu pasangan presiden dan wakil presiden, dimana suhu politik sedang meninggi atau sedang tinggi-tingginya.

Presiden serta Wakil Presiden adalah salah satu dari simbol berdaulatnya suatu negara. Apabila ada ancaman dari pihak-pihak tertentu yang dapat menciderai para pemimpin bangsa, itu sama artinya, ancaman itu ditujukan pada negara. Kita harus mencegah hal itu terjadi pada diri para pemimpin bangsa kita. 

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment