My Mind
“Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”
(Yehezkiel 37 : 3)

Dalam kehidupan rohani, manusia sering kali terjebak oleh logika berpikirnya sendiri. Situasi ini membuat manusia memiliki pemahaman yang lemah pada saat merenungkan sejumlah bagian dari Firman Tuhan, karena manusia mencoba untuk mendeskripsikan berbagai konsepsi keimanan, hanya berdasarkan kekuatan imajinasi manusia.

Kondisi ini bisa terjadi karena segenap daya nalar manusia, cenderung dibatasi oleh adanya pemahaman yang dilandasi oleh pengertian rasional tertinggi dan telah menjadikannya sebagai sesuatu hal yang prinsipil karena telah dirumuskan atau dijadikan teori oleh manusia. Lebih dari batasan itu, manusia menganggapnya sebagai suatu keadaan yang mustahil.

Itulah sebabnya, kenapa banyak orang yang sulit untuk menerima, memahami atau mengerti akan isi Firman Tuhan, karena mereka sendiri memandang konsep keimanan, hanya dinilai berdasarkan pandangan dan anggapan yang disesuaikan dengan selera atau keinginan mereka menafsirkannya semata.  

Padahal, segenap kaidah-kaidah murni yang ada dalam Firman Tuhan, hanya dapat dipahami apabila manusia menggunakan iman kepercayaannya untuk mengerti bagian demi bagian dari Firman Tuhan yang diperolehnya, dengan pertolongan kuat kuasa Roh Kudus.

Oleh karena itu, jalan berliku akan ditemui manusia pada saat dirinya menempatkan adanya anggapan-anggapan yang berdasarkan pertimbangan atau pemikiran rasional, sebagai sebuah prinsip yang tak dapat ditawar-tawar lagi, pada saat mencoba memahami isi Firman Tuhan.

Bahkan sejumlah dilema terjadi, ketika manusia justru menempatkan sifat percaya pada adanya visualisasi nyata dari isi Firman Tuhan atau doa yang dijawab, karena telah melihat, merasakan, atau mendengar secara langsung.

Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.   (Yohanes 20 : 29)

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
(Roma 10 : 17)

Masalahnya sekarang, banyak orang yang aktif melakukan pekerjaan pelayanan Firman Tuhan, terkadang justru memposisikan diri, hati dan pikiran mereka, seperti orang yang tidak percaya, karena mereka tidak memandang kebesaran dan kuat kuasa Roh Kudus nyata  dapat bekerja, dapat dirasakan, serta mampu menghadirkan sukacita bagi alur kehidupan manusia yang beriman kepada Kristus.    

Cerminan itu dapat ditemui ketika manusia yang beriman dan percaya kepada Kristus, justru dihinggapi oleh perasaan ragu dan bimbang, pada saat segenap doa permohonan yang dipanjatkan kepada Allah, belum mendapatkan jawaban, atau pada saat kenyataan kehidupan yang tidak menyenangkan, dianggap sebagai takdir dari Tuhan.

Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.   (II Korintus 5 : 4)

Firman Tuhan itu ingin mengatakan, manusia ingin merasakan besar karunia dan kuat kuasa kasih Allah, namun dirinya telah membiarkan hati serta pola pemikirannya, mengganggu dan melemahkan sikap percaya serta segenap keyakinannya kepada Allah.

Dibiarkannya daya imajinasi manusia mempengaruhi sikap percaya dan keyakinan yang pada awalnya terbentuk dengan kokoh, membuat manusia berpikiran skeptis akan adanya pengakuan iman, bahwa Roh Kudus mampu menghadirkan doa yang dijawab oleh Allah.

Manusia lupa, kalau Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan, bahwa keberadaan Roh Kudus atas kehidupan manusia, merupakan jaminan yang diberikan atas rasa kasih dan setia Allah bagi orang-orang yang menjaga keteguhan iman kepercayaan mereka kepada Allah.

Akan hal ini, Firman Tuhan berkata : Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebgai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.   (II Korintus 5 : 5)

Indahnya kehidupan duniawi, membuat manusia tidak ingat akan pernyataan Tuhan Yesus tersebut. Hebohnya lagi, manusia itu tidak segera menyadari kalau dirinya memiliki kuasa Roh Kudus yang akan menyertai setiap perjalanan hidupnya, serta menjadi bagian dari perantara doa manusia kepada Allah.

Besarnya kecemasan dan rasa bimbang, membuat manusia lalai untuk memanfaatkan serta menempatkan kuasa Roh Kudus, sebagai penuntun dan sumber inspirasi setiap jalan kehidupan yang dilalui manusia, dalam mencapai puncak kekokohan iman, sehingga tiada lagi keraguan atau pemikiran-pemikiran yang didasarkan pada logika, terhadap kuat kuasa Allah, Bapa yang Maha Kuasa.

Keberadaan Roh Kudus dalam kehidupan manusia, sesungguhnya mampu memperbaharui dan memberikan sukacita dalam kehidupan manusia. Namun terkadang, manusia justru lebih memilih untuk menggunakan kemampuan akal pikirannya untuk memecahkan masalah, untuk menyikapi hati dan pikiran yang sedang gundah, dan untuk merespos suasana hati yang sedang sedih.

Jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari padaNya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.
(I Yohanes 3 : 21 – 22)

Manusia menjadi lemah karena memasrahkan beban hati yang dirasakannya, kepada pola pengertian yang datangnya dari diri sendiri, bukan bukan diilhami oleh adanya Roh Kudus didalam dirinya.

Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia.
(Amsal 23 : 7a)

Pada sisi yang berbeda, jika manusia membiarkan segenap kecemasan, keraguan, dan rasa bimbang menjadi penghalang kuasa Allah bekerja dalam kehidupan manusia.

Sikap dan tindakan seperti itu memiliki arti kalau manusia telah melecehkan segenap kasih Allah yang ditawarkan kepada manusia, karena manusia tidak menyambut hadiratNya yang dilimpahkan melalui kuat kuasa Roh Kudus, dalam dirinya.

Allah sangat menghendaki agar anak-anakNya aktif bersekutu dan dekat kepadaNya, dengan jalan melatih manusia untuk membiasakan diri, supaya selalu berada dalam urapan Roh Kudus dan tidak lagi bimbang akan kuat kuasaNya atas jalan hidup manusia.

Menghadirkan kuasa Roh Kudus dalam pergumulan hidup, itu sama artinya, manusia telah menjalankan kehendak Allah. Namun semuanya itu bisa terjadi apabila manusia tidak menghadirkan pilihan untuk mengandalkan kekuatan pikiran, dan manusia itu tidak menempatkan Roh Kudus sebagai perangkat simbolik keimanan semata.

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
(Roma 8 : 16)

Gunakanlah kuasa Roh Kudus untuk bersaksi dalam setiap langkah kehidupan kita, sehingga kita akan selalu beroleh kekuatan dan segenap kemampuan kita tidak akan menjadi lemah.


Tuhan Yesus memberkati.

Salam kasih,


.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
2 Responses
  1. Christine . Says:

    "Itulah sebabnya, kenapa banyak orang yang sulit untuk menerima, memahami atau mengerti akan isi Firman Tuhan, karena mereka sendiri memandang konsep keimanan, hanya dinilai berdasarkan pandangan dan anggapan yang disesuaikan dengan selera atau keinginan mereka menafsirkannya semata.

    Padahal, segenap kaidah-kaidah murni yang ada dalam Firman Tuhan, hanya dapat dipahami apabila manusia menggunakan iman kepercayaannya untuk mengerti bagian demi bagian dari Firman Tuhan yang diperolehnya, dengan pertolongan kuat kuasa Roh Kudus."

    Memang benar apa yg di katakan di artikel ini, saya setuju sekali, itu sering kali terjadi dengan umat manusia!.
    TFS


  2. Shalom saudara seiman dalam Kristus dimana pun berada. Mari kita sama-sama belajar tentang Shema Yisrael yang pernah diucapkan oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) seperti yang dapat kita temukan dalam Markus 12 : 29 dan Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 sebagai berikut :

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Pengucapannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Orang Yahudi pada jaman Yeshua hingga sekarang terus memegang teguh prinsip keesaan Tuhan YHWH ( Adonai ) yang tersirat dalam kalimat Shema. Pada akhir pengucapan diikuti juga dengan kalimat berkat sebagai berikut :

    " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד " ( Barukh Shem, kevod malkuto le'olam va'ed, artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selamanya dan kekal )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️✝️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🥛🍯🥖🍷🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱


Post a Comment