My Mind
Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.   (Galatia 5 : 9)


Kehidupan dari sejumlah orang-orang percaya kepada Allah, terkadang dilalui dengan adanya sikap mudah melupakan banyaknya berkat-berkat dan tanda penyertaan Allah yang telah mereka terima, hanya karena mereka memiliki satu keinginan besar yang ingin segera diwujudkan.

Pada saat terpaku oleh besarnya keinginan yang mengilhami benak pemikiran mereka, keadaan itu bahkan mampu menghadirkan adanya tekanan emosional, antara ingin segera merealisasikan keinginan tersebut berdasarkan kemampuan diri sendiri, atau menyerahkan harapan itu ke dalam urapan tangan Tuhan.

Beberapa keadaan yang dianggap mendesak, bahkan mampu membuat sejumlah anak Tuhan berinisiatif untuk membangun opini sebagai sebuah alasan untuk pembenaran, agar bisa mewujudkan keinginan diri dengan mengandalkan segenap kekuatan pikiran maupun kemampuan diri sendiri.

Sejumlah orang percaya, mereka sadari atau tidak disadari, telah mengabaikan adanya hadirat dan anugerah Tuhan, yang mampu menghadirkan sukacita kepada anak-anak Tuhan yang meminta pertolongan tangan Tuhan, serta kepada anak-anak Tuhan yang mau bersabar, menantikan kemurahan hati Tuhan, untuk merealisasikan permohonan yang disampaikan kepadaNya.

Menahan diri, merupakan sikap yang terkadang tidak dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Kendali diri tidak tercipta, karena manusia lebih menggunakan logika pikiran manusia, yang dapat goyah serta menghadirkan satu permasalahan baru, atau bahkan, banyak permasalahan.

Ya, permasalahan dapat muncul, karena manusia mulai merasa tertekan oleh pikiran yang terlalu jauh menerawang, melalui hari-hari dengan membenamkan diri pada satu atau sejumlah masalah, hidup dalam lautan mimpi-mimpi yang tak menentu, layaknya sebuah rasa takut yang menjelma dan diciptakan benak pikirannya sendiri.

Pikirannya hanya tertuju pada : adanya keyakinan bahwa dirinya sanggup meraihnya, dan dirinya kurang yakin mampu meraihnya. Ketika keadaan itu semakin memenuhi benak pikiran manusia, kebimbangan semakin melarungkan seseorang dari kedekatan hidup pada Tuhan.

Beban masalah membuat seorang percaya lupa, bahwa dirinya dipenuhi oleh banyak sekali berkat-berkat dan karunia Allah, serta bernaungnya kuasa Roh Kudus didalam hati dan dirinya.

Melupakan adanya hadirat Allah, merupakan sebuah kesalahan fatal bagi setiap orang percaya yang mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhan.

Terlena dan terlarungnya manusia dalam beban masalah, membuat mereka lalai untuk menghadirkan pemikiran diri untuk datang pada nyata kasih Tuhan, karena segenap cara pandang manusia terhadap suatu masalah, secara langsung dapat mempengaruhi sikap percaya manusia kepada Tuhan, hingga mampu mengabaikan hadiratNya.

Sejumlah tokoh di dalam Firman Tuhan, juga pernah terlena oleh karena keinginan di dalam hati dan pikiran mereka. Ada yang menerima hukuman, namun ada juga yang diampuni kesalahannya.

Istri Lot, oleh karena masih besarnya keinginan hatinya pada harta kekayaan yang harus ditinggalkannya, akhirnya menerima hukuman dari Allah karena ia tidak menuruti perintah untuk tidak menoleh ke belakang.

Simson, menjadi bahan hinaan banyak orang, diperlakukan sebagai budak setelah matanya dibutakan oleh orang-orang yang membencinya. Ia sangat menginginkan isteri dari orang yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Namun permintaan terakhirnya dikabulkan Allah.

Daud juga pernah bersalah oleh karena keinginannya untuk mempersunting isteri dari salah seorang perwiranya. Dia membunuh sang perwira dan mempersunting isteri sang perwira itu.

Masih banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab, yang oleh karena besar keinginannya, melupakan ketetapan-ketetapan Allah yang ada dalam Firman Tuhan. Semuanya itu dicatatkan untuk menjadi contoh dan bahan peringatan kepada kita, anak-anak Tuhan yang hidup di jaman yang berbeda, untuk tidak melakukannya.

Janganlah oleh karena satu keinginan, kita harus terpuruk dalam dosa dan melupakan adanya hadirat Allah. Kita harus ingat, bahwa segala sesuatunya itu berasal dari Allah. Oleh karena itu, kembalilah pada jalan dan ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan, apabila kita memiliki satu keinginan, sehingga keinginan itu dapat terpenuhi, dan kita tetap dianggap layak dihadapan Allah.

Janganlah kita menghadirkan nila kedalam sebelanga susu, agar kita dapat tetap bisa menghitung berkat-berkat Tuhan kepada kita, karena besarnya keinginan yang ada di dalam hati serta pikiran kita, tidak membuat kita lupa akan hadirat Allah dalam diri kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung


Labels: | edit post
2 Responses
  1. menghitung berkat Tuhan... kata-kata yang indah bang..
    selalu bersyukur, membuat kita menjadi bening, dan bergerak maju


  2. Yup, kita harus selalu mengucap syukur, berpikir jernih (mengarah pada adanya hadirat Tuhan), dan tidak lagi berpikir hal-hal yang telah lalu. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

    .Sarlen Julfree Manurung


Post a Comment