My Mind
Aku telah disalibkan dengan Kristus ; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku.
(Galatia 2 : 19b - 20)

Banyak orang Kristen yang mengaku telah mengalami lahir baru, namun ternyata mereka masih belum mengubah perilaku dan cara hidup mereka, dimana mereka masih suka bersikap egois, mudah marah, suka berbohong, suka bergosip, suka bertindak kasar, suka berkata tidak jujur, atau bahkan, suka bersikap tidak setia.

Cerita kehidupan sejumlah anak-anak Tuhan, juga masih diwarnai dengan aktifitas mengejar gengsi dan reputasi. Sejumlah anak-anak Tuhan lainnya berupaya aktif untuk memenuhi ambisi-ambisi terpendam, yang bertujuan untuk memuaskan keinginan diri atau menjalani suatu kepentingan pribadi, dan bukan bertujuan untuk memuliakan nama Tuhan maupun menyampaikan kabar keselamatan didalam nama Yesus Kristus kepada banyak orang.

Adanya keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidup, sering kali membuat sejumlah anak-anak Tuhan mendahulukan pekerjaan dibandingkan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ketika kondisi itu terjadi, ibadah Minggu pun, bisa terlewatkan karena sejumlah anak-anak Tuhan itu telah membuat skala prioritas, dimana mereka lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan kantor dibandingkan beribadah kepada Tuhan.

Dalam hal ini, proses penyerahan diri belum dilakukan sepenuhnya. Masih ada sikap setengah hati untuk melayani di ladang Tuhan karena mereka tidak secara konsisten menjalani kehendak Tuhan, dan tidak memandang Bapa sebagai Pribadi Yang Maha Kuasa.

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu!
(II Korintus 13 : 5a)

Meskipun seorang anak Tuhan banyak menghafal ayat-ayat Firman Tuhan atau mampu menjabarkan rahasia kasih Tuhan dengan baik, anak-anak Tuhan yang masih bersikap setengah hati dalam menjalani hidup benar dari orang-orang yang beriman kepada Kristus, maka dapat dikatakan kalau hidup mereka tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang belum beriman kepada Kristus.

Jika kasih Kristus ada didalam hidup kita, maka sudah selayaknya sifat manusia duniawi kita sudah tidak menonjol lagi. Kita seharusnya menyadari akan hal itu.

Sebagai anak-anak Tuhan, tanpa diminta, kita seharusnya berani mengambil sikap untuk menghadirkan suatu batasan hidup yang membuat kita selalu ingat untuk tidak lalai dalam menjalani perintah-perintah Tuhan, yaitu suatu sebuah sikap yang tercetus dalam bentuk komitmen pribadi, yang sengaja dibuat, agar kita tidak mencemari indahnya hidup beriman kepada Yesus.

Kenapa kita harus melakukannya? Karena hidup beriman kepada Kristus bukanlah sebuah pilihan namun anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita menghadirkan suatu perilaku, sikap, serta gaya hidup yang tidak membuka celah atau peluang bagi kita untuk menyimpang dari jalan Tuhan, namun kiranya kita hidup dengan membawa terang dan kasih Surgawi kepada dunia ini, dimana segenap perilaku, sikap, serta perbuatan kita, membawa keselamatan bagi orang lain yang belum mengenal serta beriman kepada Kristus.

Mungkin, terkadang kita tidak puas dengan kondisi yang harus kita hadapi, yang kita terima atau yang kita rasakan, oleh karena kita beriman kepada Kristus. Namun seharusnya sikap itu tidaklah mengemuka dan menjadi alasan bagi masing-masing kita untuk berbuat dosa atau berubah iman setia pada Yesus.

Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
(Roma 7 : 19 - 20)

Apakah kita harus melakukan yang tidak baik dan tidak berkenan di mata Tuhan? Tentu saja tidak, karena apabila kita menyadari bahwa didalam diri kita telah bernaung kuasa kasih Tuhan, yang hadir sebagai sebuah karunia terindah didalam hidup kita, maka kita akan tahu bahwa berbuat yang tidak baik dan tidak berkenan di mata Tuhan itu, adalah sebuah kebodohan.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
(II Korintus 5 : 17)

Iman percaya kita kepada Kristus, tidak akan membuat kita menerima upah dosa, apabila kita benar-benar meyakini, bahwa keselamatan hidup itu memang ada dan nyata didalam Yesus Kristus, Tuhan.

Tanamkanlah dalam benak pikiran kita, kalau anugerah iman percaya yang telah Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita, tidak mungkin kita raih kalau bukan Tuhan sendiri yang berkehendak. Jadi, jangan sia-siakan adanya anugerah pemberian Tuhan itu.

Pergunakanlah anugerah itu untuk menghadirkan kasih dalam kehidupan banyak orang, yaitu orang-orang yang belum mengenal dan beriman kepada Yesus, sehingga mereka juga dapat bersukacita serta menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment