My Mind
Dalam menjalani kehidupan ini, kita sering kali dituntut untuk mempunyai sikap tegas, dimana ketegasan sikap tersebut mengemuka karena kita telah berketetapan hati untuk berpijak pada konsep berpikir benar, yang diyakini dan dipercaya, kalau keputusan yang dilandasi sikap tegas itu, adalah sebuah keputusan benar serta tidak tergoyahkan.

Sikap tegas dalam membuat keputusan perlu kita jadikan prinsip hidup karena sikap tegas merupakan bagian dari karakter manusia yang percaya diri dan meyakini bahwa keputusan atau sikap yang diambil telah melalui perenungan serta pemikiran yang matang.

Ketegasan dalam bersikap juga perlu kita ungkapkan pada saat memproklamirkan rasa percaya, keyakinan serta kesetiaan kita dalam beriman kepada Tuhan.

Why we must do that? Karena dalam beriman kepada Tuhan, ada kepastian dan sukacita yang nyata dapat kita rasakan, apabila kita menyerahkan seluruh langkah hidup kita dalam naungan kuat kuasa kasih Tuhan.

Bodoh rasanya apabila kita menolak hadirat Tuhan ada dalam hidup kita atau mencoba untuk menyangkal prinsip keimanan yang bisa membawa kita pada keselamatan hidup.

Saat senang atau susah, saat gembira atau sedang menderita sakit, selayaknya kita tetap menempatkan Tuhan sebagai pegangan hidup kita, bahkan semakin teguh dan semakin dekat pada Tuhan saat masalah, problematika atau tantangan hidup, sedang menekan hidup kita.

Anak-anak Tuhan dapat mencontoh sikap serta teladan yang ditunjukkan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, dimana mereka tetap teguh beriman kepada Tuhan serta tidak berubah setia meskipun mereka diancam akan di bunuh secara kejam apabila mereka tidak mau menyembah patung berhala milik raja Nebukadnezar.

"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan dari dalam tanganmu ya raja; tetapi seandainya tidak hendakah tuanku mengetahui ya raja bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emas, yang tuanku dirikan itu."
(Daniel 3 : 17 - 18)

Mereka tetap bersikukuh untuk setia pada prinsip keimanan yang selama ini mereka pegang, meskipun mereka dijebloskan kedalam dapur api, dengan kata lain, maut ada di hadapan mereka.

Tuhan melihat kesetiaan mereka. Kesetiaan mereka pada akhirnya membawa mereka pada kemenangan karena Tuhan menyertai mereka dan menunjukkan kebesaran kuat kuasaNya dengan hadir bersama-sama dengan mereka serta tidak membiarkan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego terluka, kesakitan, atau mati terpanggang dalam dapur api.

Anak-anak Tuhan seharusnya mengembangkan kualitas iman seperti yang telah ditunjukkan oleh Sadrakh Mesakh dan Abednego, dimana mereka memiliki ketegasan sikap untuk tidak mudah goyah serta menanggalkan iman percaya mereka, meskipun maut ada di depan mata.

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
(Matius 26 : 41a)

Kita mungkin tidak menghadapi permasalahan atau tantangan hidup yang serupa dengan panasnya bara api yang dihadapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego, namun dunia ini sudah dipenuhi oleh kesenangan, perilaku, serta kumpulan orang-orang yang dapat mematikan iman kita. Apabila kita menyerah atau membiarkan iman kita melemah dan akhirnya terlepas, kita tidak akan menerima keselamatan hidup kita.

Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Tuhan.
(Efesus 6 : 16 - 17)

Ingat...! Upahmu besar di sorga...! Jadikan imanmu sebagai senjata yang dapat melumpuhkan musuh rohani kita, dan bukan membiarkan iman kita kalah, karena Allah kita lebih besar dan punya kuasa yang jauh lebih dahsyat dengan kekuasaan serta kekuatan apapun yang ada di dunia ini.

Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
 
Labels: | edit post
2 Responses
  1. Alangkah indahnya jika ada orang yang dapat mengatakan pernyataan sama seperti tiga sekawan di zaman Media Parsi itu. negeri ini membutuhkan orang seperti mereka itu.


  2. Ya, Amang, negeri ini butuh orang-orang yang berani bersikap seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego


Post a Comment