My Mind
Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44, bukan berarti akan membawa banyak manfaat bagi bangsa Indonesia, mengingat krisis finansial yang sedang melanda Amerika Serikat, akan menyita banyak energi dan perhatiaan Barack Obama dalam masa-masa awal pemerintahannya.

Pada kenyataannya, Barack Obama memang tidak mempersiapkan suatu kebijakan strategis Amerika Serikat terhadap Indonesia. Pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy mengatakan, "Dalam satu tahun ke depan tidak akan ada perubahan kebijakan yang strategis dari AS terhadap Indonesia."

Rencana kerja Barack Obama untuk mengamankan posisi keuangan Amerika Serikat, memang lebih diarahkan pada upaya merestorasi perekonomian Amerika Serikat. Hal ini telah mendapat respon positif pasar finansial serta bursa saham di seluruh dunia.

Pasar finansial dan bursa saham dunia menilai, rencana kerja Barack Obama akan mampu mendorong adanya perbaikan kondisi keuangan Amerika Serikat, hingga akhirnya kembali mendominasi pasar finansial serta bursa saham dunia.

Namun, hingga kini belum ada yang berani memberikan jaminan kalau kondisi tersebut akan tetap bertahan apabila Barack Obama kelak menjabat Presiden Amerika Serikat.

Adanya kedekatan historis Obama dengan Indonesia, tidak serta merta membuat Indonesia mendapat perhatian lebih dibandingkan negara-negara lain. Kecenderungan yang ada, bangsa Indonesia harus tetap berpijak pada kekuatan ekonominya sendiri, karena krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat, juga berimbas pada banyak negara-negara di seluruh dunia.

Bangsa Indonesia mungkin bisa memanfaatkan momentum krisis finansial di Amerika Serikat dan menarik perhatian pemerintah Amerika Serikat, apabila para pengusaha Indonesia berani, mengambil langkah ekspansi bisnis, yaitu dengan menginvestasikan dana ataupun kegiatan usaha mereka di Amerika Serikat.

Masalahnya, negara kita juga membutuhkan adanya kegiatan investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk memperkuat struktur ekonomi negara kita. Kemungkinan besar, tindakan investasi di Amerika Serikat tidak mendapat dukungan dari pemerintah.

Upaya peningkatan ekspor ke Amerika Serikat, pada saat ini sulit untuk dilakukan karena pemerintah Amerika Serikat dibawah Barack Obama, cenderung akan lebih memilih untuk memberdayakan segenap potensi ekonomi yang mereka miliki, untuk mengembalikan stabilitas kondisi keuangan Amerika Serikat.

Kondisi ini membuat Indonesia tidak dapat berharap banyak pada pemerintah Amerika Serikat, terutama apabila negara kita menginginkan agar para usahawan Amerika Serikat mau menginvestasikan modalnya di Indonesia, karena bagaimanapun, Barack Obama akan lebih memberi proporsi dan perhatian yang lebih besar pada upaya aktif pemerintahannya, untuk bisa sesegera mungkin, merestorasi kembali perekonomian dalam negeri Amerika Serikat.

Pengamat ekonomi, Muhaimin Iqbal mengatakan, bangsa Indonesia dapat memanfaatkan peristiwa terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dengan memacu pembangunan ekonomi sektor riil, karena sektor riil, seperti pemberdayaan masyarakat UKM, cenderung tidak tergantung pada pembiayaan usaha dengan menggunakan mata uang dollar.

Amerika Serikat pada saat ini memang sedang sangat membutuhkan banyak dana untuk bisa segera membebaskan mereka dari pengaruh krisis ekonomi global, yang berawal dari macetnya kredit bidang property di Amerika Serikat, dan pemborosan keuangan negara akibat perang berkepanjangan di Irak dan Afghanistan.

Setidaknya, dana pemerintah Amerika Serikat sebesar 700 milyar dollar, telah disiapkan dikucurkan untuk mengamankan kondisi keuangan Amerika Serikat.

Besarnya dana yang harus dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat tersebut, akan diikuti pula oleh upaya memperbaiki komunikasi politik serta kerjasama ekonomi antara Amerika Serikat dengan Masyarakat Eropa dan negara-negara sekutu lainnya, karena Amerika Serikat sangat membutuhkan dukungan Masyarakat Eropa serta negara-negara sekutu Amerika Serikat, untuk merestorasi perekonomian negaranya.

Masyarakat Eropa dan negara-negara sekutu Amerika Serikat lainnya menjadi fokus utama Barack Obama, terutama untuk mengembalikan kepercayaan negara-negara sekutu, bahwa Amerika Serikat mampu bangkit dari kondisi finansial yang sedang mereka hadapi.

Krisis finansial di Amerika Serikat yang berimbas pula pada perekonomian negara-negara ekonomi kuat di kawasan Eropa dan kawasan Asia, telah menghadirkan adanya kesamaan kepentingan, yaitu mengembalikan struktur perekonomian dunia pada posisi serta tempat yang seharusnya, karena apabila tidak segera disikapi dengan bijaksana, secara psikologis, kekuatan ekonomi dunia manapun akan sulit memperbaiki keadaan ekonomi yang cenderung membawa kehancuran. 

Sekarang, apabila bangsa Indonesia tidak ingin menjadi "ekor" dalam konteks perekonomian global yang dipimpin oleh Amerika Serikat, maka sudah saatnya pemerintah Indonesia segera membenahi struktur produksi dan kondisi pasar domestik melalui kebijakan-kebijakan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi berdasarkan kekuatan ekonomi dari dalam negeri.


.Sarlen Julfree Manurung

> bahan tulisan diambil dari berbagai sumber
Labels: | edit post
6 Responses
  1. Regina B Says:

    "Pada kenyataannya, Barack Obama memang tidak mempersiapkan suatu kebijakan strategis Amerika Serikat terhadap Indonesia... Adanya kedekatan historis Obama dengan Indonesia, tidak serta merta membuat Indonesia mendapat perhatian lebih dibandingkan negara-negara lain."

    Kenapa byk pembicara di Indonesia yg menunggu keberuntungan dari Barrack Obama utk memperbaiki nasib Indonesia? Kenapa gak org Indonesia-nya sendiri yg memperbaiki nasib sendiri saja... aneh.


  2. dewi hadin Says:

    Iya, orang Indonesia kok lupa ya kalo negeri ini harus di bangun oleh bangsanya sendiri? Si Obama mah pasti prioritasin bangsanya dulu lah. Masa gara2 Obama punya kedekatan historis dengan Indonesia, terus kita ngarep-ngarep dia bakal nolong kita. Ayo dong, masa dari sekian ratus juta penduduk Indonesia nggak ada yang punya pribadi seperti Obama?


  3. Mengharap bantuan dr orang laen boleh2 aja, yang penting kita berusaha dulu karena usaha sendiri akan memberikan kepuasan tersendiri.. iya ga seeh?


  4. Ada 2 hal :

    Pertama, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang menikmati sikap diri orang-orang terjajah.

    Kedua, karena buruknya perilaku orang Indonesia sendiri. Hal ini membuat bangsa kita tidak mampu berpijak pada kakinya sendiri.


  5. Gak ada salahnya kalau kita ngarep.com. Bagaimana pun, Amerika Serikat adalah negara adidaya. Apabila dibuat perbandingan, pembangunan di Indonesia tertinggal 75 tahun dibandingkan dengan pembangunan negara Amerika Serikat. Mereka lebih maju. Jadi, gak ada salahnya berharap dibantu agar negara kita bisa semaju mereka.


  6. i'm agree with this opinion


Post a Comment