My Mind
Beberapa hari belakangan ini, aku banyak belajar untuk mengenali perilaku orang-orang di sekitar aku. Gak tahu kenapa, aku seperti mengulang kembali kegiatan memperhatikan perilaku orang-orang setelah lama kegiatan observasi perilaku itu tidak aku lakukan.

Aku bertemu dengan orang-orang baru karena pada saat ini aku sedang menyelesaikan dua project susah-susah gampang, pesanan Kakak aku sendiri. Kakak aku memberi aku tugas untuk menjual mobil Suzuki Katana yang Beliau miliki karena kini Beliau sudah memiliki mobil  Daihatsu Xenia sebagai mobil pengganti.

Aku juga diminta untuk mendekor ulang kamar tidurnya, yang sudah lebih dari 3 bulan terpaksa tidak ditempati karena dipenuhi oleh dudu anjing-anjing kesayangannya sehingga kamarnya cukup bau dan tidak layak untuk disebut kamar. Kakak aku meminta aku mengadaptasi interior kamar yang Beliau temukan di sebuah majalah.

Selain itu, seorang teman aku juga meminta aku untuk membuat sketsa dapur rumahnya yang ingin diperluas karena dapur yang ada selama ini, cukup sempit. Padahal, teman aku dan isterinya baru saja membeli beberapa peralatan dapur baru.

Berhubung terkait dengan dunia interior, aku akhirnya menghubungi seorang teman aku yang memiliki usaha desain interior bersama isterinya. Namun berhubung teman aku sedang ada project sendiri, aku akhirnya dipertemukan dengan asistennya dan team worknya.

Kalau dihitung-hitung, jumlah uang yang masuk, mungkin gak begitu besar. Tapi lumayan lah, untuk uang saku tambahan menjelang Natal. Iya, gak terasa sebentar lagi Natal.

Back to my life story yaaa...

Mungkin, karena menemukan suasana baru dan bertemu orang-orang baru, mau gak mau, aku harus menyesuaikan diri dengan perilaku yang mereka tunjukkan saat berkomunikasi denganku.

Sebenarnya, gak ada hal yang baru dan menarik dari orang-orang baru ini. Apalagi, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang desain juga, sama seperti aku.

Bisa dibilang, mereka hanyalah varian dari konsepsi perilaku yang selama ini sudah aku temui. Namun ada perbedaan tentunya, mereka jauh lebih cerdas dan tidak mudah terpancing dengan pertanyaan pancingan yang aku sampaikan pada mereka.

Jaim... jelas, itu biasa dalam dunia pergaulan kalau kita baru pertama kali bertemu dengan orang baru. Agak males memang, bicara sama orang-orang yang bersikap jaim. Tapi mau dibilang apa, komunikasi harus tetap dibuka agar pekerjaan yang baru aku mulai, segera ada hasilnya.

Meskipun mereka adalah staff dari teman-teman aku, ternyata mereka susah diajak kompromi soal anggaran. Mereka tetap berpikiran cari untung yang sebesar-besarnya. Aku jadi gak enak sama teman aku, sebab teman aku itu bilang, aku akan di kasih harga teman, padahal nggak sama sekali... benar-benar harga proyek personal... be-te gue...

Budget yang diisyaratkan Kakak aku dan teman aku, jauh dari total harga yang mereka tawarkan. Gak ada pilihan lain, aku harus hunting sendiri barang-barang yang aku perlukan.

Kenyataannya, harga-harga barang bahan bangunan, memang sedang naik. Teman aku yang lain mengusulkan aku agar menggunakan produk dari barang-barang second. Ide yang menarik memang. Tapi aku gak mau barang yang aku cari benar-benar barang second, yang nilai barangnya sudah jauh menurun atau mendekati nol rupiah.

Oleh karena itu, aku coba buka koran, khususnya lembar iklan, untuk mencari apakah ada orang atau perusahaan yang sedang cuci gudang. Tentunya, tindakan itu aku lakukan dengan seijin teman aku itu. Sedangkan proyect kamar Kakak aku, aku tetap coba cari barang-barang the new one.

Tapi ternyata, sangat jarang orang atau perusahaan yang cuci gudang pada saat ini. Seorang teman dekat aku yang kerja dibidang media mengatakan, proses cuci gudang biasanya terjadi sebelum Lebaran, jarang yang setelah Lebaran.

Pikir punya pikir, akhirnya model desain yang ada, aku modifikasi agar tidak boros bahan bangunan namun tetap kokoh dan indah dipandang mata. Kalau lihat keperluan pembelian barang awal, mungkin harganya sudah melewati kemampuan keuangan teman aku. Bagusnya, teman aku dan isterinya tidak keberatan aku memodifikasi desain awal yang sudah disetujui sebelumnya.

Well, dengan dibantu 2 orang pekerja interior, project membuat dapur mulai dikerjakan. Berhubung baru mulai, aku belum bisa menampilkan foto gambar kegiatan pembuatan meja dapur dan meja makan untuk dapur rumah teman aku itu.

Bagaimana dengan project kamar Kakak aku sendiri? Project itu baru bisa aku mulai kalau mobil Suzuki Katana miliknya sudah laku dijual. Kakak aku bilang, tabungannya cukup terkuras untuk membeli mobil Daihatsu Xenia yang ia inginkan.

Tuhan memang baik, IA tidak pernah membuat aku benar-benar tidak berdaya. Puji Tuhan... Oleh karena itu, selama project berjalan, aku tetap menulis renungan, yang selalu aku posting di blog multiply aku ini. Aku hanya bisa berbagi tulisan-tulisan yang membangkitkan iman pada teman-teman dan Bapak-Ibu yang ada di multiply ini.

Tetap semangat...!!!


.Sarlen Julfree Manurung
 
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment