My Mind
Mengapa aku menulis?



Ketika banyak orang memiliki banyak kesenangan dalam bentuk menghibur diri, aku memilih untuk menyukai kegiatan menulis sebagai cara aku mendapatkan kesenangan. Bisa dibilang, menulis merupakan hobby baru aku. Aku mulai aktif menulis sekitar tahun 2006.

Jauh sebelumnya, aku sudah menulis juga, tapi tidak seaktif sekarang. Dimulai sejak masa SMP (sekitar tahun 1988), aku senang menulis puisi. Pelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan dengan cara yang menyenangkan oleh guru aku, terutama saat guru aku itu menyampaikan bagaimana menulis puisi dan artikel yang baik, membuat aku mulai terinspirasi untuk membuat tulisan.

Aku lupa apa judul puisi aku yang pertama. Setahu aku, tulisan puisi pertama aku beserta sekitar 200-an puisi lainnya, terpaksa harus aku buang karena terendam banjir besar yang merendam rumahku di kawasan Karet Tengsin, tahun 1997 lalu.

Menjelang akhir tahun 1997, aku pindah rumah ke Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Kegiatan menulis puisi kembali aku tekuni. Tapi entah kenapa, tulisan puisi aku, semenjak pindah rumah, tidak seproduktif saat masa-masa sekolah dulu.

Aku hanya menulis puisi kalau hatiku sedang gundah karena baru putus cinta, merasakan kepedihan hati, maupun sesaat waktu setelah mendengar curhatan seorang teman, atau kalau hatiku sedang senang karena jatuh cinta saja. Lebih dari keadaan itu, aku sangat jarang bisa berkreasi membuat puisi.

Sebenarnya, sekitar tahun 1996 hingga tahun 2000, aku mulai menulis diluar puisi. Kali ini bentuknya membantu menulis skripsi teman-teman aku. Kira-kira, ada 8 orang teman aku yang kegiatan menulis skripsinya aku bantu.

Jangan salah pikir... aku hanya membantu mengetikkannya saja. Waktu itu, tempat pengetikkan skripsi masih agak jarang. Kalau pun ada, 1 lembar dihargai 1500 rupiah. Waktu itu di rumah aku sudah ada komputer (aku ingat banget, merk komputer aku itu Tatung). Namun komputer itu agak jarang dipakai. Sehingga aku memanfaatkannya untuk membantu teman-teman yang kurang mampu dengan mengenakan tarif 500 rupiah per-lembar.

Inspirasi menulis mulai memenuhi otak aku pada saat aku mulai bekerja setelah lulus kuliah tahun 1998. Tulisan menjadi arena penyaluran inspirasiku karena saat itu, sering kali aku tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari banyak permasalahan yang aku hadapi.

Yaaa... Aku curhat melalui tulisan. Aku menyampaikan pemberontakan hati karena ketika aku curhat tentang masalah yang aku hadapai kepada saudara-saudara atau orang tua aku, mereka seakan tidak memberikan support, seperti yang aku inginkan.

Untunglah, konsepsi menulis karena aku sedang gelisah oleh karena tidak didengarkan, tidak lagi selalu aku pakai sebagai thema tulisan hingga saat ini.

Sumber inspirasi menulis semakin berkembang saat aku membaca banyak informasi faktual yang tidak sesuai keadaannya. Beberapa artikel aku sampaikan kepada sejumlah pihak yang aku anggap akan membaca dan mungkin merespon apa yang aku sampaikan melalui tulisan aku itu.

Mungkin, dari 50 yang aku buat, hanya 5 atau 7 saja yang mendapat respon jawaban. Kira-kira ada 8 yang mendapat respon tapi isinya : "terima kasih, sudah menulis surat kepada kami..."

Ndak papa, namanya pelajaran berharga buat seorang pemula.

Thema-thema tulisan yang ingin aku tulis semakin banyak saat aku membaca tulisan-tulisan dari Pdt. Gilbert Lumoindong, buku-buku karya Robert Liardon (bisa dilihat di goodreads.com dengan author alamat e-mail aku, abang_juvee@yahoo.com), majalah GFresh, dan sejumlah buku Kristen lainnya.

Khusus tentang Pdt. Gilbert, inspirasi juga muncul setelah menonton acara Beliau di televisi atau mendengar rekaman audio khotbah Beliau yang dibeli oleh abang atau kakak aku.

Siraman rohani yang aku baca, aku tonton, dan aku dengar tersebut memang menjadi sumber inspirasi aku menulis, terutama setelah aku teringat kembali akan ayat Firman Tuhan yang menjadi ayat Sidi aku : hal kerajaan sorga bukan soal makanan atau minuman, namun soal kasih, sukacita, dan damai sejarahtera dari Allah (kurang lebih begitu deh, isinya).

Mungkin otakku telat loadingnya, untuk menyadari kalau aku juga punya tanggung-jawab untuk menyatakan kebesaran Kerajaan Sorga dan Kasih Yesus Kristus kepada banyak orang. "Lebih baik telat daripada tidak melakukan apa-apa..." demikian pikirku.

Melihat catatan sejarah menulis aku sebelumnya, aku melihat kalau tulisan ternyata punya efektifitas yang sangat baik untuk membuat orang lain tersadar atau terbangun dari segala mimpi-mimpi yang sesungguhnya tidak ingin mereka dapatkan.

Aku berharap, melalui tulisan yang aku buat dan dibaca banyak orang, bisa membuat mereka (bagian dari pembaca tulisan aku) tersadar, bahwa mimpi buruk itu tidak harus ada di dalam benak mereka...

Setidaknya, aku juga mengalami proses pembelajaran. Karena sebelum aku menulis, aku juga banyak membaca dan mencatat berbagai informasi dari bermacam-macam buku, koran, atau karya tulis lainnya sebagai literatur tulisan.

Well, itulah kenapa aku menulis... Tidak harus menjadi pendeta kalau ingin melayani di ladang Tuhan. Aku mencoba untuk turut serta menyampaikan kabar baik yang datangnya dari Yesus Kristus kepada pribadi lepas pribadi yang membutuhkan penyegaran iman atau bantuan untuk mengetahui siapa Tuhan Yesus itu.

Bagiku, menulis adalah hobby yang bisa menjadi sarana membagi-bagi berkat, tidak sekedar kesenangan belaka.

Dan kamu juga bisa melakukannya... just try...


GBU Eveybody



.Sarlen Julfree Manurung

6 Responses
  1. Esther LS Says:

    Good..keep writing..bro, Gbu


  2. GBU bro, ditunggu blognya ya.......


  3. ayo terus menulis.. kita bisa share ke semua orang betapa Tuhan maha baik lewat tulisan kita kan..


  4. Thanks for your support. GBU too.


    .Sarlen Julfree Manurung


  5. I still writing, so help me God.

    GBU too.


    .Sarlen Julfree Manurung


  6. Semua orang harus tahu bahwa hanya Yesus Kristus lah Tuhan dan Juru Selamat manusia.

    GBU

    .Sarlen Julfree Manurung


Post a Comment