My Mind
Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
(Roma 12 : 3b)


Dunia dengan segenap permasalahan dan persaingannya, sering kali menempatkan kita pada sebuah kondisi dimana kita harus menghadapi beragam persoalan, pertentangan dan tekanan hidup. Terkadang, harus pula dilalui dengan perjuangan yang tidak mudah untuk dapat segera bisa menyelesaikan masalah yang menghadang.

Banyaknya pergumulan hidup yang harus dihadapi, terkadang pula membuat diri anak-anak Tuhan menjalani suatu alur kehidupan yang berhimpitan atau bersinggungan dengan dosa.

Sejumlah anak-anak Tuhan ada yang membiarkan diri mereka jatuh kedalam dosa karena mereka ingin mendapatkan penyelesaian masalah dengan cara praktis, mudah, dan cepat, meskipun cara penyelesaian masalah yang praktis, mudah, serta cepat itu akan mendatangkan dosa bagi diri mereka.

Cara berpikir seperti ini bisa muncul dalam benak pikiran sejumlah anak-anak Tuhan, karena mereka beranggapan, bahwa sebuah pencapaian harus bisa diperoleh atau mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, meskipun upaya mencapai tujuan itu harus dilalui dengan bersentuhan dengan dosa.

Mereka lebih memilih menggunakan cara praktis, mudah, dan cepat namun mengandung dosa, meskipun mereka tahu serta sadar, bahwa Tuhan tidak menghendaki anak-anak yang dikasihiNya, jatuh kedalam dosa karena telah membuat pilihan atau menempuh jalan yang salah.

Sebagai pribadi yang beriman kepada Tuhan dan telah mengenal serta mengetahui dengan baik apa konsekuensi yang harus diterima kalau berbuat dosa, seharusnya, setiap anak-anak Tuhan melakukan berbagai cara agar perbuatan yang mendorong diri jatuh kedalam dosa, harus dihindari, meskipun tidak sedikit pula dari antara anak-anak Tuhan yang tidak dapat menahan diri dan membiarkan diri mereka jatuh kedalam dosa.

Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
(Roma 14 : 23b)

Padahal, perbuatan yang mengandung dosa itu tidak perlu dilakukan kalau saja mereka menempatkan sikap percaya kepada Tuhan, datang kepadaNya, serta meyakini, bahwa Tuhan adalah Pribadi yang dapat membantu kita memecahkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.

Tuhan memang tidak menghendaki kita terjatuh kedalam dosa. Selain karena tidak meletakkan prinsip iman percaya yang meyakini bahwa kuat kuasa tangan Tuhan mampu menolong kita, kejatuhan manusia kedalam dosa juga terjadi karena manusia tidak memohon atau mengundang hadirat Tuhan untuk membantu segenap usaha dan upaya mereka dalam menyelesaikan masalah.

Dalam kondisi dan situasi tertentu, manusia terkadang lebih menonjolkan suatu pola pemikiran "teramat percaya diri" bahwa mereka memiliki kemampuan intelektual teramat baik, yang dapat membuat mereka bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Apalagi kalau kemampuan intelektual mereka itu dikombinasikan dengan kemampuan baik untuk mengoperasikan komputer atau perangkat elektronik berteknologi canggih lainnya, yang dapat membantu mereka menemukan pemecahan masalah, mereka akan semakin merasa tidak membutuhkan lagi kehadiran Tuhan untuk menolong mereka.

Ketika kita mengembangkan pola pemikiran "sombong" bahwa kita memiliki kemampuan yang "melebihi" kuasa kasih Tuhan, itu sama artinya kita telah memposisikan kuasa Tuhan sebagai Pribadi yang tidak memiliki kekuatan dan kuasa besar yang mampu membuat kita terbebas dari masalah kita. Dalam hal ini kita lupa, bahwa kita adalah bagian dari karya penciptaanNya.

Pada kondisi yang tidak jauh berbeda, ketika seorang anak Tuhan tidak memiliki "rasa percaya diri" untuk menyelesaikan masalah, mereka justru mengundang kehadiran pihak lain agar menjadi backing atas aktifitas penyelesaian masalah atau dalam mengembangkan usaha yang sedang dijalani.

Hal yang paling buruk, mereka justru mengundang kehadiran roh-roh jahat dengan bantuan paranormal atau dukun santet, untuk menggantikan peran Tuhan dalam membantu upaya mereka menyelesaikan masalah.

Orang-orang yang sudah berani mengundang kehadiran roh-roh jahat tersebut, merupakan kelompok orang-orang yang sudah lepas kendali dan telah dengan sengaja membutakan iman mereka demi pencapaian suatu ambisi atau demi bisa memuaskan keinginan pribadi semata.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan.
(Yeremia 17 : 7)

Yaaa... Tuhan selalu merindukan anak-anakNya mau datang kepadaNya, menaruh besar harapan kepada kuat kuasa pertolonganNya, untuk membantu atau turut bekerja untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Didalam Tuhan, pasti ada jalan penyelesaian.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
1 Response

Post a Comment