My Mind
Setelah lebih dari sebulan terpaksa tidak bisa mengudara secara teratur seperti biasanya, hari ini aku kembali mengunjungi warnet Rimba. Para staff lapangannya masih sama, yang beda cuma lokasinya saja. Warnet Rimba kini berjarak 3 km dari rumahku.

Kalau aku ingin nongkrong, aku cukup menyeberang jalan saja. Beda sama kondisi sekarang. Aku harus mengeluarkan uang 4 ribu rupiah untuk ongkos pergi-pulang.

New Rimba, begitu mereka memberi nama untuk warnet dengan komunitas pekerja yang orang-orangnya sudah aku kenal lebih dari 2 tahun. Dibilang new, karena memang banyak yang terhitung new.

Hal yang paling baru adalah sistem manajemennya. Pemilik warnet Rimba sekarang, beda dengan yang lama. Rimba yang sekarang dimodali oleh eks pelanggan warnet Rimba yang lama.

Warnet Rimba baru, memiliki ruangan yang lebih sempit dibandingkan Warnet Rimba yang lama. Namun, di warnet New Rimba, jumlah komputer aktif ada 10 unit, sedangkan di warnet Rimba lama, hanya 5 unit. Komputer yang digunakan di New Rimba juga lebih baik.

Di warnet yang lama, di dominasi oleh warna hijau dan merah jambu. Sedangkan di warnet New Rimba, di dominasi oleh warna orange, biru dan warna kuning. Warna orange untuk dinding, warna biru untuk warna plafon, dan warna kuning untuk colouring dari meja komputer dan cover media sandaran punggung.

Warnet New Rimba juga mengusung konsep lesehan menggunakan karpet warna merah, sedangkan warnet Rimba menggunakan kursi. Penggunaan prinsip lesehan, membuat para client di setiap table, tidak merasakan kenyamanan yang maksimal. Hal ini terjadi karena lebar ruang duduk tidak begitu lebar dan tinggi table komputer cukup rendah.

Yup, besaran ruang di New Rimba, memang tidak terlalu luas. Cukup berbeda dengan warnet Rimba. Sempitnya area per-table membuat kenyamanan pengguna, sepertinya, tidak dapat dirasakan maksimal apabila ada 2 orang pengguna pada 1 table.

Partisi pemisah dari New Rimba menggunakan kain dengan motif lingkaran-lingkaran merah. Kain ini digantung pada sebuah kayu bulat, yang digantung ke bagian atap dengan menggunakan benang nylon. Cukup kreatif memang, tapi tidak begitu efektif untuk bertindak sebagai partisi karena bisa digoyang-goyang pelanggan. Sedangkan di warnet Rimba, partisi menggunakan pembatas triplek.

Fasilitas AC dan celling van melengkapi sistem pengatur sirkulasi udara di New Rimba. Sedangkan di warnet Rimba, hanya dilengkapi AC yang hembusan kesejukkannya, gak jelas, hehehehe...

Hal yang cukup mengganggu dari New Rimba adalah :

pertama, tidak dapat digunakannya WC oleh mereka yang ingin menggunakan fasilitas toilet di warnet tersebut. Berdasarkan info yang diberikan oleh staff warnet, WC itu mampet. Nampaknya, septic tank WC itu sudah penuh dan perlu tindakan pengosongan secepatnya apabila ingin digunakan.

kedua, jumlah air yang bisa dipakai, cukup terbatas karena dijatah oleh pemiliknya untuk maksud penghematan. Air yang dijatah, memang tidak begitu mengganggu pengunjung, namun para staff warnet yang tidak bebas menggunakan air. Apalagi mereka tinggal disana.

Begitulah sekilas tentang warnet New Rimba. Ada yang berubah memang, tapi gak seluruhnya. Perubahan memang ada, setidaknya, mereka ingin menerapkan sistem manajemen yang lebih baik dibandingkan warnet Rimba.

Semoga warnet ini segera menghasilkan profit seperti yang diinginkan, karena rencananya, apabila di tempat ini menguntungkan, warnet Rimba lama akan dihidupkan kembali. Iya, semoga aja, jadi aku gak harus keluarin ongkos untuk ngenet, hehehehe...

Sukses ya, friends...


.Sarlen Julfree Manurung






    
Labels: | edit post
6 Responses
  1. ira sinaga Says:

    ciiieeee....jangan lupain aku yah...
    khan abang lebih cinta rimba daripada aku...
    weeek.


  2. selamat atas pembukaan New Rimba dan semoga sukses!


  3. Lucia Tebe Says:

    selamat atas dibukanya tempat untuk bisa kembali mengudara
    semoga makin giat "berbagi"
    sukses yaaa


  4. kalau soal cinta : Tuhan yang pertama, keluarga dan kamu nomor dua, sedangkan rimba nomor tiga


  5. Nanti aku sampaikan sama staff rimba atas ucapan selamatnya. kontribusi aku kecil kok, cuma sumbang saran soal manajemen aja


  6. dimanapun, aku tetap bisa mengudara. Kemarin sempat di rumah my honey, Mbem. Pernah juga pakai laptop adik aku. banyak cara... tapi Rimba adalah tempat yang sudah aku anggap rumah aku juga. apalagi, aku menganggap para staff rimba adalah sahabat-sahabat aku.

    thanks untuk doanya.


Post a Comment