My Mind
M E N U N G G U
By  :  Seperti biasa, Poppy tiba di kantor pukul sembilan kurang lima menit. Padahal seharusnya jam kerja dimulai pukul delapan tiga puluh. Hari ini masih lumayan loh, biasanya pukul  sembilan lebih dia baru tiba di kantor.

Poppy sudah biasa begitu sejak sebulan yang lalu. Dulu dia selalu datang lebih pagi, malah paling pagi. Betul-betul karyawan teladan. Entah mengapa. Mungkin karena melihat karyawan lain tidak datang sepagi dia, maka kemudian Poppy mulai datang siang.

Atasan Poppy, Bapak Hary, sangat rajin. Beliau sangat sibuk, banyak sekali strategi yang harus dipikirkannya untuk memajukan perusahaan. Apalagi sifat beliau memang bukan orang yang cerewet. Melihat Poppy datang terlambat, biasanya beliau hanya melirik sebentar ke arahnya sambil terus melanjutkan pekerjaannya. Tentu saja Poppy merasa senang. Rupanya beliau tidak marah melihatnya terlambat.

Poppy terus menerus datang terlambat ke kantor. Suatu hari, dia tiba  di kantor hampir pukul setengah sepuluh. Tanpa rasa bersalah, dia masuk ke kantor dan melihat Pak Hary sibuk seperti biasa.

Tiba-tiba Pak Hary menoleh kearahnya dan bertanya: "Kok kamu terlambat lagi?".
Merasa terkejut, Poppy menjawab: " Ada kecelakaan di jalan, pak, jadi jalanannya macet luar biasa."

"Saya perhatikan akhir-akhir ini kamu selalu datang siang. Dulu kamu tidak begini. Dulu kamu selalu bisa datang lebih pagi kan ?"
"Iya, pak," jawab Poppy sambil sedikit tersenyum malu.

"Poppy, kalau saya tidak pernah menegur kamu karena terlambat, bukan berarti saya setuju terhadap hal tersebut. Saya bukan tipe orang yang cerewet. Tapi saya mengharap kalian semua yang bekerja di sini mampu bersikap sebagai orang dewasa yang tahu mana sikap dan perbuatan yang baik, pantas dan benar, serta mana yang tidak. Saya tidak suka memperlakukan kalian seperti anak kecil yang harus ditegur dan dimarahi."

"Waktu dulu kamu masuk kerja di sini, sudah tahu kan bahwa kantor dimulai pukul delapan tiga puluh? Saya harap kamu bisa tetap bekerja sesuai dengan persetujuan pertama kita. Dulu kamu tidak keberatan kan ? Kenapa sekarang jadi terlambat terus? Jangan menunggu ditegur atau dimarahi untuk berubah."

Poppy merasa bersalah dan minta maaf. Dia berjanji akan datang lebih. Satu hal yang paling menggugah hatinya adalah perkataan Pak Hary yang bunyinya: "Jangan menunggu ditegur atau dimarahi untuk berubah."

Poppy sadar, selama ini memang demikianlah kebiasaannya berpikir. Bukan hanya masalah terlambat masuk kantor. Tapi dalam segala hal, dia selalu begitu.

Misalnya, dia suka mengejek teman kerjanya dengan sebutan "Doraemon" karena menurut Poppy, dia sangat mirip Doraemon. Orang tersebut hanya tersenyum saja kalau dipanggil Doraemon. Sampai suatu hari, orang itu berkeluh kesah kepada sahabatnya.

Ternyata Poppy termasuk orang yang sangat tidak percaya diri. Setiap kali dipanggil Doraemon, dia sebenarnya sangat sedih dan terluka. Rasa percaya dirinya hilang. Waktu sahabatnya menyuruhnya menyampaikan hal ini kepada Poppy, dia tidak berani. Takut menyinggung. Akhirnya seluruh keluh kesahnya disimpannya dalam hati.

Sahabat inilah yang kemudian mengatakan kepada Poppy agar berhenti menyebut orang itu dengan nama panggilan tersebut.

Memang yang  bersangkutan tidak pernah marah, tapi sahabat ini berkata kepada Poppy: "Dia tidak marah bukan berarti dia suka dipanggil demikian. Saya tahu hatinya terluka. Sebaiknya jangan memanggilnya demikian lagi."

Sebenarnya Poppy heran. Menurut dia, panggilan itu hanya untuk bercanda kok. Mengapa mesti sakit hati? Bukankah itu lucu? Tapi kata orang itu, mungkin saja bagi Poppy lucu, tapi bagi yang bersangkutan hal tersebut mengurangi rasa percaya dirinya. Poppy pun menurut. Dia tidak pernah menggunakan nama panggilan itu lagi.

Selain itu, kalau tidak ditanya oleh atasannya mengenai perkembangan kerjanya, Poppy juga menyadari bahwa dia justru senang.

Untung! Tidak ditanya! Sehingga kalau Pak Hary tidak menanyakan hasil kerjanya, dia juga tidak melapor apa-apa. Karena Pak Hary tidak menegurnya atau marah, dia merasa Pak Hary tidak keberatan. Jadi Poppy tenang-tenang saja. Baru kalau ditanya dia melapor.

Kalau tidak ditanya, ya... kebetulan. Aman!

Kini merenungkan semua kebiasaannya dalam bekerja dan bergaul, Poppy merasa malu sendiri. Selama ini dia selalu bersikap seperti anak kecil. Menunggu ditegur atau dimarahi, baru dia mau mengubah sikapnya. Betapa bodohnya dia. Kurang peka terhadap perasaan orang lain.

Mempunyai atasan seperti Pak Hary, yang sabar, tidak cerewet dan jarang marah,  seharusnya dia bersyukur. Eh, dia malah memanfaatkan sikap Pak Hary demi  kepentingannya sendiri.

Poppy kini memutuskan tidak akan menunggu ditegur atau dimarahi. Dia akan mencoba lebih peka dan selalu memperbaiki sikapnya. Dia tidak akan terlambat lagi ke kantor. Dia tidak  akan memanggil Doraemon.

Dia akan mengubah kebiasaannya sebelum ditegur. Banyak hal yang harus dia perbaiki.


===

Tariklah satu hikmah dari cerita ini, karena memang, kita tidak harus menunggu ditegur orang lain terlebih dahulu, untuk merubah perilaku yang tidak tepat atau tidak baik untuk kita lakukan.

GBU everybody
5 Responses
  1. sannyo - Says:

    Aku juga paling gak suka sama orang2 yg suka ngaret......! Karena aku juga selalu berusaha on time....!
    Tapi pesan ini berlaku utk segala hal....bukan cuman soal jam karet ya.....he..he..


  2. Yaaa... i'm agree with you...


  3. ira sinaga Says:

    aku juga gak suka ama orang yang hobi ngaret.... :D


  4. ira sinaga Says:

    apalagi sama orang yang hobi ngerokok..gak tau apa kalo ngerokok itu menyebabkan kanker dan kanker itu menyebabkan kematian kalau mati berarti gak bisa bersama lagi dengan orang yang di cintai..


  5. weekkkk... apa hubungannya, Mbem?


Post a Comment