My Mind

BICARA TENTANG SUSU


Dalam beberapa bulan belakangan ini, harga jual dari berbagai produk susu formula, terus-menerus mengalami kenaikkan. Besaran persentase angka kenaikkan harga susu formula, berkisar antara 10 hingga 35%.

Pihak produsen susu formula mengatakan, ada sejumlah keadaan yang menyebabkan harga-harga susu formula mengalami kenaikkan. Naiknya sejumlah produk formulasi susu yang masih di import, biaya produksi, dan biaya distribusi, merupakan penyebab harga susu formula harus mengalami kenaikkan.

Sejumlah produk formulasi susu yang masih di import mengalami kenaikkan sebagai dampak fluktuasi nilai tukar mata uang dollar dan kondisi ekonomi global yang masih belum menentu.

Biaya produksi dan biaya distribusi naik sebagai dampak kenaikkan harga BBM yang dilakukan pemerintah. Naiknya harga BBM, menyebabkan harga-harga dari berbagai bahan serta barang pendukung produksi, ikut mengalami kenaikkan.

Pemerintah menyatakan kalau pemerintah tidak dapat mencegah terus melambungnya harga jual susu formula di pasaran, karena produk susu formula tidak termasuk dalam produk barang konsumsi yang mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Kenaikkan harga susu formula ini membuat ibu-ibu yang biasa memberikan anaknya asupan makanan berupa susu formula, resah. Apalagi kenaikkan harga susu formula terjadi secara signifikan, yaitu terjadi hampir setiap bulan.

Banyak ibu-ibu yang memanfaatkan susu formula sebagai asupan makanan tambahan, atau bahkan ada yang memakainya sebagai asupan makanan pokok bagi anak balita mereka. Sejumlah ibu memang ada yang memanfaatkan susu formula sebagai asupan makanan pokok pengganti ASI. 

Susu memang merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan anak usia balita, karena anak balita memang sangat membutuhkan susu untuk tumbuh-kembang tubuh, untuk membantu meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh atas serangan penyakit, serta membantu meningkatkan kemampuan dan kapasitas otak balita.

Oleh karena itu, meskipun tetap diberikan ASI, banyak ibu-ibu muda yang masih memberikan anak balitanya asupan makanan tambahan berupa susu formula. Namun, semakin tingginya harga susu formula, membuat ibu-ibu mengalami kesulitan untuk dapat menyediakan asupan makanan sehat dan bergizi, seperti yang terkandung dalam susu formula.

Mahalnya harga beli susu formula yang dijual bebas, membuat para orang tua mulai memikirkan alternatif asupan makanan bentuk lain, sebagai pengganti susu formula bagi anak-anak balita mereka, dimana kualitas produk makanan pengganti tersebut, manfaatnya dirasakan tidak jauh berbeda atau menyamai susu formula, namun dengan harga yang lebih terjangkau.

Sejumlah orang tua menyikapi kenaikkan harga berbagai produk susu formula dengan mengurangi pembelian susu formula, mengganti produk susu formula dengan produk lain yang lebih murah, mengurangi jumlah takaran susu yang diberikan, atau dengan memberi susu formula yang sudah di campur dengan produk makanan lain

Bahkan ada orang tua yang terpaksa menghapus pembelian susu formula dari daftar barang-barang kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap bulannya. Para orang tua tersebut terpaksa menggantikan ketersediaan susu formula dengan produk makanan lain yang manfaatnya hampir sama dengan susu.

Kondisi ini mengakibatkan sejumlah anak balita untuk sementara waktu tidak dapat menikmati asupan makanan berupa susu formula. Kalaupun masih bisa, maka tingkat konsumsi asupannya sudah jauh berkurang.

Jelas, kondisi ini sangatlah menyedihkan. Hilangnya penggunaan susu formula untuk menjadi asupan makanan bagi anak-anak balita kita, membuat anak-anak balita harus kehilangan tambahan vitamin dan bahan-bahan mineral yang bermanfaat banyak bagi kesehatan, kecerdasan serta pertumbuhan tubuh mereka.

Gizi yang tidak mencukupi, dapat menghadirkan gangguan kesehatan bagi anak-anak balita, generasi penerus bangsa. Apabila kondisi ini terjadi secara berkelanjutan, maka salah satu mata rantai generasi penerus bangsa akan diisi oleh orang-orang muda yang tidak memiliki tingkat kecerdasan baik, tingkat pertumbuhan jasmani baik, dan tidak memiliki tingkat ketahanan tubuh atas penyakit, secara baik pula.  

Apabila sudah terkait dengan generasi penerus bangsa, pemerintah seharusnya dapat bertindak pro-aktif dan langsung menyikapi keadaan dengan mengeluarkan kebijakan yang bisa menyelamatkan generasi muda bangsa di masa yang akan datang.

Situasi penuh dilematis yang dialami orang tua untuk mencukupi asupan gizi anaknya dengan susu formula tersebut, sesuai dengan potongan lagu karya Iwan Fals yang telah diparodikan serta dinyanyikan sebagai sebuah theme song acara Open House Republik Mimpi, yang telah ditayangkan oleh stasiun televisi Metro TV beberapa bulan yang lalu.

Lagu yang diparodikan tersebut berjudul Galang Rambu Anarki. Adapun parodi lagu tersebut :

BBM masih tinggi, susu tak terbeli…
Bahan baku luar negeri, anak kami kurang gizi…

Esensi nurani yang ingin disampaikan pada parodi lagu karya Iwan Fals ini, ternyata cukup mengena dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh para orang tua yang mulai kesulitan untuk membeli dan memberikan susu formula kepada anak balita mereka, sebagai asupan makanan bergizi yang bermanfaat untuk kesehatan, tumbuh-kembang, dan kecerdasan anak-anak mereka.

Kalaupun kita melihat lirik asli dari lagu Galang Rambu Anarki tersebut, maka uraian kata-kata lirik lagu yang menjadi kegalauan hati Iwan Fals sekitar 15 - 20 tahun yang lalu tersebut, ternyata kembali terjadi.

Sejarah kelam seharusnya tidak perlu kembali terulang apabila pemerintah membuat regulasi perdagangan dan industri, yang dapat melepaskan para orang tua dari dilema karena kesulitan untuk mendapatkan susu formula dengan harga terjangkau.

Regulasi perlu diadakan agar bangsa kita dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada pihak asing untuk dapat memproduksi susu formula dari hulu hingga hilir. Selain itu, adanya suatu kegiatan industri, pasti menyerap tenaga kerja bagi masyarakat.

Dilema yang dihadapi para orang tua, seharusnya membuat pemerintah dalam segera membangun industri yang memproduksi susu formula dan dapat melepaskan diri pada produk import. Namun ternyata pemerintah kita masih kurang peka dengan kondisi para peternak sapi perah kita.

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia justru berencana untuk menerbitkan suatu kebijakan pemerintah terkait dengan regulasi perdagangan daging sapi. Sebuah kebijakan yang dapat merugikan peternak sapi negeri kita.

Entah kenapa, sikap pemerintah terlihat kurang melindungi kepentingan atau kebutuhan para peternak kita. Seharusnya pemerintah menetapkan kebijakan yang dapat membuat peternak sapi kita dapat menjadi bagian dari kekuatan ekonomi baru yang dapat diandalkan, sehingga mampu mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat peternak sapi perah dalam negeri.

Apalagi antara peternak sapi perah dan industri yang memproduksi susu formula, memiliki kaitan yang tak dapat dipisahkan.

Besarnya manfaat yang dapat dibawa dan dibangun dalam pengembangan peternakan sapi perah dan pembangunan industri susu formula, nampaknya masih belum dianggap sebagai sumber kekuatan pembangunan ekonomi yang bisa mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat serta melindungi pola konsumsi masyarakat kita akan susu formula yang bisa dijamin kualitasnya.

Dalam hal ini, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, dan Departemen Pertanian, dapat merencanakan suatu konsep produksi susu formula di Indonesia, yang dapat mendukung pengembangan tingkat kesejahteraan para peternak sapi perah kita.

Apabila konsepsi tersebut dapat diwujudkan, maka dengan sendirinya konsepsi tersebut akan mampu menghadirkan generasi muda saat ini dan masa depan yang cerdas, sehat jasmani dan rohani, serta tidak mudah terserang penyakit. 

 

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment