My Mind
Bersikap Bijaksana


Kita mungkin gak tahu harus berbuat apa pada saat kita menyadari bahwa keberhasilan atau kesuksesan pekerjaan kita sudah ditelikung oleh orang yang kita anggap sahabat kita sendiri. Mau marah, kayaknya gak mungkin...

Dalam kondisi seperti ini, waktu dan ruang memaksa kita mau tidak mau untuk tetap bersikap dewasa. Bohong rasanya kalau keadaan yang kita alami itu tidak membuat diri kita kesal, be-te, atau mulai bersikap menjauh dari sahabat kita itu.

Tapiii...begitulah kehidupan. Pada seorang sahabat sendiri, kita tidak diminta untuk harus mempercayainya. Apalagi kalau sahabat kita itu adalah orang yang berada dalam satu lingkup pekerjaan dengan kita. Don't do that, guys... do not trust your friends at working area...

Sikap hati-hati harus tetap kita terapkan. Jangan selalu memberi mereka ilmu hanya karena mereka begitu baik kepada kita. Uuupsss... sorry kalau agak skeptis. Tapi bagaimanapun kita harus melihat apa maksud dan tujuan dari kebaikkan mereka itu kepada kita.

Memang, teman yang tulus adalah orang yang tidak menimbang-nimbang sesuatu. Akan tetapi, dalamnya hati, siapa juga yang tahu...

Bersikap hati-hati itu, bukanlah sebuah kejahatan. Akan tetapi patut untuk dipertimbangkan untuk dilakukan pada saat membina hubungan dengan orang lain. Mungkin, ada baiknya kalau kita mencoba untuk mensharing sesuatu untuk hal-hal yang sederhana saja dan bukan untuk sesuatu yang terkait dengan dunia pekerjaan kita.

Bagaimanapun, kita harus bisa memberdayakan diri kita dan tidak bersikap ceroboh. Sebuah kecerobohan bisa membuat posisi kita justru menjadi tidak nyaman. Kecerobohan kita bisa dimanfaatkan orang lain untuk kemajuan diri mereka.

Sebelum segala sesuatunya merunyamkan mimpi, harapan, dan keinginan kita, sebaiknya mulai dari sekarang kita tidak bertindak ceroboh untuk menceritakan atau mendiskusikan segala sesuatunya dengan sahabat di kantor. Kita bisa mensharingnya dengan orang-orang di rumah atau teman-teman kita yang lain.


.Julfree


0 Responses

Post a Comment