My Mind
PENYESALAN SEORANG ALUMNI



Bravo Kepolisian Republik Indonesia...!!! Balita Raisya Ali, putri dari seorang ketua HIPMI yang diculik sekitar 10 hari lalu, telah berhasil ditemukan dengan selamat.

Sebuah sistematis kerja yang teramat baik telah dilakukan oleh kepolisian negeri ini sehingga siapa sesungguhnya para pelaku penculikkan tersebut dan dimana letak korban penculikkan disembunyikan, dapat segera diketahui keberadaannya.

Kerja keras mereka untuk membongkar sejumlah kasus penculikkan yang belakangan ini marak terjadi adalah sebuah kerja keras yang patut kita hargai.

Akan tetapi, terbongkarnya peristiwa penculikkan tersebut juga membawa kabar atau berita yang tidak menyenangkan, karena para pelaku penculikkan adalah sejumlah pelajar sekolah dan alumni pada sekolah yang sama.  Nama sekolah tersebut adalah SMAN 35, Bendungan Hilir - Jakarta Pusat.

SMA tersebut adalah SMA aku dulu. Aku adalah alumni dari sekolah tersebut, lulus pada tahun 1993 dari kelas III A2. 2 atau kelas III Bio.2.

Sebagai salah seorang alumni, saya menyesalkan keterlibatan para siswa tersebut, apapun alasannya. Sebagai seorang siswa yang terdidik dan taqwa kepada Tuhan YME, seharusnya mereka tahu dan sadar bahwa tindakan mereka itu adalah sebuah perbuatan yang salah.

Pemeriksaan kepolisian menyebutkan bahwa mereka telah mengaku terlibat dalam perbuatan penculikkan tersebut karena rasa solidaritas ingin membantu pembimbing Rohis mereka di musholla sekolah SMAN 35 yang sedang mengalami masalah keuangan oleh karena memiliki utang.

Tindakan tersebut seharusnya tidak mereka lakukan...

Sebuah perbuatan solidaritas sebaiknya tidak diartikan sebagai sebuah tindakan kebersamaan untuk mendukung teman yang sedang kesusahan dengan melakukan berbagai cara atau tindakan/perbuatan.

Apalagi secara sadar mereka tahu bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu adalah sebuah tindakan/perbuatan yang salah, baik di mata hukum negara, maupun di mata agama.

Sangat disesalkan bahwa sebagai seorang pelajar dan orang yang percaya kepada Tuhan, ketiga siswa SMAN 35 tersebut tidak berpikir panjang terlebih dahulu sebelum mereka terlibat dalam perbuatan yang cukup membuat malu : tidak hanya dirinya sendiri, orang tua dan keluarga besar mereka, nama baik sekolah tempat mereka menuntut ilmu, serta para alumni sekolah tersebut.

Secara tidak langsung, mereka juga mencoreng agama Islam yang saya yakin tidak mengajarkan sebuah tindak penculikkan untuk mendapatkan sejumlah materi.

Dikatakan demikian, karena berdasarkan pemberitaan di sebuah koran, diketahui bahwa alasan mereka turut terlibat dalam peristiwa penculikkan yang juga membuat Presiden dan Wakil Presiden geram, karena mereka mengatas-namakan tindakan tersebut sebagai bagian dari upaya mereka untuk berjihad.

Apakah Islam mengajarkan membolehkan tindakan penculikkan untuk mendapatkan sejumlah uang tebusan sebagai sebuah upaya jihad? Saya rasa tidak.

Memalukan, sungguh memalukan. Mereka memiliki akal pikiran akan tetapi mereka tidak menggunakannya secara jernih untuk membantu mencari jalan keluar masalah yang sedang dihadapi temannya sebagai suatu bentuk solidaritas.

Sekali lagi memalukan karena mereka menggunakan alasan agama untuk memalukan suatu perbuatan yang agama sendiri tidak mengajarkan atau mengharamkannya.

Mereka punya iman, mereka punya otak... akan tetapi kedua hal tersebut tidak mereka pergunakan.

Sebagai alumni lulusan tahun 93 SMAN 35, saya secara pribadi menyesalkan tindakan tersebut mereka lakukan. Sekali lagi, apapun alasannya, tindak penculikkan untuk maksud apapun adalah perbuatan yang salah...

Saya berharap, para adik-adik saya yang masih menimba ilmu di SMAN  35, tidak mencontoh perbuatan buruk tersebut, serta perbuatan-perbuatan buruk lainnya.

Saran saya untuk para adik-adik pelajar :
1.  Selama kalian masih belajar dan menuntut ilmu di sekolah, belajar lah sebaik-baiknya, agar kalian pintar dan dapat membedakan mana perbuatan yang baik serta mana perbuatan yang tidak baik.

2.  Berpikirlah panjang sebelum bertindak. Untuk dan atas nama apapun, tindakan kejahatan (termasuk perkelahian sesama pelajar yang bermaksud menciderai atau menyakiti sesama pelajar) adalah sebuah tindakan salah dan tidak akan membawa manfaat apapun kepada kalian.

3.  Apabila kalian ingin memperdalam ilmu agama, belajar lah kepada guru-guru agama = alim ulama, pendeta, guru agama di sekolah - yang memiliki kompetensi baik atau kepada orang-orang yang memang benar-benar memiliki kemampuan serta pengetahuan agama dengan sangat baik.

Khusus kepada adik-adik ku di SMAN 35 : pergunakan waktu kalian semaksimal mungkin untuk belajar...belajar...dan terus menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Gunakan logika dan akal pikiran kalian sebelum kalian melakukan kegiatan yang tidak terkait dengan pelajaran di sekolah atau kegiatan olahraga.

Ingatlah... Segala perbuatan yang dilakukan dengan sia-sia, dimana perbuatan tersebut membuat diri kalian tidak bisa berkembang atau tertinggal dari yang lain, akan meninggalkan sebuah penyesalan yang tak akan pernah ada habisnya.

Atas nama pribadi, sekali lagi saya nyatakan bahwa saya menyesali tindakan para siswa dan alumni SMAN 35 yang terlibat secara langsung atau tidak langsung atas peristiwa penculikkan balita Raisya Ali, apapun alasan yang mereka sampaikan sehingga mereka harus melakukan hal tersebut.

Dan saya juga berharap kepada teman-teman yang masih tercatat sebagai siswa/i SMAN 35 tidak melakukan tindakan bodoh seperti yang telah dilakukan ketiga teman mereka beserta 2 alumni tersebut, maupun tindakan bodoh lainnya.

Jadilah pelajar yang baik... Guru dan orang tua kalian berharap kalian memiliki masa depan yang cerah. Berpikir dan bertindaklah keras untuk mewujudkannya. Jangan sia-siakan waktu kalian untuk melakukan hal-hal yang tidak baik.

Demikian dari saya...


Salam saya,


.Sarlen Julfree
Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment