My Mind

Pada dasarnya, saya senang bernyanyi. Selain untuk mengekspresikan diri, bernyanyi juga menjadi media saya dalam menginspirasi sesuatu.

Menyanyi merupakan bagian dari kesenangan keluarga saya. Semua orang di rumah saya (termasuk bayi Pepita dan pembantu rumah tangga di rumah saya), senang menyanyi.

Tapi saya bukanlah seorang penyanyi. Saya bukan anggota dari suatu kelompok vokal (duet, trio, boy band, dsb.) atau anggota kelompok paduan suara dari komunitas mana pun. Buat saya, kehidupan sebagai seorang penyanyi, belum menjadi “panggilan jiwa” saya.

Saya lebih senang menyanyikan satu atau sejumlah buah lagu, pada saat saya sedang seorang diri. Bukannya saya kurang suka bernyanyi bersama-sama dengan orang lain, tapi saya sendiri merasa lebih enjoy untuk bernyany, pada saat sendiri saja.

Mungkin karena saya tergolong orang yang serius dan senang dengan keheningan suasana, makanya saya jarang terlihat bernyanyi bersama orang lain.

Bernyanyi bersama orang lain, cenderung saya lakukan ketika saya menghadiri suatu acara tertentu (misalnya : saat mengikuti ibadah di Gereja, saat nongkrong bersama para sahabat, dll.), dimana ada acara bernyanyinya, atau secara spontan kami bernyanyi.

Suasana kebersamaan membuat saya ikut bernyanyi. namun terkadang, jika lagunya tidak saya hafal, saya hanya bergumam kecil, atau bernyanyi dengan “setengah suara”, menyanyikan bait-bait lagu yang benar-benar saya hafal saja.

Bisa dikatakan, saya bernyanyi apabila saya ingin bernyanyi (terutama, saat ingin mencari inspirasi, atau saat saya ingin melepas kepenatan / rasa jengkel). Jika sedang tidak ingin bernyanyi, saya lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaan yang belum selesai, membaca buku, atau... tidur.  

 

Kurang Mengikuti Perkembangan

Pengetahuan saya tentang lagu-lagu yang sedang telah lama populer atau yang sedang populer di kalangan pencinta musik tanah air, memang tidak seperti toko kaset berjalan. Kebetulan, saya juga bukanlah seorang pendengar radio sejati.

Saya juga tidak sering menyaksikan beragam program acara musik di stasiun televisi, dimana ada tayangan video clip dan penampilan live performa dari para penyanyi / grup band yang menyanyikan lagu-lagu andalan mereka diatas panggung.

Jadi wajar saja kalau dikatakan, saya kurang up-date informasi tentang perkembangan lagu terbaru yang sedang memasuki pasaran industri musik di negara kita, dan benar-benar kurang mengikuti, bagaimana perkembangan tren musik nasional atau dunia saat ini.

Walaupun di komputer PC atau laptop saya ada puluhan hingga ratusan lagu yang saya sukai dalam format MP3, namun saya tidak terlalu sering memutar lagu-lagu yang ada di folder lagu di komputer atau laptop saya itu.

Saya memang bukan pekerja yang biasa bekerja sambil mendengarkan musik, atau seorang pekerja yang suka memanfaatkan musik sebagai alat kamuflase untuk menutupi pembicaraan telefon saya dengan rekanan kerja saya.

 

Sulit Menghafal Lyric Lagu

Minimnya pengetahuan saya tentang lagu, membuat saya kurang memiliki rasa percaya diri besar, terutama untuk berani tampil bernyanyi sendirian dihadapan atau diantara orang banyak, kecuali untuk ber-karaoke ria. Keadaan ini membuat saya tidak hafal lyric dari hampir semua lagu yang saat ini sedang populer ditengah-tengah masyarakat.

Kalau sebuah lagu (menurut saya) enak untuk didengar, mempunyai kedalaman arti pada bagian lyric, atau cocok dengan karakter diri serta suara saya, saya pasti menyenangi lagu itu (tapi belum tentu saya hafal lyric lagunya). Sama seperti kebanyakkan orang deehhh...

Meskipun sebuah lagu sering diperdengarkan di stasiun radio kesayangan saya, atau berulang kali saya menyaksikan tayangan video clip / live performa dari grup band atau seorang penyanyi terkenal di suatu program acara musik yang ditayangkan suatu stasiun televisi swasta, belum tentu saya hafal seluruh bait lyric lagu yang dinyanyikan oleh sang vokalis atau penyanyinya.

Well, saya memang tidak begitu antusias untuk menghafal sebuah lagu kalau saya sendiri merasa tidak benar-benar suka dengan lagunya. Itu sebabnya, saya tidak memiliki pengetahuan baik tentang lagu-lagu yang beredar di pasaran, baik lagu-lagu memori maupun lagu-lagu baru yang belum lama di launching penyanyinya.

Itulah sebabnya saya menganggap, menyanyi hanya menjadi sebuah kesenangan sesaat belaka, tidak mendefinisikan sesuatu atau memiliki makna luar biasa.

Apalagi saya sendiri tidak memiliki cita-cita atau resolusi hidup untuk menjadi seorang penyanyi. Saya memang tidak memiliki komitmen pribadi untuk punya karir sebagai seorang penyanyi, karena saya hanya senang bernyanyi saja.

Kalau ingin dikaitkan dengan aktifitas di dunia tarik suara, saya sendiri merasa lebih cocok kalau diposisikan sebagai kritikus performa seorang penyanyi, dibandingkan sebagai seorang penyanyi.

 

Belajar Menyanyi

If you want to sing the song perfectly, you must practice continously. Seseorang dikatakan sebagai seorang penyanyi apabila memiliki pengetahuan baik tentang bagaimana cara bernyanyi yang baik, serta bagaimana cara menyanyikan sebuah lagu dengan benar. Saya tidak memilikinya.

Banyak orang yang bisa bernyanyi, tapi mereka tidak tahu bagaimana sebenarnya caranya bernyanyi dengan baik. Nada dan irama dinyanyikan suka-suka. Like what i did when i sing a song.

Padahal sebuah lagu diciptakan penciptanya, dengan tempo, ketukan birama, serta artikulasi dalam pengucapan tertentu, sehingga sebuah lagu dapat benar-benar dapat dinikmati.

Kelihatannya mudah, padahal butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menjadi seorang penyanyi, dengan kemampuan olah vokal dan teknik bernyanyi yang baik.  

Prosesnya semakin cepat kalau seseorang memiliki bakat. Namun bakat saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan proses pembelajaran dengan baik dan berkesinambungan, sehingga bisa memiliki nilai tambah di kemudian hari.

Bergabung sebagai murid di suatu tempat belajar olah vokal, memiliki guru vokal sendiri, atau belajar sendiri secara otodidak, merupakan proses pembelajaran yang bisa dilakukan apabila ingin menjadi seorang penyanyi.

 

Penyanyi yang Bernyanyi

Bernyanyi memang merupakan sebuah media bagi seseorang untuk mengekspresikan diri. Namun, kalau sudah dijadikan lahan mata pencaharian, maka dibutuhkan komitmen untuk menjalaninya.

Why? Saat seseorang penyanyi bernyanyi, lagu yang dinyanyikannya memang tidak harus membawa sebuah pesan, akan tetapi selayaknya memiliki arti, pesona, serta kesan mendalam, minimal, dapat menciptakan suasana yang seharusnya dihadirkan saat itu.

Untuk bisa melakukannya, seseorang perlu melatih dan mengasah kemampuan bernyanyinya, agar mampu membawakan lagu dengan penuh penjiwaan, menghayati makna yang terkandung didalam lagu, sehingga dapat menyanyikan lagu dengan benar, seperti yang dikehendaki oleh pencipta lagu.

Adanya talenta yang diasah untuk menghasilkan kemampuan bernyanyi dengan baik, memang bisa dikomersilkan, menjadi pemasukan keuangan atas pundi-pundi penghasilan seseorang.

Oleh sebab itu, pada saat seseorang sedang bernyanyi, maka ada 2 nilai yang bisa dihadirkan : antara nilai-nilai ekonomis dan nilai-nilai emosional.

Proyeksi pemenuhan nilai-nilai ekonomis, selain dapat dilihat dari upaya seseorang yang memilih berkarir di dunia tarik suara dan musik, juga terlihat jelas pada diri seseorang yang memanfaatkan “ketenaran” dirinya untuk turut mengambil tempat dalam ranah dunia tarik suara profesional secara aji mumpung.

Sedangkan pemenuhan nilai-nilai emosional, selain dapat ditemukan dalam diri seorang penyanyi solo, dapat pula dilihat dalam diri seseorang yang bergabung dalam kelompok paduan suara.


Bernyanyi adalah Soal Rasa dan Ekspresi Diri

Pada dasarnya, kita dapat mengetahui bagaimana suasana hati seseorang melalui dendang lagu yang dinyanyikannya.

Hal ini bisa kita lihat dari lagu-lagu yang dinyanyikan oleh seseorang yang senang bernyanyi sambil mandi. Jika sedang senang, lagu-lagu ceria yang akan dinyanyikan. Saat sedang kasmaran, lagu-lagu romantis atau berthema cinta yang diperdengarkan.

Ketika merasa ingin lebih dekat pada Tuhan, lagu-lagu rohani yang disenandungkan. Dan saat dirinya sedang bersedih atau sedang gundah, maka lagu-lagu mellow akan keluar dari mulutnya.

Dendang sebuah lagu memang bisa menggugah rasa, mengilhami diri, mengubah suasana hati, dan menjadi bagian dari ekspresi diri, karena seseorang yang bernyanyi, ikut larung dalam suasana yang dihadirkan oleh sebuah lagu.

Irama dan lyric sebuah lagu memang bisa menggetarkan jiwa. Bila sedang penat, bila sedang diliputi rasa bahagia, atau bila sedang bersedih... bernyanyilah ! Ketika mulut seseorang mulai bernyanyi, dapat dirasakan perubahan suasana hati dan emosi diri oleh karenanya.  

Tidak salah kalau kemudian dikatakan, bernyanyi bisa menjadi media terapi bagi diri seseorang, yaitu untuk membantu seseorang agar bisa mengungkapkan emosi / perasaan yang ada didalam dirinya.

Lewat bernyanyi, ketenangan hati bisa diperoleh tanpa harus menghadirkan suatu tindak kekerasan (penyerangan secara fisik), tanpa harus mengucapkan kata-kata kasar pada orang lain, atau bahkan, tanpa harus minum obat-obatan anti-depresan.

Enjoy your life with singing.

 

 

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: | edit post
0 Responses

Post a Comment