My Mind

"Mitos kecantikan perempuan telah memposisikan perempuan yang overweight, chubby, chunky, heavy, dan too fat, memiliki nilai standar yang rendah.” 

(Peach, Lucinda Joy  - Women in Culture, A Women’s Studies Anthology, Blackwell Publishers Inc., 1998 – halaman 177)


Entah sejak kapan mulanya, ada suatu mainstream ditengah-tengah masyarakat, tentang kecantikan seorang perempuan, yang penilaiannya didasarkan pada tampilan atau bentuk tubuh yang ideal, karena dianggap sebagai sesuatu hal yang dilihat pertama kali oleh mata.

Memperhatikan pernyataan diatas, bisa dikatakan, apabila seorang perempuan membiarkan adanya tumpukan lemak “bermukim”  di badannya, maka dirinya bukanlah sumber inspirasi ataupun model yang tepat untuk menggambarkan seperti apa sosok seorang perempuan yang cantik.

Tentu saja, adanya konsepsi penilaian seperti itu, tidak fair bagi para perempuan berbadan montok, atau bagi perempuan yang memiliki tampilan fisik bagaikan kulkas berjalan, tinggi dan besar. 

Mainstream seperti ini telah memperkecil peluang dan kesempatan bagi para chubby girls serta fatty woman untuk bisa mengabdi atau mengeksploitasi segenap kemampuan diri mereka, dibandingkan dengan peluang serta kesempatan yang dimiliki para perempuan berbadan ramping atau sedang, karena tampilan fisik yang ideal, ditempatkan sebagai salah satu syarat untuk dapat melamar dan mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

Sejumlah institusi dan pihak-pihak tertentu menganggap, tubuh perempuan gemuk tidaklah sesuai dengan brand image dari produk yang ingin dipasarkan, atau mewakili image dari suatu tim kerja yang sedang ingin dibentuk.

Perlakuan diskriminatif atas body image negative pada diri mereka, sering kali dialami pula oleh para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, saat mereka memanfaatkan fasilitas umum dan juga moda transportasi, dimana medianya menggunakan ukuran standar, tidak ukuran yang fleksibel.

Dalam lingkungan pergaulan, keberadaan mereka sering kali ditempatkan sebagai obyek penderita. Banyak pula orang yang melecehkan, mencemooh, menghina, atau memperolok-olok, saat melihat sosok diri mereka melintas di depan mata para pemerhatinya.

Berbagai sebutan unique, nyeleneh, serta diluar batas kewajaran, sering kali dialamatkan kepada diri mereka. Ada pula orang yang merendahkan harkat dan martabat mereka, melalui pandangan mata yang “menelanjangi” dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.

Sejumlah orang bahkan menyebut perempuan-perempuan berbadan gemuk ataupun tinggi besar, identik dengan orang-orang pemalas. Bahkan ada pula yang menyebut mereka sebagai bagian dari sampah masyarakat.

Hidup orang-orang berbadan gemuk atau tinggi besar, seakan penuh dilema. Banyak dari antaranya menjadi pribadi yang minderan, kurang percaya diri, dan penyendiri, karena terlalu sering menerima sugesti negatif dari orang lain. Mereka takut melihat kenyataan, meskipun kenyataan itu tidak akan terlihat buruk jika mereka dapat menampilkan citra diri mereka.

Rasa minder membuat mereka tidak mudah untuk menunjukkan perasaan suka kepada lawan jenis. Mereka tidak ingin mengalami penolakan, kecuali pria yang disukai, lebih dahulu mengungkapkan perasaan suka pada mereka.

Banyak perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar yang takut untuk jatuh cinta. Tidak sedikit pria yang menyatakan rasa suka, ternyata hanya ingin melampiaskan nafsu birahi, dengan memanfaatkan kedalaman rasa cinta kekasihnya yang berbadan gemuk atau tinggi besar. Atas nama cinta, mereka dipaksa untuk melepaskan sesuatu yang berharga dari diri mereka.

Sungguh sebuah peristiwa kejahatan terhadap kemanusiaan...

Tubuh yang gemuk memang membawa banyak problema. Padahal, tidak sedikit dari antara mereka yang memiliki bentuk tubuh teramat montok karena faktor keturunan atau genetis.

Mengubah cara pandang masyarakat yang menempatkan perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar pada posisi rendah, bukanlah perkara mudah. Rasa-rasanya, lebih mudah mematahkan kursi kayu yang mereka duduki dibandingkan mematahkan opini yang tidak memberikan mereka peluang untuk menunjukkan kemampuan, bakat serta daya tarik mereka yang lainnya. (just joke, yaaa...)

Langkah-langkah praktis untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, memang bisa dilakukan secara medis (melalui operasi, sedot lemak, terapi akupuntur), atau melalui eating disorders.

Akan tetapi, banyak peristiwa menunjukkan, upaya-upaya tersebut diatas hanya berlaku sementara saja, terutama apabila upaya untuk dapat tampil cantik, tidak diikuti dengan adanya suatu keinginan kuat untuk mendisiplinkan diri dalam menjaga stabilitas berat badan.

Jika demikian, munculnya pandangan-pandangan yang mendiskreditkan posisi perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, perlu disikapi dengan bijaksana. Kalau bukan mereka sendiri yang berupaya memperbaiki image dihadapan orang lain, lalu siapa lagi yang akan melakukannya? So, what they can do?

Para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, harus bekerja keras untuk memperbaiki kualitas diri dan pola hidup mereka, sehingga mereka dapat pula menampilkan citra diri mereka tanpa harus diliputi perasaan takut diperolok-olok atau ditertawakan orang lain karena bentuk tubuh mereka.

Awali dengan membangun rasa percaya diri. Yakinkan diri kalau bentuk tubuh, bukanlah penghalang untuk dapat

mewujudkan impian. Mereka juga bisa menggapai cita-cita, karena Tuhan memberikan akal pikiran serta kemampuan diri untuk berbuat sesuatu dan menghasilkan banyak hal.

Tanpa rasa percaya diri, seseorang seakan tidak mempunyai energi untuk mengeksplorasi segenap kemampuan serta pesona diri. Kalau memiliki rasa percaya diri, benak pikiran mereka tidak lagi diisi oleh perasaan malu, takut, atau minder.

Singkirkan semua bentuk pemikiran yang bisa mematahkan semangat atau membatasi alur langkah  untuk dapat berprestasi dan menatap masa depan yang gemilang. Caranya, tetap produktif dan tidak tenggelam dalam keraguan diri untuk menampilkan citra diri mereka ditengah-tengah masyarakat.

Letakkan semua bentuk kata-kata hinaan atau kata-kata yang merendahkan diri mereka, sebagai alat untuk memacu diri.

Harus diakui, sejumlah ungkapan yang isinya menyakitkan dan merendahkan diri itu, ada benarnya. Akan tetapi, jika hanya memikirkan ucapan orang yang “nggak penting” saja, kapan lagi mereka bisa mengekspresikan diri? Lakukan yang benar, buang jauh-jauh sikap yang salah.

Miliki citra rasa terhadap pemilihan dan penggunaan busana (baik untuk pakaian sehari-hari, pakaian kerja, atau untuk acara formal), merupakan hal penting kedua yang perlu dihadirkan dalam benak pikiran para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar agar bisa menampilkan citra diri mereka. Jangan malah cuek saja dalam berbusana.

Oprah Winfrey merupakan salah seorang perempuan berpengaruh di dunia. Bisa dibilang, tubuhnya tergolong gemuk dan mudah mengembang. Namun Oprah Winfrey selalu terlihat tampil percaya diri ketika membawakan acara karena dirinya memiliki citra rasa yang baik dalam pemilihan busana.  

Memang bukan perkara mudah untuk mendapatkan model-model busana yang sesuai dengan size tubuh para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar. Akan tetapi, kondisi ini bukanlah berarti membuat mereka hanya bisa berkhayal untuk bisa tampil cantik, menarik, serta fresh.

Ambil sisi positifnya saja. Misalnya : sebagai ajang mengembangkan bakat serta kreatifitas diri dalam merancang busana dan tata rias wajah sendiri.

Kondisi yang serba terbatas seharusnya membuat diri seseorang menjadi lebih kreatif serta inovatif. Jika tidak ingin mengalami kesulitan untuk mendapatkan busana, tidak ada pilihan lain kecuali mulai berolahraga dan mengatur pola makan agar dapat sedikit lebih ramping.

Intinya, para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, juga bisa mengekspresikan diri melalui tampilan busana serta tata rias seperti yang mereka inginkan. Hadirkan penghargaan diri terhadap tubuh dengan mengenakan busana yang bisa membuat diri sendiri selalu tampil always looking good, tidak hanya sebatas good looking saja.

Like a model? Why not.

Fakta menunjukkan, adanya berat badan yang berlebihan, bukanlah sebuah keadaan yang tidak bisa dikendalikan. Dalam hal ini, hadirkan tingkat kesadaran diri untuk berani tampil cantik serta menarik, karena kecantikan seorang perempuan, berawal dari hati dan pikirannya. Syukuri anugerah Tuhan, dengan menghargai tubuh sendiri. Mulailah berolahraga, jaga pola makan makanan dalam takaran yang sewajarnya.

Para perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, haruslah menjadi pribadi yang perduli terhadap kesehatan. Badan yang mengembang di banyak tempat, amat ringkih terhadap penyakit, terutama yang ditimbulkan oleh pola makan makanan yang tidak baik serta berlebihan.

Belajarlah mengendalikan emosi, dengan melatih kesabaran. Rasa-rasanya, tidak mudah untuk bisa mengendalikan mulut semua orang agar tidak mengeluarkan kata-kata hinaan atau cemooh, agar mereka tidak mengolok-olok dan bersikap diskriminatif. Kesabaran hati membuat kehidupan dapat dijalani dengan penuh keikhlasan serta kedamaian.

Whatever the problem is, you must know how to deal with it.

Mendamaian hati ini akan lebih bermanfaat dari pada berusaha sekuat tenaga mendamaikan pikiran orang lain. Harapannya, orang lain dapat bercermin pada sikap hidup kita.

Pada dasarnya, orang berbadan gemuk atau tinggi besar, memiliki masalah yang kompleks, terutama terhadap penilaian dan penerimaan masyarakat atas keberadaan mereka dengan bentuk tubuh yang gembul atau bagaikan raksasa. Namun kondisi tersebut bukan berarti tidak dapat dieliminir.

Tampil cerdas menjadi salah satu kata kunci yang bisa menempatkan seorang perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang selayaknya mereka dapatkan, menggantikan kata-kata kasar atau cemooh yang selama ini mereka terima. 

Yakinkan diri kalau orang gemuk juga bisa menciptakan nilai ekonomis, mampu menghasilkan ragam karya yang spektakuler, seseorang yang penuh dengan ide-ide, inspirasi serta konsep pemikiran yang briliant, dan tahu menangani persoalan secara tepat guna serta tepat sasaran. Semuanya itu bisa dicapai dengan mengandalkan kecerdasan otak serta akal pikiran.

Singkat kata, orang gemuk harus bisa selangkah lebih maju dari orang lain. Tubuh gemuk serta lebih berbobot, bukan berarti mereka tidak berdaya namun seharusnya aktif memberdayakan diri, karena berbadan gemuk hanyalah keadaan diri, sehingga selayaknya tidak menjadi penghalang untuk berprestasi.

Apabila dapat tampil cerdas dan menunjukkan kualitas terbaik diri, orang lain juga akan segan serta emoh untuk menghina tampilan fisik kita.

Dalam hal ini, orang-orang yang berpikiran cerdas adalah orang yang tahu bagaimana cara menyikapi beragam kendala serta permasalahan yang ada, yaitu secara sehat dan juga terhormat. Orang cerdas tidak akan terpengaruh oleh hal-hal yang nggak penting. 

Berbadan gemuk bukan berarti can’t do something atau menjadi penghalang seorang perempuan dengan tubuh montok untuk kreatif, tampil cerdas, dan bisa menunjukkan segenap potensi dirinya. Orang gemuk juga bisa menghadirkan sesuatu hal yang bermanfaat bagi orang lain.

Memang tidak langsung mengubah cara pandang orang lain. Butuh proses waktu agar segenap daya dan usaha yang dilakukan, bisa membentuk karakteristik baru, yang lebih percaya diri, tidak minder, serta berani tampil cantik, untuk menampilkan citra diri dihadapan orang lain. Perlahan, tapi pasti.

Perbedaan dengan perempuan bertubuh ramping hanyalah pada bentuk tubuh, lebih dari itu, tidak ada hal lain yang membuat perempuan berbadan gemuk atau tinggi besar, tampil berbeda. Tuhan juga kasih akal pikiran sehingga setiap orang bisa survival serta merepresentasikan diri. 

Semua tinggal bagaimana kemauan hati untuk membangun image positive terhadap diri sendiri, yaitu dengan memperkuat rasa percaya diri, dan berupaya agar hati serta pikiran tidak mudah goyah karena adanya sugesti negatif yang disampaikan orang lain. Pe-de aja laahhhh...

Tampil cantik? Siapa takuttt...

Sometimes, is not easy. But, you must set your mind free from yesterday and for every words that put it you on crazy situation... it is time for you to make it all dreams come true right now. You can do it.

Be yourself. Starting now. Tunjukkan, siapa dirimu yang sebenarnya. Jangan pernah takut bersaing (secara sehat, tentunya) GBU ALL.

 

 

.Sarlen Julfree Manurung

3 Responses
  1. komen dikit ya kak :)
    Aku juga termasuk cewek berbadan besar. Bongsor!! Ga jarang temen2 ato orang sekitar komen "gede banget sih lu" . Ga jarang juga dulu aku suka minder karna size baju ku selalu yang paling besar, beli sepatu ato sandal nomor yang paling besar, susah dapet ukuran celana dan selalu jahit.

    tapi syukurnya lama2 aku bisa mengubah mind set ku, klo kita pede dan mempunyai innerbeauty maka cantik secara fisik pun akan terlihat. Um lebih tepat nya kharisma kali ya.. (mengingat standart cantik masih belum menjadi sesuatu yang mutlak).

    Tapi juga melihat sekarang ini, perempuan bertubuh di luar standart memang kurang mendapat tempat di masyarakat. Sayang sebagian besar dari kita masih memandang fisik dan mulai berspekulasi dengan pikiran mereka dan gambaran mereka. :(
    Terkadang mereka suka mengecap seenak jidat moyang buyut nya klo cewe berbadan besar itu ga menarik.
    Padahal mereka belum menelusuri dalam nya gimana.
    Toh ada juga sebagian orang yang akhirnya bilang "wajah aja cantik tapi hati nya busuk" tapi tetep aja mereka akan lebih tertarik dengan wajah cantik, sekali pun ntar ujung2 nya mereka akan ngedumel kaya di atas. XD


  2. Terima kasih untuk komentarnya yang menarik.

    Landasan alur tulisan saya ini, merupakan pengalaman pribadi sejumlah teman dan orang-orang terdekat saya (mereka gemuk-gemuk semua). Saya sendiri lumayan gemuk. Namun karena saya pria, mungkin gak ada yang berani meledek saya, kecuali teman-teman dan para sahabat saya.

    Tidak ada alasan bagi perempuan berbadan gemuk untuk menjadi pribadi yang minder dan kurang percaya diri. Caranya :

    Pertama :
    Jangan membiarkan diri sendiri terlena oleh adanya sugesti negatif yang disampaikan orang lain, yang hanya diarahkan pada adanya tampilan body image negative bentuk tubuh. Tersenyumlah jika ada orang lain yang menghina atau mengolok-olok bentuk tubuh, jangan terpancing untuk menjadi emosional.

    Kedua :
    Seperti yang Laurensia katakan, percaya diri saja...!!!

    Yakini diri, selain tubuh yang lebih berbobot, ada hal-hal lain di dalam diri yang juga berbobot dan layak untuk diperhitungkan orang lain sebagai sebuah kelebihan kemampuan. Selain bentuk tubuh, tidak ada hal lain yang membedakan, karena di mata Tuhan, semua adalah sama dan baik adanya.

    Terima kasih untuk komentarnya, Laurensia. Semoga bisa menginspirasi kaum perempuan yang berbadan gemuk atau tinggi besar untuk berani tampil cantik, lebih percaya diri, serta tidak pernah ragu untuk menunjukkan citra diri mereka. Terima kasih & GBU.


  3. Sama2 Kak. :)

    Yang terpenting sih menurut ku bagaimanapun bentuk kita, klo kita ga bisa membangun cintra ato image yang baik tentang diri kita sendiri ya jangan harap orang pun akan mempunyai pandangan baik. Kdang sekalipun kita membangun citra yang baik, itu pun masih di lihat buruk bagi sebagian orang.

    Ya tapi overall menurut ku "kita boleh menilai seseorang tapi tidak berhak untuk menghakimi mereka"


Post a Comment