My Mind

Beberapa waktu belakangan ini, banyak sekali status dan tulisan note (catatan) dari sejumlah orang teman di facebook, yang isinya bertutur tentang kegundahan hati yang menyangsikan serta memudarkan kebesaran makna arti cinta.

Pendek kata : cinta mereka sedang bermasalah atau sedang ada masalah. Energi mereka seakan terkuras untuk mendalami dan memahami kembali, keindahan cinta yang seharusnya selalu bersemi dalam hati mereka.

Sepanjang rentang waktu perjalanan hidup kita, sulit rasanya untuk menghindari adanya masalah agar tidak menaungi diri kita. Padahal, ketika masalah mulai memecah perhatian kita, tidak mudah bagi hati serta pikiran kita untuk segera mendamaikan diri dengan suasana tidak nyaman yang tercipta.

Adanya permasalahan, membuat cinta sulit dicurahkan sepenuh hati, karena terganjal oleh adanya masalah yang menjadi "batu ujian" dalam hubungan cinta kasih dengan kekasih tercinta. Masalah membuat gelora cinta dianggap sebagai perusak harmoni kehidupan.

Cinta yang seharusnya mencerahkan suasana hati dan wajah kita sepanjang hari, kini berganti dengan : rasa kesal, amarah, gelisah, sedih, seungkap rasa kecewa, dan rasa penat. Ada yang hanya tersirat di wajah, namun tidak sedikit orang yang mengekspresikannya dengan berbagai rupa tindakan.

Haruskah kondisi itu terjadi? Masalah ada untuk diselesaikan, bukan untuk didiamkan atau untuk dinikmati.

Kalau ada masalah, bicarakanlah baik-baik, karena sebuah titik temu (kesepakatan untuk saling mengerti, memahami, dan menghargai), tidak akan pernah tercipta kalau dialog tidak ditempatkan sebagai media untuk memecahkan masalah. Cobalah untuk berkompromi, jangan bersikap egois.

Yup, sikap egois adalah musuh terbesar dari hubungan cinta kasih yang sedang dibina. Ketika sikap egois mengemuka, maka diri ini hanya ingin menguasai, bukan menerima adanya kekurangan yang ada pada diri pasangan kekasih hati kita.

Satu kesalahan kecil jangan pula dibesar-besarkan kalau kita tidak ingin masalah kecil itu justru membuat hati dan pikiran kita dipenuhi oleh kesan-kesan buruk atau pola pandangan negatif, yang berkecamuk karena telah tercipta suasana yang penuh dengan ketidak-pastian, hingga akhirnya berkembang menjadi cerita kehidupan yang tidak ingin kita lalui atau hadapi.

Sebisa mungkin, jangan biarkan diri kita ini mudah untuk mengucapkan kata-kata kecaman, kata-kata yang merendahkan, atau kata-kata hinaan. Kendalikan mulut kita, dan jangan membiasakan diri untuk menyerang pribadi seseorang karena itu sama artinya menambah besar ranah permasalahan.

Ingatlah.. Sebuah kata kecaman atau hinaan, pada dasarnya bisa menimbulkan perasaan ditolak atau dipersalahkan, bukan mengayomi, menghibur atau mendukung. 

Mengedepankan sikap emosional, tidak akan pernah berhasil menyelesaikan masalah. Demikian pula saat hubungan cinta kasih sedang ada masalah, emosi bukanlah pilihan tepat untuk mendamaikan suasana hati.

Oleh sebab itu, ungkapkanlah segala sesuatunya, khususnya untuk hal-hal yang menjadi uneg-uneg atau kecurigaan kita akan sesuatu, dengan baik-baik, tanpa harus mengecam, tanpa harus menghina, atau mengeluarkan kata-kata mengumpat.

Pada situasi atau kondisi tertentu, kesalahan memang sangat mungkin saja terjadi. Tapi itu bukan berarti, kita dapat dengan bebas menyatakan bahwa kesempurnaan dan nilai-nilai kebenaran itu seutuhnya ada pada diri kita

Kita harus menyadari, bahwa setiap hubungan cinta kasih yang mengalami keretakan dan berakhir dengan putusnya hubungan cinta kasih, selalu diawali oleh adanya suatu masalah, suatu perbuatan curang (selingkuh) atau adanya suatu pola pemikiran yang tidak lagi sejalan, dimana semua keadaan itu, tidak lagi dapat dikomunikasikan secara baik-baik dengan kekasih.

Artinya, selain diputuskan oleh kematian, tidak ada satu pun cerita putus hubungan cinta kasih yang terjadi secara baik-baik. Semua peristiwa putus hubungan pacaran (atau kisah hubungan suami-isteri) pasti karena ada penyebabnya. Oleh sebab itu, kedewasaan sikap diantara masing-masing pihak yang menjalin hubungan cinta kasih, perlu terus dijaga.

Apabila memiliki rasa tidak puas, buatlah diri pasangan kekasih hati kita untuk memahami dengan cara-cara yang sederhana, bahwa kita tidak puas dengan sikapnya. Jangan pernah menjadi "buas" karena ada rasa tidak puas pada sikap atau dalam diri pasangan kita.

Well, cinta mungkin juga bermasalah. Apabila itu terjadi, kita tidak memiliki pilihan yang lain, selain merundingkan jalan terbaik atas kondisi itu, agar tidak ada upaya untuk menyakiti, tentunya, dengan mengatasnamakan cinta. Berhenti sejenak... pikirkan masak-masak... dan nyatakan dengan bijak.

Ingatlah selalu, bahwa tiap orang punya kesempatan untuk memperbaiki keadaan pada saat ada masalah menaungi cinta. Dalam kelebihan yang kita miliki, pasti kita memiliki kekurangan. Oleh karena cinta, kekurangan itu dapat tertutupi dengan kelebihan yang dimiliki oleh pasangan kekasih hati kita. Gunakan itu untuk tampil lebih baik, bukan untuk menekan lebih keras. 

Memang, segala sesuatunya itu, ada saatnya. Namun, ketika cinta adalah dasarnya, kita bisa menjadi bintang ditengah gelapnya malam, apabila kita biarkan cinta itu menjadi "malaikat" yang menyejukkan setiap kasih yang melingkupi diri dan hati kita.

So, jangan biarkan masalah menyandung adanya cinta didalam hati dan diri kita. Lakukan segala sesuatunya dengan didasari oleh cinta.

 

 

.Sarlen Julfree Manurung

1 Response

Post a Comment