Meredam Prahara Cinta
By : Sarlen Julfree
It is a bad day…
Ketika kamu ingin menggapai cinta,
Cinta itu justru mencampakkan mu
Menganggapmu sebagai seseorang yang sedang bermimpi
Menganggapmu sedang terlelap dalam khayalan…
Menganggapmu terlalu berharap pada cinta...
Bagaikan seseorang yang tak mengerti,
Kalau cinta, memang untuk dibagi…
Meskipun dirinya tahu, kalau kamu, bersungguh-sungguh…
It is a hard day…
Penolakan itu merapuhkanmu
Membuatmu tak henti menangis tersedu,
Hingga mampu meremukkan hati,
Menjerumuskanmu ke dalam jurang kepedihan,
Hadirkan sederet luka, hempaskan harapan…
Sepi, masih tetap sendiri...
It is not a good way…
Jika engkau membiarkan dirimu larut,
Melarung dalam kepedihan yang tak ingin kamu rasakan…
Terlalu lama merenungi kehampaan yang telah tercipta,
Dan membuat hidupmu tiada bergairah…
Oleh penat prahara cinta, yang hinggap di hati mu
It is time for wake up…
Kehidupan menunggumu ‘tuk kembali
Menjadi dirimu yang dulu lagi…
Meskipun berat ‘tuk melupakan,
Meskipun pedih ‘tuk mengingat,
Betapa tertindas hati karena kecewa…
Namun waktu tak pernah mau kompromi,
Membiarkan mu lupa pada masa depan hidupmu...
Mungkin, itu semua memang harus kamu jalani
Karena lebih baik cinta ditolak,
Dari pada hatimu meratap, setelah cinta lama melekat…
Itu adalah sebuah tanda,
Bahwa kamu masih harus mencari,
Mendapatkan cinta dari pribadi yang lebih baik,
Yang terbaik untuk hati dan hidupmu…
Biarkan semusim berlalu,
Asalkan kamu,
Prahara cinta bukanlah akhir hidup,
Yang akan menenggelamkan hidupmu…
Jakarta, 21 July 2008
My desk, time : 17.05 PM
By : Sarlen Julfree
It is a bad day…
Ketika kamu ingin menggapai cinta,
Cinta itu justru mencampakkan mu
Menganggapmu sebagai seseorang yang sedang bermimpi
Menganggapmu sedang terlelap dalam khayalan…
Menganggapmu terlalu berharap pada cinta...
Bagaikan seseorang yang tak mengerti,
Kalau cinta, memang untuk dibagi…
Meskipun dirinya tahu, kalau kamu, bersungguh-sungguh…
It is a hard day…
Penolakan itu merapuhkanmu
Membuatmu tak henti menangis tersedu,
Hingga mampu meremukkan hati,
Menjerumuskanmu ke dalam jurang kepedihan,
Hadirkan sederet luka, hempaskan harapan…
Sepi, masih tetap sendiri...
It is not a good way…
Jika engkau membiarkan dirimu larut,
Melarung dalam kepedihan yang tak ingin kamu rasakan…
Terlalu lama merenungi kehampaan yang telah tercipta,
Dan membuat hidupmu tiada bergairah…
Oleh penat prahara cinta, yang hinggap di hati mu
It is time for wake up…
Kehidupan menunggumu ‘tuk kembali
Menjadi dirimu yang dulu lagi…
Meskipun berat ‘tuk melupakan,
Meskipun pedih ‘tuk mengingat,
Betapa tertindas hati karena kecewa…
Namun waktu tak pernah mau kompromi,
Membiarkan mu lupa pada masa depan hidupmu...
Mungkin, itu semua memang harus kamu jalani
Karena lebih baik cinta ditolak,
Dari pada hatimu meratap, setelah cinta lama melekat…
Itu adalah sebuah tanda,
Bahwa kamu masih harus mencari,
Mendapatkan cinta dari pribadi yang lebih baik,
Yang terbaik untuk hati dan hidupmu…
Biarkan semusim berlalu,
Asalkan kamu,
Prahara cinta bukanlah akhir hidup,
Yang akan menenggelamkan hidupmu…
Jakarta, 21 July 2008
My desk, time : 17.05 PM
tanks mas
wake up.......... wake up
dunia ini masih panjang
perlu kita selusuru jalan yang Ia beri
masih luas membentang langkah yg kita tempuh tuk menggapai kebahagiaan
lumayan untuk menyemangatiku,.Tq maass ^^
ahhahhah... puisi yang tidak menghibur dan membesarkan hati bangedh...
Iya, harus wake up... Gak capek apa, menangis terus?
Kamu benar, jalan kehidupan ini, masih panjang, masih banyak yang bisa diraih, termasuk pacar yang nantinya benar-benar sayang sama kita.
Keep on smiling face...
.Sarlen Julfree Manurung
Memang gak bangedh, tapi bisa menghibur dan membesarkan hati kannn...??? keep on smiling face...
Persiapan kalo suatu saat patah hati lagi dan lagi...he-he-he-he...
huahahahahaha...
Siap Payung sebelum hujan ni ceritanya. haahaha...... puisi yg bagus.
hahahaha... trima kasih... terima kasih... bukan, ini real untuk teman yang baru saja ditolak sama seorang cewek karena teman saya itu (menurut dia) gak ganteng.