My Mind
Banyak hal yang dapat ditemui dalam sketsa kehidupan apabila setiap individu manusia menempatkan kepercayaan sebagai pandu dalam membuat sebuah keputusan, khususnya sebuah keputusan yang menentukan adanya sebuah kemajuan, seperti halnya kemajuan karir orang lain.

Kepercayaan tidak muncul dengan sendirinya, namun dengan dilandasi oleh adanya dua faktor penting : adanya kecenderungan untuk dapat mempercayai (propensity to trust) dan adanya proses analisis untuk dapat menentukan besaran nilai kepercayaan.

Pada dasarnya, dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain, seseorang membutuhkan adanya "keyakinan" teramat kuat, dimana keyakinan itu, semakin memperteguh berbagai bentuk pertimbangan yang telah diambil, sehingga dalam mengambil keputusan, segala sesuatunya telah dilandasi oleh dasar pertimbangan serta penilaian (argumentasi, alasan) yang kuat pula.

Namun, itu bukan berarti, nilai-nilai keyakinan yang telah mengemuka dari dalam hati dan telah menjadi bagian dari dasar pengambilan keputusan untuk memberikan kepercayaan kepada orang lain, bersifat permanen serta tidak tergoyahkan. Tidak ada yang bisa menjamin 100 % kedalaman hati seseorang.

Seharusnya, nilai dari sebuah keyakinan adalah kondisi absolute yang mengemuka dalam diri seseorang kaena memegang teguh prinsip-prinsip yang dipercaya mengandung nilai-nilai benar. Akan tetapi nilai keyakinan itu dapat berubah apabila seketika apabila ada hal-hal lain yang kembali dipertimbangkan.


Kepercayaan Kepada Anas Urbaningrum

Anas Urbaningrum baru saja terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010 - 2015 dalam Kongres II Partai Demokrat yang diadakan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Bisa dikatakan, keberhasilan Anas Urbaningrum diraih berkat kemampuan dan kerja keras para anggota tim suksesnya untuk dapat meyakinkan sebagian besar peserta Kongres II Partai Demokrat, bahwa Anas Urbaningrum merupakan sosok yang tepat untuk diangkat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010 - 2015.

Usia Anas Urbaningrum memang lebih muda apabila dibandingkan dengan Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. Namun ternyata, faktor usia tidak menjadi pertimbangan. Demikian pula dengan dukungan dari anak Ketua Pembina Partai dan besarnya kekuatan dana yang dipakai untuk menyokong kegiatan kampanye dari salah seorang kandidat calon Ketua Umum.

Penampilan Anas Urbaningrum yang bersahaja dan tenang, serta didukung dengan catatan karir politik yang baik, ternyata lebih menggugah hati dari sebagian peserta Kongres II Partai Demokrat, hingga akhirnya memilih Anas Urbaningrum untuk diangkat sebagai pemimpin Partai Demokrat.

Ranah persaingan memang menuntut adanya upaya untuk meyakinkan sejumlah besar orang agar bersedia untuk memberikan kepercayaan. Nampaknya, kepercayaan itu dapat diperoleh, meskipun Anas Urbaningrum harus berhadapan dengan para seniornya, yaitu Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng..


Kepercayaan Kepada Individu dari Organisasi Internasional

Sri Mulyani Indrawati, telah diminta kesediaannya oleh Gubernur Bank Dunia untuk mengisi salah satu posisi Managing Director di World Bank yang sedang lowong.

Pemilihan Sri Mulyani oleh Bank Dunia untuk dapat menduduki salah satu jabatan di lembaga keuangan dunia tersebut, didasari oleh adanya penilaian baiknya kemampuan dan reputasi yang telah ditunjukkan Sri Mulyani selama menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan RI, maupun saat menduduki jabatan penting lainnya, baik di pemerintahan atau di lembaga keuangan dunia lainnya.

Besarnya nilai kepercayaan Bank Dunia atas kemampuan dan reputasi Sri Mulyani didapatkan setelah melihat bagaimana keberhasilan Sri Mulyani untuk melepaskan Indonesia dari krisis ekonomi global, dan memperbaiki kinerja pasar modal, menindak perilaku korup para karyawan dalam lingkup departemen yang dipimpinnya, dan menstabilkan nilai tukar mata uang rupiah.

Semua keberhasilan serta pencapaian yang dihadirkan Sri Mulyani selama memegang jabatan sebagai Menteri Keuangan RI tersebut, menjadi bahan pertimbangan dan penilaian Bank Dunia untuk meminta Sri Mulyani agar dapat bergabung dengan Bank Dunia.

Terhitung mulai tanggal 1 Juni 2010, Sri Mulyani sudah menempati pos-nya yang baru, yaitu sebagai salah seorang Managing Director Of World Bank.


Kepercayaan dalam Dunia Usaha

Nilai-nilai kepercayaan sangat dibutuhkan oleh pelaku-pelaku usaha. Dalam dunia usaha, menghadirkan kepercayaan kepada publik atau meyakinkan rekanan bisnis agar bersedia melakukan kerja sama usaha, merupakan sebuah prasyarat yang harus dihadirkan oleh para usahawan, dan merupakan kondisi yang harus dibangun serta terus dikembangkan semenjak awal aktifitas usaha dijalani.

Sebuah usaha dapat terus berkembang menjadi besar karena adanya kuatnya nilai-nilai kepercayaan yang diberikan oleh mitra-mitra usaha dan dari masyarakat sebagai konsumen pengguna jasa atau hasil produksi perusahaan.

Pierre Omidyar, seorang pria keturunan Iran yang lahir di Paris, Perancis, dan tinggal di Amerika Serikat, pada tanggal 4 September 1995 mendirikan perusahan perdagangan online melalui internet yang diberi nama EchoBay.com (kemudian dipatenkan dengan nama eBay.com).

Saat ini, jenis usaha perdagangan yang dilakukan secara online melalui internet, telah menjadi bagian dari kegiatan usaha yang menjanjikan.


Nilai Sebuah Kepercayaan

Pada dasarnya, butuh waktu lama untuk bisa menghadirkan kepercayaan. Seorang menteri nonkonformis Inggris (pada eranya), Isaac Watts (1674 - 1748) mengatakan : belajar untuk mempercayai orang lain merupakan salah satu pekerjaan yang paling sulit untuk dilakukan.

Ketika kepercayaan telah mengemuka, segala sesuatunya tinggal tergantung bagaimana kita menjaga nilai-nilai kepercayaan yang telah diberikan orang lain kepada kita karena hanya butuh satu kesalahan kecil untuk dapat mencabut kembali kepercayaan yang telah diberikan kepada kita.

Kepercayaan merupakan salah satu bentuk apresiasi tertinggi yang bisa diberikan orang lain kepada kita, khususnya dalam hal, memperlebar jalan kemajuan karir kita. Itulah sebabnya dikatakan, kepercayaan itu mahal harganya.

Anas Urbaningrum, Sri Mulyani, dan Pierre Omidyar sudah mendapatkannya. Karir dan usaha mereka terus menanjak ketika sebuah kepercayaan telah menghampiri diri mereka. Bagaimana dengan kamu?



.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
When I want to tell you about the most beautiful love in my heart, and it was never separated from the presence of you who fill my heart in my days.

I'm ahead of the days with you, in love, in anger ... in togetherness, in solitude ... in joy and in pain. Everything flows as a desire to love each other in unity among us.

Yes .. many things we have done together, so I could know you, and you know me well. It all could happen, because there is love between us.

Perhaps, a series of days of our togetherness, filled with anger, so sometimes, we are a lot of energy being drained to the same perception or to find solution. Indeed, it is not a mistake.

I know, there are things that are difficult for us to imagine that we can receive as a difference. But again I say, I'm glad we're going to learn to understand them. And that's why, I never changed to always love you. I choose you cause there's no reason to not choosing you.

All the passion of my love, will always be on you, not just good times, but also when unrest swept your heart.

When you are down, i do something to make you strong again. i'll do that, cause i don't want to see you sad. i'll do that, cause i want to see your smile again. i'll do that, because i love you.

It is important for me to see you happy : do everything, talking anything, and go anywhere, because i know, it's all going to liberate your heart, and can make you enjoy your life again. I will never spend time looking at you smiling happily.

When distance separates us, I know, if that's not going to change the whole feeling is in our hearts. It all happened, because we had carved out the love in writing each of our hearts.

Often times I am weak. I'm so sorry. I hope you know that it wasn't me. But it all has made me, not like me so far you see before your eyes.

Now, I hope, the greatness of the meaning of love, always in our hearts ... my heart and your heart. I do not want everything to dissolve in the troubled because we have not found an answer to the spirit and ideals of both of us. Believe me, all these things will happen, if we give into the hands of God, because God knows it will be our good intentions.

God Bless You, my dear.


I, who love you with all my heart.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Ingvar Kamprad, adalah seorang industriawan terkenal asal Swedia. Dalam suatu kesempatan, Ingvar Kamprad pernah berkata : "Hanya mereka yang tidur sajalah yang tidak membuat kesalahan."

Apabila ditelaah lebih jauh, tidur yang dimaksudkan dalam perkataan Ingvar Kamprad tersebut, memang merupakan aktifitas istirahat yang biasa kita lakukan pada malam atau siang hari. Yup, tidur dalam arti yang sesungguhnya.

Oleh sebab itu bisa dikatakan, kalau perkataan Ingvar Kamprad tersebut bukanlah sebuah pernyataan yang ingin dikembangkan dalam kerangka berpikir imajinatif, karena pada saat tidur, seseorang tidak melakukan suatu aktifitas apapun.

Bagaimana mau berbuat salah, orang tidur 'kan, tidak melakukan apa-apa. Terkadang, hanya ada satu hal yang bisa dilakukan : menghasilkan suara-suara pengisi malam dalam nada C ke G trus ke E... nadanya kres minor pula (maksud saya, suara mendengkur).

Well, apakah benar, saat seseorang sedang tidur, dirinya memang tidak pernah berbuat salah?

Menemukan kesalahan pada saat seseorang sedang tidur, mungkin merupakan sebuah perkara yang unik untuk dilakukan, karena pada saat tidur, selain tidak melakukan aktifitas apapun, seseorang yang sedang tidur, berada dalam keadaan tidak sadar.

Oleh sebab itu, adanya kesalahan yang terjadi saat seseorang sedang tidur, dapat dianggap sebagai sebuah tindakan tidak sengaja atau diluar kesadaran.

Jadi, pernyataan yang benar adalah : kesalahan bisa terjadi "karena" seseorang tidur.

Sebuah kesalahan "karena" tidur (tertidur / ketiduran), terjadi apabila ada latar belakang kisah kehidupan yang sebelum seseorang itu tidur. Oleh karena telah membiarkan dirinya tidur, seseorang melakukan salah. Dalam hal ini, kesalahan yang terjadi dapat dikatakan sebagai sebuah kelalaian.

Kesalahan "karena" tidur, bisa menimbulkan kerugian material, minimal, munculnya suatu kondisi yang tidak menyenangkan pada diri orang lain atau pada diri sendiri.

Besar kemungkinan, keadaan itu pernah pula kita lakukan dalam kehidupan kita, yaitu sebuah kesalahan yang terjadi "karena" kita telah membiarkan diri kita terlelap dalam tidur.

Jadi bisa dikatakan, pada saat tidur, seseorang "juga bisa" membuat kesalahan. Bukan karena dirinya tidur, namun sebagai sebuah kelalaian, yang terjadi karena membiarkan diri tertidur sehingga ada pihak-pihak yang dirugikan atau mengalami kerugian.

Adapun contoh bentuk kesalahan yang tercipta oleh "karena" tidur (dalam arti : tertidur / ketiduran), yaitu : pengingkaran terhadap sebuah janji atau rencana bertemu, terjadinya kebakaran karena tidur pada saat memasak, dan adanya tindak kejahatan.

Terlepas dari ada-tidaknya dosa yang terjadi pada saat seseorang sedang tidur, maka bisa dikatakan : di saat tidur, seseorang juga bisa berbuat salah.

Ingvaar Kamprad sendiri menerjemahkan pola pemikirannya, hanya sebatas aktifitas tidur, dan tidak dihubungkan dengan adanya aktifitas yang seharusnya dilakukan apabila seseorang tidak tidur / memilih untuk tetap terjaga.

Hal inilah kiranya yang menjadi landasan pemikiran Ingvar Kamprad saat dirinya membuat pernyataan tentang : "Hanya mereka yang tidur sajalah yang tidak membuat kesalahan."

Jadi, meskipun belum ada penelitian lebih lanjut, namun bisa dikatakan, apa yang dikatakan oleh Ingvar Kamprad, masih belum tepat. Setidaknya, dibutuhkan penjelasan yang bisa spesifik, sehingga tidak ada orang yang menterjemahkan pernyataan Ingvar Kamprad tersebut untuk membuat alibi pembenaran ketika melakukan tindak kejahatan.

Tidak salah kalau kita tidur. Namun sebelum hal itu kita lakukan, kita harus menepati atau mengingat segenap tugas dan tanggung jawab yang sudah kita sepakati untuk kita lakukan / perhatikan, serta yang harus kita jalani apabila kita tidak...tidur. Pasti, ada satu momen yang kita lewati.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 1 comments | | edit post
My Mind

Seorang filsuf asal Jerman, Erich Fromm (1900 - 1980) mengatakan :"Orang kaya bukanlah mereka yang memiliki banyak harta, akan tetapi mereka yang banyak memberikan miliknya untuk orang lain."

Banyak orang yang mengatakan/mengakui bahwa pernyataan Erich Fromm itu, benar adanya. Namun buat saya sendiri, pernyataan Erich Fromm tersebut, belum menyentuh kalbu saya. Dalam hal ini, posisi saya adalah belum sepenuhnya sependapat.

Tidak sependapat saya karena saya memikirkan posisi orang miskin dan orang super miskin dalam konteks pemikiran sederhana serta teramat datar atas pernyataan Erich Fromm itu. Bagaimana dengan kondisi mereka, yang jangankan banyak memberikan miliknya, untuk dapat menjalani kehidupan mereka sendiri saja membutuhkan pertolongan?

Memang cukup kental nuansa filosofis yang mengilhami isi ucapan Erich Fromm itu. Saya sendiri merasa, point penting yang ingin diangkat oleh Erich Fromm terletak pada kata "pengorbanan", dimana setiap tindakan pengorbanan, bisa menghadirkan kepuasan (terutama kepuasan batin). Jadi ini bukan soal kekayaan harta benda.

Ketika kita berani berkorban untuk orang lain, maka kita sudah "kaya", dan apabila kita melakukannya dalam banyak kesempatan, maka sesungguhnya kita sudah teramat "kaya".

Yup, kaya yang sesungguhnya, karena ini soal kebesaran hati.

Apakah ini berkaitan pula dengan harta benda? Kelimpahan harta benda adalah bonusnya... Sebuah tindakan baik, pasti ada nilai yang akan diperoleh, tapi tidak selamanya berbentuk...harta kekayaan.


Salam damai. GBU ALL



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Wajah seorang senior manager terlihat berubah menjadi merah saat seorang calon karyawan yang sedang mengikuti kegiatan training, mengkoreksi isi dari salah satu paragraf dalam makalah training yang sedang dibawakan oleh sang manager.

Pada intinya, calon karyawan itu mengkoreksi isi paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat pendek, dimana masing-masing kalimat, meskipun berada dalam konteks pembahasan yang sama, namun isinya menerangkan alur pemikiran yang berbeda. Oleh karena dituliskan dengan minim tanda baca, sehingga pemahaman terhadap kalimat-kalimat yang saling berkaitan tersebut, dapat disimpulkan secara berbeda oleh pembacanya.

Nampaknya, sang manager tidak senang dengan adanya "koreksi kecil" yang dilakukan oleh seorang calon karyawan tersebut atas makalah yang dibuatnya. Rasa tidak senang karena sedikit emosi (sebab merasa telah dipermalukan), dan bukan karena malu (sebab merasa telah melakukan kesalahan penulisan uraian kalimat-kalimat yang berkaitan).

Hal ini bisa terlihat dari tekanan kata-kata yang diucapkan oleh senior manager pada saat menanggapi koreksi dari seorang calon karyawan terhadap pemahaman paragraf yang terdapat dalam makalah training yang dibawakan sang senior manager.

"Kalau saudara pintar, tentunya saudara paham dan dapat menangkap arah dari uraian kata-kata yang saya sampaikan dalam paragraf tersebut," demikian tanggapan dari senior manager itu dengan suara tegas.

Komunikasi dua arah antara seorang atasan dengan karyawan yang dipimpimnya, sering kali mengalami hambatan hanya karena karyawan berani mengajukan koreksi atas pernyataan atau uraian informasi yang disampaikan oleh sang atasan, baik secara lisan atau secara tertulis.

Ada kecenderungan, seorang atasan membatasi diri untuk berkomunikasi dengan para karyawan yang dipimpinnya, karena tidak ingin integritas dirinya sebagai seorang atasan, terganggu oleh kedekatan diri dengan para karyawan (in personal).

Hal ini juga terjadi karena seorang atasan merasa bahwa dirinya adalah pihak yang mengangkat atau mempekerjakan seorang karyawan, sehingga seorang karyawan - suka tidak suka - sebaiknya tetap memposisikan diri sebagai individu pekerja yang tugasnya mengerjakan pekerjaan yang dinyatakan oleh atasan mereka.

Sikap menjaga jarak yang diterapkan oleh sejumlah besar atasan tersebut, merupakan sebuah keadaan yang terkadang harus dilakukan untuk menjaga agar harmonisasi hubungan dengan seluruh karyawan, dapat terjaga dengan baik.

Namun sering kali sikap tersebut mengemuka karena seorang atasan ingin menunjukkan kuatnya posisi dan "kuasa" yang dimilikinya, dengan membentuk lingkaran kekuasaan yang sebisa mungkin terjaga dengan baik, sehingga tidak ada peluang bagi para karyawan untuk menggeser posisinya.

Oleh sebab itu, apabila ada seorang karyawan yang mengkoreksi atau mengkritisi kepemimpinannya, seorang atasan cenderung bersikap protektif, dibandingkan sikap menerima adanya koreksi atau kritik yang dinyatakan kepadanya.

Padahal, apabila seorang atasan mau menjadi seorang pendengar yang baik, terutama atas koreksi dan kritik yang disampaikan oleh para karyawan yang dipimpinnya, sesungguhnya atasan tersebut telah mendapat suatu pola pembelajaran baik, seperti : mengetahui tingkat kemampuan karyawan, menjalin keakraban, dan lain sebagainya.

Esensi dari sebuah pernyataan yang bersifat koreksi atau mengkritisi adalah sama, yaitu memperbaiki hal-hal yang masih dirasakan kurang tepat / tidak benar.

Jadi, apabila seorang atasan dikoreksi atau dikritik oleh para karyawan yang dipimpinnya, itu bukan berarti mereka ingin melakukan kudeta atau unjuk kebolehan kepada atasannya, namun ingin memberi telaah benar dan lebih tepat atas sesuatu hal yang dirasakan sudah benar oleh sang atasan.

Ini sama artinya, para karyawan sangat menghargai posisi atasannya dengan menyampaikan atau melakukan yang benar, bukan sebuah kesalahan.

Terimalah adanya koreksi atau kritik sebagai sebuah keinginan para karyawan untuk membangun, bukan untuk menjatuhkan. Membiarkan sesuatu hal yang salah, juga bukan sebuah tindakan benar.

Namun perlu juga diingat, bagaimana aturan dan cara menyampaikan koreksi atau kritik kepada atasan. Lakukan dengan sopan dan gaya bahasa yang tidak memojokkan. Sampaikan dengan argumentasi, agar atasan yang dikoreksi atau dikritik tahu dan menyadari, adanya kesalahan yang telah dilakukannya.

Jadi, tidak perlu marah kalau ada karyawan yang mengkoreksi atau mengkritik (apalagi kalau koreksi atau kritik yang disampaikan oleh karyawan, adalah sesuatu hal yang benar), sebab itu sama artinya, mereka juga ingin atasannya memiliki pengetahuan atau cara pandang yang tepat dan benar. Mereka memang karyawan, tapi mereka juga punya otak untuk melihat serta menyampaikan kebenaran.




.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Ada satu kolom tulisan di harian surat kabar KOMPAS edisi hari Minggu yang selalu menarik perhatian saya untuk membacanya. Daya tarik terbesar dari kolom tulisan itu ada pada ragam tema tulisan yang disajikan dengan menggunakan pilihan kata dan gaya bahasa sederhana. Nama kolom tulisan yang saya maksudkan tersebut, adalah PARODI, diasuh oleh Samuel Mulia.

Samuel Mulia memang mencoba untuk memparodikan kisah-kisah atau pengalaman kehidupan sebagai bahan tulisannya. Topik-topik yang diangkat sebagai bahan tulisan merupakan sebuah kondisi aktual, sehingga dapat menjadi bahan pemikiran atau pencerahan bagi orang-orang yang membaca tulisannya.

Baiknya kemampuan Samuel untuk merangkai kata-kata, membuat sebuah topik bahasan berat menjadi terasa ringan karena diwacanakan secara cerdas, sehingga menarik untuk dibaca hingga kata terakhir.

Konsep pembahasan yang ditawarkan Samuel Mulia, cenderung tidak diarahkan untuk memberikan jawaban atau jalan keluar dari pemecahan masalah, akan tetapi berupa pandangan-pandangan inspiratif yang dapat mengilhami pembaca tulisannya, untuk dapat memahami bagaimana alur sebuah peristiwa kehidupan dapat merubah jalan kehidupan.

Dalam banyak tulisannya, Samuel Mulia memang mencoba untuk mengkritisi dan memberikan suatu pola pemahaman yang tepat terhadap sebuah cerita kehidupan maupun keadaan yang telah membuat banyak orang tidak mengerti dan terperangkap dalam dilema, hingga akhirnya mendapatkan wawasan serta cakrawala baru untuk menyikapinya.

Argumentasi yang disampaikan Samuel, cenderung dinyatakan dengan kerangka atau perspektif berpikir imajinatif namun rasional, terutama untuk keadaan atau hal-hal yang selama ini dinilai janggal atau tidak mudah dicerna oleh alam pemikiran sederhana, yang mampu menjebak banyak orang dalam suasana tidak pasti, sehingga mengganggu benak pikiran dan menimbulkan persoalan baru.

Bisa dibilang, kesimpulan dari banyak tulisan Samuel Mulia, hanya berisikan pesan-pesan moral semata, karena memang, banyak hal-hal baik yang disampaikan Samuel Mulia melalui tulisan-tulisannya.


NATO dan Omdo

Tulisan Samuel Mulia yang dimuat pada hari Minggu (02/05/10) kemarin, diberi judul NATO (no action talk only) dan Omdo (omong doang). Judul tersebut diambil berdasarkan tulisan artikel yang dimuat di sebuah majalah wanita yang baru saja dibacanya.

Banyak orang, dengan didorong oleh keinginan, niat, serta maksud baik, sering kali mengirimkan atau menyampaikan pesan-pesan simpatik melalui SMS atau Blackberry Messenger (BBM) kepada teman, sahabat atau orang-orang yang dikasihinya.

Apabila disimak dan ditelaah lebih jauh esensinya, tidak ada yang salah dari pesan-pesan simpatik itu. Bahkan tidak sedikit isi dari pesan-pesan simpatik tersebut, mampu menggugah, menegur, atau bahkan membantu kita untuk menyadari akan kesalahan atau kekurangan di dalam diri kita.

Namun sering kali pernyataan benar yang melekat dalam pesan yang dikirimkan itu, hanya selintas saja menyentuh hati nurani yang paling dalam, karena kita segera melihat, siapa orang yang menyampaikan pesan simpatik itu kepada kita.

Kondisi ini bisa terjadi karena kita segera membuat penilaian bahwa isi dari pesan yang disampaikan, berbanding terbalik atau berbenturan dengan konsep kehidupan yang dijalani oleh penyampai pesan simpatik tersebut.

Samuel Mulia membahasakan pernyataan diatas dengan : “Kalau seorang pezinah menganjurkan orang lain untuk hidup dalam kebenaran, si pezinah ini maunya apa ya?”

Apabila seseorang yang hidup benar menyampaikan hal-hal simpatik dengan tujuan baik, tentu saja tidak akan menjadi masalah karena dirinya sudah memilih untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Sang Khalik.

Lalu, bagaimana kalau orang yang menyampaikan pesan simpatik dan bertujuan baik itu, adalah orang yang suka berselingkuh, suka berbohong, suka menipu, atau suka menghadirkan pertentangan dengan orang lain?

Tentu saja, tindakannya itu akan mendapatkan tanggapan apatis dari orang yang menerima pesan simpatik tersebut (meskipun orang yang menerima pesan itu, ternyata menjalani pula pola serta gaya hidup yang tidak benar).


Dampak Sebuah Stigma Negatif

Pada dasarnya, sikap dan penerimaan masyarakat akan terlihat lebih protektif kepada orang-orang yang terkenal dengan sikap atau perilaku tidak baik, dibandingkan dengan sikap serta penerimaan masyarakat kepada orang-orang yang terkenal dengan sikap atau perilaku baik di mata masyarakat.

Masyarakat akan terlihat lebih hati-hati apabila berhadapan / berkomunikasi dengan orang-orang yang sikap atau perilakunya dianggap belum mencerminkan sikap atau perilaku dari individu manusia lainnya. Kondisi ini membuat masyarakat tidak mudah menerima adanya pandangan, masukan atau informasi dari orang-orang yang tidak mencerminkan “budaya” yang sama dengan mereka.

Kenyataannya, stigma negatif yang terlanjur dilekatkan pada diri seseorang, akan mempengaruhi pula penilaian masyarakat atas pernyataan atau ungkapan benar yang diucapkannya.

Adanya sikap seseorang yang terlanjur dinilai negatif, memang bisa menyulitkan posisi seseorang sebab penilaian buruk atas sikap atau perilaku tidak baik yang dimilikinya, akan terus melekat dan sulit untuk dihapuskan. Padahal butuh waktu cukup lama untuk dapat membebaskan diri dari lingkaran anggapan buruk yang terlanjur melekat / dilekatkan pada diri seseorang.

Faktanya, apa yang disampaikan oleh Samuel Mulia, benar adanya. Kita mungkin pernah pula terkena dampak dari adanya stigma negatif yang dihadirkan oleh orang-orang di sekitar kita.

Pada saat hal itu terjadi, akan sangat terasa sekali kalau orang lain tidak akan mudah mempercayai atau segera mengaminkan adanya pandangan, masukan maupun informasi benar yang kita nyatakan, sebab stigma negatif telah membuat orang lain menilai pernyataan yang kita sampaikan, tidak sebenar sikap atau perilaku kita.


Menilai dengan Dasar, Bersikap secara Santun

Sering kali kita - dalam kondisi sadar - terlalu cepat membuat suatu penilaian negatif terhadap sebuah masukan yang disampaikan, hanya karena kita lebih cepat memandang atau mengingat apa, siapa, dan bagaimana diri orang yang menyampaikan masukan baik tersebut.

Sesuatu yang baik, akan tetap bernilai baik, kecuali kita mencoba membuat pandangan yang berbeda, sehingga kita tidak menemukan hal baik dari hal baik tersebut.

Jangan pernah membuat penilaian tanpa terlebih dahulu kita memperhatikan baik-buruknya tindakan atau ucapan kita itu kepada orang lain, sebab kita harus membuka pintu harapan kepada orang lain untuk bisa dipandang / dikenal apa adanya diri mereka.

Kita tidak bisa selalu membangun sebuah gagasan pemikiran skeptis maupun asumsi pemikiran negatif terhadap berbagai masukan atau informasi yang ditawarkan / dikemukakan orang lain kepada kita, apa lagi kalau hal-hal baik itu dinyatakan untuk menginspirasi hidup kita agar kita dapat hidup lebih baik, atau sengaja dinyatakan untuk kebaikkan diri kita.

Pada sisi yang lain, mewacanakan sebuah pesan, pandangan, masukan, atau informasi benar, yang bisa membuat orang lain tampil baik, kiranya dapat diselaraskan dengan sikap serta perilaku sehari-hari, agar setiap ucapan atau tindakan kita, tidak kembali dalam bentuk cemooh atau diacuhkan tanpa ada kesan mendalam di hati dan benak pikiran orang lain.

Feed back dari sebuah keadaan, memang sebaiknya dimulai dengan melakukan introspeksi diri, mencoba menelaah lagi hal-hal yang menyebabkan kita belum mencapai hasil maksimal seperti yang kita inginkan, atau kenapa kita bersikap reaktif terhadap suatu keadaan yang membuat diri kita tidak nyaman dengan sebuah peristiwa yang kita alami.

Dalam hal ini, Samuel Mulia menterjemahkan hal-hal baik yang diperoleh dari keadaan yang dirasakan atau dialaminya melalui kata-kata :
"Sekarang saya mengerti bahwa doa-doa saya selama ini tak dijawab, mengapa hidup saya cuma segini-gini saja, itu juga karena andil saya yang cuma mau percaya adanya Tuhan, tetapi tak mau menjalankan persyaratannya."

Semua hal baik tidak akan pernah bisa berubah menjadi tidak baik selama benak pikiran sehat kita tidak meluruhkannya dengan bersikap tidak baik atau dengan menghadirkan pandangan negatif atas nilai-nilai baik yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai baik itu akan berubah menjadi abu-abu atau terlihat tidak lagi baik.

Hidup ini bukan soal ngomong doang, akan tetapi juga soal bagaimana kita mengendalikan omongan yang "doang" itu.

Terima kasih, Pak Samuel Mulia.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Perempuan, Bahagia, Cinta  (Sebuah Gubahan)
By : Sarlen Julfree Manurung


Ketika dibilang dirinya cantik,
Dikiranya menggoda... dibilangnya gombal... dibilangnya manis di bibir saja...

Ketika dibilang jelek,
Dianggapnya menghina... dikatakannya kasar... dibilangnya gak romantis... pokoknya dikecam habis...

Kalau dibilang lemah,
Tak akan berhenti protes... pelan-pelan menunduk nangis... dibilang gak punya perasaan...

Waktu dikatakan perkasa,
Ngakunya emansipasi... ceritanya biar ditakuti... maksudnya biar gak digoda...

Maunya diperhatikan setiap waktu,
Kalau nggak, ngambek dehhh...

Inginnya dibilang yang paling cantik,
Kalau nggak, pinggang dicubit dengan muka cemberut...

Hukumnya : wajib nelpon, wajib kirim sms dan wajib jemput,
Kalau nggak, dicuekin abisss...
Kata hatinya : "Dia dah gak cinta lagi..."

Berharap selalu dibanggakan,
Tapi dirinya sendiri sulit ucapkan kata bangga dan bahagia... tentang kekasihnya...

Suka gak suka, pokoknya harus suka...

Perempuan dengan segenap pernak-pernik kehidupannya...
Ramah, gemulai, indah, mempesona, bikin resah...
Tak pernah ada kata cukup untuk dapat membahagiakannya
Padahal sebaliknya, perempuan tak mencoba untuk mencari tahu,
Seakan-akan tak pernah memikirkan,
Apakah sang pria bahagia dengan segenap sikapnya...???
Apakah sang pria bahagia hanya diminta membahagiakan...???
Apakah sang pria bahagia dengan aturan yang dibuatnya...???

Perempuan terkadang lupa,
Ceriwis itu, bukanlah nyanyian nina bobo
Marah-marah itu, bukanlah mimpi indah kala malam menjelang
Larang-melarang itu, bukanlah kesenangan saat di Dufan
Dan... Bentak-membentak itu, bukanlah ospek mahasiswa baru...

Cinta itu indah dirasa apabila aku dan kamu tidak saling membatasi
Sepertinya halnya mau menerima tapi tidak mau memberi

Cinta itu ruang kalbuku - kalbumu
Bukan hanya milikmu, hanya tentangmu, hanya mengarah padamu...

Cinta itu bukanlah argumentasi, tapi hati dalam reality

Cinta itu... terkadang seperti mimpi, tapi bukan ilusi...

Cinta itu... tidak nanti, tapi juga saat ini...

Cinta itu... bahagiaku adalah bahagiamu...

Yaaa... Cinta 'kan bahagiakanku - bahagiakanmu... kemarin, sekarang, esok...

Hadirkan cinta dari hati, agar sikapmu, tak membuat kasihmu resah...



Jakarta, May 4, 2009
(tepat setahun lalu diposting di Multiply.com : sarlen.multiply.com/journal/item/367)
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Pemerintah, melalui Departemen Pendidikan Nasional, telah mengumumkan nama-nama dari siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang lulus setelah mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional (UN) beberapa waktu yang lalu.

Berdasarkan pengumuman tersebut, diketahui kalau jumlah siswa yang dinyatakan lulus UN tahun ini, menurun 4 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun 2010 ini, jumlah peserta UN yang dinyatakan lulus sebesar 89,88%, sedangkan tahun lalu, jumlah peserta yang lulus sebesar 93,78%.

Tahun ini, 154.079 siswa di seluruh Indonesia, dinyatakan tidak lulus UN. Ada sejumlah faktor yang diperkirakan menjadi penyebab kenapa mereka tidak dapat lulus dari ujian yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 12 sekolah menengah atas tersebut.

Ditengarai, salah satu penyebab mereka tidak lulus, adalah besarnya rasa cemas yang menghinggapi diri mereka, sebelum menghadapi UN, dan saat UN dilaksanakan.


Pengaruh Rasa Cemas

Ron Hiser, Direktur dari Student Financial Services at Dartmouth College, dan seorang Financial Manager di Dartmouth Dining Association, mengatakan : Percaya dan bergantunglah kepada Allah untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan mengakhiri kecemasanmu.

Kecemasan merupakan sebuah kondisi emosinal yang mengemuka karena seseorang merasa tidak nyaman oleh suatu keadaan yang dirasakan masih belum pasti.

Sigmun Freud, melalui teori psikodinamika menyebut kecemasan sebagai gejala dari rasa takut yang lebih mendalam.

Dalam hal ini, rasa cemas yang mengemuka dalam benak pikiran seseorang, dapat membuat seseorang bersikap agresif, tidak dapat mengendalikan sikap ego, hingga pada akhirnya menimbulkan rasa takut luar biasa, terutama apabila tidak segera menemukan jawaban atau tidak segera terlepas dari kejadian yang membuat dirinya cemas.

Ada kecenderungan, seseorang yang sedang dihinggapi oleh rasa cemas, tidak dapat memandang suatu keadaan yang sedang dihadapi atau dirasakan secara realistik, sehingga bertindak berdasarkan alur pemikiran dibawah kesadaran atau diluar batas-batas logika, untuk mengurangi tekanan rasa cemas yang sedang dihadapinya.

Pada dasarnya, seseorang yang sedang dilanda rasa cemas, dapat menimbulkan masalah baru, karena rasa cemas bisa membuat seseorang tidak melihat permasalahan secara jernih.

Bersikap tenang merupakan keadaan yang sulit untuk dilakukan ketika rasa cemas datang, meskipun dapat bertindak reaktif ketika hal-hal yang dicemaskan, semakin mengganggu pikiran. Rasa cemas membuat seseorang tidak dapat berkonsentrasi penuh untuk bisa mengatur langkah dalam mendapati keadaan seperti yang dibutuhkan, seperti halnya menggapai mimpi.

Kecemasan bahkan dapat "melumpuhkan" aktifitas harian seseorang apabila rasa cemas lebih menguasai diri dibandingkan berupaya untuk dapat bersikap tenang.


Menyikapi Rasa Cemas

Yaaa... rasa cemas harus disikapi, bukan dinikmati. Caranya, kita harus mengelola diri kita agar rasa cemas tidak menjadi beban pikiran.

Hal yang sering kali tidak disadari oleh seseorang yang sedang dilanda rasa cemas : dalam kecemasan, ada setangkup harapan, bahwa keadaan yang akan dihadapinya kemudian, akan sesuai dengan yang dibayangkan / diharapkan / diinginkan. Harapan itu harus dibangun dengan tidak membiarkan rasa cemas menguasai benak pikiran dan akal sehat.

Pada saat rasa cemas menghinggapi pikiran, bayangkanlah hal-hal baik dan yakini, bahwa hal-hal yang membuat diri kita cemas, dapat kita hadapi apabila kita tidak membuat rasa cemas lebih menguasai alam pikiran kita dengan memandang rasa cemas dari sisi positif, bukan sisi yang menakutkan diri kita.

Tenangkan diri dan cobalah untuk menempatkan segala sesuatu dalam kerangka berpikir logis, sehingga kita tidak terjebak oleh rasa takut yang menghantui dan menyebabkan kita tidak mencoba mencari jalan keluar dari keadaan yang mencekam. Sikap tenang / rileks akan membantu diri kita untuk dapat berpikir jernih, tidak kalut.

Lihat dan pandanglah keadaan yang membuat kita cemas dalam kerangka berpikir realistik, tidak harus optimistik. Memandang secara realistik akan membantu diri kita untuk terhindar dari rasa cemas.

Memang, rasa cemas tidak dapat dihilangkan secara otomatis. Diperlukan latihan agar diri kita dapat mengendalikan diri saat rasa cemas mulai mengganggu benak pikiran. Ajaklah seorang teman maupun orang-orang terdekat yang kita percayai dan bisa membantu kita menghapus rasa cemas yang tertoreh dalam benak pikiran kita, untuk membantu kita belajar agar tidak mudah cemas.

Namun, apabila ingin benar-benar rasa cemas tidak membuat kita kehilangan kesempatan untuk dapat menikmati hidup ini tanpa rasa cemas, seperti yang dikatakan oleh Ron Hiser diatas : percayalah dan bergantunglah kepada Tuhan, untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan mengakhiri kecemasan yang menghinggapi diri kita.


GBU Everybody.




.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post