My Mind
Undangan Seminar Pencerahan Politik
"Pemilu 2009 dan Dampaknya bagi Masa Depan Indonesia"


Pemilihan Umum untuk Calon Anggota Legislatif (Pileg) 9 April 2009 sudah di depan mata. Akankah Pileg untuk memilih para calon wakil rakyat periode 2009-2014 ini menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi Indonesia ke depan?

Yang pasti, kita selaku warga negara yang bertanggungjawab harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut perhelatan politik yang sangat penting itu.

Bagaimana caranya? Dapatkan jawabannya dalam :

Seminar bertema "Pemilu 2009 dan Dampaknya bagi Masa Depan Indonesia" ini akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 2 Maret 2009
Waktu : 17.00 - 21.00 WIB
Tempat : Gedung Annex, Ruang Auditorium
Rumah Sakit Jakarta (Samping kiri Universitas Katolik Atmajaya)
Jl. Jend. Sudirman Kav. 49
Jakarta Selatan

Untaian Acara:
● Refleksi Teologis oleh Pdt. Bigman Sirait
● Perihal Pemilu oleh Dr. Victor Silaen, MA
● Panelis: Prof. Dr. Franz Magnis Suseno
Pdt. Yanvantius Tulai
Yusak Ismanto Indrawan
Caleg DPR RI Sylvia W. Sumarlin
● Solis Rio Silaen dan Daud Hutabarat
● Moderator: Wim Tangkilisan (Pemimpin Umum Harian Suara Pembaruan)

Seminar ini terbuka untuk siapa saja dan tidak dikenakan biaya.

Informasi dan konfirmasi kehadiran, hubungi Panitia Pelaksana:
Venny Damanik (081511164965), Jhoni Tuerah (08121070112), Randy Pea (08129606242), Evvy Silalahi (081319757484), Jerry Simarangkir (081314851920).
My Mind
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.
(Filipi 1 : 6)


Dalam lomba lari marathon Olimpiade di Mexico City tahun 1968, John Steven Aquari, seorang pelari asal Tanzania, tetap berlari hingga garis finish meskipun dengan salah satu kaki terluka karena sempat terjatuh.

Para penonton yang melihat John Steven Aquari memasuki stadiun dan terus berlari menuju garis finish, memberikan standing applause, karena semangat juang John Steven Aquari untuk tetap menyelesaikan perlombaan meskipun kakinya dalam keadaan terbalut.

Usaha John Steven Aquari tersebut mengundang perhatian wartawan untuk menemuinya dan bertanya, kenapa ia tetap bersemangat untuk menyelesaikan lomba walaupun dirinya sudah jauh tertinggal dan Mamo Waldi, pelari asal Etiopia, telah memenangkan lomba itu dengan catatan waktu 1 jam lebih cepat dari catatan waktu John Steven Aquari.

Atas pertanyaan yang disampaikan wartawan tersebut, John Steven Aquari memberikan jawaban : “Negaraku telah mengutusku lebih dari lima belas ribu kilometer bukan untuk mengawali pertandingan. Negaraku mengutusku untuk menyelesaikan perlombaan.”

Tuhan, dengan segenap rencana indah bagi seluruh manusia yang percaya padaNya, telah mengutus anak-anak Tuhan yang dikasihiNya, untuk menyampaikan kebenaran yang ada didalam Firman Tuhan, serta bersaksi tentang kasih dan kabar keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus.

Namun dalam pelaksanaannya, banyak anak-anak Tuhan yang hingga akhir hidupnya, tidak menjalankan misi Amanat Agung tersebut karena “sikap tidak patuh” mereka untuk menjalankan perintah Tuhan.

Segenap tujuan serta hakekat hidup benar tidak dijalani oleh banyak orang-orang percaya, karena mereka terlena oleh kehidupan yang dipenuhi dengan keinginan daging, sehingga mereka pada akhirnya, tidak mencapai puncak pencapaian yang Tuhan kehendaki, yaitu membuat banyak orang yang percaya kepadaNya.

Menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, merupakan suatu pengalaman hidup yang seharusnya mengilhami alam pemikiran serta gaya hidup anak-anak Tuhan didalam alur kehidupan mereka.

Pola hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan tersebut, tidak dapat terpenuhi sebagian atau seluruhnya, karena anak-anak Tuhan telah membiarkan dosa memasuki alur hidup mereka, bahkan terlelap hidup didalam dosa.

Dosa seharusnya tidak menjadi bagian dalam kehidupan setiap anak-anak Tuhan, apabila anak-anak Tuhan menjaga dengan setia iman percaya mereka, dan mengarahkan seluruh alur kehidupan mereka kepada Pribadi yang memiliki kehendak itu, Allah Bapa.

Hati yang mengarah pada kehendak Tuhan, tidak akan mudah tergoyahkan, karena segala sesuatu yang dikerjakan, tidak membangkitkan suatu keinginan untuk membangkang dari setiap kehendak Tuhan, namun menghadirkan kerinduan untuk dapat menjalani kehendak Tuhan dengan sepenuh hati.  

Tekanan dan permasalahan hidup akan mudah dilewati karena setiap orang yang percaya, pasrah serta berserah diri kepada Tuhan, tidak akan mengalami kesesakan hidup karena Tuhan tidak akan membiarkan anak-anakNya berada pada keadaan yang sulit, apabila anak-anakNya patuh pada segenap perintahNya.

Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
(Filipi 2 : 13)

Tuhan bukan hanya mengharapkan kita untuk melakukan kehendakNya, namun Tuhan juga ada didalam kita untuk menyertai dan menolong kita, menjalani kehendakNya.

Iman yang tak tergoyahkan, akan membuat kita hidup sebagai anak-anak terang. Sikap setia kepada Tuhan akan membuat kita tahu, bahwa segenap perbuatan melayani yang kita kerjakan, akan membuat Tuhan menilai kita telah melakukan segenap perintahNya, dan oleh karena perbuatan kita itu, kita layak beroleh kehidupan kekal, bersamaNya, tinggal di Kerajaan Sorga.


Tuhan Yesus yang teramat baik, memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung



Note :

Kisah tentang John Steven Aquari diatas, diceritakan dalam sebuah buku yang berjudul Faith That Goes the Distance karya Judd Wilhite.
My Mind
Seorang teman di multiply menulis sebuah artikel tentang kehidupan dengan mengambil sebuah perumpamaan. Sebuah pola pembelajaran yang menarik. 

Ia menyebutkan, kalau kehidupan ini diibaratkan sebagai seseorang yang sedang mengupas lembar demi lembar kulit bawang, yang sering kali membuat orang yang melakukannya mengeluarkan air mata (http://gendhengtenan.multiply.com/journal/item/63/MENGUPAS_KEJUJURAN).

Boleh juga perumpamaannya...

Well, aku juga punya perumpamaan soal kehidupan. Aku mengumpamakan kehidupan itu bagaimana cerita hidup seorang supir taksi, yang datang subuh-subuh ke pool taksi untuk mengambil mobil. Setelah didalam mobil, sering kali seorang supir tidak tahu harus kemana mencari penumpang. "Ikut feeling aja," demikian kata supir taksi yang pernah aku tanyakan.

Apakah feeling supir taksi itu akan benar-benar membuat dirinya menemukan calon penumpang dalam waktu singkat? Belum tentu, tergantung nasib...

Apakah kehidupan kita harus tergantung nasib? Tentu tidak. Kita tidak harus berpikir kalau dalam hidup ini bukan tergantung nasib-nasiban tapi berdasarkan 2 hal : kehendak Tuhan, dan seberapa besar usaha kita.

Kehidupan memang tidak menawarkan segala sesuatunya dengan kemudahan, tapi dengan seberapa besar usaha kita (inget, iman tanpa perbuatan adalah mati) dan seberapa besar hati kita mengarahkan diri kepada Tuhan untuk memohon pertolonganNya.

Hidup adalah perjuangan, oleh sebab itu, berjuanglah untuk hidup.


.Sarlen Julfree Manurung

My Mind
Pada saat ini, pemanfaatan media internet untuk mendapatkan berbagai informasi faktual dan terbarukan, telah menjadi bagian dari aktifitas rutin dari banyak anggota masyarakat dunia.

Internet memang bisa membuat setiap orang "melihat dunia", karena berbagai informasi dapat kita temukan dalam berbagai situs atau website yang ada di internet. Kecepatan memperoleh data atau informasi, merupakan nilai lebih dalam penggunaan internet untuk berbagai keperluan.

Akan tetapi, besarnya manfaat yang bisa diperoleh oleh setiap pengguna internet, ternyata tidak selamanya bermakna membantu mengembangkan kemampuan intelektualitas dan imajinasi berpikir positif seseorang namun dapat pula menghancurkan, ketika sejumlah orang pengguna internet, "bisanya" hanya mengcopy-paste data atau informasi yang tersedia.

Seorang pegawai pemerintahan, yang selama ini bertugas mengelola situs blog dari seorang pejabat tinggi negara di suatu institusi pemerintahan, beberapa waktu yang lalu, telah melakukan suatu penelitian kecil-kecilan terhadap para pengunjung situs blog dan website yang dikelolanya.

Dalam seminggu, blog yang dikelolanya dikunjungi oleh kurang lebih 4000 orang. Artinya, kalau dirata-rata, dalam seharinya, pengunjung blog yang dikelola pegawai pemerintahan itu mencapai 500 orang lebih.

Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata lebih dari 90 % pengunjung adalah kalangan pelajar. Awalnya, pegawai pemerintah tersebut merasa bangga karena pengunjung blog yang dikelolanya, termasuk kedalam 10 besar situs orang-orang pemerintahan yang paling banyak di download.

Siapa yang tidak senang kalau banyak orang yang melihat dan memperhatikan setiap hasil karya yang telah dikelolanya?

Namun ternyata, pegawai pemerintahan itu bukanlah tipikal orang yang cepat puas dengan hasil kerjanya. Dirinya kemudian melakukan pencarian informasi terhadap hal-hal apa saja yang dicari oleh para pengunjung situs blog yang dikelolanya.

Pilihan jatuh kepada para pelajar. Pertimbangannya, pelajar tentunya merasa senang kalau ada orang-orang pemerintah yang ingin melakukan "survey" terhadap diri mereka.

Pegawai pemerintahan itu mengambil sample 300 orang siswa sekolah dan melakukan penelitian dengan pola random, dengan masing-masing siswa mendapat model pertanyaan yang sama.

Hasil survey kemudian diperbandingkan dengan berbagai informasi yang diperoleh dari sekolah-sekolah. Tindakan memperbandingkan informasi dari para siswa dengan informasi yang diperoleh dari pihak sekolah dianggap perlu, agar hasil survey benar-benar menghasilkan tingkat kepuasan seperti yang diharapkan.

Setelah semua bentuk survey dan pengumpulan informasi selesai dilakukan, ternyata hasilnya adalah : sejumlah besar pelajar tersebut, telah menggunakan informasi yang diambil dari blog yang dikelolanya untuk keperluan tugas sekolah.

Akan tetapi, segenap informasi yang diambil para siswa tersebut, tidak melalui pengolahan data lebih lanjut. Artinya, setelah mendownload data yang dibutuhkan atau yang diinginkan, para siswa hanya melakukan tindakan copy paste...!!!

Ternyata, para siswa SMP dan SMA yang mendownload tulisan-tulisan yang dikelola oleh pegawai pemerintahan tersebut, telah secara terang-terangan melakukan tindakan plagiat murni, karena diketahui kemudian (berdasarkan informasi yang diperoleh dari sekolah tempat siswa itu menimba ilmu), tugas yang dikumpulkan ke guru, tidak melalui proses editing atau mengelolaan karya tulis lebih lanjut.

Jelas, kondisi ini cukup memprihatinkan, karena berdasarkan penelitian kecil-kecilan tersebut, hampir 95 % siswa yang di survey karena telah mendownload tulisan di blog yang dikelola pegawai pemerintah tersebut, benar-benar murni copy-paste.

Para pelajar yang melakukan tindakan copy-paste karya orang lain tersebut, banyak yang berasal dari sekolah-sekolah favorite, tidak hanya di kota Jakarta, tapi juga di kota-kota besar lainnya, di seluruh Indonesia.

Hal yang cukup menakutkan lainnya, ternyata, setelah dikonfirmasikan kepada pihak sekolah tentang tindakan para siswa yang mengcopy-paste karya orang lain tersebut, mereka tidak mengetahui tindakan "tidak kreatif dan memalukan" dari para siswanya sendiri.

Kurangnya perhatian dan pengawasan oleh para guru terhadap tindakan yang dilakukan oleh para siswa dalam mengumpulkan tugas yang diberikan, ternyata menjadikan para siswa tersebut berani melakukan upaya-upaya "mengcopy" karya orang lain secara bebas.

Muncul pula sebuah pemikiran, kalau ternyata, para guru-guru yang memberikan tugas tersebut, nampaknya tidak familiar dengan banyaknya informasi yang bisa diperoleh para siswa untuk dipakai sebagai tugas yang diserahkan kepada guru mereka.

Begitu mudahnya para guru tersebut "dibohongi" oleh anak didiknya sendiri, sehingga para guru tersebut sendiri menganggap kalau pola pembelajaran CBSA, seakan-akan benar-benar telah dilakukan oleh para siswa. Padahal, para siswa itu hanyalah MENCURI karya orang lain.

Haruskah kondisi seperti itu terus terjadi? Tidak. Pelajar kita jangan sampai belajar pintar mencuri karya orang lain tanpa dirinya sendiri mau mengembangkan kemampuan otak mereka agar lebih pintar. Gak cuma di depan mata, tapi isi otak mereka harus benar-benar pintar dan berwawasan...

Jadi ingat sama iklan suatu produk yang sering di tayangkan di televisi yang pada bagian endingnya dinyatakan : "KALO MAU PINTAR, MAKANYA BELAJAR..."

hikkkssss... bukan nyontek dong yaaa...


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
(Roma 12 : 3b)


Dunia dengan segenap permasalahan dan persaingannya, sering kali menempatkan kita pada sebuah kondisi dimana kita harus menghadapi beragam persoalan, pertentangan dan tekanan hidup. Terkadang, harus pula dilalui dengan perjuangan yang tidak mudah untuk dapat segera bisa menyelesaikan masalah yang menghadang.

Banyaknya pergumulan hidup yang harus dihadapi, terkadang pula membuat diri anak-anak Tuhan menjalani suatu alur kehidupan yang berhimpitan atau bersinggungan dengan dosa.

Sejumlah anak-anak Tuhan ada yang membiarkan diri mereka jatuh kedalam dosa karena mereka ingin mendapatkan penyelesaian masalah dengan cara praktis, mudah, dan cepat, meskipun cara penyelesaian masalah yang praktis, mudah, serta cepat itu akan mendatangkan dosa bagi diri mereka.

Cara berpikir seperti ini bisa muncul dalam benak pikiran sejumlah anak-anak Tuhan, karena mereka beranggapan, bahwa sebuah pencapaian harus bisa diperoleh atau mendapatkan hasil seperti yang diinginkan, meskipun upaya mencapai tujuan itu harus dilalui dengan bersentuhan dengan dosa.

Mereka lebih memilih menggunakan cara praktis, mudah, dan cepat namun mengandung dosa, meskipun mereka tahu serta sadar, bahwa Tuhan tidak menghendaki anak-anak yang dikasihiNya, jatuh kedalam dosa karena telah membuat pilihan atau menempuh jalan yang salah.

Sebagai pribadi yang beriman kepada Tuhan dan telah mengenal serta mengetahui dengan baik apa konsekuensi yang harus diterima kalau berbuat dosa, seharusnya, setiap anak-anak Tuhan melakukan berbagai cara agar perbuatan yang mendorong diri jatuh kedalam dosa, harus dihindari, meskipun tidak sedikit pula dari antara anak-anak Tuhan yang tidak dapat menahan diri dan membiarkan diri mereka jatuh kedalam dosa.

Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.
(Roma 14 : 23b)

Padahal, perbuatan yang mengandung dosa itu tidak perlu dilakukan kalau saja mereka menempatkan sikap percaya kepada Tuhan, datang kepadaNya, serta meyakini, bahwa Tuhan adalah Pribadi yang dapat membantu kita memecahkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.

Tuhan memang tidak menghendaki kita terjatuh kedalam dosa. Selain karena tidak meletakkan prinsip iman percaya yang meyakini bahwa kuat kuasa tangan Tuhan mampu menolong kita, kejatuhan manusia kedalam dosa juga terjadi karena manusia tidak memohon atau mengundang hadirat Tuhan untuk membantu segenap usaha dan upaya mereka dalam menyelesaikan masalah.

Dalam kondisi dan situasi tertentu, manusia terkadang lebih menonjolkan suatu pola pemikiran "teramat percaya diri" bahwa mereka memiliki kemampuan intelektual teramat baik, yang dapat membuat mereka bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Apalagi kalau kemampuan intelektual mereka itu dikombinasikan dengan kemampuan baik untuk mengoperasikan komputer atau perangkat elektronik berteknologi canggih lainnya, yang dapat membantu mereka menemukan pemecahan masalah, mereka akan semakin merasa tidak membutuhkan lagi kehadiran Tuhan untuk menolong mereka.

Ketika kita mengembangkan pola pemikiran "sombong" bahwa kita memiliki kemampuan yang "melebihi" kuasa kasih Tuhan, itu sama artinya kita telah memposisikan kuasa Tuhan sebagai Pribadi yang tidak memiliki kekuatan dan kuasa besar yang mampu membuat kita terbebas dari masalah kita. Dalam hal ini kita lupa, bahwa kita adalah bagian dari karya penciptaanNya.

Pada kondisi yang tidak jauh berbeda, ketika seorang anak Tuhan tidak memiliki "rasa percaya diri" untuk menyelesaikan masalah, mereka justru mengundang kehadiran pihak lain agar menjadi backing atas aktifitas penyelesaian masalah atau dalam mengembangkan usaha yang sedang dijalani.

Hal yang paling buruk, mereka justru mengundang kehadiran roh-roh jahat dengan bantuan paranormal atau dukun santet, untuk menggantikan peran Tuhan dalam membantu upaya mereka menyelesaikan masalah.

Orang-orang yang sudah berani mengundang kehadiran roh-roh jahat tersebut, merupakan kelompok orang-orang yang sudah lepas kendali dan telah dengan sengaja membutakan iman mereka demi pencapaian suatu ambisi atau demi bisa memuaskan keinginan pribadi semata.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan.
(Yeremia 17 : 7)

Yaaa... Tuhan selalu merindukan anak-anakNya mau datang kepadaNya, menaruh besar harapan kepada kuat kuasa pertolonganNya, untuk membantu atau turut bekerja untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Didalam Tuhan, pasti ada jalan penyelesaian.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung

My Mind
Kemarin sore, untuk mengisi waktu kosong karena belum mendapatkan pekerjaan, aku memilih untuk membaca buku. Kali ini, buku yang aku baca berjudul : Perempuan Istimewa di Mata TUHAN (Women are Special to God) karya Sadhu Sundar Selvaraj.

Aku sengaja membaca buku di ruang duduk atas, bukan di kamar atau di ruang televisi, karena aku berharap bisa mendapatkan ide untuk bahan tulisan artikel atau renungan dari buku itu, sehingga dapat sesegera mungkin aku ketik di komputer yang ada di samping kursi rotan panjang, tempat aku rebahan sambil membaca. 

Lagi asyik-asyiknya membaca, sejenak perhatianku terganggu karena aku mendengar pembaca berita di salah satu stasiun televisi swasta yang sedang ditonton bapak aku di bawah. Pembaca berita itu menyebutkan kalau di Kupang, NTT, telah beredar satu film perkelahian baru yang dilakukan oleh sekelompok anak sekolah.

Mungkin, kalau perkelahian itu dilakukan oleh anak cowok, itu sudah biasa. Berita itu menyebutkan kalau perkelahian itu dilakukan oleh pelajar putri...!!!! Waduhhhh... lagi?

Setelah Genk Nero menjadi bahan pemberitaan, lagi-lagi genk anak sekolah perempuan membuat sensasi. Pukul-memukul, saling tendang, mencoba untuk menjambak rambut... Seru bangetttt...tapi seyeeemmm... hahahahaha...

Kelihatan banget kalo mereka brutal... Padahal mereka adalah orang-orang yang terdidik atau telah mendapatkan pendidikan dengan baik, di sekolah yang baik pula (katanya, sekolah mereka adalah sekolah percontohan tingkat propinsi).

Mungkin, kalo gak dipisahin atau kalo dah kecapean, perkelahian antara dua pasangan pelajar putri itu bisa sampai bunuh-bunuhan kali... Abis kelihatan banget kalo mereka sangat bernafsu untuk menyakiti lawan berantemnya.

Gak nyangka kalau anak-anak sekolah perempuan sekarang, kalo mereka ingin menunjukkan eksistensinya dengan cara berkelahi di tempat terbuka. Adu galak, adu kuat...

Kenapa ya, anak sekolah perempuan jaman sekarang, senang banget melakukan tindak kekerasan atau perkelahian gaya bebas?

Jaman aku sekolah dulu, yang namanya genk cewek itu, kayaknya belum pakai nama dan gak sebrutal sekarang. Mereka selalu jalan bareng, gak di sekolah, gak juga diluar sekolah. Tapi gak menunjukkan kalau mereka ingin secara terbuka melakukan tindak kekerasan atau perkelahian di muka umum atau di tempat terbuka.

Untuk apa sih bikin genk kalau ternyata tujuannya mencari musuh? Apa enak kalau sekarang mereka harus berhadapan dengan aparat hukum dan diri mereka masing-masing terancam dikeluarkan dari sekolah?

Bukankah lebih baik kalau mereka bikin kelompok belajar, yang aktif mencari ilmu atau senang melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat?

Apa mau menunjukkan diri mereka hebat dan kuat, sehingga kalau ada orang yang dianggap bisa mengganggu eksistensi mereka, maka perkelahian adalah jalan keluarnya? Apa memang seperti itu cara menunjukkan karakter diri?

Kalau mereka sudah bertindak brutal seperti itu, siapa ya, yang paling bertanggung jawab pada kelakuan mereka?

Masyarakat umum bilang : orang tua dan guru mereka, serta masyarakat yang ada disekitar mereka.

Hai para pelajar putri,

Bukankah lebih baik, banyak mencari teman daripada banyak mencari musuh? Bukankah lebih baik kalian terlihat terdidik daripada terlihat seperti preman atau tukang pukul?

Jangan pernah merasa bangga kalau ditakuti oleh orang lain. Banggalah kalau orang lain segan dan salute dengan kemampuan intelektual kalian.

Inget... orang tua menyekolahkan kalian untuk menjadi anak pintar, bukan menjadi jagoan... Lagian, percuma saja jadi jagoan kalau ternyata kalian ini pada bodoh...

Para pelajar putri yang suka menunjukkan kekerasan perilaku di muka umum, bukanlah dambaan para pelajar putra (kalau para pelajar putri melihat gambar rekaman video perkelahian para pelajar putri di Kupang, NTT tersebut, maka akan kalian lihat kalau para pelajar putra justru menertawakan kalian dan melihat kalian seperti "ayam jago" di arena adu ayam).

Semoga, barang bukti berupa video yang menunjukkan adegan perkelahian pelajar putri, tidak kita temukan lagi (karena kalo ada lagi video perkelahian antar pelajar putri, itu sama artinya di tempat lain, perkelahian diantara pelajar putri, juga terjadi).

Para orang tua dan guru sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan atas karakter dan cara bergaul para putri-putri mereka, sebab kalo masuk teve karena berkelahi dan ditonton seluruh masyarakat Indonesia, anak-anak bapak-ibu sekalian, terlihat seperti pelaku "kriminal"... itu bukanlah kebanggaan, namun mencoreng nama baik.

Jadilah pintar... jangan bodoh...

Btw, antara buku yang aku baca dan kejadian yang saya lihat di pemberitaan suatu stasiun televisi swasta itu, bertolak-belakang banget. Akhirnya aku gak jadi nulis karena keburu sibuk berdiskusi dengan Bokap-Nyokap dan sepupu aku atas peristiwa itu.


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 4 comments | | edit post
My Mind
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah kecil.
(Ibrani 5 : 12 – 13)


Ayat Firman Tuhan dalam Ibrani 5 : 12 – 13 diatas, bertutur tentang kedewasaan iman. Seperti apakah pribadi manusia yang disebut telah pendewasaan secara iman?

Seseorang dewasa dalam iman, pada saat diri seseorang tersebut telah menjadikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup, sehingga dirinya tidak mudah tergoyahkan oleh berbagai macam godaan dan tipu muslihat dunia beserta pengajaran sesatnya, karena ia memakai pegang Roh untuk menghadapi setiap masalah atau perkara-perkara yang menghadang.

Jadi, ukuran kedewasaan iman bukan didasarkan pada : sudah berapa lama diri seseorang beriman kepada Kristus, atau seberapa sering diri seseorang mengikuti aktivitas di gereja yang bertujuan untuk penyegaran iman.

Ukuran kedewasaan iman memang berkaitan dengan bagaimana upaya seseorang untuk selalu dekat dengan Tuhan, dan menempatkan Firman Tuhan sebagai Pelita hidup yang menerangi seluruh alur kehidupan.

Meskipun sudah cukup lama percaya dan beriman kepada Kristus, namun diri seseorang tersebut masih lebih mengandalkan kekuatan akal pikiran dan kekuatan fisik untuk bisa menyelesaikan permasalahan, maka orang tersebut belumlah dewasa secara iman.

Demikian pula halnya dengan seseorang yang hidup sebagai aktivis di gereja, namun diri seseorang tersebut masih suka bersikap licik atau mengagungkan kesombongan dirinya, maka orang tersebut masih belum dewasa secara iman.

Perbedaan akan terlihat apabila kita membandingkan dengan kehidupan seseorang yang benar-benar berpegang teguh pada Firman Tuhan, maka didalam dirinya akan ada sikap tulus, ada sikap berserah diri kepada Tuhan, ada kemauan kuat untuk selalu menyatakan kebesaran kasih Tuhan, dan selalu ada hasrat serta kerinduan untuk membuat orang lain hidup lebih dekat kepada Tuhan.

Orang yang dewasa secara iman, tidak akan pernah mencoba untuk menghadirkan motif atau pola pemikiran yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, karena ia percaya bahwa kebenaran didalam Kristus, bukanlah untuk menyesatkan orang lain maupun membangun opini yang membuat kebenaran Firman Tuhan bukan sumber pengajaran benar.

Bisa dikatakan, seseorang yang dewasa secara iman, akan selalu mengalami pertumbuhan iman, dan selalu menjalani pola hidup yang membuat imannya selalu bertumbuh. Semua itu bisa terlaksana karena diri seseorang itu taat pada kehendak serta perintah Tuhan.

“Aku akan menaruh hukumKu dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu.”
(Ibrani 8 : 10b)

Firman Tuhan dan Roh Kudus ada pada kita. Oleh sebab itu, pakailah waktu-waktu kita miliki untuk mempelajari, merenungkan, serta menggunakan Firman Tuhan, sehingga kita memiliki kemampuan untuk bisa menghadapi beratnya permasalahan hidup, dan agar kita beroleh berkat Tuhan karena setia dalam beriman.

Kiranya damai sejahtera Allah, menyertai dan memampukan kita untuk dapat menjalani alur kehidupan ini dengan kedewasaan iman, sehingga diri kita menjadi semakin bersinar, layaknya kehidupan anak-anak Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
(Efesus 5 : 2)


Setiap tanggal 14 Februari, sejumlah besar masyarakat dunia, pribadi lepas pribadi, bersama dengan kekasih hati atau orang-orang yang dikasihi, bersama-sama merayakan hari Valentine Day, yaitu sebuah hari diadakan untuk diperingati agar setiap insan manusia mengingat untuk berbuat kasih atau menyampaikan sesuatu dengan tulus kepada orang-orang dikasihi.

Banyak pihak yang berpendapat, kalau mengungkapkan tanda kasih kepada orang-orang yang kita kasihi, sebaiknya tidak hanya terbatas sebagai makna simbolis yang ditentukan pada satu hari tertentu saja, namun selayaknya dilakukan setiap hari.

Pendapat itu tidaklah salah, karena Tuhan sendiri menetapkan, agar hidup kita dipenuhi dengan kasih. Kita harus hidup didalam kasih. Artinya, janganlah kita membatasi diri untuk mampu mengekspresikan kasih itu dalam keseharian hidup kita. Biarkan kasih itu melekat dan menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Apabila kita menjadikan kasih sebagai gaya hidup kita, maka itu sama artinya kita telah benar-benar menjadikan Kristus sebagai teladan kita, karena Kristus itulah kasih.

Keindahan kasih sebaiknya tidak diimplementasikan dengan menghadirkan suatu perbuatan yang memanipulasi atau menyimpangkan makna dan hakekat kasih, yaitu dengan merencanakan atau mengekspresikan perbuatan dosa, dimana perbuatan itu seakan-akan boleh dilakukan karena dikatakan mengatasnamakan kasih.

Perlu kita ingat kalau kasih itu bukanlah perbuatan yang mengundang dosa.

Tidak sedikit anak-anak Tuhan yang justru memanfaatkan Valentine Day untuk melakukan perbuatan dosa dengan mengatasnamakan kasih bersama dengan kekasih hatinya.

Martin Luther menyatakan kalau kasih itu adalah perbuatan yang membenci segala sesuatu yang bertentangan dengan kasih itu sendiri.Oleh sebab itu, kasih bukanlah perbuatan yang mengundang dosa, atau membuat orang lain turut berdosa karena perbuatan kita.

Artinya, segenap perbuatan kasih janganlah membuat orang lain mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan, perbuatan yang membuat diri orang lain harus melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya, dan perbuatan yang membuat orang lain mengalami kepahitan atau larung dalam penyesalan.

Tuhan tidak menentukan kasih membuat anak manusia mengalami duka namun sukacita. Oleh sebab itu, janganlah kita membuat orang lain dihantui oleh perasaan bersalah atau meratap karena dirinya telah terlibat perbuatan dosa oleh karena ulah kita.

Tuhan memanggil kita untuk menjangkau pribadi lepas pribadi manusia yang belum mengenal dan merasakan kasih Allah, dengan berbagai tindakan kasih. Dalam hal ini, kita mengundang orang lain untuk mengenal serta merasakan kasih Allah, dengan berbagai rupa perbuatan kasih, agar mereka juga dapat beroleh keselamatan, bukan terjerumus kedalam lembah dosa.

Valentine Day hanyalah simbolisasi hari yang dibuat manusia agar setiap orang ingat untuk berbuat kasih, yaitu dengan melakukan sesuatu yang membawa kebaikkan dalam kehidupan, melalui pemberian layaknya buah tangan, bunga atau hal-hal yang baik serta menarik lainnya, sehingga orang lain atau orang yang kita kasihi dapat bersukacita oleh karena tanda kasih yang kita berikan.

Jangan berhenti berbuat kasih... Jangan setengah hati menyatakan kasih... karena didalam kasih, kita mencitrakan kasih Allah yang telah dinyatakan Tuhan Yesus sebagai teladan didalam perbuatan-perbuatanNya selama hadir sebagai Anak Manusia di bumi ini.

Selamat memperingati hari Valentine. Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
(Efesus 5 : 15 – 17)


Ketika berat beban permasalahan menghadang alur kehidupan seorang anak manusia,  terkadang membuat anak manusia itu mengeluarkan pernyataan, kalau kehidupan ini, pada suatu masa waktu atau keadaan tertentu, tidak bersahabat dengan diri mereka.

Alam berpikir manusia menyikapinya dengan cara berpikir demikian, karena manusia itu tidak menyadari kalau kehidupan terkait pula dengan gaya hidup, perasaan, serta imajinasi alam pikiran sejumlah manusia yang lain, yang sama-sama ingin menggapai kebahagiaan hidup, ingin mendapatkan pencitraan diri yang baik maupun sebentuk perlakuan yang sewajarnya, dari orang-orang disekitarnya.

Manusia memang cenderung hanya ingin segala sesuatunya baik-baik saja. Dalam hal ini, manusia hanya ingin hidup save, sehingga mereka merasa tidak senang, apabila mereka harus mengalami suatu proses pembelajaran hidup yang menyusahkan atau tidak menyenangkan hati, karena mereka harus menyelesaikan banyak masalah hidup.

Sesuatu yang menyenangkan, memang tidak menyusahkan hati. Beda halnya apabila didalam alur kehidupan ini, harus menghadapi satu atau sejumlah masalah. Kesusahan seakan tidak hanya dirasakan di hati, namun seakan terjadi pula diseluruh alur waktu yang dilalui. Bahkan terkadang, apabila manusia itu tidak bisa mengendalikan emosi dan perasaannya, kondisi yang tidak menyenangkan itu, akan berimbas pula pada diri orang lain.

Haruskah kita terjebak dengan perasaan susah yang berkecamuk di hati kita? Tidak, kita harus menyikapi keadaan yang tidak menyenangkan itu dengan berbuat sesuatu, agar kita tidak hanya terpaku oleh masalah tanpa kita sendiri mencoba untuk berpikir panjang, bangkit dan berusaha memecahkan masalah.

Berdiam diri atau menunda-nunda untuk menyelesaikan masalah, justru bisa membuat kita menghadapi permasalahan baru dan tidak akan mengurangi kesulitan yang sedang kita hadapi.

It’s mean : bersikaplah bijaksana, pergunakan akal pikiran, segenap kemampuan dan iman percaya kita kepada Tuhan, untuk dapat menembus setiap bentuk rintangan yang menghadang didepan mata.

Tindakan yang paling tepat, cara berpikir yang paling benar, dan pilihan yang paling bijaksana adalah segera datang dalam hadirat Tuhan, undang kebesaran kuasa Tuhan untuk membantu menyelesaikan masalah. Andalkan kuat kuasa tangan Tuhan untuk menolong kita, menyelesaikan masalah yang membebani hati dan pikiran kita.

Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.
(Yeremia 17 : 7)

Setiap orang harusnya menyadari, bahwa meskipun dipandang hebat, kuat, ataupun pintar, tapi semuanya itu ada batasnya, yaitu hanyalah sebatas kemampuan manusia. Segenap kepintaran dan kemampuan manusia itu, memang ada batasnya. Keduanya bukanlah sesuatu hal yang bisa banyak membawa manfaat, apabila tanpa ada kuat kuasa tangan Tuhan yang bekerja untuk menyertai kita.

Manusia dengan segenap kesombongannya, sering kali memaksakan diri untuk tetap tampil bersemangat, mencoba menyelesaikan segenap masalah tanpa mengandalkan kuat kuasa tangan Tuhan.

Kesombongan diri dan hati manusia inilah yang menjadi penghalang hadirnya urapan, berkat serta kasih Tuhan, untuk membantu manusia dalam melepaskan diri mereka dari jerat masalah yang membelenggu.

Beda halnya apabila sejak awal manusia itu telah mengandalkan kuat kuasa tangan Tuhan untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi. Tiada yang mustahil bagi Tuhan. Bagi Tuhan, tidak ada permasalahan hidup manusia yang tidak memiliki jawaban, karena Ia adalah Pribadi yang Maha Kuasa dan Maha Tahu.

Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
(Yohanes 13 : 13)

Anak-anak Tuhan tahu akan hal itu. Namun entah kenapa, banyak anak-anak Tuhan yang justru lebih berhasrat dan terobsesi untuk menghadirkan suatu anggapan, bahwa dirinya memiliki kepintaran atau kemampuan yang terbaik, dimana kepintaran serta kemampuan mereka itu, membuat diri mereka mampu menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi.

Mereka juga tahu, semakin mereka memaksakan diri, semakin berat langkah mereka untuk mendapatkan jalan pemecahan masalah. Bahkan mereka justru akan menemui masalah-masalah baru, yang kualitasnya akan lebih berat dibandingkan masalah yang sebelumnya ada.

Ketika masalah semakin menumpuk dan membebani karena tak mampu diselesaikan, stress dan depresi menghinggapi anak-anak Tuhan. Meskipun sudah mengalami stress serta depresi, mereka tetap saja bersikukuh dan mengeraskan hati untuk tidak segera datang pada Tuhan.

Beberapa diantaranya bahkan justru mencari pertolongan dari teman atau orang-orang terdekat, dari para penguasa, atau bahkan mendatangi dukun atau paranormal.   

Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan.
(Yeremia 17 : 5)

Adanya sebentuk keinginan didalam hati kita, agar Tuhan mau datang menghampiri, mengurapi, dan memberikan jalan keluar yang mampu melepaskan kita dari adanya beban serta susah hati karena beratnya masalah yang membelenggu hidup kita, adalah satu bentuk pengakuan iman yang akan membuat kita semakin mengetahui, bahwa kasih Tuhan itu nyata dan dapat kita rasakan.

Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk datang kepadaNya. Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, apakah ingin membuat keputusan sendiri atau menyertakan Tuhan untuk melepaskan segenap beban.

Kenapa Tuhan tidak memaksa kita untuk segera datang dan masuk dalam hadiratNya ketika masalah menghampiri kita?

Karena yang Tuhan inginkan dari kita adalah : tindakan untuk datang kepadaNya, merupakan sebentuk kesadaran diri, satu keinginan yang muncul karena adanya keyakinan dan iman percaya kepadaNya.

Tuhan tidak menghendaki kita hidup seperti halnya orang-orang bebal, yang sudah mengetahui adanya konsekuensi, namun tetap saja menerjang badai tanpa penyertaan kuat kuasa kasih, urapan, serta pertolongan tangan Tuhan.

Tuhan tidak menghendaki kita untuk tidak patuh ketika kita tahu betapa besar kuat kuasa pertolongan tangan Tuhan, didalam hati yang beriman dan percaya padaNya.

Oleh sebab itu, sepanjang alur kehidupan, sikap patuh merupakan sebuah sikap yang tumbuh karena kita meyakini serta percaya, bahwa kuat kuasa pertolongan tangan Tuhan, akan memberikan kita kelegaan atas masalah yang sedang kita hadapi.

Sikap patuh itu sendiri selayaknya hadir sebagai sebuah kesadaran diri, dipilih karena kita tahu, bahwa sikap patuh itu merupakan kehendak Tuhan agar menjadi gaya hidup serta citra diri dari setiap orang yang percaya dan beriman kepada Kristus.

Kepatuhan itu sendiri akan membawa hasil dan berkat bagi kita. Jadi, mulailah dari sekarang untuk hidup sebagai anak-anak Tuhan yang patuh dan menyadari kalau diri kita harus menyatakan dengan benar bagaimana prinsip keimanan kita kepada Kristus, dinyatakan dalam kehidupan kita.


Tuhan Yesus memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind

Meskipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan dan sekalipun dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.Kasih tidak berkesudahan, nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap.


1 Korintus 13 : 1 - 8


HAPPY VALENTINE DAY

My Mind
Pembelajaran dari Peristiwa Tragis di Gedung DPRD Sumatera Utara


Kehadiran massa demonstrasi di gedung DPRD Sumatera Utara untuk meminta agar para anggota DPRD Sumatera Utara mengagendakan pemekaran wilayah Sumatera Utara dalam agenda rapat paripurna DPRD Sumatera Utara pada hari Selasa (3/02/09) kemarin, seharusnya tidak perlu berakhir tragis, dengan meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat karena sakit jantung.

Tindak kekerasan mengemuka karena massa demonstrasi yang datang merasa, kalau kehadiran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang ada di sejumlah kabupaten di pesisir barat Sumatera Utara tersebut, tidak mendapatkan perhatian baik dari para anggota DPRD Sumatera Utara yang sedang melaksanakan rapat paripurna.

Para anggota DPRD Sumatera Utara yang sedang bersidang, memang terlihat tidak mencoba untuk menemui ribuan anggota masyarakat yang berdemonstrasi, padahal tanda-tanda adanya tindak kekerasan, telah terlihat diluar ruang sidang.

DPRD Sumatera Utara, sebagai lembaga yang seharusnya menjembatani segenap aspirasi yang muncul ditengah-tengah masyarakat Sumatera Utara, terlihat setengah hati untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat terkait dengan pemekaran wilayah Sumatera Utara.

Mereka seolah-olah menjalankan aksi tutup mulut dan mencoba untuk mengulur-ulur waktu untuk menyalurkan aspirasi masyarakat tersebut.

Besarnya aspirasi masyarakat di pesisir barat Sumatera Utara agar propinsi Tapanuli dapat diwujudkan, sesungguhnya telah lama menjadi wacana publik antara sejumlah besar elemen masyarakat dengan para politisi daerah yang ada di DPRD ataupun pemerintahan propinsi Sumatera Utara. Setidaknya, wacana tersebut telah menjadi agenda sidang di DPR.

Namun pembicaraan terkait pemekaran wilayah Sumatera Utara tersebut "terpaksa" diendapkan untuk sementara waktu, setelah keluarnya pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengisyaratkan agar pada tahun 2009 ini, terkait dengan wacana pemekaran wilayah yang menjadi keinginan banyak daerah di Indonesia, dihentikan (moratorium) karena pemilu sudah di depan mata.

Peristiwa aksi massa yang berakhir anarkis dan menyebabkan meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara, membuat pemerintah serta para anggota Dewan bersepakat untuk menunda dan menghentikan tanpa batas waktu, segenap pembicaraan tentang pemekaran wilayah, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Banyak pihak serta tokoh-tokoh masyarakat Sumatera Utara meyakini, kalau budaya kekerasan, bukanlah bagian dari ciri pribadi masyarakat Sumatera Utara. Masyarakat Sumatera Utara memang merupakan masyarakat yang keras hati, namun mereka tidak suka mengakhiri suatu keadaan dengan kekerasan.

Tidak hanya masyarakat Sumatera Utara, seluruh elemen masyarakat yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi tidak akan bertindak rusuh, apabila keberadaan serta suara mereka yang datang ke gedung parlemen atau di depan istana, didengarkan oleh para anggota Dewan dan pihak penguasa pemerintahan.

Apabila ditelaah lebih jauh, adanya pergerakan sejumlah masyarakat Sumatera Utara yang diikuti dengan tindakan kekerasan di gedung DPRD Sumatera Utara, tidak akan menghadirkan tindakan brutal dan anarkis apabila pihak penyelenggara pemerintahan daerah serta anggota DPRD Sumatera Utara, dapat mengembangkan konsepsi dialog dengan masyarakat.

Masyarakat Sumatera Utara yang berdemonstrasi tidak akan bertindak rusuh, apabila keberadaan serta suara mereka yang datang ke gedung DPRD Sumatera Utara pada saat itu, dihargai dan didengarkan oleh para anggota Dewan.

Peristiwa pendudukan dan perusakkan ruang sidang paripurna DPRD Sumatera Utara, yang menimbulkan korban meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara, merupakan bagian dari ekspresi kecewa yang tidak lagi dapat ditahan, karena para wakil rakyat mereka lebih memilih bungkam dibandingkan berdialog dengan mereka.

Bisa dikatakan, sikap tidak tanggap para anggota DPRD Sumatera Utara pada saat itu, memiliki andil terjadinya tindak kekerasan dan anarkisme di gedung parlemen milik rakyat Sumatera Utara tersebut.

Negara seharusnya menempatkan masyarakat sebagai pihak yang perlu diayomi, dan DPRD, sebagai lembaga legislasi daerah, bisa mendorong agar aspirasi masyarakat yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, dapat tersalurkan dengan baik melalui upaya dialog.

Dialog dua arah antara elemen masyarakat yang menghendaki pembentukan propinsi Tapanuli dengan para anggota DPRD Sumatera Utara tidak dikembangkan sebagai sebuah budaya yang menjadi bagian kehidupan masyarakat.

Budaya dialog tersebut tidak berkembang karena masih kentalnya sikap arogansi para anggota Dewan untuk mau mendengarkan suara rakyat yang diwakilinya.
 
Masih kuatnya alam pemikiran didalam benak pikiran para anggota Dewan yang tidak mau terbuka kepada masyarakat yang diwakilinya, merupakan simbol penggunaan kekuasaan yang tidak memberikan model pembelajaran berpolitik yang baik kepada masyarakat karena tidak menempatkan seluruh masyarakat sebagai pihak yang harus mereka layani.

Kultur komunikasi politik searah dan tidak bersahabat dengan rakyat itulah yang pada akhirnya mendorong masyarakat bisa melakukan tindak kekerasan atau anarkis karena kecewa aspirasinya tidak mendapatkan perhatian wakil-wakil mereka di parlemen.

Secara moral, para anggota DPRD Sumatera Utara turut bersalah atas meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat karena tidak kuat menahan desakan dan upaya pemukulan yang dilontarkan oleh sejumlah peserta demonstrasi yang tidak bertanggung-jawab.

Pihak aparat keamanan, dalam hal ini Poltabes Medan, juga turut bertanggung-jawab secara moral karena gagal mengamankan atau melindungi pejabat publik negara yang diserang oleh massa.

Apabila melihat tayangan berita di televisi, terlihat jelas kalau Abdul Azis Angkat, yang sedang berada ditengah-tengah kepungan massa yang sedang emosional, kurang atau tidak terlindungi. Padahal posisi serta jabatan Abdul Azis Angkat adalah pejabat publik yang sedang memimpin suatu lembaga tinggi di daerah.

Pihak aparat kepolisian juga terlihat kurang cepat tanggap untuk mengamankan obyek vital milik negara (gedung DPRD Sumatera Utara beserta fasilitas-fasilitas yang ada didalamnya), dari setiap bentuk tindak anarkis atau tindakan-tindakan yang bersifat destruktif lainnya.

Dalam tayangan berita di televisi juga terlihat jelas kalau jumlah personil aparat yang diturunkan Poltabes Medan untuk mengamankan obyek vital negara serta pimpinan Dewan, tidak sebanding dengan banyaknya jumlah massa yang menduduki gedung DPRD Sumatera Utara.

Walaupun tidak terlibat secara langsung atas peristiwa perusakkan atau pemukulan terhadap diri Ketua DPRD Sumatera Utara, para penggerak demonstrasi pembentukan propinsi Tapanuli dapat dipersalahkan karena mereka tidak berusaha mencegah dan mencoba mengendalikan amukan massa yang telah bertindak brutal, anarkis, serta mengakibatkan korban jiwa.

Peristiwa pendudukan gedung DPRD Sumatera Utara yang diikuti dengan perusakkan peralatan yang ada didalam ruang sidang paripurna, dan berakhir dengan penyerangan yang mengakibatkan meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara, merupakan sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

Komunikasi politik seharusnya disikapi dengan upaya dialog yang dibangun oleh para politisi dengan para anggota masyarakat yang menuntut agar aspirasinya didengarkan, bukan dengan membiarkan atau mendiamkannya.

Pada sisi yang lain, keinginan untuk mendengarkan suara rakyat, seharusnya menjadi budaya di kalangan politisi kita, karena mereka bisa menjadi anggota parlemen karena rakyat memilih mereka, bukan atas usaha mereka sendiri.

Bagaimana masyarakat Indonesia dapat belajar tentang berpolitik yang baik serta bisa mengendalikan diri kalau keberadaan mereka di mata para wakil rakyat ataupun para pemimpin negara, seakan-akan tidak nyata, suara aspirasi mereka benar-benar tidak didengarkan, dan besarnya keinginan mereka agar mereka dapat berdiri dengan tegak, tidak diperhatikan?

Negara kita adalah negara hukum. Selayaknya hukum ditegakkan kepada pihak-pihak yang telah melakukan tindakan destruktif atas gedung DPRD Sumatera Utara maupun kepada pihak-pihak telah melakukan penyerangan terhadap para pimpinan Dewan.

Tidak hanya kepada para pelaku tindakan perusakkan gedung DPRD Sumatera Utara dan penggerak demonstrasi di gedung DPRD Sumatera Utara saja yang mendapatkan tindakan hukum, namun juga kepada segenap aparat negara yang tidak menjalankan tugas dengan baik, untuk mengamankan obyek vital milik negara serta melindungi para pimpinan Dewan, mereka juga harus mengakui bahwa mereka tidak menjalankan tugasnya dengan baik, setidaknya secara moral.

Pemerintah dan aparat kepolisian seharusnya berani mengakui kalau mereka memang telah lalai bertindak untuk mengamankan aspirasi masyarakat yang mengemuka atau yang ingin disalurkan, menjaga keutuhan serta keamanan simbol-simbol demokrasi, dan menjaga keselamatan pejabat publik negara. Sebab oleh karena kelalaian mereka, peristiwa di gedung DPRD Sumatera Utara itu, dapat terjadi.

Wacana politik tentang keinginan sejumlah anggota masyarakat Sumatera Utara agar dilakukan pembentukkan propinsi baru, kiranya dapat diarahkan kepada proporsi yang tepat serta sesuai dengan kepentingan nasional.

Kesalahan telah terjadi. Sistem penyaluran aspirasi serta pembentukan wilayah baru harus diperbaiki, agar kejadian yang telah menorehkan tinta hitam pada harmonisasi kehidupan demokrasi di negara kita, tidak terulang kembali.

Satu nasehat bijak mengatakan : "Selama masih ada disebutkan hari ini, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri."

Masih ada banyak hal yang harus diperbaiki dalam sistem dan alam demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Perbaikan iklim demokrasi perlu dilakukan mengingat masyarakat kita sudah semakin pintar untuk melihat dan menilai, seberapa serius para pemimpin negara ini bekerja memimpin serta mengarahkan kemajuan bangsa.

Apabila tidak ditanggapi dan disikapi dengan serius, alam demokrasi Indonesia akan sulit berkembang, dan dunia akan memandang negara kita sebagai negara yang tidak konsisten serta tegas menerapkan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Haruskah itu terjadi?


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 4 comments | | edit post
My Mind
OBAMA, TIM SUKSES, & CALEG KITA


Keberhasilan Barack Hussein Obama memenangkan kursi jabatan Presiden Amerika Serikat yang ke-44, merupakan sebuah puncak pencapaian yang diraih melalui kerja keras dan kerja sama yang teramat baik dengan para anggota tim sukses pemenangan pemilu, dalam menggalang dana kampanye serta dalam mengoptimalisasi kekuatan massa simpatisan ataupun relawan pendukung.

Pada saat mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden mewakili Partai Demokrat, Barack Obama nampaknya menyadari, apabila dibandingkan dengan sejumlah nama calon presiden lain yang turut serta mencalonkan diri sebagai kandidat calon Presiden Amerika Serikat, baik dari Partai Demokrat atau dari Partai Republik, dirinya masih belum cukup dikenal luas oleh rakyat Amerika Serikat.

Jalan menuju kursi kepresidenan terasa semakin sulit dicapai, karena dirinya berasal dari kaum masyarakat minoritas di Amerika Serikat, yaitu kaum Afro-Amerika.

Hanya pertolongan tangan Tuhan saja yang membuat Barack Obama pada akhirnya dapat menjadi seorang Presiden. Sebab, apabila hanya mengandalkan optimisme atau kemampuan diri semata, tidaklah cukup, karena untuk meyakinkan kaum mayoritas kulit putih rakyat Amerika Serikat agar bersedia memilih seorang kulit hitam sebagai Presiden di negeri tersebut, bukanlah perkara yang mudah.

Oleh sebab itu, dipilihnya para pekerja profesional sebagai anggota tim sukses Barack Obama, yang bekerja secara efektif dan maksimal untuk bisa memberikan hasil yang terbaik sesuai bidangnya masing-masing, merupakan salah satu keputusan tepat dari titik awal langkah keberhasilan Barack Obama mencapai puncak kekuasaan di negara adidaya tersebut.

Wujud profesionalitas kerja yang ditunjukkan oleh para anggota tim sukses Barack Obama, diwujudkan dengan mampu memformulasikan dengan baik, berbagai issue dan agenda politik nasional yang akan diangkat Barack Obama dalam kampanyenya, dengan menghasilkan solusi serta agenda penyelesaian masalah yang tepat sasaran, yang sekiranya bisa dengan cepat melepaskan Amerika Serikat dari belenggu krisis ekonomi dan mengembalikan kepercayaan masyarakat dunia (khususnya kepercayaan dari negara-negara sahabat) yang sempat pudar karena arogansi kebijakan politik pada masa pemerintahan Presiden George Bush.

Adanya sejumlah program kerja yang berisikan sejumlah solusi dan agenda-agenda penyelesaian masalah krisis ekonomi dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang dipersiapkan tim sukses pemenangan pemilu Barack Obama, ternyata tidak hanya mampu memikat hati simpatisan Partai Demokrat, namun juga hati rakyat Amerika Serikat, untuk kemudian memilih Barack Obama sebagai Presiden mereka.

Hasil kerja anggota tim sukses, mampu membalikkan keadaan, yang cenderung masih belum berpihak pada Obama, terutama saat masa-masa awal kampanye pemilihan kandidat calon tunggal Partai Demokrat yang akan maju menghadapi calon presiden dari Partai Republik, John McCain.

Kemenangan Barack Obama pada saat bersaing dengan Hillary Rodham Clinton pada saat konfensi Partai Demokrat, merupakan sebuah kesuksesan besar dari tim sukses Barack Obama, karena Hillary merupakan seorang pesaing pintar yang memiliki banyak pendukung, sehingga berat langkah kemenangan yang harus dilalui.

Hillary Rodham Clinton, dengan segenap kharisma dan kebesaran namanya, bukanlah saingan yang mudah untuk dikalahkan, mengingat citra diri Hillary Clinton sangatlah baik dan ia sudah lebih dulu terkenal, karena lebih lama berkecimpung dalam kancah perpolitikkan Amerika Serikat, yaitu 10 tahun sebagai Ibu Negara Amerika Serikat dan dilanjutkan dengan menjadi seorang senator.

Persaingan dengan Hillary Clinton, memang jauh lebih berat dibandingkan persaingan dengan John McCain, calon presiden dari Partai Republik. Hal ini bisa dilihat dari dibutuhkan pemilu di banyak negara bagian Amerika Serikat untuk membawa Obama mendapatkan lebih banyak suara para simpatisan Partai Demokrat, dan memilihnya sebagai calon presiden mewakili Partai Demokrat.

Baiknya kinerja para anggota tim sukses Barack Obama, terlihat dari baiknya usaha dan kemampuan mereka, untuk membangun image serta karakter diri Barack Obama, yang dapat diterima dengan baik oleh mayoritas masyarakat kulit putih, kelompok masyarakat Yahudi, kelompok masyarakat hispanik dan orang-orang kaya Amerika, untuk memilih Barack Hussein Obama sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44, mengalahkan pesaingnya Hillary Rodham Clinton dengan persentase kemenangan tipis, serta mengalahkan John McCain, dengan persentase angka kemenangan mutlak.

Upaya untuk membangun image dan karakter seorang calon pemimpin memiliki arti penting karena dapat mempengaruhi penilaian para calon pemilih, apakah sang calon pemimpin merupakan orang yang tepat serta memang layak atau pantas untuk dipilih sebagai seorang pemimpin negara.

Langkah Barack Obama membangun sebuah tim sukses yang terdiri dari orang-orang media, pakar komunikasi publik, dan sejumlah eks pejabat di masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, merupakan sebuah langkah tepat, karena mereka adalah bagian orang-orang yang berpengalaman dan berkemampuan baik untuk mendukung upaya Barack Obama agar bisa diterima oleh seluruh kalangan komunitas masyarakat.

Para anggota tim sukses juga berhasil mempersiapkan jawaban yang tepat atas adanya “black campaigne” yang dibuat oleh para pesaing Barack Obama untuk menyudutkan posisi sang calon pemimpin.

Tingkat keberhasilan tim sukses pemenangan pemilu Barack Obama semakin tinggi, ketika mereka benar-benar mampu mengkomunikasikan berbagai issue-issue sensitif yang membutuhkan penanganan cepat serta tepat, yang kelak akan dipakai Barack Obama dalam masa pemerintahannya.

Visi dan misi Barack Obama juga dapat disampaikan dengan baik pada masyarakat, karena tim sukses Barack Obama memanfaatkan seluruh jaringan media yang dapat dilihat atau diakses dengan mudah oleh seluruh anggota masyarakat Amerika Serikat, termasuk membuat website dan memanfaatkan jejaring situs persahabatan di internet.

Website kampanye Barack Obama, merupakan penyumbang dana donasi kampanye bagi Barack Obama. Sedangkan jaringan situs persahabatan di internet, paling banyak mengumpulkan anggota masyarakat yang bersimpati kepada Obama.
 
Barack Obama memang tidak salah dalam memilih orang-orang yang membantunya mencapai puncak kekuasaan pemerintahan Amerika Serikat. Tanpa adanya dedikasi, kerja keras, dan loyalitas tinggi para anggota tim sukses, mungkin, Obama hanya bisa bermimpi untuk menjadi Presiden Amerika Serikat.

Belajar dari keberhasilan yang diraih Barack Obama, seluruh calon anggota legislatif (caleg) serta calon pemimpin bangsa Indonesia yang akan mengikuti kegiatan pemilu 2009, selayaknya pula menyiapkan suatu tim sukses pemenangan pemilu.

Keberadaan tim sukses disamping para caleg atau calon pemimpin bangsa, membuat kegiatan kampanye menjadi lebih teratur, lebih tertib, terencana, dan efektif.

Namun nampaknya, banyak caleg kita yang akan mengikuti kegiatan pemilu beberapa puluh hari lagi, masih lebih memilih untuk berjuang tanpa dukungan suatu tim sukses yang dapat bekerja secara profesional membantu mereka mendapatkan satu tempat di parlemen.

Pada masa kampanye tertutup yang dimulai sejak bulan Juli 2008 lalu, sebagian besar caleg yang akan mengikuti kegiatan pemilu 2009, cenderung lebih memilih untuk menggunakan konsepsi berkampanye dengan cara-cara konvensional, yaitu dengan memasang bendera partai yang disisipi nama caleg serta spanduk/baliho berukuran besar diberbagai lokasi, dan menempelkan stiker-stiker di dinding pagar rumah warga, di pintu angkutan umum, atau di tiang listrik.

Padahal, penggunaan konsepsi berkampanye dengan cara-cara konvensional seperti itu, cenderung hanya "mengotori" ruang terbuka publik, seperti yang dapat kita lihat dan temui di hampir seluruh penjuru wilayah pemukiman di Indonesia saat ini.

Bagaimana mau mengundang animo dan simpati masyarakat kalau dalam waktu yang bersamaan, seluruh caleg yang akan mengikuti kegiatan pemilu 2009, menerapkan konsepsi berkampanye yang sama?

Terlihat jelas kalau para caleg tidak kreatif karena hanya terpaku pada model-model kampanye yang sama, yaitu model kampanye konvensional, yang sudah lama dipakai sebagai konsepsi berkampanye oleh para caleg yang mengikuti pelaksanaan kegiatan pemilu di Indonesia selama ini, tanpa ada upaya lain yang sekiranya dapat membawa manfaat dan sisi pembelajaran positif bagi dunia politik kita. 

Kreatifitas para caleg memang dituntut, mengingat setiap caleg memiliki kesempatan yang sama besar, semenjak Mahkamah Konstitusi (MK) telah membuat keputusan, bahwa penentuan seorang caleg dapat menjadi anggota parlemen tidak lagi didasarkan pada nomor urut yang telah ditetapkan partai politik.

Artinya, keberhasilan dari seorang caleg untuk bisa duduk sebagai anggota parlemen periode 2009-2014, tergantung pada seberapa besar animo masyarakat untuk memilih caleg yang mereka kehendaki untuk menjadi wakil rakyat mereka di parlemen.

Dalam hal ini, MK ingin memberikan peluang yang sama besar kepada seluruh caleg, baik dari generasi muda atau caleg senior, yaitu yang sudah lama malang-melintang dalam kancah perpolitikkan negeri kita.

Sama besarnya peluang yang dimiliki para caleg inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh seluruh caleg, dengan menghadirkan kreatifitas diri dalam berkampanye, dimana kampanye tidak hanya terpaku pada satu model kampanye semata, namun berani berinovasi, yaitu dengan mengkombinasikan model kampanye konvensional dengan model kampanye yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Segenap pekerjaan yang dibebankan kepada anggota tim sukses tersebut, akan terasa lebih “berwarna” apabila para caleg memanfaatkan dengan aktif jaringan internet, seperti yang dilakukan oleh Barack Obama.

Penggunaan jaringan internet, membuat kampanye yang dilakukan oleh seorang caleg dapat menyentuh seluruh tingkat pendidikan, ekonomi, dan wawasan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan para caleg apabila mereka mempekerjakan sejumlah anggota tim sukses yang bertugas mengelola kampanye dengan memanfaatkan jaringan internet.

Nilai lebih yang terdapat didalam diri seorang caleg, dapat lebih ditampilkan kepada seluruh kelompok masyarakat, yang memiliki dimensi pemikiran berbeda-beda atau tidak seragam, sehingga mobilitas kekuatan massa pendukung, dapat dilakukan tanpa harus mendatangkan massa dalam jumlah besar, atau menghambur-hamburkan dana kampanye untuk bendera, baliho, atau stiker dalam jumlah besar.

Dalam hal ini, para caleg seharusnya tidak lagi bersikap pasif dalam memperkenalkan diri serta agenda kerja mereka, karena sikap pasif tidak akan mendorong adanya peningkatan jumlah simpatisan yang serius ingin mendukung dan memiliki kedekatan emosional atau pemikiran dengan seorang caleg.

Kehadiran tim sukses membuat para caleg bisa mendelegasikan banyak kegiatan yang sulit untuk dilakukan sendiri, yaitu mempersiapkan segenap detail rencana kegiatan kampanye yang diperlukan selama kampanye, membangun jaringan komunikasi antar simpatisan, merekrut relawan yang ingin membantu kemenangan pemilu, serta upaya untuk mengumpulkan dana kampanye.

Daya pikat para calon pemilih dapat ditumbuhkan apabila mereka tahu kalau caleg yang akan dipilihnya bukanlah seseorang yang “buta” teknologi, berwawasan luas dan termasuk bagian dari orang-orang yang hidup di dunia modern, serta tahu bagaimana memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itulah esensi penting dan menarik yang diperoleh apabila model kampanye dengan memanfaatkan jaringan internet dipakai oleh seorang caleg.

Selain memberikan warna baru dalam dunia politik Amerika Serikat pada khususnya dan politik dunia pada umumnya, Barack Obama juga telah menghadirkan suatu pola pembelajaran berkampanye di era milenium, yaitu dengan menggabungkan kampanye konvensional serta kampanye dengan memanfaatkan jaringan internet, kepada semua orang di seluruh dunia yang akan bertindak sebagai seorang pemimpin pada berbagai level atau tingkatan kepemimpinan.

Meskipun banyak anggota masyarakat tokoh atau pemimpin negara-negara di dunia yang membenci atau tidak senang pada Amerika Serikat, namun mereka justru salute atas upaya serta kerja keras Barack Obama dalam berjuang untuk mencapai puncak kepemimpinan, kursi kepresidenan.

Dalam sesaat waktu, puncak tingkat kebencian sejumlah besar anggota masyarakat dunia itu, hanya terarah pada pola kepemimpinan mantan Presiden George Bush, yang dianggap arogan, tidak bersahabat, dan penuh dengan ambisi pribadi.

Pencapaian yang dicapai oleh Obama merupakan sebuah kesuksesan yang diperoleh setelah ia membentuk tim sukses yang bekerja secara profesional untuk menghasilkan kemenangan kepada Barack Obama.

Berbagai thema dan agenda kampanye Barack Obama yang dipublikasikan oleh tim suksesnya secara luas, selain dipakai dalam kampanye terbuka, juga dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media, termasuk dengan membuat website kampanye dan bergabung dengan sejumlah situs persahabatan dalam jaringan internet.

Upaya Barack Obama tersebut sesungguhnya dapat dicontoh dan diterapkan pula oleh para caleg kita yang sedang menjalani kegiatan kampanye menjelang pelaksanaan pemilu 2009. Mereka dapat menghadirkan suatu tim sukses, yang terdiri dari para profesional dibidang komukasi, publikasi, dan penggunaan teknologi.

Tim sukses inilah yang bertugas membangun image atau karakter para caleg, mencari, menentukan dan membuat jawaban atas issue-issue ekonomi, politik serta sosial yang akan diangkat sebagai bahan kampanye, mengkoordinasi kegiatan kampanye yang akan dijalani sang caleg, membuat “iklan kampanye” dan mempublikasikan berbagai pandangan, jadwal kegiatan, maupun sejumlah informasi kampanye lainnya, baik disampaikan langsung kepada masyarakat atau dengan memanfaatkan berbagai media publikasi yang ada.

Para anggota tim sukses memang seharusnya terdiri dari orang-orang yang profesional bekerja dibidangnya. Profesionalitas mereka dibutuhkan agar para caleg dapat dengan mudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kegiatan kampanye yang akan banyak mengeluarkan dana serta membutuhkan energi tinggi.

Dunia politik bukan berarti anti terhadap penggunaan peralatan teknologi. Hal ini bisa dilihat keberhasilan seorang calon pemimpin seperti Barack Obama, yang berhasil terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 karena tim suksesnya memanfaatkan dengan baik penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang serta mendukung keberhasilan sang calon presiden agar bisa pemenang pemilu.

Perkembangan kemajuan masyarakat modern memang bisa dilihat dari seberapa besar anggota masyarakatnya menggunakan perangkat berteknologi.

Oleh sebab itu sudah selayaknya seorang calon pemimpin negara atau calon anggota parlemen untuk tidak “buta” akan teknologi, akan tetapi aktif menggunakan perangkat berteknologi atau memimpin segenap proyeksi pembangunan wilayah serta anggota masyarakatnya dengan menyertakan teknologi didalamnya.

Iklim era kepimpinan yang “tidak buka” dalam penggunaan perangkat berteknologi, harus dimulai dan ditumbuhkan, karena kemajuan suatu komunitas masyarakat dunia terjadi karena mereka dipimpin oleh para pemimpin yang membuat kerangka rencana pembangunan dengan tidak melepaskan penggunaan peralatan berteknologi tinggi, dalam pelaksanaan pembangunan.

Keberhasilan Obama adalah contoh nyata. Keberhasilan itu juga bisa diraih oleh para pemimpin kita apabila para calon pemimpin dan caleg, membangun model kampanye yang didukung oleh aktifitas suatu tim sukses yang aktif memanfaatkan menggunakan perangkat berteknologi tinggi. Bukanlah mustahil, pencapaian tertinggi seorang calon pemimpin atau caleg bisa tercapai. 
Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Tanggal 23 Januari 2009 yang lalu, saya beserta ibu dan sepupu saya, datang mengunjungi rumah kost tempat tinggal 2 orang sepupu saya, untuk membahas suatu masalah.

Meskipun masalah yang kami bicarakan merupakan sebuah masalah yang cukup serius dan perlu disikapi dengan kepala dingin, namun pembicaraan diantara kami berlima berlangsung santai serta penuh keakraban.

Kami semua bebas untuk angkat suara dan memberikan pandangan-pandangan atas masalah yang ada. Akhir dari pembicaraan tersebut diharapkan menghasilkan sebuah jalan serta upaya kompromi agar masalah yang ada, tidak berkembang kearah konflik horisontal.

Pada saat semuanya serius mengemukakan pendapat, pembicaraan kami yang sudah berlangsung selama beberapa jam, akhirnya terhenti sejenak pada saat sejumlah sms dari orang yang tidak dikenal, masuk ke no.hp XL aku.

Orang itu mengirimkan sms dengan menggunakan no.Esia 021963655967. Sms pertama dikirim pada jam 15.24. Isi dari sms itu :
"hai pak, pa kabar luw, udah gawe belum."

Datangnya sms dari orang yang tidak aku kenal itu aku tanggapi dengan satu pertanyaan singkat : "siapa ya?" yang aku kirimkan pada jam 15.26.

Tidak lama, orang itu membalas sms yang sebelumnya aku kirim sebagai balasan sms pertama yang orang itu kirim.
Isinya : "Wah, ms luw lupa, br kemaren gw kasih no gw ke luw."
Sms itu dikirimkan pada jam 15.28.

Aku membalas sms orang yang tidak aku kenal itu dengan kata-kata :
"Maaf, kyknya kamu salah org."
Sms itu aku terkirim pada jam 15.30.

Gak lama, sms balasan dikirim orang itu : "Tapi ni btl pa ciko kan?"
Orang itu mengirimkannya pada jam 15.31.

Sebenarnya, aku sudah mulai terganggu dengan kiriman sms dari orang yang tidak aku kenal itu sebab aku memang sedang konsentrasi dengan topik pembicaraan serius antara aku, ibu aku, dan ketiga sepupu aku. Tapi aku mencoba untuk tetap mengirimkan sms balasan bernada sopan.
"Sy bkn Pa Ciko."
Demikian bunyi sms balasan yang aku kirim pada jam 15.33.

Beberapa waktu lamanya, sms baru tidak masuk ke hp aku. Sebenarnya aku berharap orang itu mengerti kalau dirinya sudah salah mengirimkan sms (dia mengirimkan sms ke orang yang salah sebab aku memang bukan Pak Ciko. Aku juga tidak pernah menggunakan nama alias Pak Ciko).

Namun ternyata dugaan aku salah. Pada jam 15.52, orang itu mengirimkan sms lagi. Isi sms kirimannya : "Klo bkn pa ciko, ini siapa ya?"

Weekkkk... aku mulai be-te. Langsung saja aku kirimkan sms balasan ke orang itu :
"Lho, seharusnya sy yg tanya kamu siapa ya?"
Sms itu aku kirim jam 15.55.

Jam 16.01, orang itu membalas sms yang aku kirimkan tadi. Isinya : "siapa yah?"

Yup, aku mulai kesal. Tapi aku tetap mengirimkan sms bernada datar untuk memberitahu orang itu bahwa dia telah salah orang.
"Kamu salah org, sy bkn Pa Ciko. Kamu slh kirim sms."
Balasan sms itu aku kirim pada jam 16.04.

Sejenak aku berpikir, orang itu sudah mengerti dengan isi sms aku yang terakhir. Sebuah sms baru masuk pada jam 16.11, juga dari orang itu. Aku berharap dia mengerti dan merasa kalo memang sudah salah kirim sms ke nomor hp orang yang bukan temannya.

Bagian awal sms balasan dari orang itu, memang seperti yang aku bayangkan, tapi tidak untuk kalimat yang selanjutnya. Isi sms yang orang itu kirim bunyinya :
"Ya udah maaf pa,tai luw......?"

Weekkkk... kali ini, aku gak bisa menahan amarah. Sudah dikasih tau baik-baik, malah berucap kasar lagi. Aku pun membalas sms itu dengan kata-kata :
"Eee.. anjing, dikasitau baek2 ngomong kasar lg loe."
Aku mengirimkannya 4 menit kemudian setelah sms orang itu aku terima.

Orang itu sebenarnya membalas lagi, tapi sms balasan dari orang yang tidak aku kenal dan gak mau menyebutkan namanya itu, sudah aku hapus, jadi aku tidak tercatat lagi di hp aku.

Aku akui kalau aku salah telah mengirimkan sms balasan seperti itu karena memang kasar dan gak perlu aku tanggapi dengan kemarahan atas kiriman sms dari orang yang tidak tahu tata atur berkata sopan (yang akhirnya membuat aku pun sama seperti dirinya).

Jujur, aku terbawa emosi. Masalah yang sedang aku bahas dengan ibu serta sepupu-sepupu aku, belumlah selesai dan belum menemukan kata sepakat sebagai sebuah kesimpulan. Ketegangan pikiran yang sedang aku hadapi, akhirnya membuat aku juga tidak mampu menahan diri untuk menyampaikan balasan sms dengan kata-kata sopan dan berasal dari orang yang terdidik.

Terlepas dari kesalahan yang sama, dimana aku juga akhirnya menjadi kasar, sampai saat ini aku masih bingung, kenapa ada aja orang yang bersikap seperti itu. Kok ada ya, orang yang sudah dikasih tau hal yang benar, malah membalasnya dengan ungkapan yang gak enak untuk dibaca atau didengar.

Kayaknya, gak ada alasan untuk berkata seperti itu. Apalagi orang yang dikirimin sms, gak dia kenal. Bukankah tata krama itu seharusnya tetap dijaga?

Apa sudah seperti itu sikap dan perilaku sebagian masyarakat Indonesia, yang tidak bisa mengungkapkan kata-kata dalam batas sewajarnya dan menerima kalau dikasih tahu yang benar?