My Mind
Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata air.
(Mazmur 114 : 7 - 8)


Setiap malam Selasa dini hari, stasiun televisi swasta SCTV menyiarkan tayangan SOLUSI, yaitu suatu tayangan yang berisikan tentang kesaksian orang-orang yang telah mengalami pembaharuan hidup, kejadian atau pernyataan yang mengurapi setiap pemirsanya, serta cerita mukjizat-mukjizat yang dialami oleh orang-orang percaya.

Banyak hal-hal menarik yang bisa menjadi bahan pembelajaran setiap orang percaya, untuk lebih mengenal serta mengetahui begitu besar kuat kuasa Allah menaungi alur kehidupan orang-orang percaya yang beriman dan percaya kepadaNya, sehingga kasih serta penyertaanNya, selalu hadir dan dinyatakan langsung kepada anak-anakNya.

Curahan berkat-berkat Tuhan diceritakan kembali secara langsung oleh mereka yang mengalaminya, sehingga terjadi pencerahan hidup serta dapat dipakai sebagai bahan renungan yang bisa membawa berkat pula bagi mereka yang menyaksikannya.

Konsepsi pencerahan hidup yang agak sulit untuk dicerna oleh pemirsa acara SOLUSI ini, mungkin ada pada bagian pengungkapan mukjizat Allah yang telah diterima oleh orang-orang yang bersaksi di acara tersebut.

Apakah mukjizat itu? Pada dasarnya, mukjizat merupakan sebuah peristiwa dimana telah terjadi sebuah kejadian, keadaan, atau fenomena yang merubah keadaan dari diri seseorang maupun lingkungan disekitarnya, dimana keadaan tersebut, bertentangan dengan hukum alam yang dinyatakan Allah kepada manusia.

Tanpa kita sadari, sesungguhnya manusia setiap hari merasakan besarnya kuat kuasa mukjizat Allah atas kehidupan. Mengalirnya nafas kehidupan yang masuk ke dalam hidung dan masuk ke dalam paru-paru. Jantung mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Bekerjanya sistem pencernaan makanan untuk membagikan nutrisi keseluruh organ-organ tubuh manusia.

Ya, kehidupan ini adalah bagian dari mukjizat yang terjadi dalam diri manusia dan tidak seluruhnya bisa dimengerti, seperti layaknya bumi berputar mengitari matahari, dan adanya pancaran sinar hangat matahari yang diimbuhi dengan menetesnya tetesan embun di pagi hari.

Logika pemikiran manusia, memang tidak mudah mencerna atau memahami dengan baik, kenapa seluruh proses kehidupan dan pergerakkan benda-benda alam semesta itu, dapat terjadi semenjak peristiwa penciptaan.

Dimensi berpikir manusia yang dilandasi oleh kekuatan logika dan alam jasmaniah, memang  membuat manusia tidak mampu memandang kekuasaan dan besarnya tanda kasih Allah kepada manusia, karena segenap karya Allah adalah sebuah tanda kuasa yang dinyatakan melebihi kemampuan berpikir, bahkan daya khayal manusia.

Hal yang dibutuhkan manusia agar bisa mengerti dengan keadaan yang terjadi sebagai sebuah tanda pernyataan kasih Allah, adalah dengan menempatkan dan mengandalkan  adanya iman percaya yang ada didalam diri mereka.

Jadi, sangatlah disayangkan apabila ada diantara orang-orang yang beriman kepada Tuhan, membutuhkan adanya suatu pengalaman hidup, berupa terjadinya mukjizat dalam kehidupan mereka, baru mereka mempercayai adanya mukjizat itu. Melihat dan merasakan dulu, baru pernyataan percaya disampaikan.

Sesuatu hal yang dilematis... Apalagi kalau mukjizat itu telah diberikan kepada bagian dari orang-orang percaya tersebut, namun mereka masih menganggapnya, keadaan yang tercipta bukanlah sebuah mukjizat.

Kalau sudah seperti itu, apa lagi yang dibutuhkan manusia untuk bisa percaya?

Well, jawabannya tetap satu, mengimaninya. Tanpa adanya sikap yang dilandasi oleh iman, tidak akan ada satu pun karya mukjizat yang dihadirkan Allah dalam kehidupan manusia, yang bisa diterima sebagai sebuah pembaharuan keadaan, yang dikehendaki Allah kepada hidup manusia dalam bentuk mukjizat.

Dalam hal ini, manusia harus memahami terlebih dahulu, proses yang terjadi sebelum mukjizat itu dinyatakan (yaitu adanya permintaan dari orang-orang percaya kepada Allah), dimana sebuah sikap percaya, akan menghadirkan sebuah mukjizat dari Allah seperti yang manusia itu butuhkan.

Adapun dasar dari pernyataan itu, disampaikan oleh Tuhan Yesus dengan perkataan : sebuah mukjizat bisa terjadi dalam kehidupan manusia apabila manusia itu meminta kepadaNya, lalu mempercayai, bahwa segenap permohonan yang disampaikannya kepada Tuhan, akan dikabulkan (bisa dilihat dalam kitab Markus 11 : 23 - 24).

Mukjizat itu tidak hanya untuk satu hal, tapi banyak hal, karena Tuhan Yesus juga bilang, segala hal yang kita minta didalam namaNya, pasti diberikan. Itu adalah janji Tuhan sendiri, dan Tuhan tidak pernah lalai oleh perkataanNya.

Sekarang, apabila keinginan itu dapat segera terwujud dan dapat dirasakan dalam kehidupan, dibutuhkan kesabaran untuk menanti, karena Allah juga menginginkan, agar setiap anak-anakNya, sebelum tanda kasih berupa mukjizat dinyatakan, tetap setia dan menjaga keteguhan imanNya, serta menjauhi adanya kebimbangan hati.

Tuhan tahu apa yang dibutuhkan anak-anakNya. Ia adalah pribadi yang pemurah, Ia tidak akan membuat anak-anakNya berada pada situasi bimbang sebab Ia tidak akan membiarkan anak-anakNya harus mengalami pencobaan hidup melebihi kemampuan mereka.

Jadi, apabila ada bagian dari orang-orang percaya, yang memiliki sikap antusias untuk merasakan atau mengetahui akan mukjizat Allah, selayaknya membawa serta sikap yang mengimani karya-karya mukjizat Allah yang telah diungkapkan dan akan dinyatakan kepada manusia itu sendiri. Allah tahu apa yang terbaik bagi manusia, dan Ia ingin, manusia tetap menanti dengan sabar, besar kuat kuasa dinyatakan dalam bentuk mukjizat-mukjizat, pada kehidupan manusia.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus yang teramat baik, menyertai kita selalu, dan melimpahi kita dengan berkat-berkatNya, sehingga kita semakin dekat serta mengenal dengan baik, kebesaran dan keagungan kuat kuasaNYa.




.Sarlen Julfree Manurung

My Mind
Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.   (Galatia 5 : 9)


Kehidupan dari sejumlah orang-orang percaya kepada Allah, terkadang dilalui dengan adanya sikap mudah melupakan banyaknya berkat-berkat dan tanda penyertaan Allah yang telah mereka terima, hanya karena mereka memiliki satu keinginan besar yang ingin segera diwujudkan.

Pada saat terpaku oleh besarnya keinginan yang mengilhami benak pemikiran mereka, keadaan itu bahkan mampu menghadirkan adanya tekanan emosional, antara ingin segera merealisasikan keinginan tersebut berdasarkan kemampuan diri sendiri, atau menyerahkan harapan itu ke dalam urapan tangan Tuhan.

Beberapa keadaan yang dianggap mendesak, bahkan mampu membuat sejumlah anak Tuhan berinisiatif untuk membangun opini sebagai sebuah alasan untuk pembenaran, agar bisa mewujudkan keinginan diri dengan mengandalkan segenap kekuatan pikiran maupun kemampuan diri sendiri.

Sejumlah orang percaya, mereka sadari atau tidak disadari, telah mengabaikan adanya hadirat dan anugerah Tuhan, yang mampu menghadirkan sukacita kepada anak-anak Tuhan yang meminta pertolongan tangan Tuhan, serta kepada anak-anak Tuhan yang mau bersabar, menantikan kemurahan hati Tuhan, untuk merealisasikan permohonan yang disampaikan kepadaNya.

Menahan diri, merupakan sikap yang terkadang tidak dapat dilakukan oleh anak-anak Tuhan. Kendali diri tidak tercipta, karena manusia lebih menggunakan logika pikiran manusia, yang dapat goyah serta menghadirkan satu permasalahan baru, atau bahkan, banyak permasalahan.

Ya, permasalahan dapat muncul, karena manusia mulai merasa tertekan oleh pikiran yang terlalu jauh menerawang, melalui hari-hari dengan membenamkan diri pada satu atau sejumlah masalah, hidup dalam lautan mimpi-mimpi yang tak menentu, layaknya sebuah rasa takut yang menjelma dan diciptakan benak pikirannya sendiri.

Pikirannya hanya tertuju pada : adanya keyakinan bahwa dirinya sanggup meraihnya, dan dirinya kurang yakin mampu meraihnya. Ketika keadaan itu semakin memenuhi benak pikiran manusia, kebimbangan semakin melarungkan seseorang dari kedekatan hidup pada Tuhan.

Beban masalah membuat seorang percaya lupa, bahwa dirinya dipenuhi oleh banyak sekali berkat-berkat dan karunia Allah, serta bernaungnya kuasa Roh Kudus didalam hati dan dirinya.

Melupakan adanya hadirat Allah, merupakan sebuah kesalahan fatal bagi setiap orang percaya yang mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhan.

Terlena dan terlarungnya manusia dalam beban masalah, membuat mereka lalai untuk menghadirkan pemikiran diri untuk datang pada nyata kasih Tuhan, karena segenap cara pandang manusia terhadap suatu masalah, secara langsung dapat mempengaruhi sikap percaya manusia kepada Tuhan, hingga mampu mengabaikan hadiratNya.

Sejumlah tokoh di dalam Firman Tuhan, juga pernah terlena oleh karena keinginan di dalam hati dan pikiran mereka. Ada yang menerima hukuman, namun ada juga yang diampuni kesalahannya.

Istri Lot, oleh karena masih besarnya keinginan hatinya pada harta kekayaan yang harus ditinggalkannya, akhirnya menerima hukuman dari Allah karena ia tidak menuruti perintah untuk tidak menoleh ke belakang.

Simson, menjadi bahan hinaan banyak orang, diperlakukan sebagai budak setelah matanya dibutakan oleh orang-orang yang membencinya. Ia sangat menginginkan isteri dari orang yang tidak sejalan dengan kehendak Allah. Namun permintaan terakhirnya dikabulkan Allah.

Daud juga pernah bersalah oleh karena keinginannya untuk mempersunting isteri dari salah seorang perwiranya. Dia membunuh sang perwira dan mempersunting isteri sang perwira itu.

Masih banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab, yang oleh karena besar keinginannya, melupakan ketetapan-ketetapan Allah yang ada dalam Firman Tuhan. Semuanya itu dicatatkan untuk menjadi contoh dan bahan peringatan kepada kita, anak-anak Tuhan yang hidup di jaman yang berbeda, untuk tidak melakukannya.

Janganlah oleh karena satu keinginan, kita harus terpuruk dalam dosa dan melupakan adanya hadirat Allah. Kita harus ingat, bahwa segala sesuatunya itu berasal dari Allah. Oleh karena itu, kembalilah pada jalan dan ketentuan-ketentuan yang telah Allah tetapkan, apabila kita memiliki satu keinginan, sehingga keinginan itu dapat terpenuhi, dan kita tetap dianggap layak dihadapan Allah.

Janganlah kita menghadirkan nila kedalam sebelanga susu, agar kita dapat tetap bisa menghitung berkat-berkat Tuhan kepada kita, karena besarnya keinginan yang ada di dalam hati serta pikiran kita, tidak membuat kita lupa akan hadirat Allah dalam diri kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung


My Mind
Gaji Papa Berapa?


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau
sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.


Catatan :
Renungan menarik ini diambil dari postingan milis Batak Cyber, yang dikirimkan oleh seorang rekan yang bernama : Yus Lina
My Mind
Hidup Berkelimpahan Kasih Karunia



Salah satu sifat dan ciri dari para pengikut Kristus, adalah pribadi-pribadi yang selalu memotivasi diri mereka dengan sikap percaya, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa, akan selalu menyertai setiap tindakan serta upaya yang mereka lakukan, sehingga mereka mampu menyelesaikan berbagai tanggung jawab yang diserahkan kepada mereka.

Pada pengikut Kristus selalu mengandalkan segenap kekuatan inspirasi positif, yang mereka rasakan sebagai berkat serta anugerah Tuhan, sebab mereka percaya, bahwa segenap kepintaran dan kemampuan individual yang ada pada mereka, merupakan pemberian Tuhan kepada anak-anakNya.

Ucapan syukur akan selalu mengalir dari mulut dan hati orang-orang percaya, karena mereka yakin, dengan mensyukuri setiap pemberian Tuhan, apapun wujudnya, akan membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi tangguh dan siap menghadapi keadaan yang melingkupi diri mereka, terutama diantara ketat dan kerasnya budaya persaingan yang terjadi dalam dunia kerja.

Oleh karena itu, setiap orang percaya selalu tampil menonjol, terlihat lebih kreatif dan aktif, apabila dibandingkan individu atau kelompok masyarakat lainnya. Kepercayaan mereka kepada Tuhan, memang membuat mereka bisa tampil lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.

Itu semua bisa terjadi karena sikap percaya yang ditunjukkan anak-anak Tuhan, telah membuat mereka dapat merasakan kebesaran kuasa Allah, yang diberikan sebagai tanda kasih Allah, bagi mereka yang mengandalkan Tuhan dalam kehidupan mereka.

Firman Tuhan menyatakan : Dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya. (Efesus 1 : 19)

Kesuksesan merupakan sebuah kondisi yang sangat mungkin diraih, karena anak-anak Tuhan melakukan hal-hal yang juga dilakukan oleh individu lainnya, namun mereka menjalaninya dengan cara-cara yang luar biasa, karena adanya sikap percaya bahwa penyertaan Allah selalu melingkupi setiap rangkaian kegiatan yang mereka lakukan.

Banyaknya berkat yang diterima setiap orang percaya, memang diperoleh dengan cara menghadirkan sikap mengakomodasikan segenap kehendak Tuhan didalam beragam upaya terukur, sampai akhirnya muncul sebuah pernyataan, bahwasanya berkat-berkat yang diterima, seakan sudah tidak terakumulasikan lagi.

Manusia memang memiliki perbedaan kemampuan dalam mengaplikasikan suatu bagian dalam ilmu pengetahuan, ada yang sesaat waktu bisa mengerti namun ada juga yang membutuhkan waktu untuk mengerti. Tuhan tidak memandang itu. Karena yang Tuhan lihat serta pandang didalam kehidupan manusia, apakah mereka dapat segera mengerti dan tanggap dengan segenap Firman yang didengar, dibaca, atau dinyatakan pada manusia.

Tuhan akan menyingkapkan segenap rahasiaNya kepada manusia, apabila manusia itu sendiri mau menanamkan sikap sadar diri yang begitu kuat, bahwa segala sesuatunya itu berasal dari Allah dan dapat diberikan kepada manusia, andai saja manusia itu mau rajin serta aktif bersekutu padaNya, dan memegang teguh pernyataan-pernyataan yang ada dalam FirmanNya, untuk dipakai sebagai pedoman kehidupan mereka.

Tuhan sangat menginginkan manusia menempatkan hadirat Tuhan sebagai sesuatu hal yang faktual dan utama. Tuhan sangat mengharapkan manusia, memikirkan kehendak serta perintah-perintahNya, agar berkat-berkat Tuhan dapat mengalir bagaikan mata air dalam alur kehidupan manusia.

Firman Tuhan menyatakan : Setiap orang yang datang kepadaKu dan mendengarkan perkataanKu serta melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah : Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya diatas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.   (Lukas 6 : 47 – 48)

Dalam konsep pengertian berdasarkan logika manusia, sebuah cara pandang terhadap sesuatu, memang mempengaruhi besaran kemampuan manusia untuk bisa menikmati hidup atau justru sebaliknya, menghempaskan hidup mereka.

Semakin manusia berusaha untuk menggunakan segenap daya nalarnya agar mengerti serta memahami segenap rumusan dalam kehidupan yang telah ditetapkan Tuhan, maka manusia itu akan lebih memiliki kemampuan diri untuk bisa mengaplikasikan dalam alur kehidupannya.

Jadi, ketika segenap ketetapan Allah dipakai atau ditempatkan sebagai landasan serta dasar dalam menjalani alur kehidupan, maka Firman Tuhan yang digunakannya itu, akan menghadirkan energi kuasa Allah, yang membuat manusia mampu menghadapi setiap tantangan hidup, dan tidak tergoyahkan oleh permasalahan-permasalahan yang menghampiri serta ingin menggoncangkannya.

Ini bukanlah keadaan yang bersifat imajinatif namun real, karena sudah banyak sekali anak-anak Tuhan, yang mampu berkarya dan meraih kelimpahan berkat-berkatNya, karena mereka menempatkan Firman Allah sebagai sesuatu hal yang menginspirasi kemajuan kehidupan mereka.

Mungkin, ada anak-anak Tuhan yang bertanya, bagaimanakah caranya agar mereka dapat pula merasakan keindahan hidup karena melimpahnya berkat-berkat Tuhan?

Lakukanlah hal ini : Berdoa, Bercermin, dan Berusaha.

Doa merupakan alat komunikasi kita dengan Tuhan. Doa merupakan nafas kehidupan, dimana doa membuat setiap orang percaya dapat mendengar dan merasakan kehendak Tuhan, berdasarkan apa yang dinyatakannya kepada Tuhan melalui doanya itu.

Pada saat kita memanjatkan doa, menjalin komunikasi dengan Allah, itu sama artinya, sesungguhnya diri kita sedang mengarah hidup ini pada adanya pemenuhan janji-janji besar Allah, seperti isi nasihat Firman Tuhan yang menyatakan :

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
(Ibrani 4 : 16)

Berbagai kelimpahan berkat bisa rasakan, apabila setiap orang percaya aktif bertekun dalam doa permohonan, untuk berkeluh-kesah atau menyampaikan segenap keinginan hati, yang diaminkan dengan pernyataan agar rencana Tuhan saja yang terjadi, dimana pernyataan itu, menjadi simbolisasi penyerahan diri orang-orang percaya, dan berguna untuk menuntun, pada cara berdoa yang benar.

Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya.   (I Yohanes 5 : 14)

Firman Tuhan juga mengatakan : Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan kamu.   (Yeremia 29 : 12)

Tuhan tidak akan pernah lalai untuk menepati janjiNya, bahwa Ia akan mengabulkan doa orang-orang percaya, yang didoakan dengan sikap dan cara yang benar. Bahkan tidak hanya doa yang dipanjatkan saja. Tuhan juga menyampaikan janjiNya, kalau Ia akan melimpahi mereka dengan berkat, karena kesetiaan dan iman percaya mereka, seperti yang diungkapkannya di dalam Yehezkiel.

Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu.
(Yehezkiel 36 : 25 – 28)

Segenap pemberian berupa berkat dan limpahan kasih karunia, juga dapat dirasakan, apabila setiap orang percaya memperhatikan setiap Firman yang telah dinyatakanNya,  menjadikan Firman itu sebagai pedoman kehidupan, dan memanfaatkan Firman itu sebagai cerminan di setiap langkah langkah kehidupan orang-orang percaya.
 
Firman Tuhan menyatakan : Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.   (Yakobus 1 : 25)

Yaaa…melakukannya. Tuhan juga menetapkan, kelimpahan itu akan melingkupi diri dan kehidupan orang-orang percaya, namun dengan sebuah syarat, yaitu setiap orang percaya, bertindak, berpikir, dan berucap seperti layaknya kasih yang dinyatakan pada Firman Tuhan, serta menerapkan setiap bagian dari kehendak Tuhan, yang tercatat di dalam FirmanNya, pada alur kehidupan mereka.

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.   (Yakobus 1 : 22)

So, tunggu apalagi? It’s depends on you… Penyerahan hidup orang-orang percaya ke dalam kuat kuasa Allah, memang akan menghasilkan limpahan berkat serta karunia, sebagai ungkapan kasih Allah oleh karena sikap percaya anak-anakNya.

That is Bless… Amazing grace from our God. Berkat yang mengurapi. Berkat yang membawa kita pada sukacita, karena hadirat Allah ada dalam diri kita. He give it to you free, karena berkat dan karunia itu merupakan tanda kasih dari Allah, dimana berkat-berkatNya itu pada waktunya, dapat menyentuh pula, hati dari pribadi-pribadi yang lain, yang belum merasakan melimpahnya berkat serta karunia yang bisa mereka dapatkan apabila dekat dengan Tuhan.  

Mungkin ada diantara orang-orang percaya yang hingga kini masih merasa, kalau diri mereka, belum menikmatikan besar, agung, serta indahnya anugerah Tuhan didalam kehidupan mereka. Tilik dan telitilah lebih mendalam lagi, apakah hati nurani dan diri ini, apakah memang sudah benar-benar mengikuti kehendak Tuhan atau belum.

Anugerah itu bisa dirasakan apabila ada pergumulan didalam kasih dan urapan tangan Tuhan. Semuanya itu bisa digapai andai anak-anak Tuhan mau menerapkan dengan sungguh-sungguh, prinsip Berdoa, Bercermin, dan Berusaha (3B) sehingga anak-anak Tuhan bisa menyelami apa kehendak Allah dalam hidupnya, serta kuat kuasa Allah mengurapi kehidupan mereka.

Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.   (II Petrus 1 : 10)

Hidup didalam naungan kasih Allah, kita pasti berlimpah berkat dan karunia, karena Tuhan kita kaya atas segala sesuatu, serta tahu apa yang kita butuhkan, selama kita berjalan sesuai kehendak Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati kita semua…


Salam saya,


.Sarlen Julfree Manurung


Referensi :
1. Firman Allah Yang Hidup : ALKITAB
2. BOM.com, communication & devotion for the marketplace, Edisi ke-13 Tahun 2006
3. Buku DAYA JANGKAU DOA karya E.M. BOUNDS, 1994, Penerbit Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL"
My Mind
Tidak ada seorang pun yang mengetahui, kapan akhir kehidupan dari seseorang. Bahkan dalam FirmanNya, Tuhan mengatakan : malaikat tidak, Anak pun tidak...

Oleh sebab itu, marilah kita menghadirkan satu keinginan di dalam hati kita untuk selalu bersekutu dengannya, sehingga ketika saat kehidupan kita telah dinyatakan berhenti oleh Tuhan, kita merasakan indahnya kehidupan bersama Bapa di Sorga.

Still pray, keep in pray... itulah yang dilakukan oleh 1 regu tentara Amerika Serikat yang sedang bertugas di Irak, sesaat sebelum mereka melaksanakan tugas mereka, menjalankan misi-misi operasi disana. Mereka berdoa, karena kehidupan mereka disana, sangat dekat dengan kematian... Yaaa... sebuah peperangan.

Lihatlah... sebelum berperang, mereka masih menyempatkan diri untuk membaca Alkitab dan berdoa bersama-sama.

Berdoa adalah situasi emosional yang selalu dirasakan perlu untuk dilakukan oleh para tentara yang sedang bersiap untuk bertempur di medan perang. Bagaimana dengan kita?

Berdoa adalah hal sederhana yang juga bisa kita lakukan kapan pun waktunya. Kita tidak dalam suasana peperangan dengan musuh di medan perang. Akan tetapi, kita selalu berperang dengan hati yang luka, pikiran yang menyimpang ke kiri atau ke kanan, serta terhadap banyaknya tawaran keindahan dunia, yang bisa membuat kita terjerumus dalam dosa, semakin jauh dari Tuhan.

Peperangan terhadap keinginan hati yang tidak menjalankan ketetapan Tuhan, peperangan dengan roh-roh jahat... itulah yang sedang kita hadapi...

Sediakanlah waktumu untuk berdoa...

Still in pray... Keep in pray...


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung


Note :
Foto diatas, diambil dari sebuah e-mail yang diposting oleh seorang teman, di suatu milis yang saya ikuti.
My Mind
"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukumanNya.
(Yoel 2 : 12 - 13)

Ayat Firman Tuhan ini bertutur tentang apa yang kita lakukan apabila kita menyesali perbuatan salah yang telah kita lakukan. Firman Tuhan yang dicatatkan dalam kitab Yoel itu, mengajarkan kepada kita untuk segera menyesali perbuatan atau pemikiran salah, apabila kita melakukannya.

Melalui FirmanNya itu, Tuhan mengatakan, bahwa sikap penyesalan harus dinyatakan dengan adanya pengakuan hati bahwa kita tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Dalam arti, ada kesungguhan agar kita tidak berbuat kesalahan yang sama di masa yang akan datang.

Menyesal itu merupakan tanda pengakuan serta kesadaran diri, bahwa tindakan salah yang telah dilakukan sebelumnya, merupakan tindakan yang tidak patut untuk dilakukan kembali.

Oleh karena itu, apabila seseorang sudah menyesali perbuatannya, seseorang berani mengungkapkan tanda penyesalan itu sebagai sebuah keinginan besar untuk mengubah  dan merubah perilaku atau pemikiran yang salah.

Dalam kehidupan, banyak pihak yang akan menyambut sebuah sikap menyesal yang ditunjukkan seseorang tersebut.

Tindakan atau pemikiran salah, pada prinsipnya telah menghadirkan kerugian atau keadaan yang tidak menyenangkan untuk individu atau kelompok masyarakat tertentu. Jadi, apabila sikap menyesal tidak segera ditunjukkan seseorang yang berbuat salah, akan menciptakan sebuah penilaian bersalah atau penilaian negatif lainnya, tidak hanya dari individu maupun kelompok masyarakat yang mengalami kerugian atau merasakan adanya tindakan yang tidak menyenangkan, namun juga dalam masyarakat luas.

Yaa... Menyesali sebuah kesalahan memang selayaknya berasal dari dalam diri, karena sebuah kesalahan yang telah disesali, menghadirkan image buruk terhadap pribadi seseorang yang telah berbuat salah, bahkan terkadang, berimbas juga pada anggota keluarganya.

Begitu besar dampak sebuah kesalahan yang tidak disesali. Dan itu semua, secara langsung atau tidak langsung, bisa menciptakan sebuah tindakan penghakiman dari kelompok masyarakat.

Akan tetapi, besar pula pengaruh yang dihadirkan apabila manusia menyesali perbuatannya. Banyak pihak yang menunggu-nunggu, ketika seseorang telah berbuat salah, adanya sebuah penyesalan dari dasar hati pelakunya, mengkoreksi perbuatan yang salah, dan tidak mengulangi perbuatan yang salah, lagi.

Sebuah penyesalan, secara langsung atau tidak langsung, membawa serta pernyataan agar orang lain tidak melakukan perbuatan atau kesalahan yang sama dengan perbuatan atau kesalahan yang telah dilakukan seseorang. Pribadi yang menyesal, pada prinsipnya memberi contoh kepada orang lain untuk tidak mengikuti suatu perbuatan salah, terutama apabila diekspose atau diwacanakan kedalam kelompok masyarakat yang lebih luas lagi.

Sama seperti manusia, Tuhan juga sangat menantikan sebuah pernyataan menyesali atas kesalahan yang telah diperbuat atau dilakukan anak-anakNya. Bahkan Tuhan mengatakan, ada sukacita besar di Sorga apabila ada anak manusia yang bertobat, menyesali perbuatan salah yang telah dilakukannya.

Sebuah sambutan besar akan dilakukan oleh para malaikat di Sorga, ketika sebuah tanda pengakuan diri berbentuk penyesalahan, diucapkan dan diakui sebagai sebuah tindakan yang tidak patut untuk diulanginya kembali.

Tuhan sungguh-sungguh berharap, manusia mau mengoyakkan hatinya, mengakui kesalahannya, dan memohon ampun atas perbuatan salah yang telah dilakukan, karena Ia, tidak ingin ada satu pun dari anak-anakNya, yang harus menerima hukuman berupa alam maut, apabila tidak menyesali perbuatan salah yang telah dilakukan anak-anakNya.

Oleh karena itu, apabila kita sadar telah berbuat salah, akui kesalahan itu dengan sebuah  sikap menyesal. Akui dan nyatakan dengan sungguh-sungguh kepada Allah yang Maha Pengasih, agar mau mengampuni kesalahan yang telah kita perbuat, agar kesalahan kita itu, tidak diperhitungkan sebagai sebuah dosa.

Apabila kita menyesali kesalahan kita, itu sama artinya, kita sadar dan meruntuhkan segenap tembok pemberontakkan yang telah kita bangun terhadap segenap ketentuan-ketentuan Allah, sehingga kita tidak menghadirkan masalah baru, yaitu tidak terjebak pada dosa serta adanya hukuman bagi orang-orang yang tidak mengindahkan perintah dan ketentuan-ketentuan Allah.

Ingat...! Terlambat menyesal, tiada gunanya...

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung

My Mind
Mari, kita doakan para Jemaat yang ada di Gereja-Gereja tersebut, agar mereka dikuatkan Tuhan dan diberikan tempat baru untuk memuji serta memuliakan namaNya.
Apapun yang dilakukan manusia, tidak akan bisa menghentikan rencana Allah, untuk menjadi umat dan GerejaNya, menjadi besar sebelum masa penghakiman terjadi.

TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

===


PEMKAB BEKASI SEGEL TIGA GEREJA






Minggu, 15 Juni 2008 05:06 WIB - Metrotvnews.com, Bekasi: Isak tangis jemaat Gereja HKBP yang berlokasi di Desa Jatimulya, RT 002, RW 07, Kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat tidak menyurutkan langkah petugas satpol PP untuk menutup bangunan gereja yang telah berdiri sejak 13 tahun lalu.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi menutup gereja ini karena dianggap telah menyalahi aturan fungsi bangunan yang seharusnya diperuntukan bagi rumah tinggal. Menurut Camat Tambun, Tuftana selain menyalahi aturan gereja ini juga dinilai telah meresahkan warga sekitar.

Namun pernyataan Camat Tambun dibantah Pendeta Erwin Marbun. Menurut Erwin Marbun hubungan gereja dan warga sekitar selama ini berlangsung baik. Hal itu terbukti dari tidak adanya protes dari warga selama gereja berdiri.

Selain menutup Gereja HKBP, Pemkab Bekasi juga menutup Gereja Keesaan Indonesia , Gekindo yang lokasinya bersebelahan dengan HKBP. Akibatnya, warga mengaku tidak memiliki tempat ibadah lagi.(FAH)

* * * * *


JEMAAT GEREJA HKBP DAN GEKINDO TETAP GELAR KEBAKTIAN





jemaat Gereja HKBP dan Gereja Keesaan Indonesia (Gekindo) menggelar kebaktian.

Minggu, 15 Juni 2008 20:03 WIB - Metrotvnews.com, Bekasi: Ratusan jemaat Gereja HKBP dan Gereja Keesaan Indonesia (Gekindo) di Jatimulya, Tambun, Bekasi, Ahad (15/6) hari ini tetap menggelar kebaktian. Kebaktian berjalan lancar dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

Para jemaat menggelar kebaktian di bawah kondisi bangunan gereja sudah tidak layak pakai. Mereka secara bergantian tetap menggelar kebaktian secara khidmat. Masing-masing ibadah dipimpin Pendeta Erwin Marbun dan Pendeta Testaria Hutajuluw. Dalam khotbahnya, kedua pendeta meminta jemaat tidak khawatir dengan dibongkarnya bangunan gereja mereka.

Setelah menggelar ibadah, kedua pihak sempat menyampaikan penyesalan mereka atas sikap Pemerintah Kabupaten Bekasi yang melakukan pembongkaran tanpa surat pemberitahuan. Kedua pihak juga menilai, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan hukum.

Sabtu kemarin, protes dan ratap tangis mewarnai penyegelan dua gereja di Tambun, Bekasi. Petugas menutup gereja ini karena dianggap telah menyalahi aturan fungsi bangunan yang seharusnya diperuntukan bagi rumah tinggal.(DOR)

* * * * *


Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu (Matius 5:44)
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! (Roma 12:14)
Berbahagialah kamu, jika karena AKU kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu (Matius 5:11,12)

 

My Mind
MY FAITH
Being Christian


Why God needed to come to earth as a human; conceived, born, growing up, and died in an indecent way: hung at the cross?

The answer is because God want to save us, human, from eternal death caused by sin that we inherit since Adam sinned first time. When God created human, He was expecting to have a relationship with someone who is like Him. Another God. That is Adam was another god, a created god. Just like God wanted to have relationship with someone so did Adam, the other god. Therefore for Adam, God created Eva. Please refer to Genesis chapter 1.

Then it was supposed to be a nice world when and where God enjoyed the world He created with Adam and Eva there to whom God loved to share things. But the star, an angel namely Lucifer, fell when he sinned against God, his Master. Lucifer wanted to be god. I supposed he was jealous with Adam, a weak creature who did not know the power he had as being a god. Adam did not even know he was naked!

In his anger, because he was thrown out from heaven, Lucifer was determined to kill Adam. And he managed to get Adam and Eva out from Eden. Their heavenly soul were death. They now know that they were naked and were ashamed. All the good times they had together with God were ruined by simple sin: eating the forbidden fruit. It turned out that the sin was not so simple as it looks like. Adam and Eva lost their relationship with God as they betrayed His trust. It broke the heart of God too. If I was a movie director in Holywood the scene would show a flashback from the time when God worked out a human, exhaled His breath to Adam, got him sleep tight to take one of his bone to build Eva. Then the times when Adam met lion and told God that the he called the animal lion. There should be some scene when God took Adam for th efirst time to see the animals, trees, flowers.. Just like father and son. God's heart must be broken when sin--a disgusting thing in the sight of God--covered Adam. He could not let Adam and Eva stay because they look bad, smell bad..

They were not good anymore. They were awful. They could only come back if they are clean again. For that God had plan. He would pay the price Himself. He set up a master plan. He would destroy Satan and his works. Sin on Adam and Eva is like virus. It damaged the perfection on these creature that they gave birth a damaged person namely Cain who killed his brother. The master plan includes taking out this virus from human nature. They must be perfect again as it was when human was created at the first time. It is a complicated task.

But God never wanted to wait till it's over. He loves human so much that He could eliminate some flaws and berkenan toward some people like Abram who preferred not to tell the truth about his marriage than die. Or toward Jacob who tricked his brother. Or to Moses who killed an Egyptian man. Or to Joseph who annoyed his brothers with his dream of rulling over them. Or to David who took his loyal man's wife and killed him. And the list goes on. Read the Bible, it's very honest. God consider those men as great people because they believe in Him.

And Jesus, God Himself, still had to die to pay off the price of sin. He wants us all that He would pay that price. So, blood is the cure for the damaged caused by the virus of sin. But it has to be a perfect blood. A clean blood. Jesus came to earth with this clean blood in His body as He did not come by a desire of a man but by His own will. He also came with some teachings and revealed some Bible's secret and His tasks was completed when He gave up His body to be hung at the cross and let His blood be shed to earth finding it's own way to the altar underneath. In three days He was risen and stayed back on earth for forty days before He went up to heaven to meet His Father and waits there till the time comes for His second return on earth with victory in His hands. Such a marvelous notion.

Till then, this is what I believe, that Christian should enjoy life as the Bible has shown us. That we could move on though we don't know what's waiting ahead just like Abraham did. We could boldly stand firm in our faith like Daniel and his friends. We see miracles in our lives. We should move from victory after victory. Strong and confident because we know we are the winner through Jesus Christ the Lord. We are not overcome by the problems of this damaged world. We smile as we look forward to our future. And we reach others with love that overflows ourselves from heaven. We are bright like stars. Because Christ has paid off the price of sin that cause by Adam's fault. We are not bound to it anymore. We are free as the eagles.

That is my faith.
My Mind
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
(Yohanes 17 : 3)


Ayat Firman Tuhan dalam kitab Yohanes ini dengan jelas menyatakan, tujuan akhir kehidupan didalam Kekristenan, sangat lekat hubungannya dengan bagaimana dan seberapa baikkah pengenalan orang-orang percaya akan Pribadi Allah, serta seberapa baik pemahaman mereka atas pengajaran yang telah disampaikan oleh Tuhan Yesus.

Munculnya sebuah pengakuan adanya pengenalan pribadi, ditunjukkan dengan adanya  perasaan kedekatan emosional serta pengetahuan yang terhadap ciri, sikap, dan sifat dari Pribadi Allah, sampai pada adanya keinginan atau kerinduan untuk selalu dekat dengan Allah. Semuanya itu terjadi seiring dengan perjalanan waktu.

Demikian pula halnya dengan suatu tanda pengakuan iman percaya kita kepada Allah. Kedekatan kita kepada Allah, selayaknya menumbuhkan suatu keinginan besar untuk terus-menerus berupaya mengetahui, mengenal dan mencintai (dengan cara-cara yang benar serta penuh kesungguhan), bagaimana dan siapakah Pribadi Roh yang kita imani sebagai Allah itu.

Tidak ada kata puas untuk menemukan rahasia kebenaran Allah, dan tidak ada kata cukup, untuk mau dibentuk menjadi pribadi dengan iman kepercayaan besar kepada Allah. Semua memang melalui proses waktu. Namun waktu pengenalan akan Allah akan terasa lebih pendek, apabila ada kesungguhan didalam hati.

Banyak orang yang merasa sulit untuk mengetahui, mengenal, serta mencintai adanya Allah, karena Allah merupakan Pribadi berwujud Roh yang menghadirkan berbagai perbuatan nyata dalam kehidupan manusia. Oleh karena itulah, keberadaan besarnya pengakuan iman, memiliki arti yang teramat penting untuk mengenal Pribadi Allah.  

Proses pengenalan akan Pribadi Allah, dapat dimulai dengan menghadirkan kerinduan yang besar untuk menghadirkan kuat kuasa hadirat Allah dalam kehidupan, yang bisa diperoleh dengan aktif mendengar, memperhatikan, serta merenungkan seluruh bagian dari isi FirmanNya, bergairah untuk menerima pengajaranNya, dan selalu mengucap syukur atas anugerah yang diberikan Allah didalam alur kehidupan, karena percaya bahwa semuanya itu bisa terjadi atas kehendak Allah.

Nilai sebuah pengenalan, tidak akan memiliki makna dan arti yang maksimal, apabila seseorang hanya menempatkan upaya pengenalan itu, berdasarkan pandangan sekilas saja. Suatu waktu, sebuah keraguan akan muncul karena upaya mengenal pribadi yang dilakukan, memang hanya dilakukan dengan setengah hati.

Cukup banyak orang-orang percaya yang bersikap demikian. Kecenderungan yang ada, sikap itu terjadi karena mereka tidak mau belajar mengaktifkan serta mengandalkan iman percaya mereka, untuk bisa membedakan mana perbuatan-perbuatan yang datangNya dari Allah, dan mana perbuatan manusia.

Iman kepercayaan terbentur oleh adanya suatu sikap diri yang enggan membuka lebar, segenap hati dan pikiran manusia untuk menerima adanya perbuatan-perbuatan Roh, oleh karena manusia percaya kepadaNya.

Kondisi tersebut bukannya membuat orang-orang percaya menghadirkan keinginan besar untuk terus-menerus ingin mengetahui kebesaran kuasa kasih Allah, akan tetapi justru semakin menterjemahkannya berdasarkan kekuatan akal pikirannya sendiri.

Sikap ini pada hakekatnya membuat manusia terjebak oleh “konsep keimanan” yang dilandasi oleh penafsiran diri, dan bukannya oleh karena sikap percaya kepada Allah, yang empunya kuasa. Manusia justru menghadirkan kondisi yang memfaktualkan keadaan yang didasarkan pada kekuatan pikirannya sendiri.

Manusia hanya memperhatikan sudut pandang yang didasarkan pada pola pemikiran, bahwa segenap perbuatan mukjizat yang nyata didalam nama Tuhan Yesus, dianggap sebagai sesuatu kebetulan maupun fenomena yang berlaku biasa saja, karena segala sesuatunya ditimbang berdasarkan kekuatan akal pikirannya sendiri.

Adanya kesadaran dan keinginan kuat, merupakan upaya yang bisa menstimulasikan keadaan diri seperti itu. Manusia harus ingat kalau Allah itu adalah Tuhan, Bapa Yang Maha Kuasa, yang dapat menciptakan keadaan-keadaan yang diluar jangkauan pikiran manusia, sesuatu yang dianggap mustahil bagi manusia.

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.  (Lukas 1 : 37)

Sekarang, yang menjadi pertanyaan, apakah yang harus dilakukan manusia agar dapat mengenal Allah sebagai Pribadi yang mengilhami kehidupan orang-orang percaya?

Bisa dibilang, cara yang paling tepat serta sederhana yang bisa dilakukan orang-orang percaya, adalah dengan menempatkan Firman Tuhan sebagai pedoman kehidupan.

Tuhan bilang :
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.  (Matius 6 : 33)

Firman Tuhan adalah sumber kehidupan. Didalamnya akan dapat kita temukan semua rencana serta ketetapan-ketetapan Allah, yang telah dinyatakan dan dinubuatkan, yang telah terjadi serta yang akan digenapi.

Terangkumnya semua rencana dan ketetapan-ketetapan Allah didalam Firman Tuhan, membuat kita dapat melihat dan merenungkan, begitu besar kuasa serta kasih Allah kepada kita, betapa Allah telah merancang sebuah akhir alur kehidupan yang indah bagi setiap orang, yang menjaga iman kepercayaan mereka.   

Setiap orang percaya mengetahui akan hal itu, namun entah kenapa, banyak yang melalaikan besar hadiratNya dengan berusaha menarik pengertian sendiri tentang konsep beriman.
 
Apa yang dicatatkan didalam Firman Tuhan, adalah sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Semua dinyatakan Allah agar manusia bisa mempelajarinya, kemudian merenungkannya lalu mengimaninya.

Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak akan berkenan kepadanya.   (Ibrani 10 : 38)
 
Apabila manusia belum juga memperoleh pengertian atas isi Firman Tuhan, mintalah hikmat hadirat Tuhan dalam doa serta ucapan syukur, agar segenap tabir rahasia Allah atas kehidupan, dapat kita temukan dalam pengertian yang sesuai dengan kehendak Allah, Bapa kita.

Marilah kita pusatkan hati serta pikiran kita, untuk dapat mengenal Allah, dengan cara rajin membaca Firman Tuhan dan berkomunikasi melalui doa kepada Allah, dalam setiap kesempatan yang kita miliki, sehingga kita dapat merasakan sukacita Allah dan bernyanyi riang :

Kumau cinta Yesus, selamanya…
Kumau cinta Yesus, selamanya…
Meskipun badai, silih berganti, dalam hidupku…
Kumau cinta Yesus selamanya…

Kesimpulan :

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
(Filipi 4 : 8 - 9)
 
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi…

Tuhan Yesus memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Menumbuhkan Kembali Ranting-ranting Iman



Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh.
Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu,
maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai.
(Ayub 14 : 7 – 9)


Perumpamaan yang tercantum dalam kita Ayub ini, sudah selayaknya mampu membangkitkan semangat orang-orang percaya, karena dengan jelas mengilustrasikan bagaimana setiap orang yang beriman kepada Kristus, dapat terus-menerus memperbaharui, menggairahkan dan menumbuhkan kekokohan iman percaya, kepada Yesus Kristus.

Bagai sebuah pohon yang dapat tetap bertumbuh, meskipun telah ditebang atau digugurkan bagian ranting-rantingnya, seperti itulah layaknya kita. Segenap perbuatan tidak benar serta yang tidak berkenan di mata Allah, kita buang untuk digantikan dengan tunas ranting yang baru dengan pertolongan air.

Apakah air itu? Air itu adalah Roh Kudus, yang setia membantu kita, sehingga kita mampu memiliki iman yang bertumbuh.

Dimanakah kita dapat menemukan air itu? Didalam sikap percaya kita untuk selalu kepada Allah Bapa dan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan.    

Bagaimanakah caranya kita merasakan adanya air yang mengalir dan dapat membuat kita semakin bertumbuh dalam iman kepercayaan kita?
Dengan terus-menerus rajin membaca, mempelajari, dan merenungkan setiap bagian dalam Firman Tuhan dengan tidak pernah menghadirkan rasa cukup dalam hati dan benak pikiran kita, serta terus-menerus menggairahkan segenap sikap percaya kita, dengan aktif berkomunikasi melalui doa dan pernyataan ucapan syukur kepada Allah.

Kenapa kita harus memperbaharui ranting iman kita dengan tunas yang baru? Agar kita selalu mempunyai pengertian yang tetap dan konsisten tentang isi Firman Tuhan, serta terhadap segenap ketetapan yang telah ditentukan Allah kepada kita.

Inilah Firman Tuhan yang telah dinyatakan pada jaman raja Nebukadnezar. Hebatnya, ayat Firman Tuhan itu dapat juga kita pakai untuk menjadi bahan pembelajaran kita, dalam menumbuhkan serta memperbaharui kekokohan iman kita, setiap hari.  

Mari, kita terus bertumbuh dan menumbuhkan iman kepercayaan kita kepada Kristus.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Hanya Yesus Jalan Keselamatan ke Sorga



“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
(Yohanes 14 : 6)


Adapun bunyi dari ayat Firman Tuhan tersebut merupakan sebuah pernyataan tentang sebuah kepastian, tentang satu-satunya jalan serta cara yang harus ditempuh manusia, apabila ingin mendapatkan tempat dalam kehidupan yang kekal bersama Bapa di Sorga, yaitu dengan beriman, percaya, dan setia mengikut Kristus.

Yesus Kristus adalah jalan bagi semua orang apabila ingin memperoleh keselamatan, kebahagiaan, dan kesuksesan hidup. Yesus Kristus adalah Pribadi yang dapat dipakai sebagai dasar utama bagi manusia apabila ingin mengetahui serta mengenal kebenaran dan kebesaran rahasia kasih Allah kepada orang-orang yang dikasihiNya.

Dan Yesus Kristus adalah satu-satunya Pribadi yang telah ditentukan Allah sebagai media bagi manusia untuk mengetahui bagaimana serta kearah mana jalan kehidupan manusia diarahkan.

Berbagai nubuatan telah dinyatakan sejak jaman para nabi masih hidup serta bekerja sebagai pelaku-pelaku penyampai isi Firman dan Taurat Allah kepada bangsa Israel, bahwa Yesus Kristus memang telah ditentukan dan dinyatakan Allah sejak mulanya, sebagai Juruselamat manusia, jalan keselamatan menuju kehidupan yang kekal.

Ketika Ia telah hadir di dunia, Ia juga menerima tanda kasih Allah, bahwa Allah Bapa berkenan kepadaNya dan Allah tidak menentukan adanya nama maupun pribadi lain, yang keatasnya, kuasa hadirat Allah ada besertanya.
“Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”  (Matius 3 : 17)

Ya, hanya kepada Yesus Kristus saja Allah berkenan. Dengan kata lain, Allah tidak memberikan pilihan lain kepada manusia apabila ingin mendapatkan tempat didalam Kerajaan Sorga selain harus percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, serta melakukan segenap ketentuan-ketentuan yang telah dinyatakanNya.

Allah telah menentukan Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia, perantara dalam mendamaikan dosa-dosa manusia dihadapan Allah, dan oleh karena beratnya derita  serta kematianNya di kayu salib, kita telah memperoleh jaminan tentang harga dan nilai sebuah kepastian, bahwa pilihan untuk beriman kepada Kristus, adalah jalan keselamatan menuju keabadian di Rumah Bapa di Sorga.

Hanya kepada Yesus Kristus sajalah, manusia akan memperoleh seluruh jawaban tentang kebenaran yang dibutuhkan dan dipikirkan manusia.

Yesus Kristus adalah jalan untuk memperoleh dan melihat kebenaran hingga akhirnya kita bisa sampai pada tujuan akhir hidup kita, yaitu kehidupan yang kekal, terbebas dari hukuman, terbebas dari alam maut. Kita beroleh keselamatan oleh karenaNya.

So, tunggu apa lagi? Come to Jesus. Back to Jesus. Dan kita semua akan menerima karunia terindah, yaitu penebusan yang telah dilakukan Yesus sehingga kita tidak akan jatuh dalam maut namun beroleh kehidupan kekal bersama Allah Bapa.

Itu semua bisa terjadi, apabila kita mengaku, percaya dan yakin bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan serta Juruselamat manusia, tiket emas kita untuk mendapatkan tempat dalam Kerajaan Sorga.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3 : 16)

Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
(Yohanes 6 : 40)

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
(Matius 13 : 9)


Tuhan Yesus memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
MENEMUKAN JAWABAN ATAS ALUR KEHIDUPAN



Jawab Yesus kepadanya :
“Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”
(Yohanes 14 : 13 – 14)


Tuhan Yesus mengucapkan perkataan itu, pada saat diriNya bertemu dengan seorang perempuan Samaria di pinggir sumur Yakub, pada saat singgah di kota Sikhar, dalam perjalanan menuju Galilea.

Pada dasarnya, ada 2 makna penting yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam perkataanNya tersebut.

Makna pertama yang terkandung dalam perkataan Tuhan Yesus itu, yaitu : segenap upaya manusia untuk mencari jawaban dalam memenuhi segenap sikap ingin tahu manusia mengenai nilai-nilai kebenaran tentang kebesaran kasih Allah seperti yang diinginkan atau dibutuhkan, namun dengan memanfaatkan sumber pengetahuan lain diluar Firman Tuhan, tidak akan mampu memuaskan kebutuhan seseorang.

Sedangkan makna kedua yang terkandung dalam perkataan Tuhan Yesus tersebut, yaitu : apabila manusia menyandarkan diri setiap langkah kehidupannya kepada kuat kuasa kasih Allah, yang nyata ada didalam diri Yesus Kristus, untuk bisa menemukan nilai-nilai kebenaran tentang kebesaran kasih Allah dan semua jawaban permasalahan kehidupan yang dibutuhkannya, maka ia akan menemukan jawaban itu.
 
Nilai inspirasi yang ingin disampaikan oleh Tuhan Yesus melalui perkataanNya itu, memang terkait dengan adanya suatu upaya manusia, untuk menemukan jawaban atas sikap ingin tahu manusia untuk bisa menemukan dan mengetahui tentang bagaimana serta seperti apa nilai-nilai kebenaran yang terkandung didalam Firman Tuhan, bukannya menjalani kehidupan dengan jawaban, yaitu Firman Tuhan, yang sesungguhnya telah ada dalam dirinya serta dimilikinya. 

Allah telah menetapkan, bahwa AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus, serta segenap Firman yang telah disampaikanNya kepada manusia, merupakan mata air kehidupan, yang membuat kita dapat menemukan makna kehidupan yang ingin kita ketahui atau belum kita mengerti.

Terkadang, tanpa disadari, manusia yang mengaku percaya dan beriman bahwa Yesus adalah Tuhan serta Juruselamat manusia, telah menghadirkan suatu pola pemiikiran ataupun cara mengambil keputusan, bagaikan seorang percaya yang tidak percaya.

Secara tidak langsung, upaya manusia mengandalkan pada kekuatan diri sendiri itu, telah mendegradasikan kehidupan rohani yang beriman kepada Kristus, yaitu mengurangi nilai esensi yang terkandung dalam sebuah sikap percaya pada adanya kuat kuasa Allah yang melingkupi kehidupannya.

Padahal, besar kuat kuasa kasih Allah itu, sesungguhnya dapat membantu setiap orang percaya, untuk menemukan sebuah kepastian jawaban, terhadap segenap kegelisahan hati yang sedang melingkupi dirinya, termasuk diri kita sendiri.  

Bahkan dalam beberapa kondisi tertentu, kita baru datang menghadap hadirat Allah, ketika kita baru merasa, bahwa segenap kekuatan diri kita, telah kita gagal untuk bisa menemukan jawaban seperti yang kita inginkan.
 
Kita keliru dengan pilihan jalan yang diambil, karena sebagai orang percaya, kita seharusnya menggunakan ketetapan-ketetapan yang ada dalam Firman Tuhan, sejak awal kita memikirkan untuk bertindak melakukan sesuatu, karena kita memang telah memiliki dan mengetahui, betapa dahsyat kebenaran yang ada dalam Firman Tuhan apabila kita gunakan dalam kehidupan kita.

Bukankah sudah Kukatakan kepadamu : Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?   (Yohanes 11 : 40)

Lambannya manusia untuk menyadari atau menggunakan segenap ketentuan yang ada di dalam Firman Tuhan, membuat manusia harus merasakan kecemasan hati, adanya pikiran yang kalut serta bingung, atau bahkan manusia itu mencoba untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan sebagai anak Tuhan.

Dalam hal ini, seseorang yang percaya serta beriman kepada Kristus, seharusnya tidak menghadirkan suatu inisiatif atau pemikiran diri, untuk bertindak mewujudkan suatu keinginan dengan menghadirkan anggapan, bahwa dirinya mampu berbuat sesuatu, tanpa penyertaan hadirat Tuhan atas dirinya.

Seseorang yang telah mengenal Firman Tuhan, seharusnya tidak menempatkan sikap mendua hati, yaitu sikap yang suka bersekutu dengan Allah, namun pada sisi berbeda, kita tidak mengandalkan Allah dalam sejumlah alur kehidupan yang kita lalui. Kita justru memaksakan kehendak hati kita, dengan berpikir seolah-olah kita bisa berdiri karena kekuatan kita sendiri, bukan karena kehendak Allah bekerja dalam hidup kita.

Kenapa itu bisa terjadi? Karena manusia yang gemar mengandalkan kekuatan dari dalam dirinya sendiri, dipenuhi oleh kesombongan hati. Padahal kesombongan yang ada dalam benak pikiran itu, justru membuat orang-orang percaya semakin haus untuk memperoleh kebenaran dan kemenangan.

Bertumbuhnya suatu keinginan besar dalam cerita kehidupan orang-orang percaya, yang dihadirkan dalam bentuk adanya inisiatif, prakarsa, maupun upaya memotivasi diri untuk mencari kebenaran didalam nama Tuhan Yesus Kristus, bisa terjadi sebagai sebuah akibat dari adanya pemikiran, bahwa ada suatu kondisi keimanan yang selalu dianggap kurang atau belum cukup.

Ini bukanlah sebuah keadaan yang salah. Namun keinginan itu menjadi sebuah prinsip hidup yang baik dan benar, apabila sikap serta upaya yang dilakukan manusia untuk merealisasikannya, diarahkan pada penggunaan kasih Yesus Kristus dan besar kuasa hadirat Allah, dalam setiap rangkaian kehidupan yang dihadapinya.

Segenap tanda kasih Allah Bapa kepada anak-anakNya, dapat dirasakan begitu besar  manfaatnya, apabila setiap orang percaya tidak melalaikan diri untuk membaca serta memperhatikan dengan sungguh-sungguh, isi Firman Allah, karena disanalah, mata air kehidupan itu ada.

Bukankah Firman Tuhan telah kita miliki dan ketahui? Bukankah kuasa hadirat Allah memang ada dalam hidup kita? Kenapa ada bagian dari dalam hidup kita yang tetap saja mencoba untuk mencari kebenaran dan tanda kemenangan, padahal kita telah memilikinya selama ini?

Adakah hal yang meragukan dari Firman Tuhan? Nampaknya, bukannya ada hal yang meragukan, namun ada banyak hal yang kiranya belum manusia mengerti.

Manusia tidak mengerti karena tidak meyakini dengan sungguh-sungguh dan dengan cara yang benar, terhadap tanda kasih Allah yang telah kita terima, baik itu melalui kegiatan proses pengajaran atau proses pembelajaran isi Firman Allah yang telah dilakukannya, maupun terhadap adanya rasa percaya tentang hadirat kuat kuasa kasih Allah yang bernaung didalam diri kita.

Kita selalu saja menghadirkan anggapan, raga ini adalah daging, serta hadirat Allah adalah Roh, sehingga berada pada posisi yang berbeda. Itu memang benar dan tidak bisa dibantah.

Apabila memang bentuk pola pemikiran itu yang membuat manusia sulit memahami isi Firman Allah, maka ada satu hal yang manusia itu lupakan, bahwa Allah itu adalah Tuhan, dimana Allah dapat bernaung dalam pribadi manusia, kepada siapapun orang yang dikehendakiNya.

Hakekat besarnya kuat kuasa Allah, telah dikaburkan oleh logika pemikiran manusia, sehingga manusia tetap sulit memahami dan mengerti, isi Firman Allah.

Berbicara masalah mengerti isi Firman Tuhan berdasarkan prinsip keimanan, memang akan sulit untuk mendapatkan titik temu serta dimengerti, apabila menggunakan pola berpikir secara logika pikiran manusia.

Hal inilah yang membuat banyak orang percaya mengambil inisiatif, untuk berusaha mencoba mendapatkan berbagai jawaban tentang kebenaran isi Firman Tuhan yang masih belum dimengerti, karena mereka selalu menggunakan logika berpikir manusia untuk memahami isi dari Firman Tuhan.       

Oleh karena itu, apabila kita ingin menempatkan Yesus dan segenap FirmanNya sebagai mata air kehidupan, kita jangan mengandalkan logika manusia, tetapi kekuatan iman, agar air kehidupan itu, dapat terus menyegarkan kita setiap saat, setiap waktu, dalam hari-hari hidup kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


.Sarlen Julfree Manurung

Bahan tulisan dibuat dengan menggunakan referensi dari :
1.    Alkitab, Firman Allah yang hidup.
2.    Buku berjudul : Pengabdianku untuk KemuliaanNya, karya Oswald Chambers.
3.    Buku berjudul : Doa yang Dijawab, karya Peter Youngren.
4.    Buku berjudul : Ubahkanlah Hidup Anda, karya Marilyn Hickey.
My Mind
Dalam kitab Wahyu, Yohanes diperintahkan Allah untuk menuliskan sebuah surat dalam sebuah gulungan dan mengirimkannya kepada tujuh gereja. Inilah salah satu surat yang dituliskan Yohanes, dan ditujukan kepada jemaat gereja di Smirna :

Jangan takut terhadap apa yang engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kau akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.


Rasul Yohanes
(Wahyu 2 : 10)


Dikutip dari JESUS FREAKS by dc Talk & The Voice of the Martyrs
1999 
My Mind
CHILDISH  
(SIFAT KEKANAK-KANAKAN PADA ORANG DEWASA)



Secara global, batasan umur bahwa seseorang dianggap telah memasuki usia dewasa, tidaklah sama. Amerika Serikat menetapkan usia 16 tahun. Namun ada juga negara-negara di dunia ini yang menetapkan usia 15 tahun, 17 tahun (sama dengan Indonesia) atau 18 tahun baru dianggap telah memasuki usia dewasa.

Kenapa seseorang harus dianggap dewasa?
Dengan memperhatikan jumlah tahun usia yang telah dilaluinya, seseorang harus mulai dianggap telah memasuki usia dewasa karena orang tersebut telah dianggap memiliki kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk berkembang, berkarya, menciptakan serta menentukan arah kehidupannya sendiri.

Dalam hal ini, Indonesia menganggap bahwa usia 17 tahun adalah usia yang cukup dan pantas bagi seseorang untuk memasuki dunia pekerjaan, atau sering dibahasakan sebagai usia produktif bekerja.

Bisa dibilang, ketika seseorang telah berusia 17 tahun, cara berpikir dan bertindaknya, kiranya sudah menunjukkan adanya pola pemikiran untuk memikirkan masa depan, lebih bijaksana dalam memandang hidup, dan lebih siap menghadapi berbagai permasalahan. Dengan kata lain, ada kedewasaan dalam berpikir dan cara bersikap.

Akan tetapi pada kenyataannya, meskipun sudah memasuki usia dewasa, masih banyak orang yang tetap memiliki sikap kekanak-kanakan. Secara psikologis, hal itu masih dimungkinkan karena perbedaan perkembangan mental, cara hidup bersosialisasi dan cara berpikir setiap orang tidaklah sama.

Adanya sikap kekanak-kanakan yang dimiliki oleh seseorang yang telah berusia dewasa masih dianggap dalam batas kewajaran apabila hal tersebut tidak membuat seseorang, dalam menjalani hari-hari dalam kehidupannya, masih harus ditopang oleh individu atau institusi di sekitarnya, dimana hal tersebut membuat dirinya “seakan-akan” tidak mampu mengembangkan diri serta produktifitasnya dalam bekerja.

Apabila telah memasuki usia dewasa, tidaklah salah apabila seseorang masih memiliki sifat kekanak-kanakan dalam dirinya. Apalagi apabila orang tersebut masih dalam batasan usia dewasa muda, yaitu berkisar antara usia 17 hingga 25 tahun.

Kecenderungan masih timbulnya sifat kekanak-kanakan tersebut masih dimungkinkan karena banyak orang dalam batasan usia tersebut, masih mengikuti jenjang pendidikan sekolah menengah atas atau tingkat akademi/universitas.

Timbulnya sifat kekanak-kanakan pada usia di atas dewasa muda (yaitu mereka yang telah berusia diatas 25 tahun), akan memiliki penilaian atau arti yang berbeda.

Dikatakan demikian, karena sifat kekanak-kanakan tersebut terkadang masih diperlukan untuk menciptakan suasana hati dan pikiran yang balance, serta untuk menghindari atau membantu mengurangi tingkat kejenuhan yang tinggi, dimana hal tersebut dapat berakibat pada naiknya tingkat stress pada diri seseorang.

Namun patut diingat, itu dapat terjadi apabila masih dalam batas-batas kewajaran dan toleransi lamanya waktu, serta tidak mengakibatkan aktifitas pokoknya atau aktifitas orang lain, menjadi terganggu.

Disebutkan berkaitan dengan toleransi waktu, karena sifat kekanak-kanakan pada orang dewasa, dianggap sudah melewati batas kewajaran, apabila apa yang dilakukannya telah menyita banyak waktunya sehingga dirinya tidak lagi menjadi produktif atau menghiraukan kehidupan disekitarnya, bahkan perkembangan kehidupannya sendiri.

Biasanya, sifat kekanak-kanakan tersebut cenderung timbul atau disalurkan dalam bentuk kesenangan atau hobby seseorang akan sesuatu.

Penyaluran hobby orang dewasa yang berkaitan dengan sesuatu dan dianggap berbau kekanak-kanakan, adalah sebuah upaya untuk menciptakan refreshing hati dan pikiran dengan cara melakukan kembali berbagai kesenangan yang pernah dilakukannya sewaktu masih kecil dulu.   

Kecenderungan yang ada, aktifitas kekanak-kanakan yang berkaitan dengan hobby seseorang tersebut, adalah sesuatu yang berhubungan dengan permainan atau mainan yang dulu seringkali dimainkannya atau di koleksinya.

Membangkitkan imajinasi melalui penyaluran hobby di masa kecil, merupakan salah satu upaya untuk mengurangi tingkat stress dan menjaga stabilitas mental seseorang.

Akan tetapi, pada sejumlah orang, sikap kekanak-kanakan tersebut justru timbul atau terjadi pada pola pikir dan sikapnya.

Apabila dikaitkan dengan sikap kekanak-kanakan tersebut biasanya terjadi dalam bentuk sikap manja seseorang namun secara berlebih-lebihan.

Sikap manja mungkin bukanlah sebuah sikap kekanak-kanakan. Namun apabila terjadi secara berlebih-lebihan, maka orang lain akan mengategorikannya sebagai sebuah sikap yang kekanak-kanakan.

Apalagi apabila sikap manja tersebut seringkali diikuti oleh sikap “ngambek” yang diluar batas kewajaran (seperti contoh, upaya ngambek selama berhari-hari tanpa ada kejelasan apa yang sebenarnya dituntut dan kapan ngambek itu akan berakhir).

Ngambek adalah satu bentuk sikap protes, yang ditunjukkan dengan mendiamkan atau bersikap pura-pura acuh, agar keinginan yang di protes atau dituntutnya, dapat segera dipenuhi oleh orang lain.

Apabila intensitas ngambek tersebut terjadi dalam tempo waktu yang cukup lama atau terjadi secara berulang-ulang tanpa memiliki “konsep” yang jelas, maka dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki sikap ngambek yang berlarut-larut tersebut, memiliki sikap yang kekanak-kanakan.

Berbicara yang asal-asalan, juga merupakan cerminan seseorang yang kekanak-kanakan. Seperti sudah disebutkan diatas, sikap dewasa adalah sikap seseorang yang telah dianggap memiliki kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk berkembang, berkarya dan menciptakan serta menentukan arah kehidupannya sendiri.

Orang yang berbicara asal-asalan adalah sikap seseorang yang seringkali tidak memperhatikan suasana hati dan perasaan orang lain. Biasanya hal itu terlontar dalam bentuk joke-joke yang terlontar, namun berkesan kasar.  

Menciptakan suatu suasana “perdebatan kusir” (perdebatan dengan topik atau tema pembicaraan yang tidak jelas dan sepertinya tidak ada kata akhir), dapat dikatakan termasuk ke dalam bentuk sikap kekanak-kanakan.

Apabila seseorang sudah memasuki usia dewasa, maka sudah selayaknya orang tersebut telah memiliki cara berpikir dan cara mengajukan argumentasi yang logis, masuk di akal serta cerdas.

Selayaknya, dalam sebuah perdebatan, seseorang yang telah menginjak usia dewasa,  tidak juga mengajukan argumentasi-argumentasi konyol/tak masuk akal, apalagi tetap  memaksakan diri untuk terus menggunakan ego-nya agar pendapat yang diajukannya dapat di terima orang lain.

Pada sisi yang lain, orang yang berbicara asal-asalan merupakan sifat defensif, yang cenderung terjadi dikarenakan dirinya tidak siap menjawab suatu pertanyaan atau keadaan, namun dinyatakan dalam gaya bahasa yang seenaknya, tidak terlihat cerdas serta nampak tidak dipikirkan terlebih dahulu (tidak sesuai dengan usia, tingkat pendidikan serta kemampuannya).

Gaya berkata dan berpikir yang demikian (asal-asalan) apabila terjadi pada masa usia dewasa, adalah sesuatu hal yang bersifat kekanak-kanakan.

Jadi bisa dibilang, masih memungkinkan bagi semua orang yang telah dianggap dewasa atau memang telah memasuki usia dewasa, untuk memiliki sikap kekanak-kanakan. Namun penilaian apakah seseorang memang selalu bersifat kekanak-kanakan, sangat tergantung pada bagaimana cara dan gaya seseorang tersebut mengungkapkan sikap kekanak-kanakan nya itu.

Penilaian tersebut juga tergantung pada intensitas atau lamanya waktu yang digunakan seseorang tersebut dalam mengungkapkan sikap kekanak-kanakan tersebut secara terbuka. Makin sering terjadi, terucap dan terungkap, maka sangat besar kemungkinan orang tersebut memang memiliki sikap serta sifat dasar untuk terus berlaku kekanak-kanakan.

Belajar untuk berkata dan mengungkapkan pendapat secara baik, masuk di akal dan cerdas, merupakan salah satu bentuk agar seseorang tidak di nilai memiliki sikap atau sifat kekanak-kanakan.

Kewajaran merupakan kata kunci… apabila sudah melewati batas kewajaran, orang lain bisa menilai demikian.

Akan tetapi, sebelum menilai, seharusnya seseorang harus juga sadar, bahwa pada dirinya juga ada sikap dan sifat kekanak-kanakan, yang besar kemungkinannya, dapat ditertawakan oleh orang lain karena sudah menggunakan sikap dan sifat kekanak-kanakan yang ada pada dirinya tersebut, sebagai senjata dirinya…untuk mengelak atau untuk mencoba menjatuhkan orang lain.

Kira-kira demikian dulu pembahasannya. Mudah-mudahan berkenan di hati.


Keep on smiling face... GBU everybody


.Sarlen Julfree Manurung
Labels: 3 comments | | edit post
My Mind
Ketika aku berbaring dalam hamparan sepi,
Hati ini seakan terus mengaduh
Berteriak mencari jejak,
Secercah sinar bintang yang kerlip cemerlang

Diri ini hanya bisa terpaku menatap kegemilangan
Satu sisi kehidupan yang telah lama tak lagi aku gapai
Entah kenapa itu bisa terjadi,
Yang kurasa hanyalah,
Aku harus menitinya kembali...

Badut-badut itu berkata serak
Terkadang teriak, terkadang merajuk 'tuk memaksa
Meminta aku bertindak lebih,
Namun kakiku seakan malas bergerak
Karena cinta yang diucap hanya sebatas keinginan,
Agar aku patuh seperti mau mereka...

Aku lelah,
Harapanku hanya sampai di batas mulut
Tak didengar, walau sejenak
Hingga aku pun merasa,
Kalau hidup senang itu hanyalah angan-angan dalam benak

Kehangatan mentari memang menghampar sudah
Tapi asa ini hanya maju selangkah
Mungkin tak patuh,
Tapi aku tak ingin selalu mengaduh
Karena aku tahu,
Ada kekuatan disampingku,
Ada karunia sempurna yang aku miliki
Dan ada cinta yang membuat aku dapat menatap masa depan
Mungkin bukan sekarang,
Namun satu waktu nanti...

Labels: 4 comments | | edit post
My Mind
Sebuah stasiun televisi swasta kemarin malam memberitakan, perkelahian antar pelajar di kota Depok, mulai marak kembali. Perkelahian tersebut terjadi setelah salah satu kumpulan pelajar melakukan aksi sweeping di berbagai angkutan umum yang melintas di depan mereka, untuk mencari pelajar dari salah satu sekolah, yang selama ini telah dianggap sebagai musuh sekolah mereka.

Aksi premanisme para pelajar dari sebuah sekolah yang ada di Depok dan ditayangkan televisi swasta itu, mirip sekali dengan aksi yang dilakukan oleh anggota FPI, yang telah melakukan tindak kekerasan dan anarkis, terhadap anggota masyarakat yang tergabung dalam AKKBB di Silang Monas beberapa waktu yang lalu.

Pada saat itu, para anggota FPI datang bergerombol, mendatangi kumpulan massa AKKBB sambil berteriak-teriak, dan melakukan tindak penyerangan secara membabi-buta, terhadap kelompok masyarakat yang sedang berkumpul.

Layaknya gerombolan cowboy yang ingin merampok kereta atau bank di masa lampau, anggota FPI datang menyerang, menebarkan rasa takut pada sekumpulan anggota masyarakat, yang tidak siap atau mempersiapkan diri menghadapi adanya upaya jahat berbentuk tindak kekerasan berupa pemukulan dan perbuatan anarkis.

Masalahnya sekarang, para cowboy pada masa lalu itu, memang hidup dalam kehidupan dunia yang belum benar-benar menerapkan aturan serta kendali hukum, sehingga penuh dengan tindak kekerasan, dimana pertumpahan darah terkadang dipakai sebagai jalan keluar penyelesaian masalah, dan persaingan antar kelompok penjahat yang memperebutkan suatu wilayah sulit untuk dibasmi atau mendapat pembinaan dari aparat penegak hukum.

Senjata api dipakai para cowboy untuk melumpuhkan atau membunuh pihak yang dianggap sebagai musuh. Kehidupan para cowboy masih dalam lingkar kehidupan manusia yang belum beradab.

Beda hal namun memiliki kemiripan dengan perilaku yang ditunjukkan FPI. Para anggota FPI telah hidup di dunia yang beradab, dimana ada dialog dan aturan hukum yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah, tanpa harus bertindak dengan menggunakan kekerasan.

Nilai keberadaban juga ditunjukkan dengan adanya norma-norma agama, yang selalu dipakai sebagai pengendali perilaku, dan bukan untuk menghadirkan rasa cemas pada orang lain. Perilaku yang beradab merupakan budaya, tidak sekedar wacana yang ada untuk sekelompok orang semata, namun berlaku di seluruh lapisan masyarakat.

Insan yang beradab adalah pribadi manusia yang berakal budi luhur, yang memegang prinsip, bahwa setiap perbuatan yang diekspresikan kepada orang lain itu, selayaknya bertujuan untuk tujuan baik serta dalam konteks menyatakan kebenaran, bukan bermakna pembenaran. Sehingga apa yang dilakukan FPI, dapat dikatakan sebagai perilaku orang-orang yang jauh daripada nilai-nilai peradaban.

Gaya hidup yang mengedepankan kekerasan, bukanlah cerminan suatu perilaku hidup yang dibenarkan agama atau sikap dari orang yang memeluk suatu agama. Mereka yang melegalkan tindak kekerasan, menempatkan keagungan nilai-nilai agama, dengan  cara menafsirkannya sesuai dengan pola pemikiran sendiri, sehingga manusia berani bertindak sebagai hakim atas orang lain.

Hukum Tuhan dan hukum manusia dilanggar sekehendak hatinya. Nurani murni yang seharusnya dijalani sebagai sebuah kepatutan sikap dari orang-orang yang mengaku menganut suatu beragama, dibiaskan seutuhnya dengan maksud, agar bisa digunakan untuk memuaskan nafsu besar pribadi atau kelompok, yang didemonstrasikan dengan tindak kekerasan atau perilaku destruktif, sehingga keberadaan dan posisi harkat serta martabak pihak lain dapat ditekan, atau bahkan, dienyahkan.  

Entah kenapa, para pemimpin dan anggota FPI yang sesungguhnya sadar dan tahu kalau perbuatan mereka yang diilhami oleh suatu tindakan penuh kekerasan dan anarkisme, merupakan sebuah perbuatan salah. Padahal, mereka selalu membawa simbol-simbol agama yang menentang keras adanya tindak kekerasan dan upaya menghakimi orang lain.

Akan tetapi, akal pikiran manusia yang ada didalam diri anggota FPI, rupanya dipakai untuk mengaburkan makna keimanan serta sikap percaya kepada Tuhan dalam konteks pengertian yang sesungguhnya, sehingga mudah saja dihadirkan suatu pernyataan lantang, bahwa kekerasan dapat saja dilakukan untuk membela agama.   

Ketika keberadaan Tuhan seakan dianggap tidak ada, mereka dengan berani mengumbar sebuah pernyataan, bahwa merekalah pihak yang paling benar dan merasa yakin kalau tindakan mereka adalah cara untuk meluruskan jalan Tuhan.

Sesungguhnya Tuhan tidak memerlukan pembelaan dari manusia, apapun bentuknya. Tuhan merupakan Pribadi yang mampu menunjukkan eksistensi keberadaan dan juga kekuasaanNya, karena Tuhan adalah Pribadi yang berkuasa atas kehidupan, baik pada saat nafas kehidupan masih ada, maupun pada saat Tuhan telah menetapkan kehidupan di muka bumi ini telah berakhir.

Memperhatikan sikap yang ditunjukkan oleh pimpinan dan para anggota FPI tersebut, sejumlah pihak sempat berpikir kalau tindakan FPI itu sebagai bentuk memenangkan persaingan, karena mereka melihat, perkembangan kehidupan kelompok Ahmadiyah, pihak yang beberapa tahun ini keberadaannya mendapatkan tentangan keras dari FPI, telah mendapat tempat dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Perkembangan Ahmadiyah di Indonesia, selama beberapa puluhan tahun, tidak pernah mendapatkan tekanan besar dalam bentuk apapun, seperti yang dilakukan oleh FPI dan beberapa ormas lainnya.

Tindakan menentang keberadaan JAI, memang sudah beberapa kali tercetus. Bahkan hal itu sudah terjadi semenjak masa Presiden Soekarno masih berkuasa. Namun Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) tetap ada dan terus berkembang.

Wujud perkembangan itu terlihat dari keanggotaan dari penganut aliran Ahmadiyah, yang telah mencapai 500 ribu orang. Tentunya, jumlah anggota sebanyak itu, tidaklah sedikit. Apabila anggota JAI memiliki wilayah kekuasaan, maka mereka bisa mendirikan sebuah negara.

Ruang gerak JAI kembali terganggu ketika MUI, dalam beberapa kesempatan, telah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran yang digunakan JAI adalah sesat. Namun fatwa MUI terhadap JAI yang dikeluarkan pada tahun 2008 ini, diikuti oleh pernyataan, agar masyarakat tidak bertindak dengan menggunakan kekerasan.

Pernyataan ini bagaikan sebuah sinyal, kalau MUI menyadari bahwa fatwa terhadap keberadaan JAI yang mereka keluarkan, akan menghadirkan tindak kekerasan atau bahkan kericuhan didalam masyarakat.

Apabila kesadaran itu memang ada, seharusnya MUI melakukan pendekatan dengan para pemimpin serta anggota JAI, berdialog untuk mendapatkan solusi, untuk memperoleh jalan keluar, atau bertukar pikiran untuk mencari kesamaan cara pandang, sehingga tidak mengundang polemik dan keresahan di tengah masyarakat.

Besarnya kekuasaan MUI, yaitu untuk menentukan apakah suatu komunitas maupun produk barang layak berkembang atau menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seharusnya digunakan dengan bijaksana.

Sikap yang lebih bijaksana seharusnya lebih ditunjukkan oleh pimpinan pusat MUI, sehingga segenap konsep pengajaran agama yang dipegang JAI, tidak harus menghadirkan permasalahan baru, seperti adanya perilaku ekspresif radikal, bersifat destruktif serta tidak terkendali dari dalam masyarakat, layaknya gerombolan cowboy yang sedang mengacau dan mencari-cari lawan untuk disingkirkan.

Perilaku layaknya preman yang dilakukan oleh anggota FPI di Silang Monas terhadap massa AKKBB, terjadi karena adanya suatu kebijaksanaan yang tidak menempatkan dialog sebagai sebuah budaya baik dalam masyarakat.

Gerakan destruktif berupa tindak kekerasan juga bisa terjadi karena adanya suatu anggapan,  bahwa melakukan tindak kekerasan, merupakan ekspresi radikal yang diperkenankan dilakukan untuk menekan keberadaan pihak lain, selama tindak represif yang disertai kekerasan, dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk membela hal-hal prinsip.  

Masyarakat sudah jenuh dengan berbagai tindak kekerasan. Masyarakat sudah tidak respek lagi terhadap tindakan yang justru membuat suasana menjadi tidak kondusif lagi karena beban kehidupan ekonomi masyarakat sudah terlalu berat.

Oleh karena itu, berbagai tindakan yang berpotensi menghadirkan konflik horizontal di tengah masyarakat, pasti mendapatkan kecaman serta protes keras dari masyarakat. Apalagi kalau tindakan yang bisa menghadirkan konflik tersebut, mengatasnamakan agama untuk maksud pembenaran, sehingga dianggap sah-sah saja apabila melanggar aturan hukum yang berlaku di negara kita.

Kekuasaan serta simbol-simbol Tuhan dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan dan upaya menekan orang lain. Kekerasan dijadikan pembenaran sebuah tindakan. Hukum negara seenaknya saja dilanggar. Apa maunya sih para anggota FPI itu?

Jelas-jelas mereka menghadirkan rasa takut ditengah masyarakat, kenapa belum ada tindakan tegas atas kelompok mereka? Hanya beberapa orang saja yang melakukan tindak kekerasan berupa pemukulan dan perbuatan anarkis, yang ditangkap.

Padahal dengan jelas sekali seluruh media televisi swasta serta sejumlah media cetak, telah melansir gambar-gambar yang menunjukkan kekerasan yang dilakukan FPI di Silang Monas terhadap massa AKKBB.

Negara ini memang telah dipenuhi oleh cowboy-cowboy, yang mempersenjatai diri dengan benda-benda keras, alat pemukul atau senjata tajam, dimana mereka siap untuk menyakiti dan melukai, atau bahkan bila dirasakan perlu, mereka melegalkan tindakan untuk membunuh pihak lain yang tidak sejalan. Berbagai tindak kekerasan, benar-benar mereka halalkan.

Haruskah negara kita masih memberikan toleransi dan memberikan celah kebebasan ruang bagi FPI untuk mengulangi segenap perbuatan-perbuatan kasar, brutal, serta destruktif, yang telah mereka lakukan selama ini?

Apabila negara ini memang benar-benar negara hukum, deret panjang tindakan brutal FPI selama ini harus dihentikan, karena sangat besar kemungkinan, akan bermunculan kelompok cowboy-cowboy lain, yang merasa memiliki hak untuk bertindak atas nama pembenaran, sehingga hukum pun dilanggar dan dilecehkan.

Pemerintah harus memikirkan, agar semua kecemasan dan keadaan tidak nyaman yang telah dihadirkan FPI melalui tindakan-tindakan bergaya cowboy-nya tersebut, tidak terulang dan menjadi kebiasaan, yang sangat lemah upaya untuk mendapatkan tindakan hukum.

Ini negara Indonesia, bung. Ini bukan negara tempat para cowboy liar (yang notabene merupakan bagian dari warisan sejarah negara Amerika Serikat, negara yang mereka benci) yang bebas berbuat semaunya.

Citra bangsa dan agama Islam telah tercoreng oleh sikap arogan para pemimpin FPI, yang tidak bisa menahan diri dan bersikap dengan kepala dingin, seolah-olah mereka adalah penguasa negara yang harus dilaksanakan setiap keinginannya.

Well, Indonesia bukanlah negara cowboy yang bebas menjalankan perilaku tidak bersahabat atau penuh kekerasan untuk memenuhi ambisi, hasrat, dan keinginan pribadi atau golongan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat agamais, punya budaya, tata krama, dan ramah dalam bersikap.

Ya, inilah negeri Indonesia, bukan negeri cowboy dengan segenap pernak-pernik kekerasannya.


Cinta Kedamaian...
My Mind
Dua Orang Kulit Hitam Amerika Didalam Lift
by : Someone
 

Baru-baru ini di Atlantic City - AS, seorang wanita memenangkan sekeranjang
koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama
suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut
di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.

Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya
sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali.

Wanita itu terpana. Ia berpikir, "Dua orang ini akan merampokku." Tapi
pikirnya lagi, "Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah."

Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan,
mereka harus tahu yang saya pikirkan!

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya. Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.

Lalu, salah satu dari mereka (yang bertubuh lebih besar dan tinggi) berkata,
"Hit the floor" (Tekan Lantainya).

Karena panik, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan
sopan, "Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami
akan menekan tombolnya."

Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri.

"Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift," kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa.

Wanita itu berpikir , "Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku."

Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor.

Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.

Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum
bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang sepuluh dolar.

Pada kartunya tertulis: "Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita
lakukan selama ini."

Tertanda:
> Eddie Murphy
> Michael Jordan

(Eddie Murphy adalah bintang film Holywood, dan Michael Jordan adalah
bintang basket NBA)

* * * *

Sikap hidup kita sangatlah menentukan kehidupan kita. Sikap yang positif
dalam menanggapi persoalan hidup akan sangat berpengaruh bagi kebahagiaan
kita.

Pikiran yang negatif akan membawa kita terperosok jatuh semakin dalam karena kita melihat segala sesuatu adalah penderitaan.

Namun, pikiran yang positif membawa kita kepada hal-hal yang positif pula.
Positif dalam menghadapi kehidupan yang serba ini, positif dalam sikap
kita kepada sesama, positif merencanakan hari esok dan positif juga terhadap diri sendiri. Tuhan menciptakan kita luar biasa.

Bersama Tuhan kita sanggup melakukan perkara-perkara besar.
My Mind
Bersikap Sebagai Orang Kristen yang Benar



Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus.
(Matius 16 : 4)


Sejarah kehidupan orang-orang yang beriman kepada Kristus, semenjak masa-masa awal sebelum kelahiran Tuhan Yesus, telah diramaikan oleh keberadaan orang-orang Farisi, orang-orang Saduki, dan juga para imam atau ahli-ahli Taurat.

Perkembangan kehidupan Kekristenan pada saat ini, tidak terlepas dari adanya ketiga kelompok masyarakat ini, karena pada prinsipnya, mereka juga percaya kepada Allah.

Akan tetapi, iman kepercayaan mereka kepada Allah, hanya dilandaskan pada konsep prinsip-prinsip keimanan yang belum diperbaharui dan digenapi oleh Tuhan Yesus, karena memang pada dasarnya, mereka tidak percaya kepada Kristus.

Hal ini terlihat dari munculnya suatu anggapan dari mereka, bahwa mukjizat-mukjizat yang dihadirkan oleh Tuhan Yesus, merupakan mukjizat yang berasal dari Setan, dan bukan dari Allah. Anggapan itu ada, karena mereka takut, banyak orang akan beralih percaya, datang dan mengikuti Yesus.

Besarnya pengaruh kehidupan yang dapat dirasakan banyak orang oleh karena karya Tuhan, yang membuat banyak orang lebih memilih untuk menerima, datang serta menjadi pengikut Yesus, membuat orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan para imam menganggap Tuhan Yesus sebagai penghalang keberadaan mereka dalam kehidupan masyarakat, hingga akhirnya mereka berencana untuk menyingkirkan Tuhan Yesus.   

Hati mereka didegilkan, sehingga mereka tidak percaya pada suatu kenyataan, bahwa kehadiran Yesus di bumi ini, merupakan penggenapan janji Allah tentang kedatangan Juruselamat manusia, yang membawa sukacita dan karya-karya besar Allah, sehingga semakin banyak lagi orang yang percaya.

Dalam beberapa kesempatan, mereka datang menemui dan berbicara kepada Tuhan Yesus untuk mencobaiNya. Usaha untuk mencobai Tuhan Yesus, dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Tuhan Yesus, yang tujuannya untuk menjebak, dan pada suatu saat nanti, bisa mereka pakai sebagai alat untuk menghasut banyak orang, sehingga mereka bisa membawa Tuhan Yesus ke muka pengadilan.

Usaha untuk mencobai Tuhan Yesus, tidak hanya dalam bentuk pertanyaan semata. Pada suatu kesempatan pertemuan dengan Tuhan Yesus di sekitar tepian pantai danau Galilea, para pemuka agama tersebut, mengajukan permintaan kepada Tuhan Yesus, untuk menunjukkan adanya tanda dari sorga.

Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka.
(Matius 16 : 1)

Yesus melihat niat tidak baik mereka itu. Dengan bijaksana Tuhan Yesus memberikan jawaban, bahwa mereka mampu untuk meramal bagaimana keadaan cuaca dengan melihat keadaan langit, namun pada sisi yang lain, mereka sendiri tidak mampu untuk membaca berbagai “tanda-tanda zaman” yang dapat dilihat dari kegiatan pelayanan dan adanya mukjizat kesembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus.

Segala cara memang mereka lakukan untuk mencari kelemahan atau hal-hal yang bisa menyudutkan Tuhan Yesus, sehingga mereka dapat menyebut Tuhan Yesus sebagai Pribadi yang bukan datang dan diutus oleh Allah.

Tanpa kita sadari, kita juga pernah bersikap seperti orang-orang Farisi dan Saduki itu. Meskipun bentuk dan kondisinya tidak sama, namun sering kali tanpa kita sadari, kita telah bertindak untuk mencobai Tuhan Yesus.

Kita percaya serta beriman penuh kepada Kristus, namun pada sisi yang lain, kita terkadang masih meminta kepada Tuhan dengan sikap tidak percaya.

Dalam keadaan yang dirasakan mendesak, beberapa anak-anak Tuhan bahkan berani memaksa Tuhan agar mengadakan mukjizat seperti yang diinginkannya, dimana ego manusia lebih diutamakan, dibandingkan dengan menempatkan rencana dan kehendak Allah saja yang terjadi.

Beberapa anak Tuhan bahkan pernah menyatakan hal yang sangat menyedihkan, yaitu mereka baru mau membuat komitmen keimanan, apabila mereka telah melihat, atau apabila mereka telah merasakan kuat kuasa kasih Tuhan atas diri mereka. Padahal, banyak dari antara mereka, yang mengaku kalau iman kepercayaan mereka adalah sebagai pengikut Yesus.

Sikap yang ditunjukkan oleh sejumlah anak-anak Tuhan itu, merupakan sikap yang tercetus karena mereka belum meyakini dengan setulus serta sepenuh hati mereka, untuk percaya dan beriman kepada Yesus.

Hal ini bisa terjadi, karena berbagai pengetahuan mengenai Firman Tuhan yang telah  mereka dapatkan selama ini, tidak seutuhnya mereka landasi dengan pola sikap beriman yang seharusnya, sehingga mereka masih melakukan pencarian akan segenap kebenaran yang ada didalam Yesus Kristus.

Manusia yang bertindak seperti itu, masih dipengaruhi oleh sejumlah pola pemikiran dan pola hidup, yang tidak mencerminkan kehidupan Kristen yang seharusnya.

Oleh karena itu mereka pun berpendapat, keinginan pribadi untuk lebih berkomitmen kepada iman yang percaya kepada Kristus, baru mereka rasakan apabila diri mereka telah melihat atau telah merasakan secara langsung, bagaimana sesungguhnya besar hikmat Allah datang menghampiri dan menyentuh hati mereka.

Jadi, pola penerimaan yang ada, terjadi bukan karena ada sebentuk kesadaran iman, yang mengetuk pintu hati mereka, namun oleh karena adanya sebuah keyakinan yang didasari oleh adanya sebentuk visualisasi secara langsung, yang dapat mereka rasakan atau dapat mereka lihat.    

Padahal, prinsip yang seharusnya terjadi adalah kita memandang segala sesuatu dalam hubungan dengan Allah, oleh karena adanya kesadaran diri kita untuk terus-menerus dihadirkan dalam kehidupan kita, dan bukan karena kita mengaktualisasikan sesuatu oleh karena kita telah merasakan atau melihatnya.

Bukankah demikian prinsip iman yang sesungguhnya?

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.   (Ibrani 11 : 1)

Apabila kita menerima seluruh pernyataan yang tertulis didalam Firman Allah dengan berlandaskan iman, maka penerimaan kita itu tidak akan menghadirkan kecemasan, bahwa sikap percaya itu tidak berjalan pada rel yang salah tanpa harus memaksakan diri dengan menghadirkan pembuktian visual, untuk maksud mencari pembenaran.

Tuhan memang menginginkan agar setiap orang percaya terus-menerus mengaktifkan cara berpikir secara iman, sehingga pengertian yang mereka peroleh akan membawa sukacita karena mereka percaya meskipun tidak melihat (dalam arti pembuktian).

Iman yang ada didalam diri setiap orang percaya, seharusnya membuat mereka segera menyadari, bahwa iman telah menuntun orang-orang percaya kepada jalan kehendak Allah. Ketika iman itu bertumbuh, kesaksian yang didapatkan, akan membuat hidup orang percaya semakin dekat kepada Allah. Keraguan akan Firman Tuhan, tidak akan pernah mengilhami benak pikiran orang percaya.

Berhembusnya suatu pernyataan, perbuatan, dan keinginan yang mau mencobai Allah, merupakan sesuatu hal yang tidak akan pernah dilakukan, karena kesadaran telah timbul, bahkan semua itu hanya akan membawa kesia-siaan.

Oleh karena itu dapat dikatakan, setiap orang yang mencari kebenaran didalam nama Yesus Kristus, sudah selayaknya menjalankan konsepsi keimanan dengan tulus karena telah memiliki semua bukti yang dibutuhkan untuk kokoh beriman kepadaNya.

Kebangkitan Yesus Kristus, yang sudah terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu, dapat indah dirasakan sebagai sebuah sukacita pada saat ini, karena semua keadaan, yang  mengandung arti adanya penyerahan diri dari orang-orang percaya ke dalam tangan Tuhan, akan dapat merasakan kemenangan Yesus Kristus dari alam maut, berupa ringannya langkah kehidupan yang dijalani dan tidak dirasakannya adanya beban didalam hati.

Penggenapan segenap janji-janji Allah didalam Perjanjian Baru, sesungguhnya telah mengungkapkan banyak hal yang ingin diketahui dan dirasakan setiap orang percaya,  terutama bagi mereka yang membuka hati dan akal pikiran mereka dengan tulus serta haus akan kebenaran didalam nama Yesus Kristus.  

Dan pada akhirnya, semua rahasia Tuhan akan diberitahukanNya kepada mereka yang takut akan Dia.

TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjianNya diberitahukanNya kepada mereka.
(Mazmur 25 : 14)

Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjianNya dan peringatan-peringatanNya.
(Mazmur 25 : 10)


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Salam saya,



.Sarlen Julfree Manurung