My Mind
Hari ini aku mendengar dan melihat dua berita.

Berita yang aku dengar, Gereja aku, HKBP Pondok Kelapa, akan melakukan kegiatan sosial ke sebuah panti asuhan. Hari ini para panitia pelaksana mengumpulkan barang-barang sumbangan jemaat yang akan diserahkan ke panti asuhan tersebut.

Aku juga melihat berita, kalau Inul Daratista, terlibat dalam kegiatan pengumpulan dana pembangunan Gereja di Nabire, Irian Jaya. Kiranya Inul Daratista dilimpahi berkat-berkat dari Allah, dan kehidupannya segera dilengkapi oleh kehadiran seorang anak, seperti yang didambakannya.

.Sarlen Julfree Manurung

Labels: 6 comments | | edit post
My Mind
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
(Yakobus 2 : 17)


Jika seseorang yang belum memiliki kekasih hati, meyakini kalau pada suatu saat nanti dirinya akan segera menemukan jodohnya, namun dirinya tidak berbuat apapun untuk mengaminkan keyakinannya itu, maka perjodohan itu, tidak akan ditemuinya.

Pernyataan diatas ingin mengatakan, besarnya sebuah keyakinan, tidak akan menemukan apa yang diinginkan, apabila tidak disertai oleh adanya berbagai tindakan atau usaha-usaha nyata, yang memungkinkan seseorang tersebut, dapat menemukan kekasih hatinya.

Demikian pula halnya dengan kekuatan iman yang melingkupi diri seseorang. Apabila seseorang tidak melandasi segenap sikap, sifat serta perilakunya dengan perbuatan kasih, maka iman yang dimilikinya, lama-kelamaan akan mengalami kemunduran.

Pada sisi berbeda, apabila perbuatan kasih sering dinyatakan, namun didalamnya tidak menyertakan kekuatan iman yang mengaminkan, maka segenap perbuatan kasih itu, hanya dapat dirasakan sesaat waktu saja.

Tuhan Yesus bahkan menempatkan kemurnian nilai-nilai kasih, sebagai bagian dari dimensi kehidupan yang harus diutamakan manusia, untuk dipegang, dijalankan, dan dijadikan pedoman untuk menerapkan prinsip-prinsip keimanan seseorang yang yakin serta percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia.

Kasihilah Tuhan Allah-mu, kasihilah sesamamu manusia...

Harmonisasi keberadaan iman serta kasih dalam diri orang-orang percaya, merupakan sebuah gambaran nyata tentang bagaimana karakter serta kepribadian orang-orang percaya. Segenap upaya yang dilakukan untuk menjaga keteguhan iman dan kebesaran kasih yang dinyatakan, membentuk sisi emosional yang menghadirkan pencitraan pribadi Kristus.

Nilai-nilai keimanan menjadi lebih kokoh apabila perjalanan hidup manusia diikuti oleh aktifitas diri yang suka mengungkapkan berbagai pernyataan dan tindakan kasih. Dalam hal ini, perilaku kasih, menjadi konstruksi pembentukkan iman, karena iman kurang bermanfaat apabila tanpa diikuti oleh adanya tindakan dan pernyataan kasih.

…hanya iman yang bekerja oleh kasih.”   (Galatia 5 : 6)

Kehidupan rohani seseorang akan bertumbuh dalam nuansa kasih Allah, karena hidup yang percaya kepada Kristus, berasal dari Allah, diberikan kepada manusia sebagai sebuah karunia, tanda kasih Allah kepada mereka yang beriman kepadaNya.

Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
(I Timotius 1 : 14)

Orang yang benar akan hidup oleh iman.   (Galatia 3 : 11b)

Terkait dengan sikap mengimankan sesuatu yang disertai oleh tindakan yang nyata dan faktual didalam kasih, cara berpikir kita harus diarahkan pada adanya sikap yang menempatkan sebuah sikap percaya yang diikuti oleh adanya perbuatan atau tindakan untuk mewujudkan apa yang diimaninya itu.

Artinya, kalau kita percaya sesuatu yang kita inginkan akan terjadi dalam hidup kita, namun kita hanya berpangku tangan saja, berdiam diri, menunggu atau menanti tanpa berbuat apapun, segala sesuatunya akan berakhir dengan sia-sia. Kita tidak akan bisa mendapatkan apa yang kita inginkan.

Sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang beriman kepada Kristus, bisa mengambil contoh berdasarkan peristiwa kesembuhan yang didapatkan oleh seorang perempuan yang sakit pendarahan. Iman perempuan tersebut meyakini kalau dirinya akan sembuh  andai ia bisa menyentuh jubah Yesus. Dan Tuhan Yesus pun berkata :
“Hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.”   (Markus 5 : 34)
 
Dalam hal ini, kekokohan iman, memang harus diikuti oleh adanya sebuah tindakan atau perbuatan. Ketika iman diikuti oleh perbuatan-perbuatan kasih, maka, semua harapan yang kita inginkan, pasti kita dapatkan.

Tuhan sesungguhnya mengharapkan kita untuk terus maju melangkah, aktif bergerak serta berbuat sesuatu, segera menindak-lanjuti harapan yang ada dan telah dikukuhkan oleh kebesaran keyakinan iman yang kita miliki, agar segala sesuatunya tidak berakhir dengan sia-sia.

Oleh karena itu, iman dan kasih, adalah dua identitas kehidupan orang percaya, yang membentuk karakter, kepribadian serta sisi emosional setiap orang percaya, dimana keberadaannya saling melengkapi dan tidak terlepaskan.

Jadi, bagi mereka yang belum mendapatkan kekasih hati atau jodoh, carilah... Bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan, melamarlah... Bagi mereka yang ingin sembuh dari sakit, berdoalah dengan sungguh-sungguh...

Kiranya Tuhan yang maha baik, mengaruniakan berlimpah-limpah berkat dan kasih karunia kepada kita, sehingga iman dan kasih yang ada didalam diri kita, semakin bertumbuh serta menghantarkan kita pada sukacita sorgawi.


Salam kasih,


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
(Roma 4 : 20 – 21)


Dalam alur kehidupan sejumlah anak manusia yang beriman kepada Kristus, sering kali mereka baru datang kepada hadirat Tuhan ketika suatu permasalahan datang dan dirasakan sulit untuk dipecahkan sehingga membuat resah serta gelisah. Berbanding terbalik dengan keadaan ketika kesenangan sedang melimpahi kehidupan mereka.

Pada sisi yang berbeda, sejumlah anak manusia lainnya, juga baru datang dalam kuasa hadirat Tuhan, pada saat mereka sedang membutuhkan sesuatu, dan sangat berharap, keinginan itu dapat segera terpenuhi.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.  
(Filipi 4 : 6)

Tuhan memang sangat menginginkan agar manusia yang beriman kepada Kristus, menyediakan banyak waktunya untuk terus-menerus aktif berkomunikasi denganNya. Begitu besarnya kasih Allah Bapa kepada anak-anakNya, membuat Ia selalu memiliki kerinduan untuk mendengarkan segenap ungkapan hati manusia, meskipun ungkapan hati itu bentuknya sebuah kekuatiran.

Apapun bentuk keluh-kesah atau permintaan yang dipanjatkan manusia didalam doa, tidak pernah ditolakNya, karena Ia sangat mengasihi anak-anakNya dan Ia tidak ingin melihat kalau anak-anakNya berada dalam kesusahan atau memiliki beban hati.

Perkara-perkara yang disampaikan manusia kepada Allah melalui doa, akan segera mendapatkan jawaban. Namun, sejumlah permintaan tidak segera diwujudkan.  

Bisa dikatakan, ada 3 hal yang menyebabkan kenapa doa tidak segera mendapatkan jawaban, yaitu karena :

1.    Tuhan ingin menguji kejujuran dan ketulusan hati manusia

Dalam sejumlah keadaan atau peristiwa tertentu, suatu doa dipanjatkan kepada Tuhan karena manusia memiliki keinginan tertentu, namun tidak dinyatakan secara konsisten atau hanya ingin memberikan kepuasan hati semata, sehingga dalam menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan, manusia tidak memposisikan agar rencana Tuhan sajalah yang jadi.

Pada prinsipnya, doa yang dipanjatkan kepada Tuhan, pasti didengarkan. Akan tetapi, Tuhan juga menilik hati manusia, yaitu untuk mengetahui bagaimana kejujuran serta ketulusan manusia dalam menyampaikan doa permohonan tersebut.

Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.   (Roma 8 : 27)

Tuhan juga ingin mengetahui “kejelasan” sikap manusia, apakah memang benar-benar memohon, sehingga manusia itu mau setia menantikan jawaban doa dari Tuhan.  

Firman Tuhan dalam Efesus 1 : 18 menyatakan :
Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanNya : betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukannya bagi orang-orang kudus.

2.    Adanya hati yang bimbang

Sikap manusia yang ragu-ragu atau tidak meyakini, membuat Tuhan juga tidak segera menjawab permohonan yang dinyatakan dalam doa.  

Padahal Firman Tuhan dengan jelas menyatakan :
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.   (Matius 21 : 22)

Ketika doa dipanjatkan, selayaknya manusia menyertakan pula sikap percaya, kalau doa yang disampaikannya kepada Tuhan, akan memperoleh jawaban. Menjawab doa merupakan otoritas Tuhan, sehingga manusia tidak selayaknya ragu kalau Tuhan akan menyatakan kasihNya melalui doa yang dijawab.  

Adanya kebimbangan hati, terjadi karena manusia tidak mengimani bahwa segenap permohonannya didalam doa. Ketika kekuatan iman tidak dipakai untuk meyakini dan membesarkan harapan di hati, maka doa yang disampaikan tidak dilandasi oleh sikap percaya kalau akan memperoleh jawaban.

Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin.   (Yakobus 1 : 6)

3.    Belum meminta dengan sungguh-sungguh atau dengan cara yang benar

Terkadang, ketika manusia berdoa, manusia itu hanya berkeluh-kesah saja, tanpa jelas menyampaikan permohonan hal-hal apa saja yang itu ingin agar segera mendapatkan jawaban dari Tuhan.

Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikanNya kepadamu dalam namaKu. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.    (Yohanes 16 : 23b – 24)

Begitu hebatnya keluh-kesah yang disampaikan kepada Tuhan, sehingga manusia itu sendiri belum menyatakan permintaannya sewaktu berdoa. Kebesaran nama Tuhan memang nyata dengan salah ciri Pribadi Tuhan, Maha Tahu. Namun itu bukan berarti Tuhan tidak ingin tahu dengan jelas dan benar, apa keinginan umatNya dalam doa.

Lalu, bagaimanakah agar permohonan yang kita sampaikan melalui doa, akan segera mendapatkan jawaban dari Tuhan?

Pertama
Pada saat kita berdoa kepada Tuhan, janganlah mendoakan bagaimana permasalahan yang sedang kita hadapi, tetapi berdoalah dengan penuh permohonan agar mendapat jawaban dari permasalahan.

Kedua
Yakini bahwa segenap permohonan yang kita sampaikan didalam doa, bukanlah suatu hal yang mustahil bagi Tuhan untuk diberikan kepada kita, karena memang didalam Tuhan, tidak ada satu pun yang tidak mungkin.

Ketiga
Berdoalah dengan menyatakan pula, bagaimana janji-janji Tuhan kepada manusia akan digenapi karena kita datang kepadaNya. Ketika kita memvisualisasikan didalam doa kita segenap janji-janji, sifat, kuasa, dan kebaikkan Allah, begitu nyata menaungi kehidupan manusia dalam kasihNya, iman dan keyakinan kita akan semakin kokoh, serta rasa percaya kita akan bertumbuh, sehingga kita tidak bimbang dan ragu akan kuat kuasa Tuhan dalam menjawab doa kita.

Keempat
Tetapkanlah prioritas utama dalam permohonan yang ingin kita sampaikan didalam doa. Cara kita menentukan prioritas sangat tergantung pada seberapa besar waktu yang kita sediakan untuk berkomunikasi kepada Tuhan, melalui doa, rajin membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, selama ini.

Upaya menghadirkan waktu untuk aktif berkomunikasi dengan Tuhan, membuat kita mengetahui dan melihat dimensi terbesar serta lebih luas dalam rencana, rancangan visi, dan juga penjelmaan kasih Allah kepada kita.

Doa merupakan sumber kekayaan serta kekuatan manusia, karena melalui doa, kita akan mengetahui bagaimana kehendak Allah terhadap kehidupan kita, dan itu semua akan langsung diungkapkan kepada kita.

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.    (Matius 6 : 33)

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu : Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, medapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
(Lukas 11 : 9 – 10)

Berdoalah di setiap kesempatan yang ada. Gunakan lebih banyak waktu kita untuk aktif berkomunikasi dengan Tuhan, karena dengan demikian, sikap yang telah kita tunjukkan dengan berusaha selalu dekat kepada Tuhan, membuat realisasi perwujudan doa yang dijawab, dapat segera kita rasakan.

Agar kita dapat menikmati besarnya berkat-berkat yang dicurahkan oleh karena kasih Allah Bapa kepada kita, selayaknya kita terlebih dahulu berusaha untuk memahami dan meyakini bahwa Firman Tuhan itu benar dan Ia dengan penuh kasih setia pula, akan memenuhi  segenap janji-janji yang telah diucapkanNya.

Dan ketika segenap doa yang kita sampaikan, tidak terealisasikan, maka itu merupakan bagian dari rancangan kehidupan yang telah ditetapkan Tuhan, dimana rancangan kehidupan  tersebut, merupakan jawaban terbaik, yang tidak mungkin bermakna untuk mencelakakan atau menyesatkan anak-anakNya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Salam kasih,



.Sarlen Julfree Manurung

Note :
Aku cukup senang apabila ada diantara rekan-rekan yang ingin menambahkan tulisan aku ini agar mendapatkan kejelasan dalam isi dan konsep berpikir secara rohani. Thanks
My Mind
MENGGAPAI SUKSES DALAM KEHIDUPAN



Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Kristus.
(Kisah Para Rasul 4 : 13)


Kesuksesan adalah satu kondisi dimana segenap harapan ataupun impian seseorang, telah berhasil diwujudkan melalui usaha keras, ketekunan, dan kedisiplinan diri, yang senantiasa diterapkan untuk meraih hasil yang terbaik.

Dalam hal ini, segenap pencapaian yang diraih, tidak harus didasarkan pada seberapa tinggi pendidikan formal yang dimiliki, namun seberapa besar tekad dan keinginan dari dalam diri seseorang untuk mewujudkannya.

Pendidikan formal membuat seseorang memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan dan menerapkan berbagai rumusan atau teori-teori dalam ilmu pengetahuan, sehingga lebih kreatif, imajinatif serta memiliki daya nalar yang lebih cepat dan bersinergi pada saat berusaha untuk mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.

Banyak orang di muka bumi ini yang berhasil mencapai puncak tangga kesuksesan, bukan karena mereka memiliki berderet-deret gelar kelulusan pendidikan formal, baik didepan atau dibelakang nama mereka, namun karena seseorang memiliki niat, tekad, dan semangat besar untuk mewujudkan cita-cita atau menggapai hasil yang terbaik di setiap kesempatan yang dimilikinya.

Selain itu, bagaimanakah caranya agar kesuksesan dapat diraih?

Kesuksesan dapat diraih apabila setiap orang yang beriman kepada Kristus, memiliki kedekatan dan rasa kasih setia kepada Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan :
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.   (Roma 8 : 28)

Seseorang beriman kepada Kristus, dalam setiap perjalanan hidupnya, akan selalu merindukan sukacita dan hadirat kasih Allah, sehingga dirinya akan terus berusaha  menyediakan waktu mereka untuk terus-menerus bisa berkomunikasi dengan Allah dan AnakNya, Yesus Kristus, sehingga besar pengharapan mereka pada saat mereka menyerahkan diri serta kehidupan mereka kepada kuasa kasih Allah.

Besarnya sikap pengharapan orang-orang yang beriman kepada Kristus, serta adanya penyerahan diri kepada Allah, membuat kasih Allah begitu nyata dalam kehidupan setiap orang beriman. Dalam hal ini, seseorang menghadirkan kualitas unggul karena kasih Allah menyertai setiap langkah dan usaha yang seseorang tersebut lakukan.

Allah menyatakan tanda kasih kepada seseorang tersebut dengan jalan mengaruniakan segenap kemampuan serta kepintaran, sebagai bagian dari limpahan berkat, sehingga seseorang tersebut dapat mewujudkan keinginan yang telah disampaikannya kepada Allah didalam doa dan ucapan syukur.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.  (Roma 8 : 37)

Pada saat pengharapan manusia yang beriman kepada Kristus telah dapat diwujudkan, melalui orang yang meraih kesuksesan tersebut, maka didalamnya akan turut serta, nama Tuhan akan dipermuliakan  

Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku, memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.
(Roma 9 : 17b)

Dalam hal ini, orang-orang yang beriman, akan selalu berusaha untuk menjaga hati dan pikiran mereka agar mereka tidak menyombongkan diri, yaitu dengan menghadirkan pola pemikiran yang menganggap kalau segenap keberhasilan mereka itu, merupakan hasil usaha dan jerih payah mereka sendiri.

Firman Tuhan menyatakan :
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.  
(Yakobus 4 : 10)

Ganjaran dari adanya kerendahan hati dan sikap takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.  (I Timotius 2 : 1 – 4)

Setiap orang beriman seharusnya menyadari, kalau Allah merupakan sumber karunia, sumber hikmat dan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan. Meskipun seseorang tidak mendapatkan pendidikan formal dengan baik, namun segenap kepintaran dapat ditemui dalam pribadi-pribadi yang beriman kepada Kristus.

Keadaan inilah yang dinyatakan Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 4 : 13 tersebut, dimana kepintaran dapat ditemui dalam diri Petrus dan Yohanes, tercermin dari baiknya kemampuan serta pengetahuan mereka dalam memberikan jawaban atas pertanyaan para pemimpin Yahudi, tua-tua dan ahli-ahli Taurat, yang menjadi hakim dalam sidang terhadap diri mereka.

Pekerjaan mereka sebagai nelayan, pada mulanya telah menghadirkan suatu anggapan kalau keduanya bukanlah bagian dari kelompok masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan formal memadai.

Akan tetapi anggapan itu dapat dipatahkan, karena kuasa Allah telah bekerja dalam segenap tindakan yang mereka lakukan, dan juga dalam setiap perkataan yang mereka ucapkan, disetiap langkah perjalanan hidup mereka, serta pada saat menjalankan tugas menyampaikan kabar baik didalam Yesus.

Firman Tuhan menyatakan : Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu ; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.   (Matius 10 : 20)

Dalam Firman Tuhan juga dinyatakan :
Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.   (Lukas 21 : 15)

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.   (Matius 6 : 33)

Segenap tindakan dan ucapan orang-orang yang beriman kepada Kristus, membawa serta hikmat serta kasih Allah, dan membuat mereka jauh lebih pintar dari masyarakat lainnya. Ketika penyertaan Allah telah melingkupi kehidupan orang-orang percaya, niscaya, kesuksesan akan dapat diraih.

Oleh karena kesuksesan atau tingginya pencapaian tingkat keberhasilan usaha yang diperolehnya, seseorang malah bisa mendapatkan begitu banyak gelar ataupun tanda penghargaan dari dunia pendidikan, karena pihak akademisi mengakui kemampuan, dedikasi, serta usaha seseorang, dan menganggap bahwa seseorang tersebut sebagai bagian dari orang-orang yang berhak mendapatkan tanda pengakuan akademisi.

Adanya pemberian tanda gelar kesarjanaan oleh pihak akademisi, merupakan tanda bahwa para kaum intelektual terdidik tersebut, memiliki respek dan pengakuan besar kepada orang-orang yang bisa menghadirkan kesuksesan dalam hidup mereka, dimana kesuksesan tersebut diraih dengan usaha dan karya nyata, yang tidak mengenal kata cukup atau puas.

Prinsip ini tidak mengenal adanya kasta atau perbedaan status sosial seseorang dalam lingkungan masyarakat, karena ketika seorang percaya telah menghadirkan tekad dan keinginan kuat dalam hati serta pikiran mereka serta didahului permohonan hadirat kuasa Allah untuk meraih apa yang ingin dicapainya, kesuksesan bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk digapai.

Siapapun bisa menggapai kesuksesan asalkan benar-benar berusaha untuk mencapai hasil akhir, dan selalu meminta kuasa kasih Allah hadir dalam setiap perkara yang harus dihadapi.

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 
(Roma 8 : 28)

Mari, kita kembalikan jalan kehidupan kita kepada Tuhan, agar kita menjadi pribadi-pribadi yang sukses di dalam hidup ini.


Tuhan Yesus memberkati


Salam kasih,


.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.  (Lukas 11 : 28)


Pernyataan yang diungkapkan pada ayat Firman Tuhan itu, benar adanya. Kehidupan seseorang yang selalu menyisihkan waktunya untuk membaca, mendengar, dan melaksanakan Firman Tuhan, akan dipenuhi oleh sukacita dan kebahagiaan karena Tuhan selalu menyertai orang-orang yang setia dan mengasihi Tuhan dengan segenap hati.


Tuhan memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
JALAN PILIHAN MANUSIA


Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
(Yohanes 14 : 6)


Terkadang, dalam usahanya untuk membuat ataupun mengambil keputusan, manusia mengambil pilihan jawaban pemecahan permasalahan yang didasarkan pada adanya argumentasi atau pertimbangan-pertimbangan kontekstual, dimana pilihan itu diilhami oleh kekuatan logika semata.

Pilihan tersebut merupakan gagasan praktis yang menempatkan kemampuan berpikir manusia sebagai narasumber utama, serta dianggap pilihan itu sebagai pilihan benar yang paling baik sehingga ingin langsung diterapkan dalam menyelesaikan masalah.

Konsep berpikir dan cara mengambil keputusan manusia, memang sering kali hanya menyerap sisi intuisi dari dalam benak pikiran, tanpa menghadirkan suatu inspirasi, agar pola pemikiran yang diambil sebagai konsep penyelesaian masalah, bersumber pada rencana penuh kepastian yang bersumber dari rencana Allah, sebagai sebuah rancangan yang bekerja dan melingkupi setiap langkah perjalanan hidup manusia.

Manusia cenderung tidak mengandalkan Allah karena manusia memiliki ego dan sisi sombong dalam dirinya, sehingga merasa bahwa pilihan yang dibuat, merupakan pola pemikiran yang terbaik dan tepat, yang mampu menyelesaikan problema, tanpa ingin menyertakan kebesaran kuasa Allah untuk turut campur dalam menata dan mengatur skema penyelesaian masalah yang akan diambil.

Padahal, sebagai seseorang yang beriman kepada Kristus, kesetiaan manusia kepada Tuhan berada pada bagaimana manusia memusatkan perhatian dan pikiran untuk tetap membuka jiwa, hati, dan cara pandang manusia secara konsisten kepada Tuhan Yesus, tidak hanya pada saat senang, namun juga pada saat sedang menghadapi masalah.

Dalam hal ini, ruang lingkup berpikir manusia, yang seharusnya menghadirkan pola pencitraan seperti itu, sering kali manusia lupakan. Alam pikiran manusia, cenderung lebih cepat untuk menempatkan berbagai anggapan-anggapan yang berdasarkan pada kekuatan logika, karena manusia inginnya cepat-cepat mengambil keputusan dalam menyikapi suatu masalah.

Oleh karena itu, tidaklah salah apabila dikatakan, musuh terbesar dari kekuatan iman kepada Allah, adalah adanya pilihan manusia, yang cenderung menghadirkan suatu anggapan, bahwa pilihan baik yang sebenarnya tidak cukup baik untuk diambil, lebih dipilih sebagai sebuah keputusan karena memiliki keyakinan besar pada kemampuan berpikirnya sendiri.

Alur kehidupan manusia memang berasal dari pilihan jalan mana yang akan diambil oleh manusia itu sendiri. Ketika manusia larung kedalam dosa, itu adalah berdasarkan pilihannya sendiri.

Banyak manusia yang pada awal mulanya beriman kepada Kristus, namun kemudian menjadi bagian dari domba yang hilang, karena manusia memutuskan sendiri pilihan jalan kehidupan yang ingin dilaluinya, pada saat ini dan di masa yang akan datang. Pilihan itu manusia ambil meskipun mereka menyadari dan mengetahui, kalau hanya Yesus Kristus saja jalan keselamatan dan perantara manusia kepada Bapa.

Dimensi, wawasan dan cara pandang manusia, yang hanya menginginkan kehidupan berjalan berdasarkan apa yang mereka inginkan atau lakukan, membuat manusia jatuh kedalam lembah dosa, bahkan ada yang memilih untuk menerima alam maut sebagai upah setelah jalan kehidupannya telah ditetapkan berhenti.

Jalan yang dipilih manusia, bahkan coba untuk diargumentasikan dengan pernyataan : melepas keimanan kepada Kristus dengan beralih pada pilihan iman yang lain, tidak ada bedanya, karena tetap percaya serta meyakini bahwa Allah adalah penguasa atas segala alur kehidupan.

Ayat Firman Tuhan telah jelas mengatakan bahwa jalan menuju kehidupan kekal yang nyata didalam kasih Allah Bapa kepada setiap orang yang menjaga kesetiaan imannya hingga akhir kehidupan, adalah hanya kepada Yesus Kristus. Kekuatan akal pikiran manusia, justru ingin mencoba memelintir pernyataan itu dengan cara menghadirkan sejumlah anggapan baru, bahwa semua prinsip keimanan itu, sama.

Sesungguhnya manusia tidak mengetahui bagaimana Allah telah merancang keadaan masa depan, kesulitan-kesulitan dengan dimensi situasional yang berbeda-beda, serta segenap prestasi atau kemunduran hidup yang harus dilalui manusia. Semua itu terjadi karena Allah ingin agar manusia patuh, taat serta takut akan kebesaran hadiratNya, yang memiliki kuasa untuk membuat manusia merasakan indahnya kehidupan dalam naungan kasihNya.

Manusia justru tidak ingin menyibak rahasia alur kehidupan yang ditetapkan Tuhan kepadanya, namun memilih berlari, menghindar dari segenap goncangan dan tekanan kehidupan karena percaya dan beriman kepada Yesus Kristus.

Tuhan tidak bilang kalau mengikuti diriNya, manusia yang beriman kepadaNya akan dapat melalui alur kehidupan dengan mulus, tanpa ada goncangan dan tekanan hidup, karena pilihan mereka untuk beriman kepada Kristus. Tapi Tuhan Yesus memberikan jaminan, bagi setiap orang percaya, yang setia menjaga imannya hingga akhir, akan beroleh kehidupan kekal sebagai upah kesetiaannya.

Entah, apakah manusia lupa atau lalai. Akan tetapi, pilihan yang salah, telah membuat manusia harus menerima hukuman atas pilihan yang salah itu, yang mereka anggap terbaik dari yang paling baik.

Jangan sia-siakan kehidupan pada saat ini serta nanti, hanya oleh karena adanya pilihan yang salah terhadap jalan kehidupan. Menyesal itu tidak pernah duluan.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.   (Yohanes 3 : 16)

Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya.   (Yohanes 14 : 21)

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan BapaNya diiringi malaikat-malaikatNya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.   (Matius 16 : 26 – 27)


Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Salam kasih,



.Sarlen Julfree Manurung

Note :
Tulisan ini dibuat untuk menyikapi pilihan yang diambil : Steve Emmanuel, Keluarga Marcel dan Dewi Lestari, Ricca Calabout, Iga Mawarni serta pribadi-pribadi manusia lainnya, yang telah memilih jalan untuk melepaskan iman kepercayaannya kepada Yesus Kristus, Tuhan.
My Mind
Belajar dari Kegagalan Team Sepak Bola AC MILAN


Kekalahan team sepak bola Chelsea atas Manchester United dalam ajang Piala Champions, membuat salah seorang sahabat aku bersedih karena salah satu team kesayangannya, harus menerima kenyataan kalah dalam pelaksanaan adu penalti.

Rasa sedih sahabat aku, tidak hanya itu saja. Dia juga bersedih karena team kesayangan utamanya, AC Milan, gagal mengikuti Piala Champions untuk tahun depan dan hanya bisa ikut kejuaran piala UEFA.

Teman aku bilang, keadaan yang terjadi sekarang, sangat berbeda dengan tahun lalu, dimana team kesayangannya, AC Milan, dapat menjadi juara pada kejuaraan sepak bola antar klub Eropah, Piala Champions. Sedangkan tahun ini, team kesayangannya itu masuk babak semifinal saja, tidak.

Tahun 2007, AC Milan memang menjuarai Piala Champions setelah menang di partai final atas Liverpool. Namun, kemenangan tersebut tidak terlepas dari adanya bayang-bayang Calciopoli atau skandal pengaturan skor pertandingan, yang mengakibatkan Juventus, yang seharusnya memegang gelar Scudetto, didegradasi ke Seri B.

Pada skandal yang terjadi tahun 2006 itu, team AC Milan (Rossoneri) sebenarnya ikut terlibat didalamnya. Namun, pada saat skandal itu sampai pada penjatuhan hukuman, AC Milan tidak ikut terkena degradasi seperti halnya team Juventus. AC Milan hanya dihukum pengurangan nilai oleh FIGC (PSSI-nya Italia).

Entah, kemenangan AC Milan pada kejuaran Piala Champions tersebut, dikatakan sebagai sebuah keberuntungan atau tidak. Sebab, keberhasilan mereka terjadi setelah mendapatkan citra tidak baik karena telah terlibat skandal.

Bisa dibilang, tahun ini AC Milan gagal menggapai kebesaran yang sama, bahkan dalam mengarungi pertandingan Liga Italia Seri A, mereka sempat terpuruk di posisi tengah sebelum akhirnya bangkit dan mencapai tangga 8 besar. Tidak ada satu gelar juara yang bisa diraih oleh team sepak bola AC Milan.

Pasang surut terjadi. Tahun lalu AC Milan berjaya. Sedangkan tahun ini, mereka nampak tidak berdaya. Banyak pemain yang cidera.

Apakah kejadian tahun 2006 menjadi suatu sinyal kuat yang ingin mengatakan kalau keterlibatan mereka pada skandal tersebut, ternyata membuat mereka surut prestasi pada tahun ini?

Kita gak perlu berandai-andai atau mencoba menarik benang merah dari satu peristiwa dengan satu keadaan.

Akan tetapi, satu hal yang bisa kita pelajari, kalau segala sesuatu itu ada masanya... ada masa kecerlangan prestasi, dan ada masanya pula prestasi itu memudar. Kita harus sadari kalau keadaan seperti itu, bisa juga terjadi dalam diri kita.

Oleh karena itu, kita harus menanamkan kesadaran diri kita, agar kita tidak sombong, namun pada sisi yang lain, kita terus memacu semangat serta keinginan dalam diri kita, untuk terus berprestasi, hingga tetap menjadi yang terbaik.

Mungkin, sekali waktu kita tersandung masalah. Well, ini kehidupan, tidak ada yang mampu melalui alur kehidupan dengan mulus 100%, pasti ada ganjalan. Apabila ganjalan kehidupan membuat kita melemah, itu tandanya kita harus mengoreksi (introspeksi) diri kita, untuk mengevaluasi dan menindak lanjuti hal-hal yang belum berjalan dengan baik agar kembali menjadi baik.

Apabila hal tersebut kita lakukan, kita bisa menjadi pribadi yang tangguh karena kita tahu dan menyadari seberapa besar potensi serta kemampuan diri kita hingga akhirnya mampu berprestasi dan meraih kegemilangan.


Tuhan memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung





Note :
tadinya mau ambil sample team sepak bola PSSI, tapi setelah dipikir-pikir, prestasinya belum ada yang menonjol, jadinya gak dipakai, hehehehe...



My Mind
SAHABAT YANG TIDAK BERSAHABAT


Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
(Amsal 18 : 24)


I.  Sekilas tentang PERSAHABATAN

Persahabatan merupakan sebentuk jalinan hubungan interaksi sosial yang diperoleh karena adanya keinginan untuk bisa menjalankan kehidupan pergaulan dengan tingkat keakraban serta kekuatan ikatan emosional yang jauh lebih erat apabila dibandingkan hubungan interaksi dalam bentuk pertemanan.

Biasanya, hubungan persahabatan dapat terbentuk karena adanya : kesamaan hal-hal yang disukai, adanya kesamaan idealisme dan cara memandang suatu keadaan atau suatu masalah, serta memiliki kesamaan visi dan misi dalam memandang masa depan.

Sejumlah kesamaan inilah yang membuat setiap pribadi yang mempunyai kedekatan diri dengan orang lain dalam bentuk persahabatan, lebih mudah untuk bisa mengakrabkan diri sehingga terbentuklah suatu ikatan emosional yang melingkupi setiap kegiatan dan pola komunikasi yang dijalani pada saat berinteraksi.

Kuatnya ikatan emosional, membuat masing-masing pihak yang menjalin hubungan persahabatan, mampu menghadirkan respon timbal-balik, karena setiap pihak yang terikat hubungan persahabatan, tidak menghadirkan upaya-upaya untuk mendominasi suasana, namun melandasi segenap tindakan dan perkataannya dengan sikap toleransi serta ketulusan sebagai sebuah tanda penghargaan diri.

Adanya kasih yang dinyatakan, mampu menumbuhkan keinginan besar agar setiap pihak dapat hidup lebih maju dan berkembang, dengan cara menyikapi dinamika serta permasalahan kehidupan secara bersama-sama dan tidak tidak mengenal kata cukup.

Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.  (Roma 13 : 10)

Dalam hal ini, konsepsi kehidupan pihak-pihak yang bersahabat direalisasikan melalui suasana penuh kebersamaan. Dianutnya prinsip-prinsip kebersamaan dalam menjalani hubungan persahabatan, membuat setiap pihak memiliki tingkat kesetiaan diri yang kualitasnya melebihi kesetiaan kepada yang lainnya. 

Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan aku.  (Amsal 8 : 17)

Bagian dari Firman Tuhan lain menyatakan : Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
(Kisah Para Rasul 4 : 32)

Terjadinya pertengkaran, perselisihan atau sekedar perbedaan pendapat, tidak dipakai sebagai upaya untuk menjatuhkan, karena setiap perbuatan dan perkataan yang dapat menyakiti hati serta perasaan seorang sahabat, setiap tindakan yang diartikan sebagai upaya memaksakan kehendak, dan setiap perbuatan maupun perkataan yang mampu memunculkan pertikaian, adalah suatu hal yang diusahakan sebisa mungkin dihindari terjadi. Segenap sumber perpecahan dalam persahabatan, benar-benar dihindari.

Memperhatikan seluruh uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan, kalau keakraban yang terbentuk dalam persahabatan, tercipta oleh karena masing-masing pihak yang menjalin hubungan persahabatan, menghargai adanya nilai-nilai kesetiaan, nilai-nilai kepercayaan, serta mengembangkan sikap saling menghormati, tanpa memandang adanya perbedaan cara pandang atau kondisi yang sedang dihadapi.

Konsepsi pemahaman kepribadian sahabat, dilakukan dengan mengoptimalkan setiap ruang dan waktu pada saat berkomunikasi atau berinteraksi, sehingga kesetiaan serta kepercayaan, merupakan karakter yang dibangun dan dinyatakan secara terbuka, dimana semuanya itu terjadi dengan mengatasnamakan kebersamaan.

Firman Tuhan lain menyatakan : Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
(Kisah Para Rasul 4 : 32)

Adanya keterbukaan membuat seseorang mendapatkan gambaran langsung serta apa adanya, tentang bagaimana sesungguhnya karakter dan kepribadian dari sahabatnya secara faktual, karena bukan didasarkan atas pendapat maupun pandangan orang lain.

Selayaknya, nilai-nilai persahabatan dijalani tanpa harus menghadirkan kepribadian ganda karena sebuah sikap pengertian akan berlaku dengan sendirinya.

Firman Tuhan mengatakan : Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.   (Yakobus 1 : 8)

Dalam Firman Tuhan juga dinyatakan : Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.  (Amsal 17 : 17)

Eratnya tali persahabatan membuat masing-masing pihak memiliki intuisi besar pada saat salah seorang dari mereka sedang menghadapi beratnya tantangan kehidupan atau pada saat sedang mengalami kesusahan. Pada saat keadaan itu terjadi, seseorang akan selalu berada disamping sahabatnya, untuk membantu dan mendukung sahabatnya, dalam menghadapi serta menyelesaikan masalah yang sedang melingkupi.
 
Besarnya ungkapan kasih yang nyata dihadirkan, karena seorang sahabat akan selalu bersedia menyertai, membantu atau menghibur sahabatnya, tidak hanya pada saat mengarungi hari-hari yang penuh keceriaan, namun juga menjadi teman untuk mengadu dan berbagi keluh-kesah, yang mampu membuat kondisi hati dan pikiran sahabatnya tenang dalam melalui keras serta beratnya tantangan kehidupan.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.   (Ibrani 10 : 24)

Oleh karena itu, pembinaan hubungan dalam ikatan tali persahabatan, sesuai dengan isi Firman Tuhan yang menyatakan :
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.   (Kolose 3 : 23)


II.  Inkonsistensi dan Egoisme Sikap

Namun, itu bukan berarti persahabatan tidak menghadirkan dilema-dilema situasional yang bisa menjadi sumber keretakkan hubungan persahabatan, apabila masing-masing pihak tidak berusaha untuk mengendalikan segenap perkataan, sikap dan perilakunya.

Firman Tuhan yang tertulis dalam Galatia 6 : 9, menyatakan :
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

Sifat lemah yang dinyatakan dalam Firman Tuhan pada Galatia 6 : 9 tersebut, dapat diterjemahkan sebagai adanya perubahan sikap atau kemunduran keinginan dalam diri seseorang, untuk konsisten menjalankan prinsip-prinsip persahabatan, yang dilandasi oleh adanya ketulusan dan kejujuran hati.

Kondisi tersebut bisa tercipta apabila sikap seseorang, mulai menonjolkan konsep-konsep pemikiran, yang ingin memperhitungkan segenap perbuatan baik yang telah dilakukan kepada sahabatnya. Apabila itu terjadi, maka hakekat untuk menjalani hubungan persahabatan dengan penuh ketulusan, mulai luntur karena telah tergantikan oleh adanya keinginan untuk mendapatkan "balasan” lebih dari sahabatnya. 

Pada sisi yang lain, adanya sejumlah misi atau tujuan tertentu, yang ingin diterapkan dan diakomodasikan dalam bentuk upaya-upaya untuk menggapai kesenangan pribadi atau menjalankan kepentingan tertentu dengan memanfaatkan kebaikkan sahabatnya, juga menjadi salah satu kondisi yang mampu menghadirkan sikap inkonsistensi.

Berkembangnya sejumlah sikap tidak konsisten tersebut, sangat mungkin melingkupi kepribadian seseorang, karena memang belum tentu semua orang mampu secara stabil menerapkan prinsip-prinsip ketulusan dan kejujuran hatinya tanpa ada rasa pamrih.

Apabila ditarik benang merah, munculnya sikap inkonsistensi tersebut bertumbuh dari adanya sikap egois dalam diri seseorang. Segenap sikap serta perilaku yang dilandasi oleh adanya ego dari dalam diri seseorang, dan kelak mulai menjadi bagian dari kepribadian yang menonjol pada saat berinteraksi dengan sahabat, akan menghadirkan sikap tidak tulus serta perduli dengan keadaan atau pendapat temannya.

Padahal, segenap perbuatan atau pernyataan yang dilandasi oleh ketulusan, membangun sikap jujur dan keinginan untuk selalu bertindak maupun mengungkap pendapat dengan benar, tanpa ada maksud mendukakan.

Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.
(Amsal 11 : 3)

Sikap egois membuat seseorang hanya memandang setiap aktifitas yang dilakukan, selalu dinilai berdasarkan pemikiran, apakah bisa menyenangkan diri atau apakah bisa membawa keuntungan secara materi atau tidak. Dalam bentuk lain, dapat pula diartikan sebagai : seseorang hanya ingin dilayani namun tidak ingin melayani, mau menerima namun tidak mau berbagi dengan sahabatnya.

Ini merupakan suatu keadaan yang pelik karena sikap egois serta inkonsistensi sikap yang ditunjukkan oleh seseorang, pada akhirnya dapat menghadirkan sikap yang tidak bersahabat kepada sahabatnya.


III.  Sikap Tidak Bersahabat



Janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
(I Korintus 15 : 33)


Banyak contoh perbuatan atau pernyataan seseorang yang diekspresikan sebagai suatu tindakan bisa merusak hubungan persahabatan. Apabila ingin diklasifikasikan, maka ada 3 bentuk keadaan yang dinilai sebagai sikap tidak bersahabat dari seseorang yang mengaku kalau dirinya sahabat.

Adapun ke 3 bentuk keadaan tersebut, adalah :
1.    Selingkuh atau merebut pacar sahabat
2.    Berbuat curang
3.    Adanya statement seseorang yang telah menempatkan sahabatnya pada keadaan, anggapan, kondisi atau situasi yang mendisposisikan kehidupan maupun perilaku sahabatnya, sehingga membuat kehidupan dari sahabatnya memiliki kesan tidak baik, terlihat tidak baik, atau menjalani kehidupan negatif.

A. Perselingkuhan atau Merebut Pacar Sahabat

Meskipun tali persahabatan cukup erat mengikat hubungan mereka yang bersahabat, namun tetap terbuka satu kemungkinkan bagi seseorang untuk melakukan suatu upaya pengkhianat terhadap sahabatnya. Salah satu bentuk pengkhianatan yang sering terjadi adalah tindakan perselingkuhan atau perbuatan merebut pacar dari sahabatnya sendiri.

Hadirnya duri dalam persahabatan mulai dirasakan tertancap dalam, ketika hubungan seseorang mulai semakin dekat dengan pacar sahabatnya.

Oleh karena kerap bertemu, mengirim SMS, atau curhat, kedekatan seseorang dengan pacar sahabat tersebut, dapat menghadirkan suatu perasaan suka. Dan ketika perasaan suka tersebut mulai berkembang menjadi adanya rasa untuk saling menyayangi, bisa dibilang, kedekatan tersebut telah berkembang menjadi suatu tindak perselingkuhan.

Padahal, seseorang tersebut tahu dan menyadari kalau pribadi yang mulai disukai atau bahkan mulai disayanginya itu, adalah kekasih hati dari sahabatnya sendiri. tindakan atau pola pemikiran ingin memiliki pacar dari sahabatnya sendiri, telah menghadirkan suatu sikap tidak bersahabat, karena secara sadar telah membuat kedekatan hubungan menjadi suatu keadaan untuk memiliki.

Berselingkuh atau merebut pacar sahabat, pada dasarnya merupakan sebuah perbuatan yang sangat tidak menghargai hubungan persahabatan yang telah dibina.

Masalahnya, kondisi dimana seseorang mulai dekat dengan pacar sahabatnya, kerap terjadi dan menjadi bagian dalam cerita kehidupan persahabatan dari dua orang anak manusia karena salah satu pihak telah memanfaatkan keadaan tanpa memperhatikan perasaan sahabatnya sendiri.

Firman Tuhan yang menjadi bagian dari Hukum Taurat telah mengingatkan setiap umat manusia agar tidak bersikap “mengingini” apa yang dimiliki oleh orang lain, dalam hal ini, pacar dari sahabatnya. Hukum Taurat dibuat agar manusia ingat pada dosa-dosa dan larangan yang ada dalam hukum tersebut agar tidak dilanggar.

B.  Berbuat Curang



Adapun tindakan curang dilakukan oleh seorang sahabat, adalah untuk mencari keuntungan pribadi atau mencari perhatian dari orang lain.



Seseorang juga dapat menciderai baiknya hubungan persahabatan yang dibina dengan sahabatnya, ketika ia telah bertindak curang atau tidak simpatik kepada sahabatnya.

Perbuatan curang yang sering kali terjadi dalam cerita persahabatan, seperti :
1.    Tidak menyampaikan kepada sahabatnya informasi-informasi yang sesungguhnya memang untuk sahabatnya,
2.    Sangat jarang mau mengeluarkan uang untuk kepentingan bersama,
3.    Terlihat semakin dekat sama sahabatnya kalau dirinya ada perlunya saja,
4.    Tidak antusias pada saat sahabatnya sedang curhat namun memaksa sahabatnya itu mendengarkan atau memberikan perhatian lebih pada saat dirinya curhat,
5.    dan lain sebagainya.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya perasaan iri atau sikap cemburu. Dalam sejumlah peristiwa, sikap iri serta cemburu, beberapa diantaranya ditunjukkan secara tidak langsung, yaitu dengan tidak mengungkapkan hal-hal yang seharusnya diketahui oleh sahabatnya, seperti disebutkan pada point satu diatas. 

Firman Tuhan mengatakan : Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?  (I Korintus 3 : 3b)
- Terkait dengan isi Firman Tuhan tersebut, baca juga Yakobus 3 : 13 - 16.

Informasi tidak disampaikan karena sebuat niat baik telah diselubungi oleh satu atau sejumlah alasan untuk maksud pembenaran. Namun, ketika sikap iri hati dan cemburu membuat informasi untuk sahabat tersebut tidak disampaikan, maka kemungkinan itu terjadi karena seseorang mempunyai niat tidak baik terhadap sahabatnya itu. 

Beberapa sikap curang lainnya ditunjukkan melalui sejumlah upaya manipulatif, yaitu suatu tindakan yang menempatkan seorang sahabat sebagai obyek untuk mendapatkan kesenangan, kebutuhan atau sesuatu yang diinginkannya, namun dengan menerapkan konsep pemikiran, seminimal mungkin mempunyai andil didalamnya, bahkan apabila memungkinkan, andil tersebut 100 % ditanggung sahabat.

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
(II Korintus 9 : 7)

Dalam situasi ini, sahabat tidak diposisikan sebagai tempat berbagi, namun digunakan sebagai sarana atau media untuk mendapatkan kesenangan pribadi semata, tanpa ada ketulusan niat untuk saling berbagi. Bahkan dalam sejumlah peristiwa, konsep berbuat manipulatif tersebut dilakukan dengan memaksakan kehendak tanpa mau tahu hal-hal yang diinginkan sahabatnya.

Asas manfaat untuk memenuhi kesenangan, kebutuhan atau sesuatu yang diinginkan, benar-benar dijalankan selama tidak ada protes atau kata-kata keberatan yang keluar dari mulut sahabatnya.

Perbuatan yang bersifat timbal-balik dan bertujuan saling mendukung, sebagai suatu tindakan yang saling menguntungkan serta menghargai, tidak dijalankan berdasarkan ketulusan hati, sehingga tidak terbangun suatu kebersamaan, seperti yang dinyatakan pada contoh point 2, dan 3 diatas.

Kurang diciptakannya keadaan yang berimbang serta bermakna konstruktif pada saat ketegaran emosional sahabat sedang goyah, disikapi dengan menghadirkan anggapan, bahwa bertindak mengayomi dan menjadi tempat mendengarkan keluh-kesah sahabat, bukanlah sesuatu hal yang wajib dilakukan.

Inkonsistensi sikap yang berwujud bergesernya keinginan untuk menghadirkan sikap setia mendengarkan segenap curahan hati sahabat yang bisa mengurangi beban di hati dan pikiran, merupakan bentuk sikap tidak bersahabat yang dinyatakan pada point 4 pada contoh.

Akan hal ini, Firman Tuhan berkata :
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.  (Filipi 2 : 4)

Persahabatan yang baik, dibangun dengan berdasarkan keinginan untuk menjalani alur pergaulan hubungan persahabatan dalam kebersamaan serta tidak hanya memikirkan bagaimana meraih kesenangan atau keuntungan pribadi semata.

C.  Statement atau Saran Tidak Menyenangkan/Menyesatkan

Firman Tuhan dalam Mazmur 109 : 4 mengatakan :
Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.

Kedekatan hubungan persahabatan, terkadang membuat seseorang pada saat curhat kepada sahabatnya, tidak mengenal tanda batas. Segala sesuatu yang dirasakan, lebih nyaman kiranya apabila sudah diceritakan kepada sahabatnya.

Padahal, tidak semua orang di muka bumi ini yang mampu menjaga rahasia, termasuk didalamnya, seorang sahabat. Beberapa peristiwa yang terjadi dalam cerita hubungan persahabatan, bahkan menunjukkan kalau seorang sahabat, berani menyampaikan hal yang tidak benar, berita bohong atau bahkan bernada fitnah, karena memang, tidak ada nilai kebenaran dari apa yang disampaikannya.

Sebuah perkara yang menghadirkan rasa tidak suka, iri hati, dan cemburu, sering kali menjadi awal munculnya sebuah sikap tidak bersahabat. Dalam hal ini, adanya sikap tidak bersahabat ditunjukkan dengan memprovokasi orang lain melalui penyampaian gosip maupun berita-berita tidak menyenangkan, atau menyebarluaskan informasi bernada negatif, mengenai sahabatnya sendiri. 

Menyebarluaskan gosip (dalam bentuk dan rupa apapun) yang menghadirkan citra buruk orang lain, merupakan bagian dari sebuah tindakan tidak menyenangkan.

Dosa beberapa orang menyolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru nyata kemudian.  (I Timotius 5 : 24)

Apalagi kalau gosip tersebut, bertujuan untuk menjelek-jelekkan, mendisposisikan, atau mencemarkan citra pribadi maupun nama baik dari seseorang. Dalam batas-batas pemikiran yang normatif, tindakan itu merupakan tindakan yang tidak perlu dilakukan karena bersifat destruktif, bukan konstruktif.

Jelas, apabila perbuatan tersebut dilakukan oleh seorang sahabat, maka perbuatan itu termasuk dalam sikap tidak bersahabat dari seorang sahabat.

Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang.   (II Timotius 2 : 23 – 24)

Sifat destruktif dapat juga ditunjukkan dengan memberikan saran maupun pendapat yang bisa membawa seorang sahabat terjerumus dalam keadaan yang penuh dilema, penuh ketidak-pastian, atau membuat suasana menjadi menyenangkan (semakin sedih atau semakin kecewa pada keadaan atau orang lain, dll). Kondisi ini sering kali pula terjadi dalam kisah orang-orang yang menjalin hubungan persahabatan.

Sebagai contoh :
1.    Seseorang selalu menyarankan agar sahabatnya putus saja dari sang pacar karena pacar sang sahabat yang dianggap telah berlaku tidak menyenangkan atau tidak sesuai dengan harapan sahabatnya.
2.    Selalu menyarankan untuk melakukan tindakan pemberontakan sikap terhadap orang tua atau orang-orang yang sepatutnya dihormati sang sahabat.
3.    Selalu mengajak sang sahabat untuk melakukan perbuatan yang dilarang pada saat sahabatnya sedang menghadapi permasalahan.
4.    dan lain sebagainya.

Pada beberapa kondisi, segenap saran seperti yang disebutkan sebagai contoh diatas, bisa saja diterima karena cerita kehidupan yang selalu disampaikan oleh sahabatnya, dianggap telah menyulitkan seseorang untuk mampu menyampaikan hal-hal yang baik sebagai sebuah saran atau bahan pemikiran.

Namun, segenap tindakan yang dimaksudkan sebagai pembenaran, belum tentu ada nilai-nilai kebenaran didalamnya.

Apabila kondisi seperti ketiga contoh diatas memang terjadi, maka dapat dikatakan, kalau saran seseorang kepada sahabat tersebut, justru telah menyampaikan saran-saran yang bernilai “pembenaran.”

Contoh saran diatas seharusnya baru muncul setelah melakukan hipotesis yang tepat, benar, dan dapat dipertanggung-jawabkan karena apabila saran-saran semacam itu selalu  mengalir dari mulut seseorang kepada sahabatnya sendiri pada saat sahabatnya sedang curhat tentang hal-hal yang tidak menyenangkan, maka akan menimbulkan suatu pola pemikiran yang menempatkan seorang sahabat tidak pernah benar dalam membina suatu hubungan diluar dengan sahabatnya sendiri.  

Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada diantara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.  
(Ibrani 3 : 13)

Seorang sahabat seharusnya tidak menyampaikan saran agar sahabatnya pasrah saja pada keadaan atau menyarankan sahabatnya berlari dari keadaan tidak menyenangkan yang sedang dihadapinya.

Kenapa demikian?

Dalam persahabatan, sudah sepatutnya seseorang tidak pernah lelah untuk memberikan saran-saran atau bahan masukan pemikiran yang mendorong serta menghadirkan ajakan agar selalu mencoba untuk memperbaiki keadaan, selalu menyampaikan agar sahabatnya berpikir positif, selalu memberikan alternatif jalan penyelesaikan masalah (bukan lari dari masalah), dan selalu meminta sang sahabat agar merenungkan setiap alur peristiwa yang sedang dihadapinya.

Seorang sahabat seharusnya memberikan energi bagi sahabatnya, dan bukannya rajin menyampaikan saran-saran yang membuat sahabatnya semakin bingung, semakin menderita, semakin merasa terpojok, atau semakin sulit untuk mengambil keputusan.

Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.  (Amsal 13 : 3)


IV.  Penutup


Demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

(I Korintus 1 : 10b)


Apabila kita ingin menjadikan diri kita seorang sahabat yang baik bagi sahabat kita, Firman Tuhan mengatakan :
Dan jadikanlah dirimu sendiri teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu.  (Titus 2 : 7)

Setiap orang seharusnya memiliki pengertian atau kesadaran diri untuk menghargai posisi serta keberadaan orang lain, menghargai adanya privasi orang lain (termasuk privasi dari seorang sahabat), dan menghargai ungkapan hati orang lain yang sedang membutuhkan adanya pihak yang mau mendengarkan keluh-kesahnya.

Nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan merupakan suatu kondisi yang harus dijalani oleh setiap individu yang menjalin hubungan persahabatan dengan individu yang lain, karena memang, meskipun tidak diucapkan, seseorang bisa menilai bagaimana sikap bersahabat yang ditunjukkan oleh sahabatnya.

Bagaimanapun adanya, satu nilai negatif yang ditunjukkan oleh seseorang, akan mudah tertanam dalam benak pikiran dan menjadi suatu hal yang sensitif apabila tidak disikapi dengan bijaksana.

Keadaan yang seharusnya dibangun dalam hubungan persahabatan, bukan dimaksudkan untuk saling menghancurkan atau membuat sahabat menjadi semakin berada dalam dilema kehidupan.Setiap pribadi yang menjalin persahabatan seharusnya menyadari, perilaku destruktif, cepat atau lambat, akan menghancurkan hubungan persahabatan.

Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.  (I Korintus 8 : 9)

Sikap yang tidak bersahabat bisa dihindari untuk terjadi apabila masing-masing pihak menyadari kalau sahabat bukanlah media atau sarana untuk menggapai kesenangan pribadi, maupun menjalankan misi-misi tertentu yang dilaksanakan karena adanya kepentingan yang ingin dijalankan.

Selayaknya, persahabatan merupakan sebuah hubungan istimewa karena memang tidak semua orang memiliki sahabat. Jadi, menghadirkan sikap tidak bersahabat, yang dilandasi perilaku yang tidak konsisten dan egois, bukanlah pilihan yang diambil karena seluruh elemen yang membuat sikap tidak bersahabat ada dalam diri seseorang, bukanlah cerminan KASIH, sebagai landasan perilaku pribadi-pribadi yang bersahabat.

Kepada semua pihak yang bersahabat namun persahabatan mereka sedang mengalami kendala atau benih-benih keretakan hubungan sedang tumbuh subur, disampaikan isi Firman Tuhan kepada kalian :
Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.  (Roma 15 : 5 – 6)

Dan di atas semuanya itu : kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.  (Kolose 3 : 14)


Tuhan Yesus memberkati kita semua.



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Memperingati 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional di tengah kesesakan hidup yang dirasakan oleh banyak anggota masyarakat, miris rasanya hati ini.

Amerika Serikat, dalam tempo 100 tahun, sudah menjadi negara besar. Singapura dan Malaysia bahkan tidak sampai selama itu. Semua bisa menjadi negara besar karena sama-sama punya niat untuk membangun negeri dari bawah.

Indonesia seharusnya bisa lebih besar dari Singapura dan Malaysia karena kekayaan alam serta sumber daya manusia kita, sangatlah banyak. Kita seharusnya mengelolanya dengan bijak dan memanfaatkannya untuk kemakmuran rakyat.

Indonesia pasti bisa...!!!

Jangan pernah merasa lemah kalau kita sendiri gak berusaha berdiri diatas kaki kita sendiri. Apa yang sedang dialami bangsa Indonesia, bukan berarti tidak ada jalan keluar. Kita pasti bisa...!!! Kita pasti mampu...!!!

Gak cuma mimpi untuk menjadi besar. Kita belum bersama-sama menyatukan tekad untuk bangkit dan kembali menjadi bangsa yang besar. Kita mampu karena kita memang terdiri dari orang-orang pintar.

Jangan diam aja...
Jangan bengong aja baca tulisan aku ini... Do something for your country.
Mana semangat nasionalisme kamu...

Diluar sana, banyak anggota masyarakat Indonesia yang membutuhkan kemampuanmu, yang membutuhkan akal pikiran kamu agar mereka juga bisa maju, dan yang menginginkan kamu perduli atas keadaan mereka...

Bisanya cuma bilang Indonesia sedang terpuruk, tapi berbuat sesuatu pun, tidak...

Jangan protes kalau gak mau diprotes. Bisanya ngomel sama pemerintah, tapi nyoblos waktu pemilu saja, nggak... Malu sama negara...

Ayooo... bersama kita pasti bisa membangun negara ini. Indonesia pasti bisa...!!! INDONESIA BISA...!!!

So help us God...


Salam nasionalisme



.Sarlen Julfree Manurung
My Mind
Terkadang,
aku menganggap, segenap harap adalah imajinasi...
Terkadang,
aku berpikir, kehidupan baru terasa apabila kita kaya...
Terkadang,
aku hanya bisa diam, karena aku bingung memberi arti pada curhatmu...
Terkadang,
aku berpikir, andai saja mereka tahu segenap keinginanku, mereka tidak hanya tinggal diam...

Aku mendengarkan, karena aku mau...
Aku menulis, karena aku ingin...
Aku berkata, karena memang aku harus menegurmu...

Kini, aku memiliki penuh harap, agar kamu, tahu akan isi hatiku...
Sebab aku sendiri tak ingin hanya berjalan sendiri, tanpa kamu tahu, ada sisi lemah dalam diriku...
Mendekatlah... Bantu sejukkan hatiku...
Labels: 2 comments | | edit post
My Mind
MAHALNYA HARGA SEBUAH KEPASTIAN KEPUTUSAN PEMERINTAH



Teka-teki tentang kapan tepatnya penerapan harga jual baru BBM dalam negeri akan mulai diberlakukan, masih belum bisa segera diungkapkan. Masyarakat masih belum mendapatkan kepastian maupun kejelasan sikap pemerintah tentang harga jual BBM, meskipun ada indikasi, kalau pemerintah akan tetap menaikkan harga BBM dalam waktu dekat ini.

Adapun hasil sidang Kabinet Indonesia Bersatu yang dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2008, yang diadakan untuk membahas tentang rencana kenaikkan harga BBM, belum bisa mengambil keputusan, kapan harga jual BBM akan benar-benar dinaikkan.

Menko Kesra Aburizal Bakrie mengatakan kalau keputusan kenaikkan harga BBM baru diputuskan pemerintah setelah segenap persiapan hingga pelaksanaan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahap pertama, benar-benar telah siap dan dibagikan kepada 19,1 juta anggota masyarakat, yang berdasarkan hasil penilaian BPS, memang berhak menerimanya.

Rupanya pemerintah tetap pada pendapatnya kalau kenaikkan harga BBM merupakan agenda mendesak yang harus segera dilakukan untuk menyelamatkan beban anggaran APBN, yang mengalami tekanan berat akibat dari lonjakan harga minyak dunia.

Sudah sejak sebulan terakhir ini, pemerintah memang telah memberikan isyarat kalau kenaikkan harga jual BBM merupakan keputusan yang akan diambil pemerintah. Cara pandang pemerintah tersebut, tidak sama dengan cara pandang sejumlah fraksi DPR, pendapat serta pandangan tokoh-tokoh masyarakat dan para pakar, serta suara-suara mahasiswa dalam pelaksanaan demonstrasi di sejumlah propinsi, yang menyatakan kalau penyelamatan anggaran APBN bisa dilakukan tanpa harus menaikkan harga jual BBM dalam negeri.

Formula yang dipakai pemerintah, mereka anggap terlalu riskan untuk dilakukan pada saat ini, mengingat kenaikkan harga BBM, dapat menimbulkan dampak sosial yang semakin memberatkan kondisi perekonomian masyarakat, yang memang sudah berat untuk dijalani, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin, para pensiunan pegawai rendahan, dan masyarakat tidak mampu lainnya.

Catatan sejarah bangsa membuktikan, setiap kali pemerintah mengambil keputusan untuk menaikkan harga BBM, maka beban kehidupan masyarakat, pasti mengalami peningkatan pula. Hal ini terjadi karena besaran nilai rupiah yang harus ditanggung masyarakat sebagai dampak kenaikkan harga BBM, tidak sebanding dengan besaran jumlah pemasukan keuangan yang mereka dapatkan atau mereka hasilkan.

Beban terbesar akan sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang mengandalkan penghasilan mereka dari kegiatan sebagai buruh tani, wirausaha skala kecil, pekerja bangunan, buruh pabrik, atau jenis-jenis pekerjaan lain, yang tidak memiliki ketetapan pemasukan keuangan, baik dihitung secara harian ataupun bulanan.

Masyarakat yang kemampuan ekonominya hanya mengandalkan adanya pemasukan keuangan dari uang pensiun, juga turut merasakan bertambahnya beban kehidupan karena besaran dana pensiun yang mereka terima setiap awal bulan, nilainya tetap dan tidak mengalami kenaikkan.

Padahal, segenap daya dukung ekonomi yang dimiliki masyarakat miskin (termasuk para pensiunan pegawai rendahan), yang hidupnya hanya mengandalkan pemasukan keuangan dari sektor informal tersebut, sangat bergantung pada daya beli masyarakat yang memakai hasil usaha atau hasil produksi mereka. Jika daya beli melemah, maka jumlah pemasukan keuangan juga semakin berkurang.

Oleh karena itu bisa dikatakan kalau kelompok masyarakat miskin merupakan pihak pertama yang paling merasakan dampak sosial akibat dari kenaikkan BBM.

Kelompok masyarakat miskin sulit untuk meningkatkan pemasukan keuangan mereka karena memang, jenis pekerjaan yang mereka andalkan sebagai sumber pemasukan keuangan, tidak secara langsung membuat mereka bisa pula menerapkan kenaikkan harga jual hasil usaha atau hasil produksi mereka.  

Tindakan pemberian BLT juga dianggap tidak efektif membantu mengurangi beban hidup yang harus ditanggung masyarakat. Sebagian anggota masyarakat juga menilai, kalau tindakan pemberian BLT tersebut tidak mendidik masyarakat, karena BLT tidak mengajarkan masyarakat untuk lebih produktif, karena masyarakat hanya menerima bantuan yang nilai ekonomisnya sangat tidak mencukupi, apabila diproyeksikan untuk mendorong masyarakat agar bisa mengembangkan diri.

Proyek pemberian BLT juga sangat rentan terhadap tindakan kolusi oleh pihak-pihak yang mendapatkan tugas dan tanggung jawab untuk mengurusi pelaksanaan program pemerintah pusat tersebut. Selain itu, banyak penerima BLT yang tidak tepat sasaran, karena tidak dilaksanakannya prosedur yang tepat pada saat dilakukannya pendataan masyarakat miskin yang berhak atau terjadinya tindakan manipulasi data.

Bisa dibilang, upaya ekstra pemerintah untuk mengurangi beban kehidupan sejumlah besar anggota masyarakat melalui pemberian BLT, apabila didasarkan pengalaman penyerahan BLT yang lalu, tidak menghasilkan adanya perbaikkan kualitas hidup atau peningkatan kemampuan keuangan dan produktifitas para penerima BLT, meskipun niat dari pembagian BLT tersebut, dianggap sebagai sebuah “tindakan penyelamatan” atau sejenisnya.  

Adapun penilaian tersebut didasarkan pada kenyataan, bahwa indeks harga pasar dari barang-barang kebutuhan pokok, apabila dikaitkan dengan besaran nilai uang yang akan diserahkan dalam program BLT tahap I kali ini, yaitu sebesar 100 ribu rupiah, hanya cukup untuk 2 atau 4 hari saja.

Jelas, jumlah uang bantuan yang diberikan pemerintah dalam BLT tersebut, jauh dari angka memadai serta sangat tidak berimbang dengan beratnya tekanan dan himpitan ekonomi yang harus ditanggung oleh masyarakat, apalagi pada saat ini, harga-harga barang kebutuhan pokok telah merangkak naik, meskipun harga BBM yang dijual di dalam negeri, belum dinaikkan pemerintah.

Penerapan konsep pengurangan beban kehidupan masyarakat melalui program BLT tersebut, pada dasarnya tidak mendidik masyarakat. Dikatakan program BLT tersebut tidak mendidik, karena tidak membuat kapasitas kemampuan dari anggota masyarakat yang menerima BLT, dapat ditingkatkan.

Realisasi pelaksanaan pemberian BLT, hanya mengajarkan anggota masyarakat untuk menerima, bukannya membantu masyarakat agar mampu mengembangkan diri. Dapat pula dikatakan, BLT tidak banyak memberdayakan anggota masyarakat penerimanya, agar produktif atau mampu berbuat sesuatu yang berguna untuk kehidupan mereka.

Memperhatikan kondisi ekonomi negara dan fluktuasi harga-harga kebutuhan pokok, pemerintah seharusnya menghadirkan lebih banyak lapangan pekerjaan baru dan terus berusaha agar kemampuan masyarakat menjadi semakin produktif sehingga segenap kelemahan anggota masyarakat miskin, tidak membuat mereka hanya bisa mengemis, selalu memohon bantuan dari pihak lain.

Sulitnya mendapatkan bantuan modal usaha merupakan salah satu sebab kemampuan produktifitas serta berkarya masyarakat tidak dapat ditingkatkan. Tidak adanya pihak yang mau memberikan bantuan modal, membuat segenap usaha untuk bertahan hidup, hanya mengandalkan apa yang mereka miliki dan apa yang mampu mereka perbuat.

Dalam hal mengambil keputusan menaikkan harga BBM, pemerintah seharusnya mau menerima segenap masukan dari banyak pihak dan tidak terpaku pada ego komunitas belaka. Pemerintah seharusnya mengajak seluruh komponen dan elemen bangsa untuk bahu-membahu menghadapi masalah perekonomian negara.

Lambatnya pemerintah mengambil keputusan, justru menghadirkan banyak spekulan, yang ingin mengeruk keuntungan besar, yaitu dengan cara menimbun BBM semenjak harga belum dinaikkan, dan menjualnya kembali pada saat harga BBM jadi dinaikkan pemerintah dalam beberapa minggu mendatang.

Upaya penimbunan BBM dapat dilakukan dengan berbagai cara. Masalahnya, apabila jumlah pihak-pihak yang melakukan tindakan spekulasi mencapai ratusan orang saja, entah berapa kerugian yang harus ditanggung negara karena para spekulan tersebut, pasti menyertakan dana besar untuk berspekulasi.

Spekulasi harga tidak hanya terjadi pada produk BBM semata namun mencakup juga barang-barang kebutuhan masyarakat, termasuk barang kebutuhan pokok. Tindakan spekulasi juga menerapkan metode yang sama, yaitu menimbun semenjak harga BBM belum naik dan menjualnya kembali setelah harga BBM dinaikkan sehingga didapat selisih margin sebagai keuntungan yang ingin diambil pihak spekulan.

Tindakan spekulasi oleh para spekulan, jelas merugikan anggota masyarakat lainnya, karena kegiatan penimbunan membuat banyak harga-harga barang, tidak hanya pada lingkup barang kebutuhan pokok, merangkak naik sebelum harga BBM benar-benar dinaikkan pemerintah.

Kondisi ini, jelas semakin memperlemah daya beli masyarakat. BPS mengatakan, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih berada pada angka indeks 90-an. Artinya, daya beli masyarakat masih rendah dan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan.

Apabila angka kemiskinan terus meningkat, maka fungsi serta tugas pemerintah untuk mensejahterakan rakyat, telah mengalami kegagalan, hanya karena pemerintah terlalu mudah memberikan sinyal kenaikkan BBM namun tidak sesegera mungkin tindakan tersebut direalisasikan.

Dilaksanakannya prinsip kehati-hatian oleh pemerintah, seharusnya tidak serta-merta membuat pemerintah mudah mengeluarkan pernyataan-pernyataan publik, yang justru mengundang adanya gejolak pasar serta menghadirkan spekulan-spekulan yang ingin mengeruk keuntungan dari keadaan sulit yang sedang dihadapi negara.

Pemerintah seharusnya segera menyadari besarnya konsekuensi yang harus diterima terhadap tindakan teledor karena telah mengumumkan suatu keadaan yang ternyata masih belum memiliki nilai kepastian dan dinyatakan pada masyarakat sebagai sebuah teka-teki politik.

Masih belum terlambat apabila pemerintah memperbaiki segenap tindakan teledornya sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Hal pertama dan sangat mendasar yang patut dilakukan oleh pemerintah kita, adalah kembali mengingat amanat penderitaan rakyat yang tercantum dalam isi pembukaan undang-undang dasar beserta batang tubuh dan penjelasannya.

Realisasi yang bisa dilakukan oleh pemerintah, yaitu mengobarkan kembali semangat nasionalisme seluruh rakyat Indonesia, yang belakangan ini mulai luntur. Keberadaan semangat nasionalisme diperlukan, karena bisa menjadi makna simbolik kebangkitan bangsa, terutama untuk menghadapi permasalahan perekonomian nasional yang kian menghadirkan kemiskinan secara sistematik.

Selain itu, semangat nasionalisme dihadirkan dengan membangun kebersamaan dari seluruh elemen masyarakat, dengan merangkul segenap kekuatan politik dan ekonomi nasional serta melepaskan segenap ego komunitas dari kekuatan politik yang berkuasa pada saat ini.

Landasan berpikirnya, efektifitas serta daya dukung yang didasarkan oleh bersatunya kekuatan yang ada di masyarakat, lebih dapat dirasakan apabila dibandingkan sikap pemerintah hanya ditentukan berdasarkan suara yang berasal dari kekuatan komunitas tertentu semata.

Nilai kebersamaan juga dapat dibentuk dengan cara mendengarkan suara-suara kritis masyarakat, yang akan semakin menderita apabila harga BBM tetap dijadikan pilihan pemerintah untuk menyelamatkan anggaran APBN. Bagaimanapun, mereka adalah kelompok masyarakat yang paling menderita apabila harga BBM benar-benar naik.

Kesalahan yang terjadi pada masa lalu, yang belum terjadi pada saat ini, bisa dihindari agar tidak terulang kembali apabila pemerintah mau belajar dari pengalaman. Apa yang terjadi pada saat pemerintah pernah menaikkan harga BBM, bukanlah sekedar cerita yang bisa dilupakan, namun bahan pelajaran penting yang bisa menjadi bahan pemikiran untuk membuat keputusan di masa yang akan datang.

Segenap teka-teki yang dihadirkan sebelum sebuah keputusan atau kebijakan diambil pemerintah, sebaiknya tidak dijadikan sebuah kebiasaan. Pemerintah harus konsisten dan tegas dengan sikapnya. Salah satu sikap konsisten serta tegas yang bisa dilakukan pemerintah adalah dengan membuat larangan keras kepada para pemilik mobil-mobil mewah untuk memakai BBM bersubsidi sebagai bahan bakar kendaraannya.

Apabila larangan tersebut dilanggar, pemerintah dapat mengambil tindakan hukum, demi terciptanya rasa keadilan, yaitu kepada komponen besar masyarakat lainnya, yang seharusnya merasakan subsidi tersebut.

Pemerintah memiliki andil besar atas gejolak ekonomi yang terjadi pada saat ini. Oleh karena itu, harus berusaha lebih keras lagi agar gejolak tersebut tidak semakin besar dan meluas, sehingga masyarakat juga merasa diayomi oleh pemerintahnya sendiri.

Menghadirkan teka-teki sebelum sebuah keputusan dibuat, merupakan cara berpikir yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang-orang pintar, yang saat ini bertindak dan berlaku sebagai pemerintah, karena telah terbukti, sebuah teka-teki yang dimunculkan pemerintah sebelum harga BBM benar-benar dinaikkan dalam waktu dekat, ternyata membawa gejolak yang justru membuat pemerintah harus membayar dengan sangat mahal segenap dampak yang dihadirkannya.

Bangsa Indonesia memang sedang menghadapi dilema yang membuat masyarakat menjadi terpuruk. Tapi bangsa Indonesia belum sampai jatuh terduduk, karena bangsa Indonesia masih bisa bangkit kalau bersama-sama menghadapi segenap permasalahan yang menghadang di depan mata.




.Sarlen Julfree Manurung

Labels: 0 comments | | edit post
My Mind
Hari ini, tulisan adikku, Amir Faisal Manurung, dimuat di Harian Surat Kabar MEDIA INDONESIA dengan judul artikel "Menjual" Iptek Pada Pemilu 2009.

Isi lengkap tulisan adikku tersebut, aku lampirkan dibawah ini.

"MENJUAL" IPTEK PADA PEMILU 2008

SATU tahun menjelang Pemilu 2009, pengalaman demokrasi diperkaya 
dengan berbagai ingar bingar pesta demokrasi tingkat daerah.
Menarik untuk dilihat, wacana teknologi ternyata tidak pernah
dijadikan sebagai ‘bahan jualan’ oleh para kandidat dalam berbagai
putaran pilkada.

Kasus yang seharusnya meletakkan teknologi sebagai cerita utama
misalnya perbaikan layanan transportasi dan energi meialui iptek.
Hal itu belum diangkat menjadi topik hangat. Sungguhkah politik
tidak bisa merangkul masalah iptek?

Tengoklah jelang pemilu Amerika Serikat. Media nasional kita banyak
menyadur berita kampanye calon kandidat presiden dan Partai Demokrat,
Hillary Clinton dan Barack Obama. Di sana ceritanya berbeda. Kedua
kandidat berusaha menyampaikan visi mengubah lukisan wajah AS, yang
dituding dunia intemasional sebagai negara rakus minyak bumi
sehingga tega mencaplok Irak.

‘Kuas’ yang dipakai untuk mengubah lukisan tersebut adalah teknologi dan inovasi.

Hillary seringkali menggencarkan ide bahwa AS mampu untuk
menghilangkan kecanduan terhadap minyak bumi dengan modal kekuatan
budaya inovasi mereka.

Harian Media Indonesia mencatat Hillary menginginkan kejayaan AS di
era perlombaan antariksa harus diulang dalam kasus pengembangan
energi alternatif (Media Indonesia, 15/3). Bagi AS, iptek dan
inovasi adalah masalah harga diri.

Sementara itu, pada kegiatan pilkada dan pemilu, kita baru bisa
mendengar topik iptek dibicarakan dalam keperluan komputerisasi
pengolahan basis data hasil penghitungan suara.

Barangkali, kelompok skeptis akan mengatakan kasus para pemimpin di
Amerika gencar menjual topik teknologi semata karena rakyatnya sudah
memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan iptek. Sedangkan di
Indonesia, orang masih bicara perut. Dapatkah topik iptek bisa
menjadi magnet kuat kampanye pilkada/pemilu untuk warga yang masih
memikirkan masalah perut?


Iptek dan masalah perut

Pada saat menjadi pembicara utama pada Kongres Ilmu Pengetahuan
Nasional (Kipnas) Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia, di Jakarta,
20 November 2007, mantan presiden India periode 2002-2007 Abdul
Kalam
pernah berbagi pola pikir dengan audiensi Indonesia tentang
pengalaman negaranya mengawinkan logika politik dan iptek.

Seluruh dunia tahu reputasi pengaruh kekuatan ekonomi India saat ini
sudah semakin diperhitungkan.

Di acara Kipnas 2007 tersebut, Abdul Kalam mengatakan bahwa obsesi
besar India untuk menggenjot pertumbuhan perekonomian adalah demi
mengatrol derajat hidup 220 juta penduduknya yang berkemampuan
ekonomi paling lemah dan tinggal di daerah terpencil untuk
bisa meningkatkan kemampuan 22% populasi tersebut, mereka
membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 10% selama lebih
dari l0 tahun berturut-turut.

Modal motivasi ini telah memampukan para penguasa politik India
untuk membuka iptek sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan nasional.

Sekarang, Indonesia pun bisa menyaksikan bahwa ekonomi India telah
menanjak sekitar 9% per tahun. Para ahli memperkirakan bahwa
kalangan ekonomi menengah negeri itu akan membengkak jumlahnya dari
50 juta ke 500 juta orang dalam periode 20 tahun menjelang.


Iptek bisa Iebih murah

Paling tidak tercatat tiga mitos besar yang menghalangi kita untuk
bisa percaya bahwa Indonesia layak menjadi pemain dunia dalam iptek
dan inovasi.

Mitos pertama, inisiatif peningkatan iptek dan pengembangan inovasi
harus selalu menjadi urusan pemerintah.

Kedua, Indonesia cenderung meyakini mitos bahwa litbang iptek dan
inovasi hanya bisa dilakukan di luar negeri.

Ketiga, harga Litbang mahal dan cenderung membuat bangkrut saja.

Bila dirangkum, ketiga mitos tersebut mengatakan bahwa Indonesia
tidak memiliki cukup dana untuk membangun iptek dan inovasi. Namun
dalam situs semi-blog-nya, Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto
Kadiman
menampik hal tersebut.

Dalam tulisannya bertajuk ‘Mitos Inovasi di Indonesia’, ide besar
yang dituangkan oleh Menristek adalah bagaimana kelompok akademisi,
bisnis, government/pemerintah (populer disingkat ABG) bisa saling
berpegangan tangan.

Boleh dibilang, ketidakmauan saling kerja sama antara
akademisi-bisnis-pemerintah, adalah akar muasal keyakinan palsu akan
mahalnya harga pengembangan iptek.

Di dalam relasi ABG, golongan akademisi bertindak sebagai penyedia
modal inovasi teknologi. Grup bisnis sebagai produsen dan pemasar
produk akhir.

Sedangkan pemerintah adalah regulator relasi yang bertugas menjamin
hubungan kerja sama berlangsung adil dan dinamis. Oleh sebab itu,
proses akumulasi dapat meningkatkan nilai fungsi teknologi melalui
jalan inovasi yang dibangun dalam jejaring kerja sama ABG agar bisa
berjalan dengan Iebih efektif.

Sayang sekali, fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketiga komponen
tersebut masih saling menjauhkan diri, mengotak-ngotakkan fungsi
diri mereka.

Kelompok akademisi belum peka terhadap prospek yang bisa diraih
dan pengembangan relasi dengan industri. Kelompok industri masih
terperangkap pada pokok masalah untung-rugi jangka pendek.

Pemerintah pun belum memiliki daya adaptasi tinggi dalam
mengakomodasi kebutuhan proses akumulasi peningkatan nilai produk
dan relasi akademisi-bisnis tersebut.

Dalam sejarah pengembangannya, iptek selalu dimotivasi untuk
membantu manusia bertahan hidup. Pengetahuan modern pun bisa
memahami bahwa iptek adalah bagian rumus untuk usaha melipat
gandakan nilai efisiensi modal manusia dan uang yang ditanamkan
(total factor productivity/TFP).

Dalam menyadari pentingnya iptek, Jepang, Korea Selatan, China, dan
India pun mengambil langkah fortifikasi (penambahan nilai) teknologi
demi bisa menguasainya.

Mereka berusaha rnemberikannilai tambah dan berbagai produk iptek di
negara-negara yang sudah lebih maju sebelumnya.

Era globalisasi yang semakin meningkatkan tempo persaingan telah
mengurangi alasan kita tidak membicarakan iptek dalam berbagai
kesempatan politik.

Jika kita ingin selamat, tidak tergilas oleh kemajuan negara-negara
lain, satu-satunya cara adalah memperjuangkan agar iptek nasional
kita memiliki kedudukan setara dengan iptek negara pesaing kita.


Tidak ada jalan lain, Indonesia harus bersikap lebih positif
terhadap pengembangan dan aplikasi ipteknya sendiri.

Pola ABG, yang menitikberatkan pada diferensiasi tanggung jawab,
adaptasi antar kelompok, sikap inklusif, dan 'value generalization',
menjadi solusi untuk memasukkan Indonesia sebagai kelompok negara
yang produktif, mampu mengeksplorasi fungsi kerja setiap
golongannya.

Mudah-mudahan para kandidat pemimpin negara nantinya bisa memetik
ide tulus dan para petinggi di negara lain yang telah mau menunjuk
iptek sebagai pintu yang bernilai tinggi dalam meningkatkan daya
kohesivitas golongan rakyatnya masing-masing.

Tanpa berjuang mematangkan sikap positif kepada sistem pengembangan
iptek dan inovasi, rasanya tidak mungkin Indonesia bisa berjaya.

(MEDIA INDONESIA, 15 Mei 2008)


=
God bless Indonesia Richly!

Labels: 2 comments | | edit post
My Mind
Dalam beberapa minggu ke depan, banyak pihak yang berharap agar pemerintah sebaiknya tidak mengeluarkan sejumlah statement yang bisa memancing sentimen negatif kelompok masyarakat keuangan dan pasar modal, serta dari masyarakat perdagangan kebutuhan pokok masyarakat, yang senang melakukan kegiatan spekulasi.

Bisa dibilang, sejumlah statement pemerintah belakangan ini justru tidak menciptakan suasana yang kondusif, karena telah membuat sejumlah anggota masyarakat melakukan usaha memborong barang-barang kebutuhan pokok dan BBM, yang menimbulkan dampak pada kelangkaan barang kebutuhan pokok serta BBM di beberapa propinsi.

Upaya masyarakat tersebut pada akhirnya membuat banyak harga-harga barang serta ongkos transportasi di sejumlah tempat, naik sebelum waktunya. Padahal, kenaikkan harga BBM sendiri masih dalam bentuk wacana yang belum direalisasikan.

Pemerintah nampaknya tidak belajar dari pengalaman, dimana segenap statement pemerintah yang sudah dipublikasikan namun belum memiliki nilai kepastian, akan menghadirkan dampak, yaitu naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok dan biaya transportasi ditengah masyarakat secara signifikan, bahkan terkadang, tidak terkendali.

Masalahnya, ketika kenaikkan harga tiba-tiba terjadi dan tindakan memborong BBM terjadi dimana-mana, nampaknya tidak ada skenario tindakan antisipatif yang disiapkan pemerintah agar kenaikkan harga dan kelangkaan BBM tersebut tidak berlarut-larut. Pemerintah justru bersikap pasif serta terlihat tidak berbuat banyak terhadap kelangkaan BBM yang terjadi akibat tindakan masyarakat memborong BBM.

Pemerintah kurang tegas bersikap. Sikap hati-hati justru tidak dibarengi oleh adanya upaya untuk memberikan kepastian informasi ditengah masyarakat, sehingga masyarakat tidak menginterpretasikan sendiri keadaan yang akan terjadi di kemudian hari.

Dalam hal ini, pemerintah tidak tanggap atas makin turunnya daya beli masyarakat, tidak hanya terhadap barang-barang kebutuhan pokok, namun juga terhadap barang-barang kebutuhan sekunder lainnya.

Lemahnya daya beli masyarakat membuat mereka tidak mampu mengantisipasi harga-harga barang kebutuhan pokok yang terlanjur membumbung tinggi karena kemampuan ekonomi masyarakat tidak diimbangi oleh naiknya jumlah pemasukan keuangan, yang cenderung tetap dan tidak mengalami peningkatan.

Rakyat semakin mendapatkan kesulitan ditengah ketidakpastian sikap kebijakan pemerintah yang diberitakan melalui media massa. Rakyat tidak memiliki pilihan lain, selain hanya mencoba untuk survival dengan cara mengurangi kuantitas serta kualitas pemakaian barang kebutuhan pokok atau mengakali kebutuhan pokok agar dapat tetap terhidang di meja makan.

Memperhatikan keadaan yang sedang dialami masyarakat, nampaknya pemerintah memang belum memiliki konsep komunikasi massa yang baik, agar segenap keputusah atau kebijakan yang dibuat, tidak menghadirkan gejolak, tindakan spekulasi, serta adanya sentimen negatif ditengah masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari tidak kurangnya langkah-langkah proaktif pemerintah untuk mau mendengarkan aspirasi dan solusi yang disampaikan oleh masyarakat yang bersikap kritis.  Pemerintah hanya menunggu bola, tidak menjemput bola.

Pemerintah seharusnya mengayomi masyarakat, dengan membuat masyarakat sebagai mitra atau pihak yang patut didengarkan, dan bukannya menghadirkan masalah-masalah baru.

Guncangan ekonomi yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, seharusnya membuat segenap unsur pemerintahan mengundang seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dan bahu membahu menghadapi permasalahan yang ada.

Tidak sepatutnya pemerintah dalam membuat kebijakan, menempatkan masyarakat sebagai obyek yang selalu diminta untuk berkorban, karena keberadaan mereka pada tampuk kursi pemerintahan, adalah untuk mengangkat tingkat kesejahteraan seluruh masyarakat, dan bukannya untuk membuat masyarakat menjadi semakin menderita.

Penderitaan masyarakat, sudah mencapai titik nadir terbawah, karena banyak kebijakan serta keputusan pemerintah belakangan ini cenderung dibuat dalam kerangka situasional, bukan terstruktur karena tidak diikuti oleh kebijakan-kebijakan lain yang mampu membuat seluruh elemen masyarakat tetap produktif dan memiliki daya saing, sehingga dapat menghasilkan pemasukan devisa bagi keuangan negara.

Roda perekonomian masyarakat semakin lambat berputar karena semakin mahalnya harga-harga segenap barang produksi dan semakin melemahnya daya beli masyarakat. Produktifitas masyarakat semakin jauh menurun karena terus-menerus dipaksa untuk berproduksi namun tidak memiliki opsi-opsi pilihan yang membuat segenap elemen masyarakat mampu berbuat lebih.

Beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah bahkan secara harafiah bisa diartikan sebagai upaya memaksa masyarakat untuk hidup tidak layak.

Contoh kebijakan pemerintah yang menempatkan masyarakat pada kondisi yang tidak layak, adalah besaran dana BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang hanya 100 ribu rupiah. Kalau mau hidup dengan kondisi harga-harga bahan pokok saat ini, maka nilai uang 100 ribu rupiah tersebut hanya cukup untuk 2 atau 3 hari saja. Lalu, bagaimana dengan 27 hari lainnya?

Entah apa yang menjadi landasan perhitungan pemerintah akan angka 100 ribu rupiah tersebut karena jelas sekali kalau angka tersebut tidaklah rasional dengan angka kecukupan  pemenuhan kebutuhan minimal sekalipun.

Pemerintah juga mengeluarkan pernyataan kalau selama ini masyarakat sudah hidup boros. Pemerintah memang secara terus terang menyalahkan masyarakat namun tidak mau mengakui secara terbuka bahwa mereka sendiri kurang berhasil menata, memimpin dan membina segenap infrastuktur badan usaha milik negara yang selama ini mengurusi kepentingan masyarakat luas.   

Banyak keputusan serta kebijakan pemerintah beberapa bulan belakangan ini, justru membuat masyarakat semakin miskin karena semakin sulit untuk bisa mengumpulkan materi yang mencukupi. Bahkan sudah beberapa waktu lamanya, masyarakat yang tergolong kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah, tidak mampu lagi menyisihkan sebagian dana yang diperolehnya, melalui kegiatan menabung.     

Sejauh ini, daya juang masyarakat semakin melemah karena tekanan ekonomi yang melingkupi kehidupan mereka, membuat masyarakat semakin jatuh kedalam lembah kemiskinan, yang membuat mereka harus berusaha bertahan hidup dengan menghadirkan berbagai macam alternatif pilihan, yang besar kemungkinan, selama ini belum pernah mereka lakukan.

Pada saat masyarakat sudah terlalu lelah untuk berharap kepada para penguasa, pemerintah hanya mampu memberikan himbauan terbatas agar masyarakat berhemat. Apa yang harus dihemat kalau membeli beras saja susah. Apakah masyarakat harus mengisi hari-harinya dengan berpuasa?

Ekonomi negara memang sedang dalam posisi darurat dan mendesak untuk disikapi dengan penuh kearifan sera bijaksana. Sebab kalau tidak dilakukan, bangsa Indonesia sedang menuju kearah kehancuran.

Jadi, tidaklah salah kalau kemudian banyak pihak dan tokoh-tokoh masyarakat yang kemudian menghadirkan anggapan kalau nurani pemerintah telah terbentur oleh nilai yang dibangunnya sendiri, seakan tidak mau sedikitpun menengok kebawah, kearah masyarakat yang telah memilih mereka untuk menjadi pemimpin pada masa pemilu, namun kini menderita oleh karena janji-janji politik yang tidak dipenuhi.  

Itu semua bisa terjadi karena pihak-pihak yang memegang kendali kekuasaan negara, tetap memaksakan diri terhadap hadirnya sikap egoisme dan sifat arogan kelompok, dengan bersikukuh menutup seluruh pintu kebersamaan, mencoba untuk merangkul serta menggandeng pihak-pihak yang memiliki potensi besar menjadi penggerak roda perekonomian dan memiliki pengaruh besar ditengah masyarakat namun kini bersikap oposisi, agar ikut ambil bagian serta berpartisipasi aktif mendukung pemerintah dalam menghadapi masalah perekonomian bangsa.

Menghadapi masalah global, masyarakat dunia mulai membangun satu visi dan misi agar masalah global warming serta kehancuran perekonomian dunia tidak membawa masyarakat dunia pada kehancuran. Beda halnya dengan sikap yang ditunjukkan oleh para pemimpin Indonesia, yang tetap saja tidak mau menyatukan diri, namun semakin aktif mengembangkan visi dan misi kelompok semata, bukan bersifat nasional.

Bukankah dengan semakin banyak kepala yang dilibatkan, pemerintah akan mendapat lebih banyak masukan pendapat dan pengetahuan?

Manusia bisa karena terbiasa, kita bisa kalau kita mau bergandengan tangan dan jalan bersama-sama. Kata-kata untuk motivasi tersebut seharusnya bisa menjadi simbolisasi kebangkitan wawasan berpikir nasional, tidak hanya pemerintah namun juga seluruh elemen masyarakat.

Semakin dekatnya momentum diperingatinya 100 tahun kebangkitan nasional, bangsa Indonesia justru semakin jatuh terpuruk oleh keadaan karena lemahnya kemampuan segenap elemen pengelola ekonomi negara untuk menyikapi keadaan yang mendesak dan lemahnya kemampuan komunikasi masyarakat agar situasi darurat ekonomi yang sedang dihadapi, dapat dihadapi secara bersama-sama seluruh elemen masyarakat.

Bangsa Indonesia, dengan pemerintah sebagai lokomotif penggerak, harus bersatu dan bersama-sama menghadapi keadaan yang telah menempatkan rakyat dalam himpitan ekonomi yang tidak berkesudahan. Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita mau menyenangkan hati rakyat yang sudah semakin susah itu?


.Sarlen Julfree Manurung